View allAll Photos Tagged ADAT
Moko are bronze kettledrums from Alor Island, Indonesia- While they have been found in several different locations in Indonesia, they are most famously associated with the island of Alor, where they have long been prized in ceremonial exchanges. Later moko were made in China and Java and were brought to Alor in the 19th century.
Some scholars identify the design and decorations have their likely origin in Đông Sơn the centre of the Đông Sơn culture in Vietnam. However, it remains a mystery as to how the older Đông Sơn drums arrived in Alor. Local origin stories describe the discovery of mokos buried in the ground, and it is still common to hear of moko being uncovered in this way.
Moko remain important symbols of status and are particularly important is their ritual value. Moko are still generally required as part of the bridal dowry, though the short supply of moko today means that moko must often be borrowed or mortgaged for this purpose. (Wikipedia)
©Sekitar --- All rights reserved. Please don't use this image on websites, blogs or other media without my explicit permission.
This is some of the Malay traditional. In kitchen where they use the old way of cooking,no oven or electric rice cooker. It's a kind of joy when you look back to your own tradition. Then you'll never forget your own origins.
Kerestem adatokat ahol a románok köszönik Dobrodzsát Andássy Gyulának. Van egy levél amit a Német (Román) Carol I uralkodó megköszön Andrássy Gyulának a Berlini 1878-as kongreszusson ajándékként Romániának ad
Googel keresés scrisoarea lui carol I catre Andrassy Gyula www.google.com/search?q=scrisoarea+lui+carol+I+catre+Andr...
The second most common Airborne Combat Vehicle module, the ADATS (Air Defense Anti Tank System) does what its name implies- it is designed to swat aircraft out of the sky and provide long range anti-tank support for paratroopers. The multi-purpose Longbolt Missiles utilized allow for a high degree of accuracy and potency- in the ATGM role it is fire-and-forget. It is also a common sight around military installations and with Armored Battalions, providing vital AA support.
"hari-hariku, yang berlalu,
riang ceria,kernamu..
mana adanya aku..
pasti ada kamu"
Be my Fan? Click LIKE :- www.facebook.com/pages/Ashikin-Abdullah-PhotographyC/1359...
My Blog - www.ashikinabdullah.com
© All rights reserved!
If you wish to purchase prints etc.,please click on the links in my profile ; for any other uses, feel free to e-mail me !
For more photos here:
- www.indonesiasupermodel.weebly.com
- Instagram: @leochris91
- Pinterest: @leochris91
- Tumblr: www.dollphotographer.tumblr.com
The young girls have a long time to wait before the dances begin ; now all of them are very hungry ; it's time to eat something and drink Coca cola.
©Sekitar --- All rights reserved. Please don't use this image on websites, blogs or other media without my explicit permission.
Air siraman. Foto pernikahan pengantin adat Jawa Jogja di wedding kak @dianps03 & kak @alee_gethoo di Yogyakarta. Foto wedding by @poetrafoto, wedding.poetrafoto.com 👍😊
©Sekitar --- All rights reserved. Please don't use this image on websites, blogs or other media without my explicit permission.
Zeleméri csonkatorony
Debreczentől valami egyóra járásra Hajdu-Böszörmény határában a zeleméri pusztán, Boda és Rákócz erdőségek alatt egy dombon fekszik e rom. Ennek eredetéről nem lehet bizonyost mondani, de hogy itt hajdan falu és vár is volt, azt adatokon kivül maga a hely fekvése is eléggé mutatja. Bár e rom csak a falubeli templom volt, de ha a néző a toronytól eltekint, megláthatja, hol kellett a várnak lennie. Mindjárt a torony alatt egy lapály veszi eredetét, mely hajdan folyam lehetett, s mintegy dülő földnyire a romtól két magas ormozatot sánczként kerit be s itt ujra egyet kanyarodva tovanyulik el. Mint mondók, eredetéről mitsem tudnak, elpusztulásáról is különféleképen beszélnek, különösen a nép száján több rege él róla.
