View allAll Photos Tagged klenteng

tmii, jakarta-indonesia, 8/17/2013

Le temple de Lérab Ling est construit dans le style d'un monastère traditionnel tibétain. Il est inauguré par le Dalai Lama. Voir leur site officiel : www.lerabling.org

Lelaki - Perempuan Punya Hak Yang sama Jadi Locu

e-wonosobo - Locu merupakan sebutan bagi orang yang mengabdikan hidupnya untuk melakukan pelayanan merawat Altar Para Dewa di tempat ibadah Klenteng. Jabatan sebagai Locu berlangsung selama satu tahun.

Sekitar pukul 19.00 WIB Kamis (24/2) para umat Tri Dharma Klenteng Hok Hoo Bio Wonosobo sudah ramai memadati rumah ibadah yang terletak di Jalan A Yani Wonosobo. Malam itu, semua umat Tri Dharma menggelar ibadah malam terkait dengan peringatan Ulang Tahun Dewa Hok Tik Cin Sin dewa yang diyaknini sebagai Dewa Amurwa Bhumi atau penjaga Bumi serta Dewa pemberi rejeki.

Usai melakukan sembahyang ulang tahun Dewa Hok Tik Cin Sin. Para Umat Tri Dharma kemudian melanjutkan kegiatan pemilihan Locu untuk tujuh Altar para Dewa di Altar tersebut. Locu merupakan sebutan bagi orang yang memberikan pelayanan dalam merawat Altar para dewa. Pengabdian sebagai Locu, ternyata tidak dilakukan dengan jalan mudah, namun penentuannya melalui proses sembahyang dan melakukan komunikasi dengan para dewa yang akan diberikan pelayanan.

Sebelum proses penentuan Locu selama setahun ke depan, dipimpin Hasan Akli Sesepuh Klenteng para Locu periode sebelumnya melakukan ibadah yakni pamit kepada para dewa. Setelah itu secara simbolis mereka melepas slempang warna merah tua serta baju biru merupakan baju kebesaran jabatan Locu diserahkan kepada Pimpinan Klenteng.

Setelah umat yang menjabat Locu dinyatakan habis masa periodenya. Upacara dilanjutkan dengan pemilihan Locu baru yang akan menjabat selama satu tahun ke depan. Pemilihan dimulai dengan sembahyang bersama bagi para calon Locu. penentuan calon tidak dibatasi, artinya bagi umat yang sebelumnya sudah menjabat tetap diperbolehkan mencalonkan diri.

Proses pemilihan Locu tergolong unik, tidak didasarkan pemilihan oleh para Umat Tri Dharma. Namun pilihan calon Locu dengan menggunakan Pak Pwee sebuah benda terbuat dari kayu berukuran kecil warna merah. Benda tersebut oleh calon diangkat dalam sembahyang, kemudian dijatuhkan. Apabila benda itu terjatuh tertelungkup maka dimaknai Mo Pwee alias tidak diterima dewa. Apabila benda terbuka atau Sio Pwee diyakini seseorang tersebut diterima oleh dewa. semakin banyak seseorang Sio Pwee maka semakin tinggi peluang menjadi Locu.

Sekretaris Yayasan Tri Dharma Klenteng Hok Ho Bio Salim Kardiyanto mengatakan, bahwa jabatan Locu merupakan jabatan pengabdian. prosesnya semua umat boleh mencalonkan diri. Penentuannya berdasarkan sembahyang menggunakan Pak Pwee. semakin banyak Sio Pwee atau diterima maka seseorang tersebut akan terpilih menjadi Locu.

“ Malam ini ada tujuh Altar yang akan dilakukan pergantian Locu,”katanya.

Dijelaskan dia, dari tujuh altar tersebut komposisinya berbeda. Untuk Locu dewa Hok Tik Cin Sin dibutuhkan tiga Locu meliputi Cia Locu Ketua satu , Jie Locu Ketua dua dan Sa Locu ketiga locu. Penentuan urutan jabatan pengabdian ini berdasarkan seberapa banyak seseorang tersebut diterima dewa saat melempar Pak Pwee.

“ Semakin banyak diterima maka terpilih jadi ketua satu,”katanya.

Sedangkan untuk jabatan altar dewa lain, kata Salim, hanya teridiri dari dua orang yakni Cia Locu dan Jie Locu. Untuk jabatan ini akan berlangsung selama satu tahun ke depan mempunyai kewajiban merawat altar masing-masing dewa. Menariknya calon Locu bisa dilakukan semua umat termasuk tidak membedakan laki-laku maupun perempuan.

“ Semua umat mempunyai hak yang sama menjadi Locu. tinggal seberapa besar dia diterima oleh dewa ditiap altar yang akan dirawat,” pungkasnya. (rase)

 

Wonosobo Costume Carnival Competition

e-wonosobo – Wonosobo Costume Carnival Competition (W2C) bertema Maskqueerade pada 14 Juli mendatang tampaknya akan berlangsung meriah. Karena sedikitnya 51 disain baju unik karya disainer dari berbagai kota akan dipamerkan melalui ajang Parade Extravaganza. Event ini juga sebagai puncak pesta rakyat hari jadi Wonosobo ke 187.

