View allAll Photos Tagged perkawinan

ketika kania ga boleh pose loncat di perkawinan.. maka BT lah dia..

Afirna izati atas pelamin .....semasa persandingan sepupunya *Ana & hafizan* di Tangkak Johor.

LGBT, akronim dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender mendadak mencuri perhatian publik dan menjadi bahan obrolan di manamana, mulai dari tayangan media, obrolan warung kopi, sampai obrolan melalui grup WhatsApp.

 

Topik ini semakin menyita atensi publik tatkala beredar informasi bahwa ada kucuran dana ratusan miliar rupiah dari UNDP dan USAID untuk mendukung aktivitas komunitas LGBT di beberapa negara Asia, termasukIndonesia. Hal yang tentu saja mulai mengindikasikan bahwa LGBT telah menjadi sebuah gerakan yang diorganisasi secara sistematis; organized movement. Sasarannya pun tak main-main, mahasiswa dan akademisi kampus.

 

Tujuannya jelas, untuk memperjuangkan hak-hak pengidap LGBT agar diakui secara sah oleh hukum sehingga dengan sendirinya bisa melakukan perkawinan sesama jenis kelamin di Indonesia. Publik pun dihadapkan pada sebuah pertanyaan besar, apakah LGBT merupakan sebuah penyakit yang berkaitan dengan penyimpangan perilaku seksual yang harus diobati?

 

Ataukah, merupakan perilaku seksual yang wajar dan normal di masyarakat sehingga harus diperlakukan sama dengan warga negara lainnya, termasuk bisa melaksanakan pernikahan sesama jenis?

 

LGBT dan Plastisitas Otak

 

Terdapat beragam pandangan tentang LGBT, apakah merupakan perilaku seksual menyimpang yang ditularkan melalui lingkungan, pergaulan, pengalaman, dan kebiasaan hidup?

 

Sehingga, lambat laun mengubah struktur otak mereka layaknya fenomena kecanduan yang sifatnya adiktif lainnya? Ataukah, merupakan gejalapsikologisorientasiseksual lain karena faktor genetik yang menyebabkan ada perbedaan struktur otak sejak lahir dengan orang lain pada umumnya yang heteroseksual? Sehingga, menjadi sebuah keniscayaan bahwa menjadi LGBT bukanlah pilihan bebas yang merdeka, melainkan merupakan kondisi bawaan yang sifatnya deterministik?

 

Yang oleh karena itu harus kita akomodasi hak-hak mereka sebagai manusia normal yang merdeka, termasuk diperbolehkan untuk melakukan pernikahan sesama jenis kelamin? Saya secara pribadi lebih sependapat dengan pandangan yang menyatakan bahwa ada perbedaan struktur otak antara kaum LGBT (homoseksual) dan heteroseksual diakibatkan oleh rangsangan terus-menerus terhadap otak sebagai akibat ada perubahan perilaku seksual dalam rentang waktu yang lama dan terus-menerus.

 

Pandangan ini diperkuat dengan ada teori tentang plastisitas otak yang menyatakan bahwa struktur otak bisa berubah melalui pengaruh kebiasaan, pengalaman, gaya hidup, dan lingkungan. Artinya, LGBT bisa ditularkan seperti penyakit menular lainnya yang sifatnya infeksius.

 

Candu LGBT-ers

 

Kita mungkin bertanya, apa kaitan LGBT dengan dopamin dan nucleus accumbens dalam otak manusia? Seperti yang telah dijelaskan, LGBT merupakan sebuah perilaku menyimpang yang sifatnya infeksius, bisa ditularkan. Sasaran penularannya tak main-main, langsung ke otak manusia yang merupakan hardware pengatur perilaku melalui candu kenikmatan atas hubungan seksual sesama jenis.

 

Aktivitas ini selanjutnya akan menstimulasi otak melepaskan dopamin–-yang merupakan zat pemicu kenikmatan-– di nucleus accumbens yang terdapat pada bagian otak tengah. Dalam jangka waktu yang lama, jika tidak dicegah, lambat laun akan mengakibatkan terjadi perubahan struktur otak berkaitan dengan penguatan aktivitas di nucleus accumbens . Yang perlu digarisbawahi adalah, penguatan aktivitas nucleus accumbens oleh ketergantungan seks (sex addict), persis seperti penguatan aktivitas nucleus acumbens akibat pelepasan dopamin pada kasus kecanduan obat-obatan narkotik dan kecanduan berjudi.

 

Sederhananya, kecanduan para kaum LGBT terhadap melakukan hubungan seksual sesama jenis sama kuatnya dengan mereka yang mengalami kecanduan obat-obatan narkotik dan judi. Kecanduanyangdidasari olehkeinginan kuat untuk mendapatkan kenikmatan yang sama.

 

Sialnya, otak tidak bisa memberikan respons yang berbeda antara pelepasan dopamin di nucleus accumbens yang disebabkan oleh kecanduan obatobatan narkotika, kecanduan judi berat, dan kecanduan seks. Ketiga-tiganya direspons sama oleh otak. Karena itu, pilihan bijaknya adalah memperlakukan para kaum LGBT seperti para korban pencandu narkoba dan judi.

 

Melawan Organized LGBT

 

Sudah dijelaskan di atas bahwa LGBT adalah perilaku penyimpangan seksual dan juga penyakit sosial yang menular di masyarakat, sama halnya pada kasus narkoba dan perjudian. Untukitu, demimenyelamatkan masa depan anak bangsa, penyebaran dan penularan LGBT harus kita lawan.

 

Termasuk melawan berdirinya komunitas LGBT sebagai sebuah gerakan resmi yang terorganisasi. Kehadiran komunitas resmi LGBT sekali lagi harus kita lawan agar tidak semakin meluas menjangkiti anak bangsa. Lantas apa perlakuan kita terhadap mereka yang merupakan pengidap LGBT? Kita harus berempati, merangkul, dan menunjukkan kasih sayang untuk menyembuhkan mereka.

 

Apakah melalui panti rehabilitasi persis para korban pencandu narkoba ataukah melalui alternatif penyembuhan lainnya. Prinsipnya kita harus berani berbesar hati untuk membantu mereka agar sembuh dan kembalimenjalaniaktivitaskehidupan yang normal dan sesuai dengan nilai kesusilaan serta aturan agama.

 

Fikri Suadu

Dosen Neuroscience dan Peneliti pada Indonesia Brain Research Center (IBRC) Surya University

www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=1&date=2016-02-19 heniputra.my.id/infeksi-lgbt-dan-plastisitas-otak

Wedding hair and makeup with Ibu and Jojo in Bogor, West Java

Wanita (An-Nisā'):23 - Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

  

Untuk Kualitas Puasa yang Super, Hormati Orang yang Tidak Puasa.

 

Demikian isi salah satu spanduk yang terbentang di salah satu sudut jalan pada bulan Ramadhan 1437 H lalu. Spanduk tersebut kemudian menjadi ramai bahkan menjadi viral perbincangan, apalagi di dunia maya.Mereka yang setuju terhadap isi spanduk tersebut berdalih, bahwa orang yang berpuasa itu tidak butuh penghormatan manusia apalagi sampai berharap dirinya untuk dihormati. Jadi, tidak perlu harus ada kata-kata, “Hormatilah orang yang sedang berpuasa.” Bagi mereka justru puasa yang super itu adalah ketika orang yang sedang berpuasa menghormati mereka yang tidak berpuasa. Ini bagi mereka adalah salah satu bentuk toleransi yang harus dijaga.

Sekilas memang terdengar logis, masuk akal. Orang yang berpuasa harus bisa menahan diri saat melihat ada orang yang tidak berpuasa sedang makan atau minum. Dengan menahan hawa nafsu tersebut, kualitas puasanya menjadi lebih baik, atau super menurut istilah yang mereka gunakan.

Namun, bagi seorang Mukmin, ini adalah kemungkaran yang nyata, yang tidak boleh dibiarkan. Kemungkaran tersebut haruslah dicegah. Allah SWT berfirman:

 

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebajikan dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Merekalah kaum yang beruntung (QS Ali Imran [3]: 104).

 

Seruan toleransi pun mulai disuarakan. Apalagi ditambah dengan peristiwa penggrebekan warung Bu Saeni beberapa waktu lalu di Pasar Rau, Kota Serang, Banten oleh Satpol PP. Peristiwa penggrebekan warung makan Bu Saeni terus diberitakan oleh media hingga menampilkan kesan Saeni yang teraniaya atas tindakan satpol PP tersebut. Hasilnya, imbauan untuk menumbuhkan toleransi terus diserukan banyak tokoh, bahkan termasuk para penguasa di negeri ini. Wapres Jusuf Kalla, misalnya, berkomentar, “Yang tidak puasa menghormati orang puasa. Yang puasa juga tetap hormati yang tidak puasa,” kata Kalla (Kompas.com,12/06/2016).

Bahkan Presiden Jokowi memberikan bantuan uang sebesar sepuluh juta rupiah kepada Bu Saeni.

Toleransi semacam ini adalah toleransi yang keliru dan terbalik. Harusnya, yang tidak berpuasa menghormati mereka yang sedang berpuasa dengan cara tidak makan minum secara terang-terangan di tempat umum. Sebagaimana pada saat berlangsung shalat, mereka yang tidak shalat harus menghormati mereka yang sedang shalat dengan cara tidak membuat suasana berisik sehingga bisa mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang shalat.

Makna Toleransi

 

Toleransi merupakan kata yang berasal dari Barat. Secara bahasa, toleransi berasal dari kata tolerance. Maknanya adalah “to endure without protest” (menahan perasaan tanpa protes).

Kata tolerance kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi toleransi yang berasal dari kata toleran. Kata ini mengandung arti: bersikap atau bersifat menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda atau yang bertentangan dengan pendiriannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Kata toleransi ini kemudian dijadikan alat oleh musuh-musuh Islam, termasuk kaum Liberal yang ada di Indonesia. Kaum Liberal selalu menjadikan kebebasan sebagai fokus utama mereka, sebagaimana paham liberal yang mereka anut, yakni kebebasan tanpa batas yang menerjang norma-norma agama. Tema sentral yang biasa mereka usung ialah pemisahan agama dari politik, demokrasi, HAM, kesetaraan jender, kebebasan penafsiran teks agama, toleransi beragama, kebebasan berekspresi dan persamaan agama (pluralisme).

Berbeda dengan Islam. Islam mengartikan toleransi dengan istilah “tasâmuh”. Dalam kamus Al-Muhith, Oxford Study Dictionary English-Arabic (2008: 1120) istilah tasâmuh memiliki arti tasâhul (kemudahan). Artinya, Islam memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk menjalankan apa yang ia yakini sesuai dengan ajaran masing-masing tanpa ada tekanan dan tidak mengusik ketauhidan.

Maka dari itu, umat Islam seharusnya jeli dalam memahami setiap persoalan yang kemudian membawa membawa-bawa istilah toleransi tersebut. Umat Islam tidak dibenarkan—agar tidak disebut intoleran—bersikap memaklumi dan menghargai sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Menghambat Penegakan Syariah Islam

 

Sadar atau tidak, sikap toleransi yang salah tersebut akan menghambat upaya untuk tegaknya syariah Islam di negeri ini. Lihatlah, saat umat Islam menginginkan syariah Islam dijadikan aturan yang mengatur negeri ini, mereka berujar, “Kita harus menghormati agama lain, termasuk menghormati kelompok lain”. Dalih mereka, tidak boleh ada satu ajaran mendominasi ajaran lain; Indonesia adalah negara yang bukan hanya ada Islam, namun juga terdapat pemeluk agama lain. Padahal penerapan syariah Islam merupakan perkara yang diwajibkan atas umat Islam untuk mengatur urusan kehidupan mereka.

Allah SWT memerintahkan setiap Muslim agar dalam menjalankan semua aktivitasnya senantiasa sejalan dengan hukum syariah. Bahkan Allah SWT menafikan keimanan mereka yang tidak terikat dengan syariah yang dibawa oleh Rasulullah saw. (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 65).

Penafian keimanan atas mereka yang tidak terikat syariah dipertegas oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ

 

Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (HR Abu Hatim dalam Shahîh-nya).

 

Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh melakukan perbuatan atau meman-faatkan apapun di luar ketentuan hukum, yakni harus selalu terikat dengan syariah (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 84).

Kita juga bisa melihat beberapa kejadian yang menjadi penghambat tegaknya syariah Islam atas nama toleransi dalam masalah beragama, semisal:

1. Sejarah Piagam Jakarta.

 

Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia kecil Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengajukan rumusan dasar negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta (Djakarta Charter). Panitia kecil tersebut terdiri atas sembilan orang sehingga kerap disebut Panitia Sembilan. Mereka adalah empat orang tokoh Islam, yaitu KH Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrosoeyoso dan H. Agus Salim; empat tokoh dari kalangan nasionalis sekular yakni Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo, Muhammad Yamin; dan satu perwakilan non-Muslim, yaitu A.A. Maramis.

Para tokoh Islam yang berada dalam panitia kecil tersebut mengusulkan Islam sebagai dasar Negara. Bahkan mereka memperkuat argumentasinya dengan membawa puluhan ribu tanda tangan tokoh Islam, ulama dan pimpinan pondok pesantren seluruh Indonesia yang menginginkan negara yang akan diproklamasikan berdasarkan Islam. Usulan tersebut ditolak oleh perwakilan dari tokoh-tokoh sekular dan non-Muslim. Namun, setelah melalui perdebatan panjang, Panitia Sembilan akhirnya sepakat dan merekomondasikan rumusan dasar negara yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta (Djakarta Charter) yakni: “…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasar pada: “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”

Namun, sehari setelah proklamasi kemerdekaan diproklamirkan, 7 kata tersebut kemudian dihapuskan.

Pencopotan syariah Islam bermula pada 17 Agustus sore. Seorang opsir Kaigun (Angkatan laut) bersama seorang juru bahasa, Nishijima, mendatangi Hatta di kediamannya.Opsir yang tidak disebutkan namanya itu keberatan dengan “syariat Islam”.

Dia beralasan, jika tetap mencantumkan kata “syariat Islam” golongan Protestan dan Katolik lebih suka berdiri di luar Republik Indonesia.

Karena itu pada 18 Agustus pagi, sebelum sidang Panitai Persiapan Kemerdekaan Indonesia dimulai, Hatta melakukan rapat pendahuluan dengan Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasjim, Mr. Kasman Singodeimejo dan Mr. Teuku Hasan. Dalam buku Memoir Mohammad Hatta (Tintamas: 1982, hlm. 458-459), Hatta mengatakan, “Supaya kita jangan pecah sebagai bangsa, kami mufakat untuk menghilangkan bagian kalimat yang menusuk hati kaum Kristen itu dan menggantinya dengan Ketuhanan yang Maha Esa.”

Akhirnya, dalam hitungan kurang dari 15 menit, seperti diceritakan Hatta dalam bukunya, Sekitar Proklamasi, tujuh kata dalam Piagam Jakarta dihapuskan. Sikap toleransi yang dilakukan oleh Moch. Hatta tersebut mengakibatkan 7 kata di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut hilang.

2. Perda-Perda Syariah.

 

UU No. 12 Tahun 2011 menentukan bahwa pemerintah daerah dapat membuat peraturan daerah. Karena itu sejumlah pemerintah daerah berlomba-lomba untuk merumuskan perda sesuai dengan keunikan dan kekhasan daerahnya masing-masing, termasuk keunikan beragamanya. Salah satu contoh peraturan daerah yang dibentuk berdasarkan ciri atau kekhasan tertentu adalah perda syariah.