Itt csak azt mondjuk el, a mi ide tartozik.
Nem sikerülvén a béke (1565. april 25.) I. Miksa és János Zsigmond közt, a háboru ujra kitört, s Zelemér ura is, Zeleméri Miklós, fegyvereseivel lakát elhagyván, Svendi Lázár császári főparancsnokhoz csatlakozott. Ezalatt János Zsigmond a beglerbég, a budai, és temesvári basák seregeivel egyesülvén Debreczen alatt, Szatmárra rohant. Mig Debreczen alatt időzött, a temesvári Haszán basa a nem messze eső Zelemért megszállotta s az őrséget leölvén, ki rabolta és elpusztitotta. Később Erdőd várát rohanta meg, melynek Svendi Zelemérit segitségére küldötte, s a vár magát (1565. jul. 14.) feladván: Haszán basa az őrséget lekonczoltatta, Zeleméri is alig menekült meg, de lakát már elpusztulva találta. Ez volt Zelemér első elpusztulása. Később ujra felépült (1570–1615.)
Másodszor. Sejdi pusztitotta el. Mert midőn Sejdi a budai basa 1660-ban az ősz Abdi parancsára II. Rákóczy György erdélyi fejedelem bekeritésére indult: a Maroson és Körösön átvonulván, a hajduságra rohant, s a derék Bocskay által letelepitett vitéz népséget és az itten körül levő falukat tűzzel vassal elpusztitotta. Debreczen is csak nagy sarczczal válthatá meg magát, de a körülte levő faluk vagy nagyon sokat szenvedtek vagy egészen elpusztultak, mint Zelemér, Haláp, Parlag, Ondód stb. annyira, hogy ezek ma már csak puszták nevei. Zelemérből csak e csonka rom áll, a többiből ennyi sem. Mondják, hogy e puszta később Rákóczy Ferencz birtoka lőn, mit a mellette eső ugynevezett Rákócz erdősége is igazolni látszik. Évek előtt e rom lerombolását a böszörményi tanács megtiltotta. Bölcs és mindenesetre dicséretre méltó intézkedés, ha ezen régi maradványokat, melyek őseink történeteire emlékeztetnek, elpusztittatni nem hagyjuk.
V. Gy.
Vasárnapi Ujság
7. évf. 47. sz. (1860. november 18.)
Membentang gapura bermahkota rumah adat Batak Toba, sedangkan di tiang sebelah kanan berhias patung china dengan tangan terkatup pengungkapan gongxi patchai. Dan di sebelah kiri terdapat patung perempuan india yang sedang menari.
Kemegahan Gereja Annai Valengkanni sudah tampak saat memasuki area rumah ibadah umat kristen Katholik. Gereja ini sangat unik, eksotik, dan menarik. Pada atap gereja terdapat tiga kubah besar, menyerupai kubah-kubah seperti masjid. Dan di atas kubah itu terdapat salib yang tertancap kokoh. Secara keseluruhan pada bangunan gereja ini menyerupai sebuah kuil.
Menuju ke ruangan ibadah yang berada di lantai dua, para jemaat atau pengunjung menaiki tangga yang melengkung, dan dari atas gereja itu sendiri tangga yang melengkung tersebut membentuk seperti gambar kedua tangan yang ingin memeluk.
“Setiap bentuk bangunan pada gereja mempunyai arti. Misalnya saja di depan gereja ini ada pohon pisang, kenapa harus pohon pisang yang dijadikan simbol, ada yang tahu?” tanya Pastor James Barathaputra saat menyambut jemaat dari Tanah Karo di depan Gereja Annai Valengkanni, Sabtu (2/7/2016).
Seorang jemaat menjawab, namun jawabannya salah. Sementara yang lain hanya terdiam, menunggu jawaban dari pastur James Barathaputra.