Hingga kemarin (10/7) jumlah peserta yang sudah mendaftarkan sebanyak 51 disainer berasal dari berbagai kota seperti Semarang, Jogjakarta, Surakarta, Pekalongan, Jakarta, Magelang serta Wonosobo. Berbagai jenis disain baju siap dipamerkan dalam event yang kali pertama digelar di Wonosobo itu.

Direktur Kreatif Dan Event Manajer W2C, Alvin Aribowo mengatakan, hingga penutupan pendaftaran kemarin, tercatat 51 disainer sudah mendaftakan baju yang akan dilombakan. Baju tersebut sudah dinyatakan lolos karena memenuhi syarat original, kreatif, inovatif, mudah dipakai, serta belum pernah dilombakan sebelumnya.Tak hanya itu, bahan yang digunakan juga 50 persennya harus berbahan dasar alam dan limbah, meliputi empat prinsip Reduce, Reuse, Recycle dan repair.

“ Bahan yang digunakan hingga disain sudah kami seleksi dan sudah lolos 51 jenis baju,”katanya.

Untuk penilaian, kata dia, akan berlangsung dalam Parade Extravaganza yakni disain dikenakan para model kemudian karnaval keliling kota dengan rute Klenteng Hok Hoo Bio- Jalan A Yani kemudian berakhir di Jalan Merdeka Wonosobo. Selain disain, model yang mengenakan baju juga dinilai untuk memperebutkan piala Ketua Dekranasda Kabupaten Wonosobo.

“Total penghargaan yang akan diperebutkan sebanyak 6 buah piala. Dari disain baju hingga modelnya,”katanya.

Agus Wibowo Panitia Hari Jadi Wonosobo ke 187 mengatakan, Wonosobo Costume Carnival Competition (W2C) akan berlangsung meriah, sebab pada 14 Juli merupakan puncak pesta hari jadi Wonosobo. sejumlah acara lain akan dibarengkan dalam event tersebut meliputi karnaval hasil bumi Rojokoyo serta karnaval Ulang Tahun Klenteng Hok Hoo Bio.

“ Pada malam harinya akan digelar pertunjukan musik Rhoma Irama dan Soneta Grup di Alun-Alun,”katanya.

Ditambahkan dia, puncak pesta hari jadi sengaja disuguhkan pada 14 Juli. Sedangkan pada 24 Juli hanya digelar upacara birat sengkolo kemudian malam harinya digelar gema sholawat menghadirkan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf.

“ Pada peringatan hari jadi juga akan digelar buka puasa bersama sebelum acara sholawat akbar,” pungkasnya. (rase)

 

Kelenteng Sanggar Agung Surabaya

 

Klenteng Sanggar Agung or Hong San Tan tempke is a temple for Buddhist, Tao and Kong Hu Cu followers. Located in Sukolilo Street 100, Kenjeran Beach.

 

Like any other temples that we can find, Sanggar Agung temple has particular in design and also in its atmosphere, the design is very unique and quite sophisticated. From the very inside of the building, the back side is outstandingly amazing with the great goddess of Kwan Im Pouw Sat statue and four status for the guardians, which is one them is Kwan Kong, the god of war. The are also two dragons statue over the goddess and the guardians that look strong and firm in 6 meters long. The Kwan Im statue has 20 meters high, and look nice over the beauty of the masterpiece. Those statues are build after less than 2 years from the temple was build.

 

While, the statues that standing to be the worship statues in Sanggar Agung are, on the left side is Cai Shen Ye, the prosperity God; Guang Sen Di Jong or Kwang Kong, the god of war; Fu De Zheng Shen, the god of happiness and longevity; at the center is Guan Shi Yi Pu Sa or Kwan Im, the goddess of wisdom. On the right side there is, Xuan Tiang Shang Di, the god of medicine; Tai Shang Lao Jun, the god of earth or the founder of Taoism; Tian Shang Sheng Mu, the god mother. Each of them have its own altar to be the worship places among the followers.

 

The visitors who come to this temple are not only from the followers, but also from those who want to visit and have a look for the temple, adoring the building or taking some photograph. This temple is now become one of the tourism destinations instead of to be the pilgrimage sire in Surabaya, especially for those who give visit to Kenjeran beach, they must be spend the time to Sanggar Agung. Because the location is settled into the same area of Kenjeran beach, then it seems that Sanggar Agung become the complete package that worth to be visited after the beach and The Four Faces Buddha which is located directly in front of the temple.

 

Sanggar Agung temple become more crowd when Lunar New Year has come, the time when all the Tionghoa ethnic celebrate their new year event. The temple will dominated into red colors and cheerfully appears as a symbol of happiness among the people. Moreover, this temple is also have some celebrating events related with Chinese holidays or customs, like The Full Moon Celebration or Zhongqiu Pia event, The Kwan Im celebration, .

 

The existence of Sanggar Agung temple become more attractive because of the location of the temple is situated above the sea water. That makes this temple to be the only temple that build on the top of the sea water.

 

The early begin of this temple was just the continuity of the family temple from Loe Kim Soen, the founder and the father of Soetiadji Yudo, who is the leader of Sanggar Agung Temple. This temple was officially inaugurate on 1999, precisely on the Lunar New Year. The word Sanggar Agung have meaning as A Great Place.