Lebih 25 provinsi/kota/kabupaten telah melahirkan berbagai aturan baik dalam bentuk peraturan daerah atau instruksi kepala daerah yang dinilai sementara kalangan sebagai perda berbau syariah atau perda syariah.

Beberapa kali perda-perda itu digugat khususnya di lembaga parlemen. Kalangan Kristen dan Liberal yang paling getol mempermasalahkan. Pembentukan dan pemberlakuan perda itu dinilai inkonstitusional serta intoleran karena bertentangan dengan konstitusi dan Pancasila, meresahkan masyarakat, tidak sesuai dengan prinsip kebhinekaan dan mengancam NKRI; ditambah dengan alasan mengancam hak-hak kebebasan masyarakat sipil, hak-hak perempuan dan non-Muslim.

Pasca pemberitaan terkait dengan penggrebekan warung makan Bu Saeni yang menyita perhatian publik, muncul kabar Jokowi menghapus 3.143 Perda. Penghapusan Perda dan Peraturan Kepala Daerah itu diumumkan langsung Presiden Joko Widodo di Istana Presiden Senin (13/6) petang. “Sekali lagi saya tegaskan bahwa pembatalan ini untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, yang toleran dan yang memiliki daya saing,” tegas Jokowi saat menutup pernyataannya seusai membacakan jenis-jenis perda yang dibatalkan tersebut.

Secara tersirat maksud dari kalimat perda yang bertentangan dengan perundangan-undangan yang lebih tinggi, sepertinya mengarah pada perda-perda syariah atau yang berbau syariah. Itu dapat dilihat dari alasan penghapusan perda-perda tersebut, yakni salah satunya adalah agar Indonesia menjadi bangsa yang besar dan toleran. Faktanya, para penolak perda syariah selalu berdalih bahwa perda syariah itu tidak toleran.

3. UU Perkawinan.

 

Undang-Undang Perkawinan no. 1 Tahun 1974 (UU-P no. 1/1974) tak pernah sepi dari kritik. Kelompok Liberal aktif menuntut revisi UU-P. Tim PUG Depag pada tahun 2004 pernah mengeluarkan CLD-KHI (Counter Legal Draft – Kompilasi Hukum Islam). Sebagai contoh masalah poligami (ta’addud al-zawjât), menurut draft yang terdapat di dalam CLD-KHI, adalah tidak diizinkan sama sekali, haram li ghayrihi (Pasal 3). Menurut CLD-KHI pula, pernikahan beda agama diizinkan asalkan bertujuan untuk mencapai tujuan perkawinan. Ini tentu pemahaman yang keliru dan menyimpang dari agama Islam. Dengan semangat liberalisme dan toleransi, mereka mengajukan draft ini kepada MK walaupun akhirnya usaha mereka tersebut gagal.

 

4. RUU Halal.

 

Setelah melalui jalan yang panjang dan berliku, akhirnya RUU Jaminan Produk Halal disahkan menjadi undang-undang pada rapat paripurna DPR RI hari Kamis, 25 September 2014 di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta (25/9). Rapat Paripurna yang dipimpin oleh Priyo Budi Santoso secara aklamasi menyetujui RUU JPH menjadi Undang-Undang.

Namun, kalau kita melihat proses RUU tersebut, upaya penolakan dari sebagian kalangan sangatlah terasa. Mereka beralasan, Negara Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, tiap etnik mempunyai kekayaan dengan beragam budaya, seni, ritual tradisi, adat, cara berpakaian, berbagai jenis produk minuman dan makanan kuliner yang berkembang selama berabad-abad, yang menunjukkan kemajemukan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, RUU Halal akan mengotak-ngotakkan masyarakat, bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Standar Ganda Toleransi

 

Kalau disepakati bahwa makna dari toleransi adalah menahan perasaan tanpa protes, maka tampak jelas bahwa kalangan Liberal tidak konsisten dengan konsep mereka sendiri untuk ‘tidak protes’ terhadap pendapat yang berbeda dari pemikiran/konsep yang mereka bawa. Kaum Muslim dipaksa tunduk pada argumentasi mereka kendati itu menyalahi konsep mereka sendiri.

Contoh bagaimana kehidupan Umat Islam di Bali saat Hari Raya Nyepi. Kaum Muslim harus mematikan lampu dan tidak boleh melaksanakan aktivitasnya dengan bebas pada hari itu. Bahkan belakangan, Raja Bali meminta kaum Muslim tidak menyembelih sapi karena binatang tersebut dianggap sebagai dewa. Terhadap kondisi ini, tidak ada kelompok Liberal yang protes. Sebaliknya, ketika kaum Muslim mengumandangkan azan melalui pengeras suara, mereka protes. Padahal suara keras itu ada di wilayah yang mayoritas Muslim. Kaum Muslim diminta menghormati non-Muslim dengan mengecilkan suara panggilan orang shalat tersebut.

Kita juga masih ingat bagaimana umat Islam di Tolikara dilarang melaksanakan shalat Id, juga dilarang membangun masjid. Padahal umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Namun, dalam masalah toleransi seolah digiring agar yang mayoritas mengalah kepada minoritas. Padahal yang minoritas harusnya sadar diri. Lihatlah juga bagaimana umat Islam yang mayoritas tersebut harus mengalah kepada kalangan yang tidak setuju terkait 7 kata di dalam Piagam Jakarta sehingga kemudian dihapuskan.

Oleh karena itu, toleransi adalah salah satu alat yang selalu dijadikan kafir Barat, kalangan liberal sekular, untuk menghalangi umat Islam hidup diatur dengan syariah Islam, karena itu berarti mengubur peradaban Barat yang sedang mereka bangun. Mereka hanya toleran terhadap kaum Muslim yang mau hidup dengan peradaban Barat, yakni melepaskan syariah Islam dari kehidupan.

WalLâhu ‘alam. [Adi Victoria; Humas HTI Kaltim/ABAD KHILAFAH Network]

 

via Abad Khilafah | Mengembalikan Kegemilangan Islam ift.tt/2bavjlp

Romantic ^^

 

Phone & WhatsApp: 0857 0111 1819 . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . PIN BB: 2 5 B 3 E 6 8 7 . Facebook: Foto Ceria . LINE & Instagram: fotoceria . Twitter: @fotoceria . Website: www.fotoceria.com

 

[Al-Islam edisi 792, 25 Rabul Akhir 1437 H – 5 Februari 2016 M]

 

Belakangan ini, isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) kembali menyeruak. Beberapa bulan lalu masyarakat dihebohkan oleh perkawinan sejenis di Bali yang dirayakan bak pesta. Setelah itu juga muncul mirip perayaan perkawinan sejenis di Boyolali Jawa Tengah. Paling akhir, isu itu kembali mencuat setelah munculnya lembaga konseling Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di Universitas Indonesia (UI). Menanggapi hal itu, Menristek Dikti Mohamad Nasir mengatakan bahwa kelompok LGBT tidak boleh masuk kampus (Antara, 23/1).

 

Pernyataan itu mendapat protes dari mereka yang pro LGBT. Menanggapi hal itu, melalui akun twitter-nya @mensristekdikti, Senin (25/01/2016), Nasir menyatakan di antaranya, “Bukan berarti saya melarang segala kegiatan yang ada kaitannya dengan LGBT. Mau menjadi lesbian atau gay itu menjadi hak masing-masing individu. Asal tidak mengganggu kondusivitas akademik.”

 

Serbuan Virus LGBT

 

Sejak awal tahun 2000-an, serbuan virus LGBT mulai banyak menyerang negeri ini. Serbuan LGBT di negeri ini dilakukan secara akademik, politik dan sosial. Secara akademik, penyebaran ide LGBT di antaranya berlindung di balik kajian akademik. Banyak organisasi LGBT bergerak dari atau di kampus-kampus dan menyerukan ide LGBT melalui tulisan. Secara politik mereka melakukan gerakan politik: melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, berusaha mempengaruhi berbagai kebijakan politik dan bekerjasama dengan berbagai lembaga khususnya lembaga yang bergerak di bidang advokasi dan HAM. Ada juga pertemuan 29 ahli HAM di UGM Yogyakarta pada tanggal 6-9 November di 2006 yang menghasilkan dokumen “Prinsip-prinsip Yogyakarta” (The Yogyakarta Principles). Dokumen tersebut berisi tentang Penerapan hukum HAM Internasional dalam kaitannya dengan Orientasi Seksual dan Identitas Gender. Dokumen yang terdiri dari 29 prinsip itu juga disertai rekomendasi kepada pemerintah, lembaga antar pemerintah daerah, masyarakat sipil dan PBB itu sendiri.

 

Secara sosial, propaganda LGBT diserukan dengan beragam cara dan sarana. Melalui organisasi peduli AIDS dilakukan advokasi dan konsultasi, film, aksi di lapangan, budaya, media massa dan sebagainya. Targetnya untuk menyebarkan ide LGBT dan mengubah sikap masyarakat agar toleran dan menerima perilaku LGBT. Di antaranya dinyatakan, LGBT hanya merupakan ekspresi seksual dan gender dari faktor gen, keturunan dan bawaan.

 

Bukan Bawaan

 

LGBT tidak terbukti secara ilmiah merupakan fenomena dari faktor gen. Kode gen “Xq28”. yang selama ini ditengarai sebagai gen pembawa kecenderungan fenotepe homoseksual, tidak terbukti mendasari sifat dari homoseksual.

 

Pada 1999, Prof. George Rice dari Universitas Western Ontario, Kanada, bersama timnya melakukan riset terkait hal itu. Hasil penelitian mereka mengungkap tidak adanya kaitan gen Xq28 yang dikatakan mendasari homoseksualitas pria. Penelitian juga dilakukan oleh Prof Alan Sanders dari Universitas Chicago, di tahun 1998-1999. Hasilnya juga tidak mendukung teori hubungan genetik pada homoseksualitas. Ruth Hubbard, seorang pengurus “The Council for Responsible Genetics” mengatakan, “Pencarian sebuah gen gay bukan suatu usaha pencarian yang bermanfaat. Saya tidak berpikir ada gen tunggal yang memerintah perilaku manusia yang sangat kompleks.”

 

Jadi, perilaku LGBT bukanlah karena faktor bawaan, bukan faktor keturunan. Perilaku LGBT bukan sesuatu yang “dipaksakan” sehingga tidak bisa ditolak atau harus diterima keberadaannya.

 

Dalih Kebebasan dan HAM

 

Penyebaran ide dan perilaku LGBT menggunakan dalih kebebasan dan HAM. LGBT dibenarkan dengan ide relativitas kebenaran dan moral. Intinya, tidak ada kebenaran tunggal yang mengikat semua orang. Kebenaran bersifat majemuk; bergantung individu, budaya dan konteks sosial tertentu. Semua orang harus toleran terhadap perbedaan ukuran moralitas serta ukuran benar dan salah menurut pihak lain. Karena itu, menurut ide ini perilaku LGBT tidak boleh dipandang sebagai perilaku menyimpang, tak bermoral dan abnormal. Menurut ide ini, LGBT hanya merupakan keberagaman orientasi seksual seperti halnya perbedaan suku, agama, ras dan budaya dalam masyarakat. Perilaku LGBT dianggap manusiawi dengan dalih tidak merugikan orang lain. Yang penting perilaku seksual yang terjadi aman, nyaman dan bertanggung jawab. Masyarakat lantas dituntut toleran terhadap perilaku menyimpang LGBT.

 

Selain itu setiap orang bebas untuk mengekspresikan diri, dan itu adalah bagian dari HAM. Dari sudut pandang kebebasan dan HAM, pelaku LGBT hanya mengekspresikan orientasi seksual dan identitas gender yang jadi pilihannya sebagai bagian dari hak asasinya. Berdasarkan dalih kebebasan dan HAM itu, penentangan atas perilaku LGBT kemudian dianggap sebagai pelanggaran HAM.

 

Pandangan Islam

 

Ide kebebasan dan HAM yang mendasari dan digunakan sebagai pembenaran perilaku seks menyimpang, termasuk perilaku LGBT, adalah ide yang menyalahi dan bertentangan dengan Islam. Dalam Islam, manusia tidak bebas sebebas-bebasnya. Pandangan dan perilakunya harus terikat dengan syariah Islam. Seorang muslim tidak bebas berpandangan dan berperilaku sesukanya sesuai hawa nafsunya. Allah SWT berifirman:

 

)وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا (

 

Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah (TQS al-Hasyr [59]: 7).

 

Karena itu dalam Islam negara berkewajiban membina dan memupuk keimanan dan ketakwaan warganya. Dengan ketakwaan itu maka ide dan perilaku yang menyalahi ketentuan Islam, termasuk LGBT, akan bisa dicegah dan diminimalisasi dari masyarakat.

 

Allah SWT menjelaskan bahwa tujuan penciptaan laki-laki dan perempuan adalah untuk kelangsungan jenis manusia dengan segala martabat kemanusiaannya (QS an-Nisa [4]: 1). Karena itu hubungan seksualitas yang dibenarkan dalam Islam hanyalah yang ada dalam ikatan pernikahan yang sah secara syar’i. Semua hubungan seksualitas di luar ikatan pernikahan adalah ilegal dan menyimpang. Lesbian, homoseksual, anal seks, perzinaan, semuanya adalah perilaku seks yang menyimpang; tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang normal. Semua itu juga menjadi ancaman terhadap keberadaan umat manusia dengan segala martabat kemanusiaannya.

 

Selain itu terdapat nas yang secara khusus menjelaskan bahwa homoseksual adalah perilaku terlaknat. Rasul saw. bersabda:

 

«مَلْعُونٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ »

 

Dilaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth (homoseksual) (HR at-Tirmidzi dan Ahmad dari Ibnu Abbas).

 

Perilaku transgender juga merupakan perilaku yang dilaknat dalam Islam. Ibnu Abbas ra. mengatakan:

 

«لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ وَالْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ »

 

Rasulullah saw. telah melaknat wanita yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai wanita (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

 

Karena itu di dalam Islam, ide dan perilaku LGBT jelas menyimpang dan abnormal. Ide LGBT adalah ide haram. Perilaku LGBT adalah perilaku dosa. Karena itu ide LGBT tidak boleh tersebar di masyarakat. Siapa saja yang menyebarkan, mendukung dan membenarkan ide LGBT jelas berdosa dan layak dikenai sanksi sesuai ketentuan syariah. Negara dalam Islam harus membersihkan dan menjaga masyarakat dari ide LGBT.

 

Islam menilai homoseksual sebagai dosa dan kejahatan besar. Islam menetapkan sanksi hukum yang berat terhadap pelakunya. Siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth dan terbukti dengan pembuktian yang syar’i maka pelaku dan pasangannya dijatuhi hukuman mati, tentu selama itu dilakukan suka rela, bukan karena dipaksa. Ibnu Abbas ra. menuturkan, Rasul saw. bersabda:

 

« مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ »

 

Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, bunuhlah subyek dan obyeknya (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

 

Wahai Kaum muslim:

 

Dengan ketentuan Islam itu, masyarakat akan bisa dijaga sebagai umat manusia yang berbeda dengan binatang. Masyarakat juga bisa dijauhkan dari berbagai ide dan perilaku berbahaya termasuk LGBT. Semua itu akan terwujud sempurna jika syariah Islam diterapkan secara total dan menyeluruh. Di situlah pentingnya mewujudkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah sebagai sistem yang ditetapkan oleh Islam untuk menerapkan seluruh hukum Islam. Oleh karena itu, mewujudkan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah harus menjadi agenda utama dan vital bagi umat Islam. Semua elemen umat Islam harus berjuang sungguh-sungguh untuk sesegera mewujudkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah. WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []

 

Komentar al-Islam:

MUI mengeluarkan pernyataan resmi terkait Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Organisasi itu dinilai telah mencampuradukkan ajaran agama. “Mereka meramu tiga agama. Ada bukunya,” ujar Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI, Utang Ranuwijaya, dalam pernyataan resminya. Ia juga menyatakan pengikut Gafatar juga meyakini adanya nabi setelah Nabi Muhammad. Sosok nabi yang dianggap telah memperoleh wahyu dari Tuhan adalah Ahmad Musadeq. (Detikcom, 2/2).