“Karena pohon pisang merupakan lambang kehidupan kekal,” terang Pastor James yang saat itu berkemeja lengan biru kotak-kotak dan bersarung.
Cukup lama Pastur James menerangkan kepada jemaat mengenai beragam keistimewaan yang dimiliki oleh Gereja Annai Valengkanni. Kemudia pria yang sudah sepuh dengan tongkat di tangan kanan menyuruh para jemaat untuk memasuki ruangan yang ada di belakang gereja.
Di saat sendiri itu pula saya menghampiri Pastor James.
“Gereja Valengkanni adalah gereja yang tiada duanya di dunia. Ya, karena saya sendiri yang mendesain. Gereja ini bukan sekadar rumah ibadah milik agama Katholik saja, tapi merupakan sebuah warta kepada manusia bagaimana penciptaan dunia, karena sesungguhnya setiap bagunan pada gereja itu berbicara (pen: memiliki arti), dan juga sebagai tempat yang bisa dikunjungi semua suku, dan semua agama,” terang Pastor James pada saya.
Di sebelah kanan depan gedung juga terdapat replika taman tanah suci. Jadi bagi pengunjung yang belum pernah ke tanah suci, taman mini itu bisa memberi gambaran saat berada di tanah suci bagi umat agama Katholik.
Selain itu, terdapat pula gedung aula tempat beribadah di hari-hari biasa yang berada di sebalah kanan gereja. Dan di belakang aula itu terdapat sumber air yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
“Kalau kita yakin dengan air ini, maka penyakit yang kita derita bisa sembuh,” kata Betty pada saya, sambungnya lagi sambil tersenyum, “sakit hati juga bisa sembuh.”
Setelah mengobrol-ngobrol sebentar, saya menaiki tangga di gedung lantai dua. Di dalam ruangan begitu sejuk, lantainya begitu bersih dan mengkilap, dan berjejer pula kursi yang tersusun rapi. Saat itu tidak ada kebaktian, jadi ruangan itu tampak sepi, hanya beberapa pengunjung saja. Pada langit-langit gedung terdapat ukiran gambar yang berkisah.
Kalau diperhatikan sejak awal, hampir di setiap sudut gereja tidak pernah lepas dari patung atau ukiran Bunda Maria. Dan menurut agama Kristen Katholik sendiri Bunda Maria merupakan sosok manusia yang paling suci. Pada ruangan di lantai dua ini patung Yesus berada di sebelah kanan depan, sedangkan ibunya (Bunda Maria) berada di sebelah kiri.
Dan bagi jemaat atau pengunjung yang ingin membeli souvenir, asesoris seperti kalung, gelang, dan lain-lain tersedia di sana yang didatangkan dari pulau Jawa. Misalnya saja harga kalung, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 70.000. Buku mengenai Gereja Annai Valengkanni jug ada, yang dibandrol Rp 35.000. Semua barang yang dijual di sini sudah diberkati. Maksud sudah diberkati itu adalah barang-barang yang dijual ini sudah didoakan oleh pastur.
Nah di sebelah kiri bangunan gereja, terdapat sebuah kantin. Jadi bagi pengunjung yang lapar atau haus bisa menikmati kemegahan dan kecantikan Gereja Annai Valengkanni sembari makan dan minum. Kalau sahabat travel tertarik ke Gereja Annai Valengkanni? Alamatnya berada di Jln. Sakura III, Taman Perumahan Sakura Indah, Tanjung Selamat, Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.[]
Membentang gapura bermahkota rumah adat Batak Toba, sedangkan di tiang sebelah kanan berhias patung china dengan tangan terkatup pengungkapan gongxi patchai. Dan di sebelah kiri terdapat patung perempuan india yang sedang menari.