 

More info visit

www.eastjava.com

Vihara atau klenteng Boen Tek Bio terletak di Banyumas, Jawa Tengah. Bangunan ini mulai di gunakan sebagai tempat ibadah warga keturunan China pada tahun 1960. Meskipun kalah megah dari bangunan klenteng-klenteng di kota-kota besar, namun klenteng ini mempunyai keistimewaan karena telah dijadikan sebagai rumah budaya. Pada perayaan Cap Go Meh, pihak pengurus klenteng selalu mengundang penampilan budaya dari berbagai pihak seperti Gereja, Masjid, kesenian lokal. Bahkan dress code pada perayaan Cap Go Meh adalah Batik.

Klenteng Boen Tek Bio menjadi satu-satunya klenteng yang berhasil mengusung tema toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama. Luar biasa.

San Poo Kong

 

Sam Poo Kong temple in Semarang, Central Java, Indonesia built in 1416 to honor admiral cheng ho and used for Buddhist worship with Barongsai show and ceremonies.

 

The Sam Poo Kong temple is not only a shrine, but also opened as a tourism spot in Semarang, Central Java, Indonesia. It’s easy to locate the temple on Jalan Gedung Batu, Simongan, since it’s situated in the city.

 

As excerpted from the history wall, Sam Poo was a messenger from China in the sovereignty of the Ming Emperor (1368-1643). He visited Java two times in 1406 and 1416. In the later year he landed at Simongan which was then lying by the sea. The inhabitants of Semarang regarded his mission as a great national event and in honor thereof built the temple

Pray at Klenteng Jagalan , the IMLEK first day

ornaments on an brass vessel. it holds ash for burning incense sticks.

at Jalan Surya Kencana, Bogor - West Java.

 

i'm too sleepy to put any description here, but if you want to know more about the complete history of this place, please directly go thru this link (in bahasa).

 

---

yes, this was part of our trip to Bogor last Saturday.

Dik Daus (or others), feel free to drop some lines on the comment box if you know something about this place. You had a talk with the care-takers, no?

Kelenteng Sanggar Agung Surabaya

 

Klenteng Sanggar Agung or Hong San Tan tempke is a temple for Buddhist, Tao and Kong Hu Cu followers. Located in Sukolilo Street 100, Kenjeran Beach.

 

Like any other temples that we can find, Sanggar Agung temple has particular in design and also in its atmosphere, the design is very unique and quite sophisticated. From the very inside of the building, the back side is outstandingly amazing with the great goddess of Kwan Im Pouw Sat statue and four status for the guardians, which is one them is Kwan Kong, the god of war. The are also two dragons statue over the goddess and the guardians that look strong and firm in 6 meters long. The Kwan Im statue has 20 meters high, and look nice over the beauty of the masterpiece. Those statues are build after less than 2 years from the temple was build.

 

While, the statues that standing to be the worship statues in Sanggar Agung are, on the left side is Cai Shen Ye, the prosperity God; Guang Sen Di Jong or Kwang Kong, the god of war; Fu De Zheng Shen, the god of happiness and longevity; at the center is Guan Shi Yi Pu Sa or Kwan Im, the goddess of wisdom. On the right side there is, Xuan Tiang Shang Di, the god of medicine; Tai Shang Lao Jun, the god of earth or the founder of Taoism; Tian Shang Sheng Mu, the god mother. Each of them have its own altar to be the worship places among the followers.

 

The visitors who come to this temple are not only from the followers, but also from those who want to visit and have a look for the temple, adoring the building or taking some photograph. This temple is now become one of the tourism destinations instead of to be the pilgrimage sire in Surabaya, especially for those who give visit to Kenjeran beach, they must be spend the time to Sanggar Agung. Because the location is settled into the same area of Kenjeran beach, then it seems that Sanggar Agung become the complete package that worth to be visited after the beach and The Four Faces Buddha which is located directly in front of the temple.

 

Sanggar Agung temple become more crowd when Lunar New Year has come, the time when all the Tionghoa ethnic celebrate their new year event. The temple will dominated into red colors and cheerfully appears as a symbol of happiness among the people. Moreover, this temple is also have some celebrating events related with Chinese holidays or customs, like The Full Moon Celebration or Zhongqiu Pia event, The Kwan Im celebration, .

 

The existence of Sanggar Agung temple become more attractive because of the location of the temple is situated above the sea water. That makes this temple to be the only temple that build on the top of the sea water.

 

The early begin of this temple was just the continuity of the family temple from Loe Kim Soen, the founder and the father of Soetiadji Yudo, who is the leader of Sanggar Agung Temple. This temple was officially inaugurate on 1999, precisely on the Lunar New Year. The word Sanggar Agung have meaning as A Great Place.

 

More info visit

www.eastjava.com

petak sembilan, jakarta, indonesia

chinese Buddhist temple Jin de Yuan,

Glodok, Jakarta, Indonesia

Glodok, Jakarta, Indonesia

Nama : Patung Dewa Kwan Kong Berdiri di Atas Naga

Kode : NG-KK01

  

Guan Di atau secara umum disebut Guang Gong ( Kwan Kong – Hokkian ) yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang dihidup pada zaman San Guo ( 221 – 269 Masehi ). Nama aslinya adalah Guan Yu alias Guan Yun Chan ( Kwan In Tiang – Hokkian ). Oleh kaisar Han ia diberi gelar Han Shou Ting Hou. Kwan Kong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambing atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya.