   

Itu namanya aliran sesat, sesuai 10 kriteria MUI.

Maraknya aliran sesat di negeri ini adalah karena sekularisme, kebebadan dan HAM. Saatnya semua segera segera dicampakkan.

Terapkan syariah di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah, niscaya Islam dan umatnya akan terlindungi dari bahaya aliran sesat.

  

hizbut-tahrir.or.id/2016/02/03/awas-virus-lgbt-mengancam-... heniputra.my.id/awas-virus-lgbt-mengancam-umat

Beautiful Makeup ^^

 

Phone & WhatsApp: 0857 0111 1819 . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . PIN BB: 2 5 B 3 E 6 8 7 . Facebook: Foto Ceria . LINE & Instagram: fotoceria . Twitter: @fotoceria . Website: www.fotoceria.com

Sejarah dari Barong Landung merupakan perwujudan dari raja Bali yaitu Raja Jaya Pangus yang memperistrikan seorang Putri Cina bernama Kang Cing Wei. Raja Jaya Pangus diwujudkan dalam Barong Landung ditokohkan dengan boneka besar hitam dan giginya ronggoh, sedangkan putri Kang Cing Wei ditokohkan dengan boneka cantik tinggi langsing bermata sipit dan selalu tersenyum mirip dengan roman muka seorang Cina. Raja Jaya Pangus yang bertahta di Pejeng yang tidak diketahui di Bali pada jaman paparaton dari dinasti Warmadewa, didampingi oleh seorang Bhagawan yang sakti dan bijaksana bernama Empu Siwagana. Perkawinan Raja Jaya Pangus dengan Putri Cina sudah terjadi tetapi Sang Hyang Bhagawanta tidak merestui perkawinan itu. Sri Jaya Pangus dituduh telah melanggar adat yang sangat ditabukan saat itu, yakni telah dengan berani mengawini putri Cina yang elok bernama Kang Cing Wei itu. Empu Siwagana lalu menghukum Raja Jaya Pangus dengan membuat hujan lebat dan membuat kerajaan menjadi banjir dan tenggelam. Walaupun perkawinanya tidak direstui oleh Dewa, ia tetap mencintai istrinya seorang Cina itu. Raja Jaya Pangus akhirnya pergi dan membuat kerajaan baru yang diberi nama kerajaan Balingkang. Nama ini merupakan perpaduan dari kata Bali = bali, dan Kang = Cina. Raja kemudian dijuluki oleh rakyatnya sebagai Dalem Balingkang. Sayang, karena lama mereka tidak mempunyai keturunan, raja pun pergi ke Gunung Batur, memohon kepada dewa di sana agar dianugerahi anak. Namun celakanya, dalam perjalanannya ia bertemu dengan Dewi Danu yang jelita. Ia pun terpikat, kawin, dan melahirkan seorang anak lelaki yang sangat kesohor hingga kini yaitu Maya Danawa.

 

Sementara itu, Kang Cing Wei yang lama menunggu suaminya pulang, mulai gelisah, Ia bertekad menyusul ke Gunung Batur. Namun di sana, di tengah hutan belantara yang menawan, iapun terkejut manakala menemukan suaminya telah menjadi milik Dewi Danu. Ketiganya lalu terlibat pertengkaran sengit.

 

Dewi Danu dengan marah berapi-api menuduh sang raja telah membohongi dirinya dengan mengaku sebelumnya sebagai perjaka. Dengan kekuatan gaibnya, Dalem Balingkang dan Kang Cing Wei dilenyapkan dari muka bumi ini. Oleh rakyat yang mencintainya, kedua suami istri “Dalem Balingkang dan Kang Cing Wei” itu lalu dibuatkan patung yang dikenal dengan nama Stasura dan Bhati Mandul. Patung inilah kemudian berkembang menjadi Barong Landung.

 

Mengenai sejarah tari Barong Landung versi lainnya, pada jaman dahulu di suatu desa terjadi musibah, penduduk banyak yang jatuh sakit. Sebagai kepercayaan turun temurun bahwa yang menyebabkan banyak jatuh sakit adalah “leak” pengikut dari ratu jahat berbentuk raksasa besar dari Nusa Penida bernama Ratu Gde Mecaling. Untuk menanggulangi wabah tersebut timbul akal dari seorang pendeta untuk membuat boneka yang menyerupai Ratu Gde Mecaling sebagai pengusir leak tersebut. Apabila Barong Landung ini pergi ngelawang khususnya pada saat ada wabah penyakit atau ada orang berkaul karena telah sembuh dari penyakitnya, karena gangguan Ratu Gde Mecaling dari Nusa Penida dapat diusir. Melihat tari Barong Landung sebagai tarian boneka raksasa yang besar, diberi nama Djero Gde dan Djero Luh. Djero Gde digambarkan sebagai manusia raksasa yang sangat seram dan tertawa terbahak-bahak sedangkan Djero Luh adalah sesosok wanita yang besar bermata sipit tetapi sering lucu. Berdasarkan kepercayaan pada sejarah tersebut, keberadaan Barong Landung tetap hidup dan dipentaskan sampai saat ini. Barong Landung juga dikeramatkan di beberapa pura di Bali salah satunya di Desa Blahbatuh Gianyar karena diyakini mempunyai kemampuan gaib untuk mengusir malapetaka dari segala musibah penyakit.

 

Di beberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang lebih lengkap dari pada yang hanya sepasang saja, tetapi ada yang diberi peran seperti Mantri, Galuh, Limbur dan sebagainya. Mereka dipakai sebagai anggota dalam pementasan yang membawakan lakon Arja (terutama didaerah Badung dan Denpasar) dan diiringi dengan gamelan Batel.

Putu and her new husband beautifully adorned for their Balinese Hindu wedding ceremony in Kintamani, Bali.

Cermin Cinta ^^ .

 

Phone & WhatsApp: 0857 0111 1819 . FOLLOW Twitter, Pinterest, LINE, Instagram: @fotoceria . PIN BB: 7 d 1 1 8 b 8 a . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . Facebook: Foto Ceria . Website: www.fotoceria.com

Buat [77] dan Nyonya, Selamat Hari Ulang Tahun Perkawinan ya..

Foto Gaya dengan edit Klasik membuat senyum pasangan ini semakin terlihat romantis ^^

 

Phone & WhatsApp: 0857 0111 1819 . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . PIN BB: 2 5 B 3 E 6 8 7 . Facebook: Foto Ceria . LINE & Instagram: fotoceria . Twitter: @fotoceria . Website: www.fotoceria.com

#Foto #Pernikahan #Pengantin #Sasak Dika+Ayu #Wedding #Lombok Ceremony di Kotaraja Lombok Timur #Indonesia #Photo by @Poetrafoto #Photography, #Fotografer #Perkawinan, Indonesian Wedding #Photographer based in #Jogja #Yogyakarta Photographer

 

*visit our Wedding Photography Web on Wedding Photography Web

*check our Wedding Blog on Wedding Photographer Indonesia Blog

*like our FB page on Indonesian Wedding Photographer FB Page

*follow our Pinterest on Wedding Photographer Indonesia Pinterest

*subscribe our Youtube on Wedding Photographer Indonesia Videos

*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto

*HP+WhatsApp: 081229776789

Salah satu moment dalam Upacara Pernikahan Adat Jawa ^^

 

Phone & WhatsApp: 0857 0111 1819 . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . PIN BB: 2 5 B 3 E 6 8 7 . Facebook: Foto Ceria . LINE & Instagram: fotoceria . Twitter: @fotoceria . Website: www.fotoceria.com

 

Sesuai yang direncanakan jauh jauh hari. Seneca mengagendakan Kanekes sebagai tujuan explorasi budaya Indonesia dalam rangka mewujudkan karakter cinta akan adat dan budaya Indonesia dan pemenuhan agenda tahunan rencana kerja Seneca sebagai oboz Jungle Ghost wilayah Bogor.

Penulis beserta istri telah berada di Jakarta mulai tgl 13 Mei 2015. Kami dijemput oleh saudara kami yang admin di Pendaki Gunung Indonesia juga beliau ikut dalam kepengurusan Jungle Ghost , saudara Rizal yang lebih dikenal sebagai juragan outdpor equipment online Sogo Jongkok.

Menginap dirumah beliau itu serasa di rumah sendiri. Banyak yang kami bicarakan.

Mengenai keluarga dan banyak hal seputar dunia pendakian.

Tepat pukul 6.00 tgl 14 Mei 2015 kami diantar ke stasiun Tanah Abang dengan mobil baru beliau. Hehe, selamat ya bang Sogo.

Di Stasiun Tanah Abang telah berkumpul kawan kawan dari Bogor, Jogjakarta dan Surabaya. Menggunakan kereta api Rangkas Jaya tepat pukul 08.00. Ketua Tim Expedisi Add Classic tampak sibuk mengurusi segala sesuatu dibantu Andri Maula Daisuki.

Stasiun Tanah Abang terkenal stasiun paling padat dan ramai di Jakarta. Di sini ada grosir pakaian terbesar di kawasan Jakarta.

Seperti biasa, kawan kawan memang tidak pernah bisa sepi. Ramai pembawaan kalau sudah berkumpul. Seakan gerbong 5 saat itu resmi menjadi milik Jungle Ghost.

Pukul 11.00 tiba di Rangkas Bitung. Sempat molor 1 jam, kami melanjutkan perjalanan ke Ciboleger Lebak Banten dengan menggunakan mobil Elf.

Perjalanan normal biasanya mwnurut kang Mickey, sopir, 2 jam . Akan tetapi kita akan tiba dalam 3 jam kali ini. Masih ada perbaikan jalan yang panjang dengan sistem buka tutup jalan di Cimarga.

Terkantuk kantuk kami dalam Elf. Struktur jalan yang rusak membuat perjalanan terasa lama dan kurang nyaman. Canda tawa mengurangi penat sesekali terdengar. Namun tidur lebih dipilih para peserta expedisi. Menyiapkan fisik sebelum trekking dimulai.

Tiba di Ciboleger pukul 15.30.

Akhirnya.

Terminal Ciboleger lebih bisa disebut pool terakhir mobil mobil penyedia layanan transportasi Rangkas Ciboleger. Dan kami lihat berjejer rapi mobil mobil pribadi para pemgunjung wisata Baduy. Ada toko Alfamart dan banyak toko yang menyediakan pernak pernik dan buah tangan di Ciboleger.

Pukul 15.00 kami tiba di Ciboleger. Segera menuju rumah makan untuk beristirahat dan sholat. Kang Jamal mempersilahkan kami untuk rehat sejenak sebelum memulai perjalanan ke Baduy Luar.

Di Ciboleger kita sudah bisa melihat interaksi warga dan orang orang suku Kanekes baik luar mau pun dalam. Untuk bisa membedakan Baduy Luar dan Baduy Dalam kita bisa melihat dari pakaian dan alas kaki.

Orang orang Baduy Dalam tidak beralas kaki dan hannya memakai baju putih atau hitam dan samping / kain yg dilipat srpwrti sarung sampai lutut berwarna hitam garis garis putih dg ikat kepala putih.

Sedang Baduy Luar lebih berwarna dengan samping batik biru dan kebaya beragam warna tapi lebih dominan berwarna ungu tua.

Makan siang yang nikmat. Walau terasa aneh. Makan di rumah makan dengan menu timbel bekal kawan kawan Seneca Bogor. Hoho. Kami hanya memesan sedikit lauk tambahan dan air mineral. Hoho Jungle Ghost begitu orang orangnya. wink emotikon

Selepas ashar kami berangkat dipandu kang Jamal, asli Baduy.

200 meter menanjak gapura selamat datang di Baduy sudah menyambut. Kanan kiri rumah panggung kayu berdinding bilik bambu berderet rapi. Tertata rapi menjadi obyek pameran pengunjung, sisi terluar Kanekes yang indah bagi pengunjung yang datang sekedar berekreasi di Ciboleger.

Gadis gadis penenun memperagakan kepiawiannya menenun kain dengan corak khas Baduy, ayunan bayi dari kain tergantung depan rumah meninabobokan sang bayi menjadi pemandangan khas yang mengagumkan. Pola pengasuhan yang indah.

Ada sekitar 40 rumah di area tersebut. Sampai pada batas jalanan berbatu dengan pepohonan rimbun menurun. Aura mistis mulai menyergap. Dingin. Seakan ini adalah pintu sebenarnya. Dan benar saja.

Saat kami mulai masuk, segera kami melihat hutan, sungai besar.

Perjalanan sesungguhnya dimulai. Kami langsung asyik dengan trek yang berbatu, naik turun. Keringat bercucuran. Ini tidak jauh berbeda dengan pendakian. Kalori yang terbakar sama saja.

Sesekali tawa kami berderai. Bercanda sepanjang jalan. Damai kami sepanjang jalur. Berpapasan dengan para warga Baduy. Keramahan yang bisa kami tangkap dari keseharian mereka. Jujur saya menyukai penampilan fisik orang Baduy. Tampan dan cantik. Kulit mereka bersih.

Jembatan yang melintasi sungai sangat eksotik. Campuran material kayu, bambu dan tali ijuk yang menunjukkan arsitektur yang luar biasa telah diperlihatkan di sini.

Lebih dari dua jam kami menyusuri Baduy Luar, tiga kampung terlewati. Ada sekilas sekelompok anak bermain bola dengan kostum Barcelona dan Real Madrid. Baduy Luar sudah bisa bertransformasi budaya. Walau adat tetap mereka pertahankan dengan ketat.

Sampai pada jembatan sungai yang entah keberapa kalinya, sampai juga di Cikakal Muara. Tempat kami akan menginap malam ini. Dua rumah panggung berhadapan telah disiapkan kang Jamal. Segera kami menghempaskan badan.

Keringat telah kering. Saatnya mandi membersihkan badan. Dan itu berarti sungai.

Menjelang magrib kami tiba di Cikakal Muara. Dua rumah panggung khas Baduy Luar menjadi tempat peristirahatan. Untuk membersihkan badan ada kamar mandi kecil, tapi tidak kami indahkan. Sungai lebih menarik. Segera kami berlarian.

Kampung Cikakal Muara di apit dua sungai. Sebelah timur lebih besar , di sebelah barat lebih kecil tapi kejernihan dan tingkat derasnya lebih. Diputuskan yang laki laki di sebelah timur, wanita sebaliknya. Mengenai dua aliran sungai ini akan kita bahas dibagian lebih lanjut.

