View allAll Photos Tagged halaman

nature lover pala siya..kaya pinasok na ni lola yung halaman sa loob ng bahay at di na siya lumabas..haha..

EXPLORE # 19

 

Forget Me Not (local name) flowers from my garden. Known as Plumbago elsewhere.

 

en.wikipedia.org/wiki/Plumbago

 

Happy Monday Blues everyone !!

#Gosip Hollywood :Personel Sugababes Ini Pakai Halaman Wikipedia Demi Membeli Wine0

Praying mantis on Tujuh Duri Flower.

 

Mentadak ini saya shoot di suatu pagi ketika dia tengah melepak diatas bunga tujuh duri di halaman. Mentadak adalah model yang paling ideal untuk makro beginners sebab ia biasanya lambat nak bergerak apabila kita halakan lens kamera.

may halaman nga lang sa gitna..taken from opposite side of the street..

Halaman Istana Presiden di Bogor

Flower arrangement

 

I took this picture some time ago , in the Philippines. This flower arrangement was used in a festival in Dolores , Quezon. In the tropics people work with flower arrangments many times, for the happy and for the sad moments , much more then we do in the western countries.

The flower which is most used in this arrangement is the Anthurium , in this case the lakanthurium , or in Latin : Anthurium andreanum , part of the family Araceae. The arrangement is , on the background , filled with green tropical leaves.

- EXPLORED on 19 February 2009 -

 

Sepetang di halaman Masjid DQ, bersantai dua family melepaskan penat seharian bekerja dengan melihat keletah anak² ketawa ria...

I love the moment in this picture :) It's so special for me!

 

Date, Time & Location:

09 February 2009 | 6.39pm | Near Huffaz Lake, DQ.

 

Model:

Nur Kasyifah (My lovely little girl) & Adib (Buyie's son)

 

Canon EOS 350D + Sigma 18-200mm (Co'e punya!):

ISO800 (uiks!!), f4.5, 1/400", focal length at 119mm.

 

Photoshop CS3:

- Copy layer,

- Add layer mask; Level & brightness adjustment,

- Add layer mask; Saturation (Green) adjustment,

- Add layer mask; Saturation (Red) adjustment,

- Add layer mask; Saturation (Blue) adjustment,

- High pass at 4px,

- Blending mode; Vivid light at 55%

- Frame & watermark editing.

 

You:

All comments, criticism and tips for improvements are welcome.

 

Me:

االلهمّ فقـّـم فى الدّين وعلــّـمم التأويل واهدهم إلى صراطك المستقيم واجعلهم من عبادك المتـّــقين الصّالحين

  

_________________________________________________________________

© & ® 2009 annamir@putera.com

Isle of Barra, Outer Hebrides, Scotland

Langsiran lokomotif CC 202 di halaman dipo lokomotif Tanjung Karang.

Halaman Rumah.

   

Nikkor 1.4/50mm | Kedah,Malaysia.

Bunga Terompet di Halaman Rumah, Hari Ketiga

Close up of bougainvillea flower centered on the stamen.

All the stamens of a flower are collectively called the androecium (plural androecia) this is sometimes referred to as the male part of the flower although strictly speaking only the gametes are male or female. A stamen consists of a filament and an anther. The anthers consist of four fused chambers called microsporangia. It is in these chambers that the pollen is produced which contains the male gametes and must be transferred to the pistil for fertilisation to take place. Some flowers bear only stamens and are sometimes referred to as male flowers, the correct term however is staminate.

 

en.wikipedia.org/wiki/Bougainvillea

Last light of day at Bàgh Halaman

Ang palay (genus Oryza) ay isang halaman sa pamilya ng mga damo na isang pangunahing pinagkukunan ng pagkain ng maghigit sa kalahati ng populasyon ng tao sa buong mundo. Nababagay ang pagbubungkal ng palay sa mga bansang may mababang gastusin sa paggawa at maraming presipitasyon, dahil nangangailan ito ng labis na paggawa at maraming tubig para sa irigasyon. Bagaman, maaaring tumubo kahit saan, kahit sa tabi ng matarik na burol. Ang palay ang ikatlong pinakamalaking paninim, pagkatapos ng mais at trigo. Kahit na tubo ito sa Timog Asya at ilang bahagi ng Aprika, naging karaniwan na sa maraming kultura ang pagkalakal at eksportasyon nito sa mga nakalipas na mga dantaon.