 

Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Kwan Kong dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan. Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Kwan Kong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Kwan Kong yang budiman.Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah.

 

DETAIL PATUNG DEWA KWAN KONG BERDIRI DI ATAS NAGA

 

Patung Dewa Kwan Kong Berdiri di Atas Naga ini kami buat menggunakan bahan kayu pilihan yang dikerjakan dengan sangat teliti dan detail oleh tukang pahat yang sudah sangat berpengalaman dan mempunyai spesifikasi khusus untuk membuat patung dewa kwan kong ini. Kami menggunakan bahan kayu trembesi untuk patung berukuran besar dengan kualitas kayu yang bagus dan utuh tidak sambungan. Pembuatan patung Dewa Kwan Kong ini bisa di pantau proses pembuataanya dari awal sampai akhir untuk menghasilkan patung yang berkualitas. Ukuran tinggi dari patung dewa kwan kong ini bisa disesuaikan dengan permintaan anda.

 

FINISHING PATUNG DEWA KWAN KONG BERDIRI DI ATAS NAGA

 

Terdapat beberapa pilihan warna untuk pembuatan patung dewa kwan kong ini, tetapi untuk warna standard kita biasa dengan warna natural dengan penggunaan bahan yang aman dan sesuai dengan standard nasional. Untuk warna finishing patung dewa kwan kong ini juga bisa disesuaikan dengan permintaan anda / full color tentunya dengan adanya penambahan biaya yang di sepakati. Untuk pengiriman kita menggunakan packing standars export dengan menggunakan pallet kayu yang kuat.

  

JUAL PATUNG DEWA KUAN KONG BERDIRI DI ATAS NAGA

 

Nico Gallery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Mebel dan Kerajinan kayu, kami berasal dari desa Mulyoharjo yang merupakan sentral pembuatan patung dari kayu, yang berlokasi 6 Km dari pusat kota Jepara, Jawa Tengah. Unit usaha kami berupa mebel kayu jati untuk perabot rumah, mebel kayu jati untuk keperluan klenteng dan juga produk patung dari kayu. Nico Gallery group menawarkan harga yang kompetitif serta selalu mengutamakan kualitas barang, mulai dari konstruksi, kenyamanan, dan bahan yang kami gunakan untuk memproduksi setiap produk kami.

 

CARA PEMESANAN PATUNG DEWA KWAN KONG

 

Untuk pemesanan silahkan hubungi kami di 081327422520 WhatsApp 081327422520 dan Pin BB 5AC33D4C atau email di nicogallery@yahoo.com untuk pemesanan mebel jati perabot rumah atau furnitureklenteng@yahoo.com untuk pemesanan mebel klenteng dan patung, untuk melihat koleksi lengkap kami silahkan kunjungi gallery online kami di furnitureklenteng.com serta nicogallery.com. Sistem pembayaran setelah pemilihan barang yang dinginkan dengan mentransfer uang muka sesuai dengan kesepakatan harga barang, dan pelunasan dilakukan setelah barang siap untuk dikirimkan.

semarang, capital of central java

chinese Buddhist temple Jin de Yuan,Glodok, Jakarta, Indonesia Jakarta Set

Nama: Kursi Naga Full Warna Emas

Kode: NG-KN01

 

Kursi Naga Full warna emas merupakan salah satu produk dari Nico Gallery Jepara, Kursi dengan desain unik yang mempunyai ukiran relief naga berjumlah 9. Bagi sebagian orang naga sebagai personifikasi dari kebaikan, kebahagiaan, keuntungan, kemakmuran, kesuburan, keperkasaan, friendly, dan lainnya. Naga di dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan. Di dalam mitologi China, Naga juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan angka “9“. Naga China sesungguhnya memiliki 9 karakteristik yang merupakan kombinasi dari makhluk-makhluk lainnya, yaitu :

 

1. Naga memiliki kepala seperti unta

2. Sisiknya seperti ikan

3. Tanduknya seperti rusa

4. Matanya seperti siluman

5. Telinganya seperti lembu

6. Lehernya seperti ular

7. Perutnya seperti tiram

8. Telapak kakinya seperti harimau

9. Dan Cakarnya seperti rajawali

 

Sosok Naga banyak ditampilkan dalam ornamen-ornamen berciri khas Tiongkok, seperti di dalam bangunan Kelenteng, ukiran/pahatan patung, gambar lukisan, dan sebagainya dengan corak dominan warna merah keemasan. Alasannya, karena sosok “Naga” ini bisa dianggap sebagai lambang “kekuatan” dan “kepemimpinan”, sehingga banyak juga pasangan keluarga yang menginginkan agar anaknya yang lahir di tahun Naga agar kelak bisa berhasil dan sukses dalam kehidupannya.