Mandi bersama di sungai mempunyai nuansa tersendiri. Pelepas lelah perjalanan, mengembalikan memori indah masa kecil. Tanpa ragu semua menceburkan diri. Sayang batuannya besar besar dan tidak ada ceruk yang dalam. Tidak memungkinkan untuk bermain lompat dan salto ke air. Bahkan ada hal menarik yang lucu dan memancing tawa berderai. Saat Defan gosok gigi. Mulut Defan sudah berbusa pasta gigi, saat hendak berkumur, ada " sesuatu" yang mengikuti aliran air. Sontak semua tertawa. Defan kebingungan, wajahnya sedikit pucat dengan sikat gigi yang masih tergigit dan berbusa.

Aha...

Malam beranjak larut, suasana Cikakal Muara begitu hening. Tidak ada penerangan listrik. Sepertinya orang Baduy memang segera beranjak ke peraduan saat gelap menyelimuti. Rahasia hidup sehat yang luar biasa. Dalam hati saya bergumam " pantas saja orang Baduy tampak cerah dan kuat. Pagi bekerja keras, malam mereka segera tidur tanpa sedikit pun terkena radiasi cahaya lampu listrik. Teringat hadits Nabi yang menyuruh kita memadamkan lampu saat tidur. Sungguh benar apa yang Beliau perintahkan".

Para wanita peserta expedisi sudah terlelap, lain halnya dengan para lelaki. Menyeduh kopi dan mengobrol sampai larut. Rupanya materi pernikahan sangat menarik bagi mereka. Entah karena suasana yang sepi atau cahaya bulan sedikit menerobos dari balik pepohonan yang membangkitkan endorphin malam itu.

Sebagai pelaku pernikahan, penulis hanya bisa menunggu kabar baik.

Jumat,15 Mei 2015, selesai sarapan kami bersiap. Setelah mandi di sungai besar, sarapan , kami berkemas kembali. Kali ini kami bersiap menuju Cibeo. Suku Baduy Luar yang terdekat dengan Cikakal Muara ( Baduy Luar). Kang Jamal , pemandu kami menjelaskan kepada peserta bahwa untuk mencapai Baduy Dalam estimasi waktu sekitar 4- 5 jam dengan kondisi perjalanan naik turun bukit dan menghimbau agar peserta bisa membawa diri, tidak terpencar, dan sembarangan dalam melintasi area Baduy karena ada banyak wilayah pribadi yang menjadi adat masyarakat Baduy. Pun untuk tidak mengambil gambar selepas jembatan gantung terakhir

Pukul 08.00 , kami berangkat, dan betul saja perjalanan memang naik turun bukit. Keringat segera saja membasahi tubuh kami, tapi tidak usah khawatir, persediaaan air minum melimpah, dan banyak penjaja minuman di jalur menuju Cibeo.

Sepanjang jalur terkadang kami bertemu dengan warga Baduy Dalam, kecantikan paras seorang anak perempuan menarik perhatian kami. saat melepas lelah dan bertanya pada keluarganya tentang perawatan wajah, mereka menunjukkan Kicaang, daun yang memang mereka pergunakan untuk perawatan wajah. Luar biasa, alam memberikan lebih bagi siapa saja yang tinggal dan menetap serta menjaga alam dalam kondioisi baik.

Pukul 13.00 kami sampai di Cibeo, disambut Jaro Mursyid, puun setempat atau sesepuh Cibeo. Para Jungle Ghost berkumpul dan bersila di rumah Jaro Mursyid. Menikmati hidangan air minum dalam gelas bambu yang segar. Segera saja ,kami terlibat perbincangan yang seru dan menarik setelah sedikit perkenalan.

Banyak hal yang Jaro Murssyid ajarkan kepada kami, tentang legenda Gunung Kendeng, adat istiadat baduy, filosofi mereka tentang alam, dan upaya menjaga adat dan alam tempat tinggal mereka. Kami juga menyampaikan tentang Jungle Ghost, beliau tampak tertarik dan bangga dengan upaya Jungle Ghost yang berusaha menjadi kelompok masyarakat hutan. Pesan beliau adalah terus gelorakan kembali semangat perbaikan dalam diri manusia, semangat kembali ke alam. Pesan beliau yang banyak tercatat dalam sanubari para Jungle Ghost adalah " hade alamna, hade manusana" ( Kalau alamnya baik, berarti manusianya baik). Luar biasa, petuah yang sangat mendinginkan hati, tidak sia sia kami melakukan perjalanan.

Dua jam kami berbincang, hujan turun. Hari merambat sore, setelah reda, kami berpamitan kepada Jaro Mursyid dan para pengawal yang berada di luar rumah panggung. Tanpa harus melihat seperti apa, kami sudah bisa membayangkan bagaimana para ibu adalah madrasah pertama dan utama dalam membina generasi muda, rumah adat utama yang menjadi tempat berkumpul dan bermusyawarah, juga tentang Kawalu ,hari raya mereka. Prinsip perkawinan yang luar biasa, apa yang telah disatukan adat, tidak boleh diceraikan kecuali kematian. Proses penguburan sederhana, tanpa nisan, yang pergi biarlah pergi. Sungguh saya ingin menetap disini.

15.00, kami pulang, menapaki jalan semula kami datang. Beribu perasaan berkecamuk, sedikit yang tertawa dan banyak merenung sepanjang perjalanan. Kami menuju Cikakal Muara kembali untuk menginap semalam lagi dan esok pulang. jungleghost.org/ekspedisi-budaya-seneca-kanekes-baduy-leb...

Foto Pengantin Pernikahan dg Baju Bodo Perkawinan Adat Bugis Azhar+Distya Wedding Ceremony di Pekanbaru Riau Indonesia.

 

Ini adalah pasangan pengantin ketiga yang kami dokumentasikan ketiga kalinya di Pekanbaru Riau. Wedding Photo by Poetrafoto Photography, Fotografer Pernikahan, Wedding Photographer based in Yogyakarta Indonesia

 

*visit our Wedding Photography Web on Wedding Photography Web

*check our Wedding Blog on Wedding Photographer Indonesia Blog

*like our FB page on Indonesian Wedding Photographer FB Page

*follow our Pinterest on Wedding Photographer Indonesia Pinterest

*subscribe our Youtube on Wedding Photographer Indonesia Videos

*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto

*HP+WhatsApp: 081229776789

Instagram : acorbusie

 

Kota Solo Baru punya ikon yang bisa bikin wisatawan berdecak kagum. Di sanalah berdiri patung lima patung Pandawa yang gagah dan menjulang tinggi. Wajib diabadikan dalam kamera.

 

Di sekitar Solo, terdapat sebuah kota satelit yang terletak di Kabupaten Sukoharjo. Kota satelit itu bernama Solo Baru. Mungkin banyak yang belum tahu tentang kota ini. Kota Solo Baru lebih tepat dijuluki sebagai "kotanya kaum elit", karena memang bangunan-bangunan di kota satelit ini sangat modern dan terbilang mewah, agak bertolak belakang dengan Kota Solo yang kental akan nuansa Jawa.

 

Pusat kota Solo Baru adalah bundaran Pandawa Lima. Di kawasan ini terdapat perumahan elit yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti beberapa tempat ibadah, Carrefour, Pandawa Water World, Singapore Piaget Academy, Wisma Boga, GOR Pandawa, Eses Fashion Outlet, RS Dr. Oen, Ponpes Al-Azhar, dan juga ada sebuah hotel disini, yaitu Grand Soba Hotel.

 

Ikon pusat Kota Solo Baru itu berupa lima patung yang dikenal dengan Pandawa Lima. Ornamen lima patung Pandawa tersebut terbuat dari lapisan tembaga hasil karya pematung terkenal asal Pulau Dewata, I Wayan Winten. Kelima patung berdiri megah di bundaran jalan yang menghubungkan Sukoharjo dengan Kota Solo.

 

Tugu yang dilengkapi air mancur, berdiri kokoh di antara lingkar perempatan Solo Baru dan menjadi simbol selamat datang di Kabupaten Sukoharjo.

 

Penataan patung itu menarik karena keempat saudara Pandawa menghadap ke arah Puntodewo yang berdiri gagah di tengah. Posisi Werkudoro di timur, Nakulo di selatan, dan di barat Arjuno serta Sadewo di utara.

 

Pemilihan tokoh Pandawa untuk menghiasi kawasan itu, menurut pengembang Kota Solo Baru, karena keteladanan Pandawa Lima dalam kehidupan dunia pewayangan, dan untuk mengingatkan kembali akan jati diri masyarakat yang beradab dan berbudi pekerti luhur.

 

Asal usul Pandawa Lima itu dimulai dari kisah Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.

 

Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati ayah dan ibunya.

 

Ketika mengasuh anak, Kunti tidak pernah membedakan antara satu dengan lainnya, atau antara anak tiri dengan anak kandung yang dididik dengan cinta kasih seorang ibu sampai menjadi dewasa. Kunti adalah pencerminan seorang ibu yang patut diteladani.

 

Kelima anak Prabu Pandu itulah yang disebut dengan PANDAWA yang kini menjadi ikon Kota Solo Baru.

 

Source : travel.detik.com/dtravelers_stories/u-2714551/pandawa-lim...

Gaya ChiBi untuk menggambarkan rasa ceria kedua pasangan ini :D .

 

Phone: 0857 0111 1819 . YM & email: foto.ceria@yahoo.com . PIN BB: 2 5 B 3 E 6 8 7 . Facebook: Foto Ceria . LINE & Instagram: fotoceria . Twitter: @fotoceria . Website: www.fotoceria.com

 

HAPPY WEDDING: Traditional Java Wedding Dress Photo for Pernikahan Karin & Argo taken with Nikon D700 and 16 mm Fisheeye Lens Nikkor by Poetrafoto Photography Fotografer Perkawinan Jogja Yogyakarta Jakarta Bandung Semarang Bali Indonesia, our web www.poetrafoto.com, FB facebook.com/poetrafoto, twitter twitter.com/poetrafoto :)

Di belakang Krobongan ada kamar yang berfungsi sebagai kamar pusaka untuk menyimpan benda-benda pusaka.

 

Krobongan sebenarnya merupakan pusat dari keseluruhan bangunan yang dianggap keramat karena merupakan temapt bersemayamnya Dewi Sri "Dewi Kesejahteraan". Senthong tengen dan kiwo merupakan tempat bersemayam pemilik dalem.

 

Di dalam krobongan terdapat ranjang, kasur, bantal, dan guling, adalah kamar malam pertama bagi para pengantin baru, hal ini dimaknai sebagai peristiwa kosmis penyatuan Dewa Kamajaya dengan Dewi Kama Ratih yakni dewa-dewi cinta asmara perkawinan.

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

The middle structure is called Krobongan, a sacred area to worship Dewi Sri or the Goddess of Prosperity in Javanese people's belief. The small pavilliun is used by the newly weds to spend their first night, a symbol of unity of the God and Goddess of Love, Kamajaya and Kamaratih. Behind the krobongan is another room to keep sacred heirlooms. The left room is called "Senthong kiwo" used for the male members of the family while the right one is called "senthong tengen" used for the female members of the family.

#sanggargraini

Jl Wangkal No 23 Komplek TNI AL

Pangkalan Jati, Limo,Depok

08158715114 / 087885433123 / 081288209483

" A Ram Rem " Adat Istiadat dari suku Biak - Papua

  

Pengantar Redaksi :

 

Istilah toleransi dalam kehidupan beragama terlanjur dianggap istilah yang positif. Dalam batas-batas tertentu mungkin iya. Namun, dalam perkembangannya akhir-akhir ini, istilah toleransi ternyata dibajak oleh kalangan sekular-liberal sekadar menjadi alat yang digunakan untuk menyerang Islam dan kaum Muslim. Mengapa begitu? Apa alasannya? Apa pula efek dari propagandakan tolerenasi beragama bagi Islam dan kaum Muslim? Lalu bagaimana sebetulnya Islam mendudukkan toleransi beragama di hadapan para pemeluk agama lain?Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, kali ini Redaksi mewawancarai Ketua DPP HTI, KH Shiddiq al-Jawi di seputar isu dan wacana toleransi beragama. Ustadz, apakah penggunaan istilah toleransi terlihat sering merugikan Islam dan umat Islam?

 

Ya, sering. Misalnya pada saat Perayaan Natal, banyak para pejabat Muslim bahkan termasuk Presiden, yang menghadiri acara perayaan Natal dengan alasan toleransi. Padahal bagi seorang Muslim, turut merayakan peringatan Natalan hukumnya haram. Mengapa? Karena turut serta merayakan Natalan bagi seorang Muslim adalah perbuatan menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffâr) yang telah diharamkan Islam. Rasulullah saw. telah bersabda dalam hadits riwayat Abu Dawud, “Man tasyabbha bi qawm[in] fahuwa minhum.” Artinya, siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk ke dalam golongan mereka.

Jadi seharusnya, dalam hal Natalan ini, toleransi pejabat pemerintah yang Muslim cukup ditunjukkan dengan membiarkan kaum Nasrani merayakannya, yaitu tidak melarangnya, bukan turut serta merayakannya. Kalau toleransi diartikan turut merayakan, berarti istilah toleransi sudah melampaui batas, sudah sesat dan menyesatkan. Jelas ini merugikan Islam dan umat Islam.

Apa saja contoh kasus toleransi yang digunakan untuk menghambat Islam?

 

Kasusnya banyak. Selain perayaan Natal oleh pejabat Muslim tadi, masih ada kasus Kristenisasi, Ahmadiyah dan LGBT. Dalam pandangan Islam, tiga hal tersebut adalah sesuatu yang haram dan mungkar. Seorang Muslim tidak boleh membiarkan atau memberikan toleransi terhadap tiga fenomena tersebut di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim di Indonesia. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Muslim, “Man ra’a minkum munkar[an] fal-yughayyirhu biyadihi, fa in lam yastathi’ fabilisânihi fa in lam yastathi’ fa-biqalbihi wa dzâlika adh’aful îmân.” Artinya, siapa saja yang menyaksikan suatu kemungkaran, hendaklah dia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika dia tak mampu, ubahlah dengan ucapannya. Jika tak mampu juga, ubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.

Itulah sabda Nabi saw. yang mewajibkan perubahan atas kemungkaran. Artinya, tidak boleh ada toleransi yang tujuannya membiarkan atau melestarikan kemungkaran.

Namun sekarang, atas nama toleransi, umat Islam dipaksa membiarkan kemungkaran-kemungkaran itu. Kristenisasi, yang berarti upaya pemurtadan orang Islam untuk menjadi orang Kristen, didiamkan saja oleh pemerintah. Ahmadiyah yang memurtadkan orang Islam karena meyakini ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw. juga didiamkan oleh Pemerintah.

LGBT juga demikian. Walau jelas-jelas haram, dan menjijikkan tentunya, tetap ada sebagian umat Islam yang mendukung LGBT atas nama toleransi.

Walhasil, dengan istilah toleransi, suatu kemungkaran yang mestinya diubah atau dihilangkan, malah dibiarkan, dilestarikan dan terus eksis. Ini jelas menghambat Islam.

Ada beragam alasan untuk membenarkan toleransi model itu. Misal, untuk keharmonisan masyarakat, kita harus menghormati agama lain, kelompok lain. Tidak boleh satu ajaran mendominasi. Masyarakat negeri ini beragam bukan hanya Islam. Menurut ustadz, bagaimana?