 

Tinatawag itong palay kapag tumutukoy sa halaman at di pa nakiskis, bigas kapag nakiskis na, at kanin kapag naluto na at naging pagkain. wikipedia

 

Flickr's Explore #341

#123

November 19, 2008

 

EXPLORE # 95

 

Suntan in my garden

A malay traditional house

hening pagi yg indah....di kuala pilah,negeri sembilan m'sia..kampung halaman echa!!!!

Ang mga tipaklong (Ingles: grasshopper, locust) ay mga kulisap na kumakain ng mga halaman o bahagi ng halaman na nasa subordeng Caelifera sa orden ng mga Orthoptera. Kakaiba sila sa mga kuliglig. Tinatawag ding balang at lukton ang mga tipaklong, bagaman mas tumutukoy ang lukton sa mga batang tipaklong.

 

best viewed LARGE:

www.flickr.com/photos/rundstedt/3287420982/sizes/l/

 

MASJID Agung Ciamis, yang berdiri megah di bagian

barat Alun-alun di pusat Kota Ciamis,

tidak hanya kelihatan anggun, dengan

arsitektur yang khas dan indah, tapi

juga cantik dan menarik untuk difoto

dengan disorot kamera. Sedap untuk dibidik dari berbagai sudut pandang.

Apalagi dilengkapi sorot cahaya yang

semarak. Halamannya yang sejuk ditumbuhi

puluhan pohon kurma dan pohon

palem lainnya. Dua menara tinggi

yang berdiri kokoh di halaman depan

masjid seperti penjaga abadi kubah

besar yang menjulang di atap masjid kebanggaan warga Tatar Galuh Ciamis

ini. Di balik kemegahan tersebut, ternyata

Masjid Agung Ciamis ini punya cerita

dan kisah yang menarik. "Masjid ini

pertama kali dibangun tahun 1882,

pada masa pemerintahan bupati Galuh

ke-16, Raden Adipati Koesoemahdiningrat, yang biasa

disebut Kanjeng Dalem," ujar Ustaz H

Wawan S Arifin kepada Tribun. Kanjeng Dalem, yang memerintah

Ciamis pada tahun 1839-1886, tidak

hanya membangun loji (Gedung

Negara), gedung kabupaten

(otonom), dan penjara dalam rangka

menata Kampung Cibatu menjadi ibu kota yang bernama Ciamis, tetapi juga

membangun masjid besar di bagian

ujung Alun-alun depan Gedung

Negara. Masjid besar tersebut

dibangun pada tahun 1882

bersamaan dengan pembangunan penjara, tak jauh dari masjid tersebut. Pada masa pemerintahannya, Kanjeng

Dalem tidak hanya membangun masjid

agung, tetapi juga membangun masjid

jami di tiap desa dan sekolah desa

bersamaan dengan program

penanaman kelapa di semua sudut desa pengganti tanam paksa (cultuur

stelsel). Masjid Agung ini dibangun di

atas tanah seluas 8.500 meter persegi,

dengan bangunan atap bentuk

kerucut dengan tiga tingkatan. Bentuk

atap tumpang, gaya khas Masjid Demak, itu mirip dengan Masjid Agung

Bandung (kini Masjid Raya Bandung)

saat pertama kali dibangun tahun

1812. "Atap Masjid Agung waktu dibangun

oleh Kanjeng Dalem persis atap

makam Jambansari yang sekarang

masih berdiri kokoh. Atapnya bentuk

kerucut," kata Wawan sembari

memperlihatkan dokumentasi foto Masjid Agung Ciamis dari masa ke

masa. Saat itu bangunan Masjid Agung

didominasi oleh kayu, terutama kayu

jati, dengan tiang tengah yang kokoh.

Namun saat Kanjeng Dalem meninggal

tahun 1886, pembangunan masjid

agung yang sudah berlangsung sejak tahun 1882 belum tuntas. Lalu

pembangunan Masjid Agung Ciamis ini

dilanjutkan oleh anaknya, Rd AA

Koesoemah Soebrata, sebagai bupati

Galuh ke-17. Pembangunan masjid tersebut baru

tuntas pada tahun 1902 sesuai

dengan tulisan yang tercantum pada

prasasti kayu yang dipasang di pintu

masuk masjid sebelah kanan yang

bertuliskan: Tanggal 30 Romadhon tahoen 1319 H/10 Djanoeari tahoen

1902 M Waktoe Boepati Kanjeng

Dalem Raden Aria Adipati Koesoemah

Soebrata. Arsitek pembangunan Masjid Agung

Ciamis ini adalah Pangeran Radjab dan

dibantu oleh ahli bangunan Alhari

Joedanagara. Waktu itu masjid agung

belum ada menaranya. "Sejak itu

sampai sekarang masjid sudah lima kali mengalami renovasi. Sampai

bentuk masjid sekarang yang sudah

tidak ada lagi bentuk aslinya dari

peninggalan Kanjeng Dalem," kata

Ustaz Wawan. Menurut Mang Endang Iskandar (68),

pengurus DKM Masjid Ciamis, renovasi

besar terpaksa dilakukan pada tahun

1958 karena waktu itu Masjid Agung

Ciamis dibakar habis oleh gerombolan

DI/TII. "Waktu itu Ciamis sedang bergolak.