 

Detail Kursi Naga Full Warna Emas

 

Kursi Naga Full Warna emas ini terbuat dari kayu jati pilihan yang di kerjakan oleh tukang kayu serta pemahatan oleh tukang ukir yang sudah sangat berpengalaman dalam pembuatan ukiran khususnya motif naga. Proses pembuatan kursi naga full warna emas ini sendiri memakan waktu yang cukup lama, karena memerlukan ketelitian untuk menghasilkan ukiran yang berkualitas. Ukuran dari Kursi Naga ini mempunyai panjang 62, lebar 58 dan tinggi 128 cm. Untuk dudukan dari kursi naga ini bisa diganti dengan marmer untuk menambah kesan elegan dan mewah. Proses pembuatan kursi naga ini diawali dengan pemilihan kayu jati yang berkualitas serta dilanjutkan dengan proses pengeringan yang cukup sehingga menghasilkan produk mebel/ furniture yang berkualitas. Sedangkan proses pemahatan dilakukan oleh tukang pahat khusus dalam pembuatan ukiran naga dan sudah sangat berpengalaman. Untuk ukuran kursi naga ini bisa disesuaikan dengan permintaan anda.

 

Finishing Warna Kursi Naga Full Emas

 

Untuk menghasilkan kualitas yang bagus padi setiap produk kami terutama finishing kami melakukan tiga tahapan sebelum produk kami dinyatakan siap jual. Untuk Naga Full Warna Emas ini pertama kita menghaluskan dengan amplas kasar no 80 untuk mendapatkan kehalusan dari produk Naga Full Warna Emas ini , kemudian tahap kedua yaitu menghaluskan dengan amplas yang lebih halus untuk memadatkan tekstur kayu, dan yang terakhir adalah prosess pendasaran warna. Warna yang kita pakai untuk finishing kursi naga ini adalah full emas tapi kami juga menerima finishing dengan warna yang sesuai dengan permintaan anda. Setelah proses dasar pewarnaan selanjutnya yaitu dengan menghaluskan yang terakhir dengan amplas yang lebih halus, dan diakhiri dengan proses top coat dengan menggunakan bahan yang aman dengan kualitas standard nasional. Kami juga menyediakan Unfinish / mentah ( untuk reseler maupun wholesaler ).

 

Jual Kursi Naga Full Emas

 

Nico Gallery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Mebel dan Kerajinan kayu, kami berasal dari desa Mulyoharjo yang merupakan sentral pembuatan patung dari kayu, yang berlokasi 6 Km dari pusat kota Jepara, Jawa Tengah. Unit usaha kami berupa mebel kayu jati untuk perabot rumah, mebel kayu jati untuk keperluan klenteng dan juga produk patung dari kayu. Nico Gallery group menawarkan harga yang kompetitif serta selalu mengutamakan kualitas barang, mulai dari konstruksi, kenyamanan, dan bahan yang kami gunakan untuk memproduksi setiap produk kami.

 

Cara Pemesanan Kursi Naga Full Emas

 

Untuk pemesanan silahkan hubungi kami di 081327422520 WhatsApp 081327422520 dan Pin BB 5AC33D4C atau email di nicogallery@yahoo.com untuk pemesanan mebel jati perabot rumah atau furnitureklenteng@yahoo.com untuk pemesanan mebel klenteng dan patung, untuk melihat koleksi lengkap kami silahkan kunjungi gallery online kami di furnitureklenteng.com serta nicogallery.com. Sistem pembayaran setelah pemilihan barang yang dinginkan dengan mentransfer uang muka sesuai dengan kesepakatan harga barang, dan pelunasan dilakukan setelah barang siap untuk dikirimkan.

 

 

vihara buddhayana, but this is a confocian temple, Mengkubang, Burung Mandi, Belitung Timur

chinese Buddhist temple Klenteng Jin de Yuan,

Glodok, Jakarta, Indonesia

Jakarta Set

SANGGAR AGUNG

 

Date of 1 months 1 at almanac rembulan or Imlek (The Chinese New Year), have big meaning for ethnical Tionghoa, and Tri Dharma members, that is Buddha, Konghucu, and Tao. Imlek which have been specified to become national red-letter day four years ago, now is commemorated openly in Sanggar Agung, kind of Kelenteng (Chinese Temple), a religious place with China (cultural) nuance.

The Reality of Imlek is to thank the goodness coming of New Year. Usually the kelenteng is crowded visited by the believer at night nearing Imlek.

 

Though identical with Tri Dharma and ethnical China members, simply Sanggar Agung is not then closed for public, can be visited every time, by every person, without differentiating tribe and religion. Sanggar Agung is believer place of Tri Dharma observance. It is located in Ria Kenjeran Beach precisely in Sukolilo Street 100 Surabaya.

 

When stepping the foot to step into Sanggar Agung, the visitor will meet altar in honor of the ancestors. This altar is meant that each and everyone always remember the ancestors, the old fellows who have died. Along with China mores, old fellow get high position in family.

 

Respect the old fellow, also mean respect the example and own self. Visitor can meet some statues, which is the materialization of the deities in China tradition. Those statues generally symbolize certain history with reference of each deity excellence. But, always there are a statue or deity that majored each kelenteng.

 

More info visit: www.eastjava.com

Vihara atau klenteng Boen Tek Bio terletak di Banyumas, Jawa Tengah. Bangunan ini mulai di gunakan sebagai tempat ibadah warga keturunan China pada tahun 1960. Meskipun kalah megah dari bangunan klenteng-klenteng di kota-kota besar, namun klenteng ini mempunyai keistimewaan karena telah dijadikan sebagai rumah budaya. Pada perayaan Cap Go Meh, pihak pengurus klenteng selalu mengundang penampilan budaya dari berbagai pihak seperti Gereja, Masjid, kesenian lokal. Bahkan dress code pada perayaan Cap Go Meh adalah Batik.