Begini. Sebenarnya yang berkembang saat ini adalah toleransi model Barat, bukan toleransi ala Islam. Toleransi Barat ini latar belakang kemunculannya adalah konflik antara agama Katolik dan Protestan dalam masyarakat Barat pada era Reformasi, kira-kira abad ke-16 Masehi. Menurut Prof. Muhammmad Ahmad Mufti dalam kitabnya Naqdu at-Tasâmuh al-Librâli (Kritik Terhadap Toleransi Liberal), ide toleransi Barat didasarkan pada 3 (tiga) gagasan pokok: sekularisme (al-lâdiniyyah), relativisme (an-nisbiyyah) dan pluralisme-demokrasi (at ta’addudiyah wa ad dimuqrathiyyah).

Sekularisme menjadi syarat mutlak bagi terwujudnya toleransi. Sebabnya, kalau agama campur tangan dalam urusan masyarakat, yaitu negara menggunakan suatu agama untuk mengatur masyarakat, maka yang terjadi adalah dominasi satu agama atas agama lain. Dominasi satu agama ini tidak akan dapat dihentikan, kecuali dengan jalan memisahkan agama dari negara.

Relativisme menjadi konsekuensi logis sekularisme. Relativisme merupakan pandangan bahwa kebenaran masing-masing agama itu relative. Tidak ada kebenaran sebuah agama yang absolute. Karena itu tidak boleh ada pemaksaan suatu keyakinan agama kepada penganut agama lain. Pandangan ini tak mungkin ada, kecuali setelah ada sekularisme, yaitu setelah agama dipisahkan dari urusan negara.

Adapun pluralisme-demokrasi, merupakan cara pandang liberal terhadap kemajemukan masyarakat baik kemajemukan secara agama, politik, budaya, dan asal usul, sedemikian sehingga masing-masing kelompok dianggap mempunyai hak legal untuk eksis di tengah kemajemukan yang ada.

Nah, dengan memahami tiga ide dasar itu, kita bisa menjelaskan dan mendudukkan berbagai alasan yang sering dipakai untuk menjustifikasi toleransi ala Barat yang ada saat ini. Misalnya kalau dikatakan toleransi perlu agar “tidak boleh satu ajaran mendominasi”, ini berarti akar idenya adalah relativisme agama. Kalau dikatakan bahwa “harus menghormati agama lain” atau “masyarakat ini beragam bukan hanya Islam” maka akar idenya adalah pluralisme-demokrasi. Demikiran seterusnya.

Bagaimana pandangan Islam terhadap ide-ide yang mendasari toleransi ala Barat tersebut?

 

Ketiga ide tersebut tidak relevan untuk umat Islam dan sekaligus bertentangan dengan Islam. Saya katakan tidak relevan dengan umat Islam karena tiga ide tersebut lahir dalam konteks sosio-historis masyarakat Eropa yang Kristiani, yaitu lahir pada Era Reformasi Gereja abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Saat itu terjadi konflik antara raja yang berkolaborasi dengan agamawan Katolik, melawan kelompok reformasi dari golongan Protestan, seperti kelompok Martin Luther King. Jadi ide toleransi Barat itu sungguh tidak lahir dari rahim sejarah umat Islam yang berpegang pada akidah dan syariah Islam. Maka dari itu, menerapkan ide toleransi Barat yang didasarkan pada tiga ide tadi, yaitu sekularisme, relativisme dan pluralisme-demokrasi, jelas tidak relevan sama sekali dengan umat Islam. Kalau toleransi ala Barat itu tetap diterapkan di tengah masyarakat Muslim, jelas itu suatu bentuk pemaksaan, atau tepatnya penjajahan, yang justru paradoks dengan semangat toleransi yang selalu digembar-gemborkan Barat. Wong mau menerapkan ide toleransi kok malah melalui jalan pemaksaan, lalu di mana toleransinya?

Selain tak relevan dengan umat, tiga ide tersebut juga bertentangan dengan Islam itu sendiri. Sekularisme bertentangan dengan Islam, karena Islam tidak mengenal pemisahan agama dari Negara. Sebaliknya, Islam mempunyai sistem pemerintahan yang diwajibkan Islam atas umat Islam, yaitu Khilafah. Relativisme juga bertentangan dengan Islam, karena al-Quran menyatakan dengan penuh ketegasan, bahwa hanya agama Islam sajalah yang benar dan diridhoi Allah (QS Ali Imran [3]: 19). Pluralisme-demokrasi juga bertentangan dengan Islam. Pasalnya, meski Islam mengakui kemajemukan (pluralitas) sebagai realitas empirik, misalnya manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (QS al-Hujurat: 13), Islam berbeda secara fundamental dengan demokrasi dalam hal cara pandang dan pengaturan atas kemajemukan masyarakat. Dalam demokrasi, pengaturan kemajemukan dijalankan menurut hukum buatan manusia, bukan menurut hukum suatu agama tertentu. Sebaliknya, dalam Islam, kemajemukan masyarakat diatur hanya dengan syariah Islam semata.

Apakah penggunaan toleransi selama ini dilakukan dengan standar ganda? Seperti apa bisa diberikan contohnya?

 

Memang, kalau saya cermati, toleransi di Indonesia diterapkan dengan standar ganda. Tidak ada standar tunggal yang baku dan diterapkan dalam segala keadaan secara adil. Celakanya, standar ganda tersebut banyak merugikan Islam dan umat Islam. Misalnya, saat Nyepi di Bali, umat Islam yang tidak merayakan Nyepi dipaksa untuk tidak beraktivitas seharian penuh, dengan alasan toleransi. Jadi standarnya adalah, “pihak minoritas menghormati agama mayoritas”. Anehnya, pada saat bulan Ramadhan, ada seruan agar “yang berpuasa harus menghormati yang tidak berpuasa”. Ini benar-benar logika aneh bin ajaib, karena seharusnya standarnya adalah “pihak minoritas menghormati agama mayoritas”. Mestinya, “yang tidak berpuasa menghormati yang puasa.” Jadi terbukti toleransi di Indonesia mempunyai standar ganda, yaitu standar pertama “pihak minoritas harus menghormati agama mayoritas” seperti kasus Nyepi di Bali. Lalu standar kedua, “pihak mayoritas harus menghormati yang minoritas” seperti kasus seruan Ramadhan tadi. Ini gila, bukan?

Contoh lain standar ganda toleransi adalah kasus penghapusan tujuh kata Piagam Jakarta, yaitu hapusnya kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Umat Islam sering dipuji sudah bersikap toleran dengan menerima penghapusan tersebut. Padahal jelas penghapusan itu merugikan Islam dan umat Islam. Alasan penghapusan saat itu, sebagaimana disebut Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya Piagam Jakarta, karena “ada golongan non-Islam dari Indonesia Timur yang tidak setuju dan akan memisahkan diri kalau tujuh kata itu tidak dihapus.” Ini sungguh aneh karena berarti standarnya adalah “golongan mayoritas harus bersikap toleran terhadap golongan minoritas.” Bukankah standarnya seharusnya “golongan minoritas harus bersikap toleran terhadap golongan mayoritas”? Bukankah seharusnya bangsa Indonesia Timur yang non-Islam itu yang justru toleran terhadap kewajiban menjalankan syariah Islam itu?

Apakah di balik penggunaan toleransi itu ada phobia Islam, phobia syariah dan stigma negatif terhadap Islam?

 

Oh, jelas sekali itu. Penjelasannya begini. Tadi sebelumnya sudah saya jelaskan, bahwa toleransi yang ada sekarang adalah toleransi ala Barat, bukan toleransi yang islami. Maka dari itu, tiga ide pokok yang menjadi dasar toleransi Barat yakni sekularisme, relativisme dan pluralisme-demokrasi sudah pasti menjadi asumsi atau anggapan dasar untuk toleransi saat ini walau sifatnya implisit. Nah, karena landasan toleransi saat ini adalah sekularisme, maka wajar kalau mereka sangat anti terhadap Islam atau syariah atau Khilafah. Mengapa? Karena semua itu jelas akan dianggap bertentangan dengan prinsip sekularisme. Demikian juga karena toleransi yang ada sekarang asasnya adalah relativisme, maka para penganjur toleransi walaupun orang Islam, tidak akan mungkin menganggap Ahmadiyah adalah suatu penyimpangan atau kemungkaran. Mengapa demikian? Karena para penganjur toleransi itu memandang jika Ahmadiyah dianggap menyimpang dari ajaran Islam, berarti itu bentuk pemaksaan agama kepada kaum Ahmadiyah. Begitu juga karena landasan toleransi sekarang adalah pluralisme-demokrasi, yang mengharuskan pengaturan kehidupan berdasar aturan non agama, maka wajar kalau para penganjur toleransi menjadi phobia terhadap syariah.

Jadi, yang menjadi masalah adalah, ide toleransi yang ada sekarang adalah toleransi ala Barat yang liberal, yang didasarkan pada sekularisme, relativisme, dan pluralisme-demokrasi, yang ujung-ujungnya akan membawa pada sikap anti terhadap Islam.

Bagaimana Islam mengatur keragaman dan mengatur non-Muslim dan agama selain Islam?

 

Dalam hal pengaturan keragaman atau kemajemukan masyarakat, secara garis besar ada dua ketentuan syariah Islam. Pertama: Jika yang diatur itu umat Islam, maka yang menjadi aturan adalah syariah Islam. Maka dari itu, umat Islam harus tunduk kepada syariah Islam dalam segala hal yang terkait dengan kehidupan mereka, misalnya adat-istiadat, bahasa, cara berbusana, kesenian, perkawinan, makanan, dan sebagainya.

Kedua: Jika yang diatur adalah umat non-Islam seperti penganut Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dan sebagainya, maka aturan yang diterapkan ada dua macam. Jika menyangkut kehidupan umum, misalnya dalam bidang kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya, maka umat non-Islam harus tunduk kepada syariah Islam. Adapun jika menyangkut kehidupan pribadi, seperti agama, ibadah, makanan, pakaian, dan perkawinan, maka umat non-Islam dibolehkan menjalankan agamanya masing-masing. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam. WalLâhu a’lam. (ABAD KHILAFAH Network)

 

via Abad Khilafah | Mengembalikan Kegemilangan Islam ift.tt/2bt3TYH

#Foto #Pengantin #Perkawinan #Pernikahan #Muslim #Jawa #Wedding Puteri+Rifki at #Masjid Kampus UGM #Yogyakarta #Indonesia

 

Wedding #Photo by @Poetrafoto #Photography, #Fotografer Pernikahan, #Indonesian Wedding #Photographer based in #Jogja Yogyakarta

 

*visit our Wedding #Photos on Wedding Photographer Indonesia Website

*check our #WeddingBlog on Wedding Photographer Indonesia Blog

*like our FB page on Indonesian Wedding Photographer FB Page

*follow our Pinterest on Wedding Photographer Indonesia Pinterest

*subscribe our Youtube on Wedding Photographer Indonesia Videos

*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto

*HP+WhatsApp: 081229776789

Instagram : acorbusie

 

Kota Solo Baru punya ikon yang bisa bikin wisatawan berdecak kagum. Di sanalah berdiri patung lima patung Pandawa yang gagah dan menjulang tinggi. Wajib diabadikan dalam kamera.

 

Di sekitar Solo, terdapat sebuah kota satelit yang terletak di Kabupaten Sukoharjo. Kota satelit itu bernama Solo Baru. Mungkin banyak yang belum tahu tentang kota ini. Kota Solo Baru lebih tepat dijuluki sebagai "kotanya kaum elit", karena memang bangunan-bangunan di kota satelit ini sangat modern dan terbilang mewah, agak bertolak belakang dengan Kota Solo yang kental akan nuansa Jawa.

 

Pusat kota Solo Baru adalah bundaran Pandawa Lima. Di kawasan ini terdapat perumahan elit yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti beberapa tempat ibadah, Carrefour, Pandawa Water World, Singapore Piaget Academy, Wisma Boga, GOR Pandawa, Eses Fashion Outlet, RS Dr. Oen, Ponpes Al-Azhar, dan juga ada sebuah hotel disini, yaitu Grand Soba Hotel.

 

Ikon pusat Kota Solo Baru itu berupa lima patung yang dikenal dengan Pandawa Lima. Ornamen lima patung Pandawa tersebut terbuat dari lapisan tembaga hasil karya pematung terkenal asal Pulau Dewata, I Wayan Winten. Kelima patung berdiri megah di bundaran jalan yang menghubungkan Sukoharjo dengan Kota Solo.

 

Tugu yang dilengkapi air mancur, berdiri kokoh di antara lingkar perempatan Solo Baru dan menjadi simbol selamat datang di Kabupaten Sukoharjo.

 

Penataan patung itu menarik karena keempat saudara Pandawa menghadap ke arah Puntodewo yang berdiri gagah di tengah. Posisi Werkudoro di timur, Nakulo di selatan, dan di barat Arjuno serta Sadewo di utara.

 

Pemilihan tokoh Pandawa untuk menghiasi kawasan itu, menurut pengembang Kota Solo Baru, karena keteladanan Pandawa Lima dalam kehidupan dunia pewayangan, dan untuk mengingatkan kembali akan jati diri masyarakat yang beradab dan berbudi pekerti luhur.

 

Asal usul Pandawa Lima itu dimulai dari kisah Prabu Pandu Dewanata mempunyai dua orang isteri yaitu Dewi Kuntitalibrata dengan Dewi Madrim. Prabu Pandu adalah putra Raden Abiyasa raja dari Astina, sedangkan Dewi Kuntitalibrata adalah putri dari Prabu Kuntibojo raja Mandura, dan Dewi Madrim adalah putri dari Prabu Mandrapati raja Mandraka.

 

Dari perkawinan Pandu dengan Kunti menghasilkan 3 putra yaitu: Puntadewa, Bratasena dan Arjuna, sedangkan dari perkawinannya dengan Madrim menghasilkan 2 putra, yaitu: Nakula dan Sadewa, yang dilahirkan kembar. Tetapi kedua anak kembar ini mulai kecil diasuh oleh ibu Kunti karena ditinggal mati ayah dan ibunya.

 

Ketika mengasuh anak, Kunti tidak pernah membedakan antara satu dengan lainnya, atau antara anak tiri dengan anak kandung yang dididik dengan cinta kasih seorang ibu sampai menjadi dewasa. Kunti adalah pencerminan seorang ibu yang patut diteladani.

 

Kelima anak Prabu Pandu itulah yang disebut dengan PANDAWA yang kini menjadi ikon Kota Solo Baru.

 

Source : travel.detik.com/dtravelers_stories/u-2714551/pandawa-lim...