Kemegahan Gereja Annai Valengkanni sudah tampak saat memasuki area rumah ibadah umat kristen Katholik. Gereja ini sangat unik, eksotik, dan menarik. Pada atap gereja terdapat tiga kubah besar, menyerupai kubah-kubah seperti masjid. Dan di atas kubah itu terdapat salib yang tertancap kokoh. Secara keseluruhan pada bangunan gereja ini menyerupai sebuah kuil.
Menuju ke ruangan ibadah yang berada di lantai dua, para jemaat atau pengunjung menaiki tangga yang melengkung, dan dari atas gereja itu sendiri tangga yang melengkung tersebut membentuk seperti gambar kedua tangan yang ingin memeluk.
“Setiap bentuk bangunan pada gereja mempunyai arti. Misalnya saja di depan gereja ini ada pohon pisang, kenapa harus pohon pisang yang dijadikan simbol, ada yang tahu?” tanya Pastor James Barathaputra saat menyambut jemaat dari Tanah Karo di depan Gereja Annai Valengkanni, Sabtu (2/7/2016).
Seorang jemaat menjawab, namun jawabannya salah. Sementara yang lain hanya terdiam, menunggu jawaban dari pastur James Barathaputra.
“Karena pohon pisang merupakan lambang kehidupan kekal,” terang Pastor James yang saat itu berkemeja lengan biru kotak-kotak dan bersarung.
Cukup lama Pastur James menerangkan kepada jemaat mengenai beragam keistimewaan yang dimiliki oleh Gereja Annai Valengkanni. Kemudia pria yang sudah sepuh dengan tongkat di tangan kanan menyuruh para jemaat untuk memasuki ruangan yang ada di belakang gereja.
Di saat sendiri itu pula saya menghampiri Pastor James.
“Gereja Valengkanni adalah gereja yang tiada duanya di dunia. Ya, karena saya sendiri yang mendesain. Gereja ini bukan sekadar rumah ibadah milik agama Katholik saja, tapi merupakan sebuah warta kepada manusia bagaimana penciptaan dunia, karena sesungguhnya setiap bagunan pada gereja itu berbicara (pen: memiliki arti), dan juga sebagai tempat yang bisa dikunjungi semua suku, dan semua agama,” terang Pastor James pada saya.
Di sebelah kanan depan gedung juga terdapat replika taman tanah suci. Jadi bagi pengunjung yang belum pernah ke tanah suci, taman mini itu bisa memberi gambaran saat berada di tanah suci bagi umat agama Katholik.
Selain itu, terdapat pula gedung aula tempat beribadah di hari-hari biasa yang berada di sebalah kanan gereja. Dan di belakang aula itu terdapat sumber air yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
“Kalau kita yakin dengan air ini, maka penyakit yang kita derita bisa sembuh,” kata Betty pada saya, sambungnya lagi sambil tersenyum, “sakit hati juga bisa sembuh.”
Setelah mengobrol-ngobrol sebentar, saya menaiki tangga di gedung lantai dua. Di dalam ruangan begitu sejuk, lantainya begitu bersih dan mengkilap, dan berjejer pula kursi yang tersusun rapi. Saat itu tidak ada kebaktian, jadi ruangan itu tampak sepi, hanya beberapa pengunjung saja. Pada langit-langit gedung terdapat ukiran gambar yang berkisah.
Kalau diperhatikan sejak awal, hampir di setiap sudut gereja tidak pernah lepas dari patung atau ukiran Bunda Maria. Dan menurut agama Kristen Katholik sendiri Bunda Maria merupakan sosok manusia yang paling suci. Pada ruangan di lantai dua ini patung Yesus berada di sebelah kanan depan, sedangkan ibunya (Bunda Maria) berada di sebelah kiri.
Dan bagi jemaat atau pengunjung yang ingin membeli souvenir, asesoris seperti kalung, gelang, dan lain-lain tersedia di sana yang didatangkan dari pulau Jawa. Misalnya saja harga kalung, mulai dari Rp 30.000 sampai Rp 70.000. Buku mengenai Gereja Annai Valengkanni jug ada, yang dibandrol Rp 35.000. Semua barang yang dijual di sini sudah diberkati. Maksud sudah diberkati itu adalah barang-barang yang dijual ini sudah didoakan oleh pastur.