Gerombolan DI/TII turun dari Gunung

Sawal dengan menelusuri aliran

Sungai Cileueur dan berhasil

menyerang Kantor Kodim (sekarang

Kantor Bupati Ciamis) yang berada tak jauh dari sisi Sungai Cileueur," tutur

Mang Endang. Setelah menyerang markas Kodim

Ciamis, gerombolan itu juga membakar

Masjid Agung Ciamis hingga luluh

lantak. "Entah apa tujuan gerombolan

DI membakar masjid. Mungkin untuk

menarik perhatian. Waktu itu saya masih remaja," ujarnya. Masjid pun dibangun kembali saat

pemerintahan Bupati Ciamis yang

ke-27 Rd Yoesoef Suriasaputra.

Bentuk atap masjid yang semula

kerucut yang menggunakan lapisan

kayu (terap) diubah jadi bentuk bulat berbahan seng. Di kiri kanan masjid

dibangun menara dengan atap bentuk

bulat, juga dari seng. Renovasi yang sempat menuai protes

adalah renovasi keempat pada masa

jabatan Bupati Ciamis H Momon

Gandasasmita SH (bupati Ciamis

ke-33). Bangunan masjid peninggalan

renovasi tahun 1958 diruntuhkan secara total. Dibangun masjid baru

yang lebih besar dan serba beton.

Kubah yang semula dari seng diganti

dengan coran tembok semen. Lantai tembok diganti jadi lantai

keramik. Jalan yang ada di depan

masjid ditutup dijadikan halaman

sehingga halaman masjid jadi luas dan

bersambung langsung dengan alun-

alun tanpa ada pembatas jalan. Dua menara peninggalan tahun 1958

diruntuhkan diganti satu menara yang

kecil dibagian depan masjid. Bentuk bangunan Masjid Agung

Ciamis yang kita kenal sekarang

adalah hasil renovasi kelima yang

dilaksanakan pada tahun 2002, saat H

Oma Sasmita SH MSi menjadi bupati

Ciamis ke-36. Dengan mengerahkan infak dari para PNS se-Ciamis yang

terkumpul sampai Rp 11 miliar, Masjid

Agung Ciamis dipermak besar-

besaran. Ada beberapa perubahan, mulai dari

pembuatan kubah utama yang lebih

besar dan tinggi menjulang dari serat

kaca tanpa meruntuhkan kubah lama.

Kemudian ditambah empat kubah

kecil masing-masing di tiap sudut atap. Lantai keramik diganti dengan granit

yang didatangkan khusus dari Italia. Di depan serambi masjid dibangun dua

menara tinggi yang kokoh berwibawa

yang dihubungkan dengan basement

yang berfungsi sebagai ruang kantor,

perpustakaan, dan ruang pertemuan.

Pada era pemerintahan Bupati Ciamis H Engkon KOmara (bupati Ciamis ke-37),

halaman dan pekarangan Masjid

Agung ini ditata. Yang cukup fenomenal adalah

penanaman 20 buah pohon kurma

yang kini tumbuh subur dan telah

menempatkan Masjid Agung Ciamis

sebagai masjid dengan koleksi pohon

kurma terbanyak di Jawa Barat. Dengan koleksi puluhan pohon kurma

ini tak hanya membuat suasana masjid

agung Ciamis yang sejuk, tetapi juga

semakin cantik menarik dan setiap

saat menjanjikan kesegaran dengan

tebaran oksigen yang diproduksi daun-daun kurma tersebut.

 

Sumber :

m.tribunnews.com/2012/08/12/masjid-agung-ciamis-tanpa-ban...

 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

compact infrared camera..from digitaliris

doremi verison,edited,

tadi pagi waktu aku sedang menyiram halaman rumah, tiba tiba datang kupu kupu .. dan hanya hand phone ditangan.. cantik kan kupu kupu nya.. ?

 

rasa sakit di lutut yang ter gores setrika panas seketika hilang....

CC 201-144 mendorong BB 201-10 di halaman Dipo Semarang Poncol

maaliwalas, magreen-green, ma-orange, malayong bahay, malapit na halaman

2 4 5 6 7 ••• 79 80