FOTOGRAFER PERNIKAHAN ( WEDDING PHOTOGRAPHY ) PHOTO PENGANTIN | FOTO PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL ) | di TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA, INDONESIA

 

PAKET FOTO PERNIKAHAN EXCLUSIVE

ads2.weddingbookjogja.com/

ACARA & WAKTU :

SIRAMAN, SESERAHAN, MIDODARENI, AKAD NIKAH, RESEPSI - WAKTU 2 HARI Biaya Mulai Rp 7.500.000,- WAKTU 3 HARI Biaya Mulai Rp 12.500.000,- Melayani Seluruh Indonesia

CONTOH Album WeddingBook : ads2.weddingbookjogja.com/

 

BOOKING TANGGAL HUBUNGI : 0857 4359 8263 | 0852 0088 4609

(** LUAR KOTA TAMBAHAN Biaya TRANSPORT )

 

Siap abadikan Foto & Video Pernikahan Tradisional Muslim dan Modern di Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang ( & Jawa Tengah ) Bandung ( & Jawa Barat ) Surabaya ( & Jawa Timur ) Sumatera Kalimantan Sulawesi Papua Bali Brunei Darussalam Malaysia ( OK )

 

LIHAT CONTOH Album : ads2.weddingbookjogja.com/

 

FOTO PERNIKAHAN ( PERKAWINAN ) TRADISIONAL & MODERN TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL PHOTOGRAPHER ) TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | FOTO PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA Sleman Bantul Wonosari Gunung Kidul Wates Kulonprogo Danurejan Gedongtengen Gondokusuman Gondomanan Jetis Kotagede Kraton Mantrijeron Mergangsan Ngampilan Pakualaman Tegalrejo Umbulharjo Wirobrajan. WEDDING PHOTO PENGANTIN PERKAWINAN TRADISIONAL & MODERN TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA BANDUNG MALANG PURWOKERTO Banguntapan Imogiri Kasihan Kretek Piyungan Pleret Sedayu Sewon ( SLEMAN ) Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan merekomendasi berbagai kebutuhan VENDOR JASA FOTO PERNIKAHAN ( WEDDING PHOTO ) FOTOGRAFER PENGANTIN TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL FOTOGRAFI ) TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFI PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan Semarang Banjarnegara Batang Bantul Blora Boyolali Brebes Cilacap Demak Gombong Jepara Kajen Karang Anyar Karimun Jawa Kebumen Kendal Klaten Kudus Magelang Muntilan Pati Pekalongan Pemalang Purbalingga Purwodadi Purwokerto Purworejo Rembang Salatiga Slawi Sleman Solo Sragen Sukoharjo Tegal Temanggung Ungaran Wates Wonogiri Wonosari Wonosobo. FOTO PERNIKAHAN TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL ) TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA | PHOTO PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TEGALREJO JOGJA / YOGYAKARTA Banguntapan Imogiri Kasihan Kretek Piyungan Pleret Sedayu Sewon Danurejan Gedongtengen Gondokusuman Gondomanan Jetis Kotagede Kraton Mantrijeron Mergangsan Ngampilan Pakualaman Tegalrejo Umbulharjo Wirobrajan Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan Serang Tangerang Cilegon Ciputat Pandeglang Tigaraksa Banten Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Selatan Cengkareng Cilangkap Cinere Dukuh Atas Gading Cempaka Gajah Mada Grogol Jatinegara Kampung Makassar Kampung Melayu Kebayoran Kelapa Gading Kemayoran Kota Kuningan Mampang Mangga Besar Mangga Dua Menteng Pademangan Pluit Pondok Indah Radio Dalam Cilandak Salemba Slipi Sunter Tanah Abang Tanjung Duren Tebet Tomang Jakarta, Indonesia. WEDDING PHOTO JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA BANDUNG MALANG PURWOKERTO juga mereferensikan Jasa rias pengantin ( PAES ) Make Up Artist Salon Bridal Dekorasi Catering Sewa Busana Sewa Mobil Pengantin MC Wedding Organizer Souvenir Mahar Hantaran Kado Fotografer Video Gedung Pernikahan Venue Wedding Book Foto Prewedding Prewed Sinematic PhotoBooth Produk Kecantikan Hotel HoneyMoon Wedding Florist Tusuk Gigi Sandal Hotel Sedotan White Sugar Sachet Brown Sugar Sachet Coffee ( Kopi Kemasan Sachet ) Kaos Sablon Foto Model Candid Liputan dari berbagai kota di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, Papua dan Luar Negeri. Jasa WEDDING ( Pernikahan ) Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Malang Purwokerto Jember Bali Lombok melayani Rias Pengantin Tradisional ( Jogja Paes Ageng, Jogja Putri, Jangan Menir, Paes Ageng Kasatrian, Rias Solo Putri, Solo Basahan, Cirebonan, Sunda Putri dan Sunda Siger ). Jasa WEDDING ( Pernikahan ) Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Aceh Medan Batam Padang Pekanbaru Jambi Bengkulu Lampung Bangka Belitung melayani Rias Pengantin Modern ( Rias Bridal, Rias Muslimah, Rias Modern Modifikasi dan Rias Gaya Internasional ). Jasa Rias Pengantin Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Surabaya Bandung Malang Purwokerto Banten siap menerima Rias Gaya Minangkabau, Palembang, Adat Batak, Bugis, Bali dll ). WEDDING ( JASA PERNIKAHAN ) di Jogja / Yogyakarta Pontianak Palangkaraya Balikpapan Samarinda Nunukan Tarakan siap menerima Rias pengantin & Wedding Service di Jogja / Yogyakarta. Wedding ( Situs Pernikahan ) Batam Medan Aceh Padang Jambi Palembang Bengkulu Lampung Bangka Belitung Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Samarinda Makassar Manado Gorontalo Kendari Palu Ternate Ambon Mataram Kupang Denpasar Bali Papua dan berbagai kota di Jawa. Segera Booking Tanggal pernikahan anda di WEDDING Jogja / Yogyakarta, sebelum kehabisan jadwal. WEDDING JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA SOLO BANDUNG MALANG PURWOKERTO MEREKOMENDASI Fotografer Pernikahan | Fotografer Wedding | Foto Pernikahan | Foto Wedding | Wedding Photographer Indonesia | Fotografer Wedding Jogja | Fotografer Yogyakarta Semarang Solo Surabaya Jakarta Bandung Bali Pekanbaru Jambi Medan Palangkaraya Lombok etc. Merekomendasikan Persewaan BRIDAL DAN GAUN PENGANTIN MODERN di Jogja / Yogyakarta Indonesia, Serta menyediakan ribuan foto koleksi untuk membantu calon pengantin merencanakan pernikahan, wedding konsultan, paket pernikahan & honeymoon, serta layanan personal wedding website. Membangun kerjasama dan membantu pemasaran para Vendor Pernikahan di Jogja / Yogyakarta ( Memasarkan Perias Jogja / Yogyakarta, Fotografer Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Prewedding Jogja / Yogyakarta, Prewed Jogja / Yogyakarta, Dekorasi Jogja / Yogyakarta, Catering Jogja / Yogyakarta, Perancang Busana Jogja / Yogyakarta, MC Jogja / Yogyakarta, Wedding Organizer Jogja / Yogyakarta, Video Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Kartu Undangan Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Bridal Jogja / Yogyakarta, Kebaya Jogja / Yogyakarta, Mobil Pengantin Jogja / Yogyakarta, Sewa Busana Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Souvenir Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Kado Jogja / Yogyakarta, Parcel Jogja / Yogyakarta, Hantaran Jogja / Yogyakarta, Pelaminan Minang Jogja / Yogyakarta, Pelaminan Palembang Jogja / Yogyakarta, Sewa Gedung Resepsi Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Resort Jogja / Yogyakarta, Venue Jogja / Yogyakarta, Rias Wisuda Jogja / Yogyakarta, Tenda Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Alat Pesta Jogja / Yogyakarta, Entertainment Jogja / Yogyakarta, Musik Jogja / Yogyakarta, Band Jogja / Yogyakarta, Penyanyi Jogja / Yogyakarta, Kesenian Tradisional Jogja / Yogyakarta, Kursus Rias Jogja / Yogyakarta, Pranatacara Jogja / Yogyakarta, Roti Jogja / Yogyakarta, Kue Pengantin Jogja / Yogyakarta, Spa Jogja / Yogyakarta, Salon Jogja / Yogyakarta, Bunga Ucapan Jogja / Yogyakarta, Cokelat Jogja / Yogyakarta, Yougurt Jogja / Yogyakarta, Ice Cream Jogja / Yogyakarta, Frozen Jogja / Yogyakarta, Distributor Kopi Jogja / Yogyakarta, Distributor Roti Jogja / Yogyakarta, Hotel Jogja / Yogyakarta, Distributor Makanan Jogja / Yogyakarta, Bunga Ucapan Jogja / Yogyakarta, Sewa Jas Jogja / Yogyakarta, Sewa Kostum di Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Malang Purwokerto Jember Denpasar Mataram Indonesia)

 

CONTOH : ALBUM WEDDINGBOOK

HUBUNGI : 0857 4359 8263 | 0852 0088 4609

Webs. ads2.weddingbookjogja.com/

Putu & Jun at their first wedding ceremony , Pura Agung Kedisan temple, Kintamani

 

Hari masih begitu muda. Kau belumlah ada. Maka kuceritakan kisah ini. Semoga kau suka. Sebab semuanya bermula di sini. Pada gulungan kabut tebal di utara dan hamparan api berkobar di selatan.

 

Niflheim: dingin seperti cinta mati

 

Muspell: membara seperti cinta pertama

 

Niflheim tak menjanjikan apa-apa selain dingin dan kebekuan yang abadi. Di balik selimut tebal kabutnya mengalir sebelas sungai berbisa yang mampu membunuh sesiapa saja yang meminumnya. Semua bersumber di Hvergelmir-pusat segala, gejolak yang tak pernah reda, dendam yang tak pernah tuntas, nafsu buas yang tak bisa lagi kau bungkus dengan apa pun. Sedang Muspell adalah api abadi, neraka bagi siapa saja yang berani menginjakkan kakinya. Semuanya membara di sana: tanah, batu-batu, debu, juga udara. Dan di tepian kobaran api, titik di mana kabut menjelma jadi cahaya, Surtr tegak berdiri. Pedangnya tertancap di tanah dan menyala-nyala. Sosok ini sudah berdiri di sana entah sejak kapan. Surtr ada sebelum segalanya ada. Katakanlah demikian. Percayalah demikian. Berdiam di sana. Seperti berjaga. Tak pergi ke mana-mana. (Kelak ia akan pergi sekali saja. Pada waktunya nanti. Dan ia tak bakal kembali. Tak ada yang bisa kembali lagi setelah kepergiannya. Juga kita. Saat ini aku yakin ia masih di sana. Di tempatnya semula. Di bawah debunya semula. Jangan pergi dulu, Surtr. Berdiamlah di sana. Setidaknya sampai cerita ini selesai.)

 

Di antara Niflheim dan Muspell, di antara yang dingin dan panas, ada celah di mana kelak kita bertemu-memang, selalu ada celah meski kecil dan tak mudah. Sebutlah ia Ginnungagap, sebuah ruang antara. Sungai-sungai dari utara, di sinilah mereka bermuara, mengeras menjadi dataran es, membeku menjadi bongkahan-bongkahan yang dingin dan sepi. Di ruang antara inilah segala sesuatu mulai tumbuh. Pertama, terciptalahYmir dari sepi yang paling getir, dari angin yang paling dingin. Ia raksasa tanpa kelamin. Kita tak bisa menyebut jantan atau betina. Tubuhnya besar. Lebih besar dari apa yang bisa kaubayangkan atas kebesaran. Tak berselang lama, terciptalah Audhumla, seekor sapi yang juga besarnya bukan kepalang. Sapi raksasa yang lahir tanpa tanduk. Kerjanya hanya menjilati balok-balok es-yang menurutnya asin. Tak ada yang lain. Rumput belum ada di hari yang masih muda itu. Maka jadilah bongkah-bongkah es sebagai makanan dan minumannya. Sedangkan Ymir bertahan hidup dengan air susu yang dihasilkan Audhumla. Susunya segar. Berlimpah. Memancar dari puting-putingnya. Mencipta sungai-sungai baru. Sungai susu.

 

Ymir makin hari makin besar. Susu Audhumla mempercepat pertumbuhannya. Sementara sapi raksasa itu tak henti memamah balok-balok es. Lidahnya yang besar menjilat dengan rakus bongkahan-bongkahan air yang beku itu seperti kanak-kanak-saat itu belum ada-menjilat es potong dari warung sebelah. Dan inilah ruang antara, ruang yang menjanjikan begitu banyak kemungkinan penciptaan. Ruang ketiga di mana ruang pertama dan ruang kedua sudah tak mampu menjanjikan apa-apa lagi: tua, pasti, dan tak terbantah lagi. Balok es yang tiap hari dilumat ludah Audhumla pelan-pelan mulai berubah menjelma jadi berhelai-helai rambut di suatu hari. Menjadi kepala di hari berikutnya. Dan menjadi sesosok tubuh laki-laki di ujung hari yang lain. Dialah Buri yang kelak dikenal sebagai moyang para dewa. Hiduplah ia berkawan dengan Ymir, sapi dan sepi.

 

Segalanya seperti baru saja dimulai. Siapa pula yang sanggup menghentikannya. Segalanya seperti terus tumbuh bahkan dalam tidur yang paling dalam. Begitulah dalam sebuah tidurnya yang kosong tanpa mimpi-mimpi belum ada waktu itu-Ymir beranak pinak. Dari ketiak kirinya lahir sepasang raksasa, jantan dan betina. Dari balik sepasang kakinya yang besar lahir seorang raksasa berkepala enam. Ya, di hari yang masih begitu muda, sebuah bangsa bisa tercipta dalam sebuah tidur tanpa mimpi. Mereka kawin-mawin dan berbiak dengan cepat. Ratusan raksasa segera memecah kesepian Ginnungagap. Sungai-sungai susu Audhumla penuh dengan bayi-bayi raksasa yang berenang sambil minum susu. Bangsa baru ini pun menyebar ke seluruh penjuru. Ke utara yang dingin lantaran berbatasan dengan Niflheim. Juga ke selatan yang hangat seperti musim sepi sebab berhadap-hadapan dengan Muspell dan bayang Surtr yang kadang tampak dengan jelas di saat-saat tertentu-bayang-bayang yang mengerikan entah karena apa.

 

Lalu bagaimana halnya dengan Buri? Apakah ia tetap bertahan hidup seorang diri? Jilatan ajaib Audhumla hanya berlaku satu kali. Tak ada Buri-Buri lain yang lahir dari bongkahan es. Buri pun tak bisa beranak pinak dalam tidur sebagaimana Ymir-tak ada yang mendadak lahir di ketiak atau sepasang kakinya. Sementara hampir tiap hari ia menyaksikan bayi raksasa terus bertambah banyak. Ia makin merasa kesepian. Sendirian di antara keramaian bangsa raksasa yang makin mengepungnya. Buri baik-baik saja sebenarnya. Ia bergaul akrab dengan para raksasa itu. Tapi tetap saja ia berbeda dengan mereka. Ia bukan raksasa. Itulah yang membuatnya merasa sendiri. Hingga di satu hari ia memberanikan diri mengajak seorang raksasa betina bercinta. Ya, tiba-tiba saja ia ingin bercinta setelah berkali-kali ia melihat para raksasa itu bercinta di depan matanya. Raksasa perempuan itu mengiyakan ajakan Buri. Dan bercintalah mereka di balik bongkahan es. Untuk pertama kalinya Buri merasa tak sendiri. Dengan rakus ia melumat bibir pasangannya, menindih tubuhnya berkali-kali, hingga di sebuah puncak ia berteriak dengan keras. Sangat keras. Memecah kesepian hatinya.

 

Dari persetubuhan di balik bongkahan es itu lahirlah Bor, makhluk setengah dewa setengah raksasa pertama di Ginnungagap. Buri merayakan kelahiran Bor. Keinginannya untuk mendapatkan keturunan telah tercapai. Perkawinan silang adalah jalan keluarnya. Buri bercinta sepanjang hari. Berharap akan lahir Bor-Bor yang lain. Berharap akan segera tercipta sebuah bangsa selain bangsa raksasa. Tapi keajaiban sekali lagi hanya berlaku satu kali. Maka ketika Bor menginjak dewasa ia segera memintanya untuk mengawini salah seorang raksasa betina. Bor memilih Bestla, raksasa betina yang terbaik di antara kawanannya. Dari perkawinan Bor dengan Bestla, lahirlah Odin, Ve, dan Vili. Buri bernapas lega. Garis keturunannya bertambah panjang. Dan ia bisa mati dengan tenang.