Klenteng Boen Tek Bio menjadi satu-satunya klenteng yang berhasil mengusung tema toleransi dan kerukunan hidup antar umat beragama. Luar biasa.

This photo was taken at Klenteng Tay Kak Sie, a confucius temple in Semarang, Central Java.

 

Taken by Ricoh SLR camera and Kodak Colorplus 200 film

e-wonosobo – Proses pembangunan Klenteng Umat Tri Dharma Hok Hoo Bio Wonosobo dinyatakan sudah selesai. Sebagai bentuk syukur akan dihelat Kirab Budaya pada 14 Juli mendatang dibarengkan Pesta Hari Jadi Wonosobo ke 187. Sejumlah kesenian akan disuguhkan Sun Go Kong dan kawan-kawan yang mengawal pendeta Tan Sam Chong sebagai epos berkisah tentang penggembaraan misi suci pengambilan kitab di India.

Persiapan untuk Kirab Budaya Peresmian Klenteng Hok Hoo Bio dalam usianya yang ke 85 tahun itu, sudah dimulai sejak kemarin (12/7) dengan merias tandu untuk pengusungan dewa.

Sekretaris Yayasan Tri Dharma Klenteng Hok Hoo Bio Salim Kardiyanto menuturkan, sebagai bentuk syukur susksesnya pembangunan Klenteng setelah masa pemugaran, akan dihelat kirab budaya melibatkan sedikitnya 600 orang. peserta kirab berasal dari umat klenteng, umat Vihara Butuh Kalikajar dan umat Vihara Desa Buntu Kecamatan Kejajar.

“ Kirab akan dibarengkan dengan rombongan lain dalam perayaan hari jadi Wonosobo,”katanya.

Sejumlah kesenian yang akan disuguhkan dalam kirab, kata Salin, meliputi Liong, Barongsai, arak-arakan Tandu Dewa Hok Tek Cin Sin atau Dewa Bumi dengan kirab dewa ini akan memberikan keberkahan hasil pertanian warga Wonosobo untuk meningkatkan kemakmuran. Tandu yang kedua yakni Dewa Jai Shen Ye yang merupakan dewa rejeki dengan harapan umat dan warga Wonosobo semua berlimpah rejeki.

“Kirab ini istimewa karena kami akan lakukan kirab keliling kota dua dewa harapanya mampu memberikan berkah bagi semua warga Wonosobo,”katanya.

Untuk memeriahkan, dalam barusan kirab juga akan dihadirkan Sun Go Kong beserta kawan-kawanya yang berkisah tentang perjalanan penggembaraan mendampingi Pendeta Tan Sam Chong naik kuda melakukan misi suci pengambilan kitab suci di India.Rombongan kirab ini akan melengkapi barisan selama syukuran peresmian Klenteng.

“ Persiapan kami sudah hampir selesai, semoga selama kirab dapar berjalan lancar dan meriah,”katanya.

Ditambahkan dia, bahwa Klenteng Hok Hoo Bio Bangunan permanen yang sekarang dibangun 1949, Namun dalam catatan sejarah, sebelum dibangun Klenteng umat sudah melakukan sembahyang dilaksanakan di rumah Locu (perawat dewa) sejak tahun 1927. (rase)

 

Klenteng Tay Kak Sie yang berada di Gang Lombok-Semarang telah berdiri sejak tahun 1771. Kleneng ini adalah yang terbesar di wilayah Pecinan Semarang. Di area Klenteng ini kerap ditampilkan berbagai budaya pecinan seperti pertunjukkan wayang potehi

Nganjuk is a part of East Java regency. Nganjuk is also the central

town between East Java and Mid Java, it is been known as "Windy Town".

 

It was half century ago, the Chinese people in this town was Kong Hu Cu. unfortunately, there were not such appropriate temple to go to. The only thing left was the altar for The Honor of Kongco Tik Tjoen Ong, which was in China Gathering Hall, today's known as Dr. Soetomo Street, Nganjuk. Even though the condition of the temple was inappropriate, the Parish was large enough.

 

Mr. Soen Boen Lee is one of the parishes who always come to pray to the temple. Since he is praying at the temple he feels many graces come into his life, and he feels so blessed and much more prosperity come into his business. Those facts makes The Honor of Kongco Kong Tik Tjoen Ong largely become more famous and attract many more people to come, both from outside or inside the town. This hilarious cannot stay any longer for the temple is not enough to hold the people.

 

The main existence of the temple is a place to pray and put the statue which symbolizing the Man who’s having great influence for the people indeed. Moreover, it having purpose to memorize the contributions from those Man, in order to be good example for the people nowadays.

 

The People who come to the temple is consist of some religion, that is why this temple been called as Tri Darma "Hok Yoe Kiong" Sukomoro- Nganjuk. The uniqueness from this temple, where it can't be found from any other temple, there is a pile of earth about 1 meter in one of the room. It been said that the pile was refers to the ant, on the altar written "Ya Ong" or "King of Ant".