Nah di sebelah kiri bangunan gereja, terdapat sebuah kantin. Jadi bagi pengunjung yang lapar atau haus bisa menikmati kemegahan dan kecantikan Gereja Annai Valengkanni sembari makan dan minum. Kalau sahabat travel tertarik ke Gereja Annai Valengkanni? Alamatnya berada di Jln. Sakura III, Taman Perumahan Sakura Indah, Tanjung Selamat, Tuntungan, Medan, Sumatera Utara.[]
©Sekitar --- All rights reserved. Please don't use this image on websites, blogs or other media without my explicit permission.
Best viewed by pressing L on your keyboard!
Safdarjung was born as Muhammad Muqim in Khurasan, Persia and migrated to India in 1722
He succeeded his father-in-law and maternal uncle Burhan ul Mulk Sa'adat Khan to the throne of Oudh, apparently by paying Nadir Shah two crores of rupees. The Mughal Emperor Muhammad Shah gave him the title of "Safdarjung".
Safdarjung was an able administrator. He was not only effective in keeping control of Oudh, but also managed to render valuable assistance to the weakened Muhammad Shah. He was soon given governorship of Kashmir as well, and became a central figure at the Delhi court. During the later years of Muhammad Shah, he gained complete control of administration in the Mughal Empire. When Ahmad Shah Bahadur ascended the throne at Delhi, Safdarjung became his Wazir ul-Mamalik-i-Hindustan or Chief Minister of India. However, court politics eventually overtook him and he was dismissed in 1753.
After the accession of Ahmad Shah in 1748, he made sufdarjung his Chief Minister and gave him the charge of "Harem". He was also made the governor of Ajmer and became the "Faujdar " of Narnaul. This was fact that all the power of Mughal Empire was bestowed upon Safdarjung by the end of second half of 18th century. Apart from these responsibilities of Delhi Safdarjung has not neglected the Oudh and its prosperity, which he considered as his family property. Due to corrupt policy of Delhi court and confrontation with Ahmad Shah, he came to Oudh in Dec' 1753 AD, where he died in Oct'1755 AD at the age of 46 years.
The photograph is of Safdarjung's Tomb, built in 1754, which is now situated on a road known as Safdarjung Road, in New Delhi.
There are several other structures that carry his name today in the area, like Safdarjung Airport, Safdarjang Hospital, Safdarjung Terminal, and a nearby residential neighbourhood of Safdarjung.
**Source: Wikipedia.org.
This photograph is a copyright of Debabrata Ray and all rights are reserved. Please contact me if you would like to use this photograph in any form or manner.
Shot details:
Camera: Nikon D700
Lens: Carl Zeiss Distagon T* 2/35 ZF.2
Focal Length: 35mm
Aperture: f/11.0
2 Stop Circular Polarizer
4 Stop GND filter
**This is not a HDR shot.**
Foto Pernikahan Adat Jawa. Foto Wedding Adat Jawa. Javanese Wedding Ceremony Photo.
KIRAB. Salah satu Prosesi Pernikahan Adat Jawa (Javanese Wedding Ceremony). Citra+Andree Wedding Ceremony in Jogja Yogyakarta. Wedding Photo by Poetrafoto Photography, Fotografer Pernikahan, Fotografer Wedding, Wedding Photographer Indonesia based in Yogyakarta.
*visit our web: Wedding Photographer Indonesia Website
*check our blog: Blog Fotografer Pernikahan Indonesia
*like our FB: FB Fotografer Wedding Indonesia
*follow our Pint: Wedding Photographer Indonesia Pinterest
*subscribe our Youtube: Wedding Photographer Indonesia Videos
*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto
*HP+WhatsApp: 081229776789