 

Odin, mungkin kau pernah mendengar namanya. Dewa dari segala dewa. Ayah dari Thor si Dewa Petir. Tapi bersabarlah, cerita belum akan sampai ke sana. Hari masih begitu muda. Kembali pada Odin, Ve, dan Vili. Mereka telah beranjak dewasa. Buri sudah mati. Bor menyusul tak lama kemudian. Tinggal mereka bertiga saja. Hidup bersama Ymir dan bangsa raksasa.

 

Berbeda dengan ayah dan kakeknya, Odin bersaudara tumbuh menjadi pribadi-pribadi tak pernah puas dengan keadaan yang melingkungi mereka. Celah di antara Nifhleim dan Muspell telah habis mereka jelajahi. Tak ada apa-apa lagi yang mampu menggairahkan mereka. Gerombolan raksasa juga tampak menyebalkan di mata mereka. Para raksasa itu hanya bisa beranak pinak dan membuat keramaian. Bertarung satu sama lain dan berpesta. Ginnungagap jadi terlalu membosankan buat mereka. Sementara Niflheim dan Muspell terlalu mengerikan untuk mereka masuki. Odin, Ve, dan Vili mulai membayangkan masa depan.

 

Sesuatu harus berubah. Mereka tak bisa selamanya hidup seperti itu dari waktu ke waktu. Odin, Ve, dan Vili tengah merancang perubahan itu. Membunuh Ymir adalah awal dari sebuah perubahan. Mereka yakin kematian Ymir akan menjadi awal dari kehidupan baru. Maka diaturlah pembunuhan pertama itu dengan saksama. Dan saat yang tepat adalah saat Ymir tenggelam dalam tidurnya yang dalam. Dengan ujung-ujung batu es yang tajam, mereka menusuk seluruh tubuh Ymir. Mereka bertiga menusuk-nusuk dan menghantam Ymir dengan bongkahan-bongkahan es yang keras. Darah menyembur. Ymir menggeliat bangun tapi sudah terlambat. Ia bangun hanya untuk bertemu dengan kematiannya. Darah terus menyembur dengan deras dari seluruh tubuhnya. Banjir darah di Ginnungagap. Banjir dalam arti yang sebenarnya. Ribuan raksasa hanyut dan mati tenggelam. Semuanya mati kecuali sepasang raksasa, Bergelmir dan istrinya. Mereka selamat karena sempat naik ke dalam kotak kayu yang menjadi perahu bagi mereka dalam mengarungi derasnya samudra darah Ymir. Odin, Ve, dan Vili mendaki tubuh Ymir. Mereka bertahan berhari-hari di sana menyaksikan bencana hebat akibat ulah mereka. Darah Ymir menjelma samudra, membuat tubuhnya menjadi sebuah pulau yang terpencil. Ginnungagap telah lenyap.

 

Setelah keadaan tenang, darah tak lagi mengalir dari tubuh Ymir, raksasa-raksasa sudah tewas tenggelam dalam samudra darah-kecuali Bergelmir dan istrinya yang bisa kabur dengan perahu, Odin dan saudara-saudaranya mulai bekerja mencipta dunia baru. Mereka membuat tanah dari daging Ymir. Membuat gunung dan tebing-tebing dari tumpukan tulang-tulang Ymir. Membuat pantai pasir putih dari serpihan gigi Ymir. Tak lupa mereka membuat benteng pertahanan, berjaga jika para raksasa keturunan Bergelmir akan kembali dan membalas dendam. Benteng itu terbuat dari bulu mata Ymir. Daerah di dalam tembok itu mereka namakan Midgard. Di sinilah Odin bersaudara mewujudkan dunia impian mereka. Dunia yang indah: sungai-sungai jernih mengalir, gunung-gunung dan perbukitan yang hijau, padang rumput yang luas, hutan-hutan hijau yang lebat, pantai dan batu-batu karang. Dataran es Ginnungagap adalah masa lalu yang pelan-pelan akan mereka lupakan.

 

Tapi buat apa mereka ciptakan itu semua jika tak ada yang bisa menikmatinya. Odin dan saudara-saudaranya mulai gelisah. Mereka harus menemukan penghuni buat dunia baru yang mereka ciptakan. Permainan-permainan baru harus terus diciptakan. Jika tidak, mereka akan kembali bertemu dengan kebosanan. Bertiga mereka berkelana menyusuri dengan teliti lembah-lembah dan gunung-gunung, pantai-pantai yang jauh, untuk menemukan penghuni dunia rekaan mereka. Tapi tak ada. Mereka tak bertemu siapa-siapa. Hanya dua batang pohon yang teronggok di sebuah pantai, tergeletak bersisihan, sisa dari bencana yang belum lama berlalu. Sebatang kayu ash dan sebatang kayu elm.

 

Dua batang kayu ini mereka dirikan. Tingginya setinggi manusia. Odin lantas meniupkan napas kehidupan. Maka hiduplah kedua batang kayu ini. Mereka bernapas dan berdarah. Vili kemudian meniupkan hasrat ke dalam dua makhluk yang baru ini. Memberi mereka kemampuan berpikir dan bertindak. Dan Ve menyempurnakan tubuh kedua batang kayu ini. Mengukirnya menjadi sebentuk manusia: punya mata, telinga, hidung, leher, badan, dan sepasang tangan-kaki. Ia juga mengukir alat kelamin. Laki-laki pada kayu ash dan perempuan di kayu elm. Sepasang manusia baru saja tercipta. Keduanya berdiri berhadapan. Telanjang di sebuah pantai. Mereka adalah kita.

 

Aku Ask kau Embla.

 

Jogjakarta, 2019.

________________________________________

Gunawan Maryanto adalah seorang sutradara, aktor, dan penulis. Lahir di Yogyakarta, 10 April 1976. Bekerja di Teater Garasi/Garasi Performance Institute sebagai associate artistic. Dalam 10 tahun terakhir mengelola IDRF (Indonesia Dramatic Reading Festival) selaku direktur artistik. Buku terbarunya adalah Sakuntala (GPU, 2018).

 

[1] Disalin dari karya Gunawan Maryanto

[2] Pernah tersiar di surat kabar “Koran Tempo” edisi akhir pekan 2 – 3 Maret 2019.

 

The post Titik Nol appeared first on Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara.

 

via Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara bit.ly/2EMC3rr

Beksan Karonsih (Tarian untuk prosesi Pernikahan)

 

Galuh Candra Kirana, adalah seorang putri dari kerajaan Daha (pada masa kejayaan Majapahit, Daha adalah kota kecil dimana akhirnya Patih Gajah Mada menetap setelah ada pemberontakan besar2an kala itu). Dikarenakan di kadipaten Daha sedang ada ontran-ontran atau kerusuhan, berujung dengan pelarian Galuh Candra Kirana mengasingkan diri di sebuah dusun yang kecil, dan diasuh oleh janda, Mbok Ronda Dadapan. Sebenarnya dikala itu Galuh sedang jatuh cinta dan akan melangsungkan perkawinan dengan Raden Inu Kertapati. Namun karena situasi tidak memungkinkan, dan beliau diisukan akan diperistri oleh anak seorang Raja yang menjajah Daha kala itu, maka Galuh mengasingkan diri. Dengan kegigihan Raden Inu Kertapati, berhasil lah Daha memperoleh kemengan mutlak. Namu Raden Inu Kertapati bersedih dikala ia tidak menemukan pujaan hatinya. Galuh Candra kirana dalam pengasingan nya menyamar dengan nama Dewi Sekartaji. Dan Raden Inu Kertapati mendengar hal itu, kemudian segera mencari keberadaan kekasihnya itu dengan serta pula menyamar dan berganti nama Panji Asmara bangun. Akhirnya Panji Asmarabangun pun menemukan pujaan hatinya, Dewi Sekartaji. Hal inilah yang sampai sekarang dikenang oleh masyarakat Jawa, dan terciptalah Tarian (Beksan) Karonsih. sebuah cerita kepahlawanan dan romantisme antara kedua pasangan cinta sejati. Maka tidak heran jika dalam perhelatan perkawinan adat Jawa tarian ini sering menjadi gambaran akan percintaan sejati dua sejoli. (Dikutip dr blog wedding photography: jalutajam.photowork)

  

Musim dingin bulan Januari menemani langkah kakiku keluar dari lobi Steigenberger Frankfurter Hotel. Gedung-gedung berbalut lampu warna-warni, menambah indah sepenggal wilayah penanda kota, kawasan Domplatz. Town Hall yang memasang poster besar Aaron Neville membuatku sejenak menghentikan langkah. Sang maestro jazz itu berkabar sedang menggelar konser di Frankfurt.

 

Langkah kaki berlanjut, menelusuri jalan kecil untuk bertemu ikon kota, Katedral Santo Bartolomeus. Ada stasiun kereta, tepat di depan sisi kanan katedral. Aku berjalan merapat di samping stasiun kereta. Di belakang, sedikit di luar halaman katedral ada museum yang menyimpan koleksi perjalanan peradaban bangsa Jerman. Di pintu masuk museum tersua kedai kopi White Cafe.

 

Dia duduk membaca sebuah buku di White Cafe. Kupanggil lirih, “Saras….” Ia, pemilik nama itu, meletakkan buku. Bibirnya terbuka, lirih menyebut Sang Pencipta. Saras memandang tajam wajahku. Beralih menatap jaket tebal Versace yang baru kubeli seminggu lalu di Milan. Celana panjang Ermenegildo Zegna yang belum patah seterikanya tak lepas dari pandangannya. Tatapan Saras berakhir ke sepatu Adidas edisi terbatas yang kubeli di toko utama Adidas di Berlin.

 

Aku membentangkan tangan. Saras beranjak dari kursi. Menyerbu dan mendekapku. Dekapan erat lagi hangat. “Bau tubuhmu berbeda, Agung. Calvin Klein Obsession. Aku memang begitu terobsesi bertemu denganmu.”

 

Ya, bau tubuhku memang berbeda. Begitu kontras dengan bau tubuhku sebelas tahun lampau. Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dua ratusan mahasiswa mengelilingi panggung demontrasi. Oktober dua puluh delapan. Saat paling tepat menggelorakan Sumpah Mahasiswa. Aku meloncat ke atas panggung. Meraih mikrofon untuk berorasi. Itulah demonstrasi yang muncul lagi di kampus setelah terakhir besarbesaran sepuluh tahun lalu saat melengserkan kekuasaan Orde Baru.

 

“Kawan-kawan, sudah sepuluh tahun mahasiswa hidup dalam kenyamanan. Saatnya bergerak lagi. Ada banyak ketimpangan. Ada banyak penyelewengan kekuasaan. Ayo kita bergerak ke rumah rakyat. Kita ke gedung DPRD!”

 

Aku turun dari panggung. Berdiri paling depan, memimpin rombongan. Kami bergerak meninggalkan panggung demonstrasi. Seribu meter dari Gedung Pusat UGM. Ada perempatan jalan besar. Kami tetap bergerak. Namun tepat di depan department store lokal, rombongan mahasiswa diadang puluhan aparat keamanan. Lengkap dengan sepatu lars, tameng, pentungan, dan gas air mata.

 

Entah siapa memulai, terdengar sebuah kata kencang lagi keras, “Serbu!!!” Serentak pentungan turun dari udara. Menebas tubuh mahasiswa. Menerjang kaki mahasiswa. Kekerasan tercipta. Rombongan mahasiswa berhamburan. Cerai-berai menuju empat penjuru mata angin senyampang dengan guyuran gas air mata.

 

Mataku panas. Aku tertatih-tatih. Gebukan pentungan mendera tubuhku. Aku tersungkur. Sebelum gebukan kedua menghajar, aku segera bangkit. Berlari. Tiga aparat keamanan menyusul. Lorong-lorong department store. Berujung di sebuah gang. Gang yang terasa amat panjang. Sebuah pertigaan, aku belok ke kanan. Ada pintu rumah terbuka. Aku nyelonong ke sana.

 

“Ya, Tuhan!” seorang wanita membuka bibir begitu aku memasuki pintu rumahnya.

 

“Dikejar aparat!” tersengal-sengal aku menjelaskan.

 

Wanita itu langsung bergerak, menutup pintu. Lalu berkata tegas, “Buka sepatumu. Lepaskan bajumu!”

 

“Apa?!” aku tidak paham perintahnya.

 

“Ayo, cepat. Jangan terlambat!”

 

Kuikuti perintahnya. Kucopot sepatu. Kulepas baju. Ia kemudian mendekapku. Bersandar di tembok, ia berseru, “Peluk aku! Dekap aku!” Naluriah aku patuhi ajakannya.

 

Pintu didobrak. “Ketangkap kau!” suara dari mulut aparat keamanan terdengar.

 

“AaahhÖ.” dia berseru. Masih tetap mendekapku. Hanya matanya tajam menatap si aparat keamanan.

 

“Maaf, maafÖ,” aparat itu menurunkan pentungan. Menutup pintu pelan. Lalu terdengar teriakan, “Bukan! Bukan cecenguk itu!” Derap-derap sepatu lars meninggalkan rumah, hilang di kelokan jalan.

 

“Aman,” katanya. Lalu ia melepas dekapan. Ia meninggalkan aku yang masih terpaku di tempat. Mengambil segelas air putih, “Minumlah.”

 

Kuteguk air putih itu. Kesadaran hinggap dalam logikaku. Kemudian aku tahu, dia Maria Saraswati. Berasal dari Surabaya. Ambil fakultas psikologi di kampus yang sama denganku, UGM. Kami beda fakultas. Aku di ekonomi jurusan manajemen.

 

Pelukan tanpa rencana itu ternyata bersambung berjilid panjang. Aku sering mendatangi kosnya. Lalu sering berboncengan motor menelusuri jalanan kota Yogya. Di Stadion Kridosono kudekap dia sambil mendengarkan konser grup lawas Michael Learn to Rock. Mampir di Lembaga Indonesia Prancis, melihat pameran lukisan. Tentu di depan pintu kosnya yang selalu berujung pada ciuman di pipi. Saras yang sungguh ayu benar-benar merontokkan naluri purbaku; jatuh cinta.

 

Sayang hubungan emosional itu putus tak lebih dari umur jagung. Perkawinan orang tua Saras memburuk, berujung pada perceraian. Itu menimbulkan luka sangat dalam bagi Saras. Ia kecewa pada orang tuanya. Kekecewaan itu dia lampiaskan dengan meninggalkan jauh kedua orang tuanya. Berlin tujuan Saras. Melanjutkan kuliah S-2. Uang warisan ayahnya yang pengusaha di Surabaya lebih dari cukup untuk membiayai kuliah dan hidup Saras di Berlin.

 

Tidak hanya memutus hubungan dengan kedua orang tuanya. Hubungan emosi denganku pun terjerembap. Suara telepon Sarah nun jauh di Berlin menghentikan hubungan kami. “Agung, aku trauma atas perceraian kedua orang tuaku. Terlampau berat bagiku menerima kenyataan ini. Biarkan aku di Berlin menenangkan diri. Biarkan pula aku membunuh benih-benih cinta padamu. Selamat tinggal dan sukses dengan wanita baru pilihanmu.” Telepon dia tutup dan sejak itu pula hubunganku dengan Saras tertutup.

 

***

 

“Kau masih seperti dulu, Saras. Tetap ayu,” aku membuka percakapan setelah kami duduk berhadapan.