 

Hok Yoe Kiong in Sukomoro, Nganjuk, is not big enough, but it builds on the road margin near with the train station, beside the Sukomoro district office and traditional market, where is the central of Nganjuk Onion. The visitors who come to this temple is not only from local area, but it also come from outside town, especially Surabaya. This thing makes the founder of this temple, Soen Boen Lee and the family feels so happy. Nowadays, the management for this temple is not only come from Tri Darma, but also come from Moslem, Catholic and Christian. They are invited to join in order to maintain this temple. The leader of this temple nowadays is Mr. Teguh who’s got the honor from the people until the temple shown its movement. Socially, this temple has also taking apart in Leong art and Barong Sai, which use the player from local inhabitant. Moreover about sport, in every Sunday morning there are always Early Exercise on the temple for the people around Sukomoro and Nganjuk.

 

More info visit: www.eastjava.com

This photo was taken at Klenteng Tay Kak Sie, a confucius temple in Semarang, Central Java.

 

Taken by Ricoh SLR camera and Kodak Colorplus 200 film

e-wonosobo – Rangkaian Peringatan Hari Jadi Wonosobo tahun ini, tampaknya akan berlangsung lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Karena pada peringatan HUT Wonosobo ke 187 ini, akan dihelat Wonosobo Costume Carnival Competition (W2C) bertema Maskqueerade. Proses kompetisi dibuka mulai kemarin, puncaknya akan digelar Parade Extravaganza keliling kota pada 14 Juli Mendatang.

Sebagai persiapan, kemarin (29/5) Panitia Penyelenggara dari A Event Organizer bersama Dekranasda Kabupaten Wonosobo melakukan sosialisasi di Ruang Rapat Sekda Wonosobo sekaligus uji coba contoh kostum yang akan dihelat pada Wonosobo Costume Carnival Competition (W2C) tersebut.

Nur Cholis CEO A Event Organizer mengatakan, W2C digelar sebagai bentuk apresiasi kepada disainer Wonosobo yang terus bertumbuh. Selain itu untuk mengangkat potensi Wonosobo yang mempunyai khasanah seni dan budaya yang patut disuguhkan kepada publik.

“ Melalui ajang ini, harapanya bisa mengenalkan lebih benyak tentang warna Wonosobo,” katanya.

Untuk pelaksanaan acara, kata Cholis, kompetisi ini dimulai sejak kemarin dengan pendaftaran calon peserta hingga 14 Juni mendatang. Setelah itu, pada 7 Juli mendatang akan dilakukan seleksi tahap awal sebagai penentuan finalis. Bagi yang lolos sebagai finalis akan diikutsertakan pada 14 Juli mendatang dalam Parade Extravaganza sekaligus penentuan juara memperebutkan Piala Ketua Dekranasda Kabupaten Wonosobo.

“ Proses kompetisi memang cukup panjang, untuk itu kepada disainer yang berminat silahkan untuk segera mendaftakan karyanya,”katanya.

Direktur Kreatif Dan Event Manajer W2C, Alvin Aribowo menambahkan, ketentuan dalam ajang W2C karya yang diikutsertakan rancangan harus original, kreatif, inovatif, mudah dipakai, serta belum pernah dilombakan sebelumnya.Tak hanya itu, bahan yang digunakan juga 50 persennya harus berbahan dasar alam dan limbah, meliputi empat prinsip Reduce, Reuse, Recycle dan repair.

“Karya harus memenuhi syarat-syarat tersebut,”katanya.

Meski baru dibuka, Pemilik Butik Omah Tjilik ini, menyampaikan para pendaftar yang masuk sudah banyak. Diantaranya Subang, Jakarta, Jogjakarta, Magelang, Surabaya dan Salatiga. Untuk puncak acara akan dihelat secara meriah, karya yang masuk finalis akan dipamerkan pada parade dengan rute mencapai 2 kilometer dari Klenteng Hok Hoo Bio- Jalan A Yani kemudian finish di Pendopo Kabupaten.

“Pada parade tersebut akan ditentukan juara pertama. Baik modelnya maupun karyanya akan diberikan penghargaan,”katanya.

Menariknya lagi, imbuh Alvin, yang terlibat sebagai model untuk memperagakan baju karya para finalis tidak hanya kaum pria dan wanita. Namun melibatkan model dari Komunitas Waria Wonosobo.(rase)

 

Pray at Klenteng Jagalan , the IMLEK first day

Nganjuk is a part of East Java regency. Nganjuk is also the central

town between East Java and Mid Java, it is been known as "Windy Town".

 

It was half century ago, the Chinese people in this town was Kong Hu Cu. unfortunately, there were not such appropriate temple to go to. The only thing left was the altar for The Honor of Kongco Tik Tjoen Ong, which was in China Gathering Hall, today's known as Dr. Soetomo Street, Nganjuk. Even though the condition of the temple was inappropriate, the Parish was large enough.

 

Mr. Soen Boen Lee is one of the parishes who always come to pray to the temple. Since he is praying at the temple he feels many graces come into his life, and he feels so blessed and much more prosperity come into his business. Those facts makes The Honor of Kongco Kong Tik Tjoen Ong largely become more famous and attract many more people to come, both from outside or inside the town. This hilarious cannot stay any longer for the temple is not enough to hold the people.

 

The main existence of the temple is a place to pray and put the statue which symbolizing the Man who’s having great influence for the people indeed. Moreover, it having purpose to memorize the contributions from those Man, in order to be good example for the people nowadays.

 

The People who come to the temple is consist of some religion, that is why this temple been called as Tri Darma "Hok Yoe Kiong" Sukomoro- Nganjuk. The uniqueness from this temple, where it can't be found from any other temple, there is a pile of earth about 1 meter in one of the room. It been said that the pile was refers to the ant, on the altar written "Ya Ong" or "King of Ant".

 

Hok Yoe Kiong in Sukomoro, Nganjuk, is not big enough, but it builds on the road margin near with the train station, beside the Sukomoro district office and traditional market, where is the central of Nganjuk Onion. The visitors who come to this temple is not only from local area, but it also come from outside town, especially Surabaya. This thing makes the founder of this temple, Soen Boen Lee and the family feels so happy. Nowadays, the management for this temple is not only come from Tri Darma, but also come from Moslem, Catholic and Christian. They are invited to join in order to maintain this temple. The leader of this temple nowadays is Mr. Teguh who’s got the honor from the people until the temple shown its movement. Socially, this temple has also taking apart in Leong art and Barong Sai, which use the player from local inhabitant. Moreover about sport, in every Sunday morning there are always Early Exercise on the temple for the people around Sukomoro and Nganjuk.

 

More ifo visit: www.eastjava.com

Inside The Chinese Goddess of Mercy Temple (Jo Chiat) at Waterloo Street, downtown Singapore

Pantai ini berlokasi di Belitung Timur. Hmm, kecamatannya lupa. Dekat sini ada Klenteng Dewi Kwan Im yang paling besar di Belitung. Entah juga kenapa disebut Burung Mandi. Aku tongkrongin gak ada satu pun burung yang nekat mandi..

Nganjuk is a part of East Java regency. Nganjuk is also the central

town between East Java and Mid Java, it is been known as "Windy Town".

 

It was half century ago, the Chinese people in this town was Kong Hu Cu. unfortunately, there were not such appropriate temple to go to. The only thing left was the altar for The Honor of Kongco Tik Tjoen Ong, which was in China Gathering Hall, today's known as Dr. Soetomo Street, Nganjuk. Even though the condition of the temple was inappropriate, the Parish was large enough.

 

Mr. Soen Boen Lee is one of the parishes who always come to pray to the temple. Since he is praying at the temple he feels many graces come into his life, and he feels so blessed and much more prosperity come into his business. Those facts makes The Honor of Kongco Kong Tik Tjoen Ong largely become more famous and attract many more people to come, both from outside or inside the town. This hilarious cannot stay any longer for the temple is not enough to hold the people.

 

The main existence of the temple is a place to pray and put the statue which symbolizing the Man who’s having great influence for the people indeed. Moreover, it having purpose to memorize the contributions from those Man, in order to be good example for the people nowadays.

 

The People who come to the temple is consist of some religion, that is why this temple been called as Tri Darma "Hok Yoe Kiong" Sukomoro- Nganjuk. The uniqueness from this temple, where it can't be found from any other temple, there is a pile of earth about 1 meter in one of the room. It been said that the pile was refers to the ant, on the altar written "Ya Ong" or "King of Ant".

 

Hok Yoe Kiong in Sukomoro, Nganjuk, is not big enough, but it builds on the road margin near with the train station, beside the Sukomoro district office and traditional market, where is the central of Nganjuk Onion. The visitors who come to this temple is not only from local area, but it also come from outside town, especially Surabaya. This thing makes the founder of this temple, Soen Boen Lee and the family feels so happy. Nowadays, the management for this temple is not only come from Tri Darma, but also come from Moslem, Catholic and Christian. They are invited to join in order to maintain this temple. The leader of this temple nowadays is Mr. Teguh who’s got the honor from the people until the temple shown its movement. Socially, this temple has also taking apart in Leong art and Barong Sai, which use the player from local inhabitant. Moreover about sport, in every Sunday morning there are always Early Exercise on the temple for the people around Sukomoro and Nganjuk.

 

More info visit: www.eastjava.com

SANGGAR AGUNG

 

Date of 1 months 1 at almanac rembulan or Imlek (The Chinese New Year), have big meaning for Tionghoa people, and Tri Dharma members, that is Buddha, Konghucu, and Tao. Imlek which have been specified to become national red-letter day four years ago, now is commemorated openly in Sanggar Agung, kind of Kelenteng (Chinese Temple), a religious place with China (cultural) nuance.

The Reality of Imlek is to thank the goodness coming of New Year. Usually the kelenteng is crowded visited by the believer at night nearing Imlek.

 

Though identical with Tri Dharma and ethnical China members, simply Sanggar Agung is not then closed for public, can be visited every time, by every person, without differentiating tribe and religion. Sanggar Agung is believer place of Tri Dharma observance. It is located in Ria Kenjeran Beach precisely in Sukolilo Street 100 Surabaya.

 

When stepping the foot to step into Sanggar Agung, the visitor will meet altar in honor of the ancestors. This altar is meant that each and everyone always remember the ancestors, the old fellows who have died. Along with China mores, old fellow get high position in family.

 

Respect the old fellow, also mean respect the example and own self. Visitor can meet some statues, which is the materialization of the deities in China tradition. Those statues generally symbolize certain history with reference of each deity excellence. But, always there are a statue or deity that majored each kelenteng.

 

More info visit: www.eastjava.com

1 3 5 6 7 ••• 44 45