 

“Kau berubah terlampau jauh. Penampilanmu sekarang tidak mencerminkan dulu ketika dikejar-kejar aparat,” Saras menimpali.

 

Aku tertawa ringan. “Di Frankfurt tiada sah bila tidak mencecap anggur.” Saras menunjukkan daftar menu ke arahku. “Cabernet Sauvignon paling terkenal di cafe ini.”

 

Aku menyetujui anggur pilihan Saras.

 

“Sebelas tahun tiada bersua, bagaimana kau bisa sampai di kota ini?” Saras bertanya.

 

“Selesai kuliah, orang tuaku membiayaiku ambil master bisnis di Amerika. Berbekal gelar master, aku diterima di perusahaan multinasional di Jakarta. Pengalaman sebagai aktivis mempercepat karierku. Tak sampai tujuh tahun aku sudah jadi general manager. Membawahkan semua penjualan produk di Indonesia. Dua minggu ini aku berkeliling Eropa. Mengunjungi kantor pusat di Swiss, ke kantor cabang di Barcelona, Lyon, Roma. Lalu berlanjut konferensi bisnis digital dua hari di Rotterdam. Hari ini bebas, dan siap jalan-jalan di Frankfurt. Kau?”

 

Kutatap wajah aristokrat Saras. Ia menyibakkan rambut. Ada anting hijau muda menghias telinganya. Anting yang dulu kubelikan di salah satu toko di Malioboro.

 

“Master psikologi aku raih di Berlin enam tahun lalu. Pernah bekerja di perusahaan global yang berkantor cabang di Indonesia juga. Tapi hanya bertahan dua tahun. Tiga tahun ini aku di Frankfurt. Ambil doktor sambil jadi asisten dosen. Kabar Bayu? Ong? Dita? Ahmad?” Saras bertanya tentang teman-teman mantan aktivis.

 

“Bayu jadi orang partai. Ong sekolah di Amerika. Selesai doktor hukum malah jadi pastor Katolik dan sekarang bertugas di Venezuela. Dita kawin dengan Sitompul dan pulang kampung ke Kabanjahe. Jadi petani dengan puluhan hektare tanaman jeruk. Ahmad membesarkan pesantren leluhurnya di Situbondo.”

 

Aku teguk Cabernet Sauvignon. “Aaron Neville malam ini main di Town Hall. Bagaimana kalau kita habiskan malam di Town Hall?”

 

Ajakanku disetujui Saras. White CafÈ, penggalan kawasan Domplatz dan berujung di Town Hall. Ketika Aaron Neville bernyanyi “Don’t Know Much”, kudekap erat tubuh Saras. Kucium lembut pipi ranum Saras.

 

***

 

Lonceng Katedral Santo Bartolomeus Frankfurt terdengar lantang. Penanda sore berganti petang. White Cafe, secangkir latte panas dan dua potong sosis frankfurter wurtschen menemaniku petang ini. Penjaga cafe menyerahkan surat bertulis tangan. Surat dari Saras. Katanya, Saras mendadak ada acara yang tak bisa ditinggalkan. Kubuka surat dan kueja perlahan.

 

“Agung, aku tulis surat ini agar tidak meninggalkan jejak di dunia maya. Semalam ketika tanganmu erat menggenggam tanganku, puluhan aparat Jerman datang mengepung apartemenku. Ketika kau melumat habis bibirku, habis juga seluruh isi apartemenku diobrak- abrik aparat. Sejak malam itu aku jadi buron. Aku tidak ingin melibatkanmu. Lanjutkan kariermu yang cemerlang. Biarkan aku dengan kawan-kawan dari Solidarity Without Borders bergerak di bawah tanah. Menghilang darimu. Bau Calvin Klein Obsession yang menempel di tubuhmu masih menyengat dalam indra ciumku. Aku terus terobsesi denganmu. Sama persis dengan obsesiku untuk penghapusan perdagangan bebas dunia yang membuat negara-negara miskin makin miskin. Tunggu aku di Indonesia.”

 

Aku terpana. Seketika metabolisme tubuhku kacau tak beraturan.

 

Maria Saraswati, gadis ayu yang mampu membangkitkan naluri purbaku, ternyata aktivis gerakan transnasional. Kulipat surat tulisan tangan Saras. Dari balik jendela White CafÈ, kutatap lanskap kota. Musim dingin Januari kali ini di Frankfurt terasa sepi sekali. (28)

 

Catatan

Solidarity Without Borders merupakan gerakan transnasional yang menentang globalisasi. Pada 2017 di Hamburg Solidarity Without Borders menggerakkan demonstrasi besar, yang berujung pada kerusuhan massal.

 

– AM Lilik Agung, trainer dan konsultan bisnis. Menulis novel Awan dan dua kumpulan cerpen, Starbucks Suatu Senja dan Orang-Orang Kampus.

 

[1] Disalin dari karya AM Lilik Agung

[2] Pernah tersiar di surat kabar “Suara Merdeka” edisi Minggu 13 Januari 2019

 

The post Di Frankfurt Januari Ini Sepi Sekali appeared first on Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara.

 

via Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara bit.ly/2CoPWK2

FOTOGRAFER ( PHOTO PERNIKAHAN ) FOTO PENGANTIN ( WEDDING ) TRADISIONAL & MODERN | di TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA, INDONESIA

 

PAKET FOTO PERNIKAHAN EXCLUSIVE

ads2.weddingbookjogja.com/

ACARA & WAKTU :

SIRAMAN, SESERAHAN, MIDODARENI, AKAD NIKAH, RESEPSI - WAKTU 2 HARI Biaya Mulai Rp 7.500.000,- WAKTU 3 HARI Biaya Mulai Rp 12.500.000,- Melayani Seluruh Indonesia

CONTOH Album WeddingBook : ads2.weddingbookjogja.com/

 

BOOKING TANGGAL HUBUNGI : 0857 4359 8263 | 0852 0088 4609

(** LUAR KOTA TAMBAHAN Biaya TRANSPORT )

 

Siap abadikan Foto & Video Pernikahan Tradisional Muslim dan Modern di Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang ( & Jawa Tengah ) Bandung ( & Jawa Barat ) Surabaya ( & Jawa Timur ) Sumatera Kalimantan Sulawesi Papua Bali Brunei Darussalam Malaysia ( OK )

 

LIHAT CONTOH Album : ads2.weddingbookjogja.com/

 

FOTO PERNIKAHAN ( PERKAWINAN ) TRADISIONAL & MODERN TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL PHOTOGRAPHER ) TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | FOTO PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA Sleman Bantul Wonosari Gunung Kidul Wates Kulonprogo Danurejan Gedongtengen Gondokusuman Gondomanan Jetis Kotagede Kraton Mantrijeron Mergangsan Ngampilan Pakualaman Tegalrejo Umbulharjo Wirobrajan. WEDDING PHOTO PENGANTIN PERKAWINAN TRADISIONAL & MODERN TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA BANDUNG MALANG PURWOKERTO Banguntapan Imogiri Kasihan Kretek Piyungan Pleret Sedayu Sewon ( SLEMAN ) Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan merekomendasi berbagai kebutuhan VENDOR JASA FOTO PERNIKAHAN ( WEDDING PHOTO ) FOTOGRAFER PENGANTIN TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL FOTOGRAFI ) TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFI PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan Semarang Banjarnegara Batang Bantul Blora Boyolali Brebes Cilacap Demak Gombong Jepara Kajen Karang Anyar Karimun Jawa Kebumen Kendal Klaten Kudus Magelang Muntilan Pati Pekalongan Pemalang Purbalingga Purwodadi Purwokerto Purworejo Rembang Salatiga Slawi Sleman Solo Sragen Sukoharjo Tegal Temanggung Ungaran Wates Wonogiri Wonosari Wonosobo. FOTO PERNIKAHAN TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | FOTOGRAFER PERNIKAHAN TRADISIONAL DAN MODERN ( PROFESSIONAL ) TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA | PHOTO PENGANTIN TRADISIONAL & MODERN di TURI SLEMAN JOGJA / YOGYAKARTA Banguntapan Imogiri Kasihan Kretek Piyungan Pleret Sedayu Sewon Danurejan Gedongtengen Gondokusuman Gondomanan Jetis Kotagede Kraton Mantrijeron Mergangsan Ngampilan Pakualaman Tegalrejo Umbulharjo Wirobrajan Berbah Depok Gamping Godean Kalasan Mlati Moyudan Ngaglik Ngemplak Turi Tempel Prambanan Seyegan Serang Tangerang Cilegon Ciputat Pandeglang Tigaraksa Banten Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Selatan Cengkareng Cilangkap Cinere Dukuh Atas Gading Cempaka Gajah Mada Grogol Jatinegara Kampung Makassar Kampung Melayu Kebayoran Kelapa Gading Kemayoran Kota Kuningan Mampang Mangga Besar Mangga Dua Menteng Pademangan Pluit Pondok Indah Radio Dalam Cilandak Salemba Slipi Sunter Tanah Abang Tanjung Duren Tebet Tomang Jakarta, Indonesia. WEDDING PHOTO JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA BANDUNG MALANG PURWOKERTO juga mereferensikan Jasa rias pengantin ( PAES ) Make Up Artist Salon Bridal Dekorasi Catering Sewa Busana Sewa Mobil Pengantin MC Wedding Organizer Souvenir Mahar Hantaran Kado Fotografer Video Gedung Pernikahan Venue Wedding Book Foto Prewedding Prewed Sinematic PhotoBooth Produk Kecantikan Hotel HoneyMoon Wedding Florist Tusuk Gigi Sandal Hotel Sedotan White Sugar Sachet Brown Sugar Sachet Coffee ( Kopi Kemasan Sachet ) Kaos Sablon Foto Model Candid Liputan dari berbagai kota di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Bali, Papua dan Luar Negeri. Jasa WEDDING ( Pernikahan ) Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Malang Purwokerto Jember Bali Lombok melayani Rias Pengantin Tradisional ( Jogja Paes Ageng, Jogja Putri, Jangan Menir, Paes Ageng Kasatrian, Rias Solo Putri, Solo Basahan, Cirebonan, Sunda Putri dan Sunda Siger ). Jasa WEDDING ( Pernikahan ) Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Aceh Medan Batam Padang Pekanbaru Jambi Bengkulu Lampung Bangka Belitung melayani Rias Pengantin Modern ( Rias Bridal, Rias Muslimah, Rias Modern Modifikasi dan Rias Gaya Internasional ). Jasa Rias Pengantin Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Surabaya Bandung Malang Purwokerto Banten siap menerima Rias Gaya Minangkabau, Palembang, Adat Batak, Bugis, Bali dll ). WEDDING ( JASA PERNIKAHAN ) di Jogja / Yogyakarta Pontianak Palangkaraya Balikpapan Samarinda Nunukan Tarakan siap menerima Rias pengantin & Wedding Service di Jogja / Yogyakarta. Wedding ( Situs Pernikahan ) Batam Medan Aceh Padang Jambi Palembang Bengkulu Lampung Bangka Belitung Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Samarinda Makassar Manado Gorontalo Kendari Palu Ternate Ambon Mataram Kupang Denpasar Bali Papua dan berbagai kota di Jawa. Segera Booking Tanggal pernikahan anda di WEDDING Jogja / Yogyakarta, sebelum kehabisan jadwal. WEDDING JOGJA / YOGYAKARTA JAKARTA SEMARANG SURABAYA SOLO BANDUNG MALANG PURWOKERTO MEREKOMENDASI Fotografer Pernikahan | Fotografer Wedding | Foto Pernikahan | Foto Wedding | Wedding Photographer Indonesia | Fotografer Wedding Jogja | Fotografer Yogyakarta Semarang Solo Surabaya Jakarta Bandung Bali Pekanbaru Jambi Medan Palangkaraya Lombok etc. Merekomendasikan Persewaan BRIDAL DAN GAUN PENGANTIN MODERN di Jogja / Yogyakarta Indonesia, Serta menyediakan ribuan foto koleksi untuk membantu calon pengantin merencanakan pernikahan, wedding konsultan, paket pernikahan & honeymoon, serta layanan personal wedding website. Membangun kerjasama dan membantu pemasaran para Vendor Pernikahan di Jogja / Yogyakarta ( Memasarkan Perias Jogja / Yogyakarta, Fotografer Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Prewedding Jogja / Yogyakarta, Prewed Jogja / Yogyakarta, Dekorasi Jogja / Yogyakarta, Catering Jogja / Yogyakarta, Perancang Busana Jogja / Yogyakarta, MC Jogja / Yogyakarta, Wedding Organizer Jogja / Yogyakarta, Video Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Kartu Undangan Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Bridal Jogja / Yogyakarta, Kebaya Jogja / Yogyakarta, Mobil Pengantin Jogja / Yogyakarta, Sewa Busana Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Souvenir Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Kado Jogja / Yogyakarta, Parcel Jogja / Yogyakarta, Hantaran Jogja / Yogyakarta, Pelaminan Minang Jogja / Yogyakarta, Pelaminan Palembang Jogja / Yogyakarta, Sewa Gedung Resepsi Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Resort Jogja / Yogyakarta, Venue Jogja / Yogyakarta, Rias Wisuda Jogja / Yogyakarta, Tenda Pernikahan Jogja / Yogyakarta, Alat Pesta Jogja / Yogyakarta, Entertainment Jogja / Yogyakarta, Musik Jogja / Yogyakarta, Band Jogja / Yogyakarta, Penyanyi Jogja / Yogyakarta, Kesenian Tradisional Jogja / Yogyakarta, Kursus Rias Jogja / Yogyakarta, Pranatacara Jogja / Yogyakarta, Roti Jogja / Yogyakarta, Kue Pengantin Jogja / Yogyakarta, Spa Jogja / Yogyakarta, Salon Jogja / Yogyakarta, Bunga Ucapan Jogja / Yogyakarta, Cokelat Jogja / Yogyakarta, Yougurt Jogja / Yogyakarta, Ice Cream Jogja / Yogyakarta, Frozen Jogja / Yogyakarta, Distributor Kopi Jogja / Yogyakarta, Distributor Roti Jogja / Yogyakarta, Hotel Jogja / Yogyakarta, Distributor Makanan Jogja / Yogyakarta, Bunga Ucapan Jogja / Yogyakarta, Sewa Jas Jogja / Yogyakarta, Sewa Kostum di Jogja / Yogyakarta Jakarta Semarang Bandung Surabaya Malang Purwokerto Jember Denpasar Mataram Indonesia)

 

CONTOH : ALBUM WEDDINGBOOK

HUBUNGI : 0857 4359 8263 | 0852 0088 4609

Webs. ads2.weddingbookjogja.com/

Live. Laugh. Love. Together. Forever.

 

#Foto #Pengantin #Pernikahan #Perkawinan Myrna+Rudy #Wedding #Photo at #Banjarmasin #Kalimantan #Indonesia

 

#photograph by Poetrafoto #Photography, #Fotografer Pernikahan, #Indonesian Wedding #Photographer based in #Jogja #Yogyakarta

 

*visit our Wedding #Photos on Wedding Photographer Indonesia Website

*check our #WeddingBlog on Wedding Photographer Indonesia Blog

*like our FB page on www.facebook.com/poetrafoto

*follow our Pinterest on Wedding Photographer Indonesia Pinterest

*subscribe our Youtube on www.youtube.com/poetrafoto

*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto

*HP+WhatsApp: 081229776789

 

#Foto #Wedding #Pengantin #Pernikahan #Perkawinan #Jawa Dena+Toto di #Muntilan #JawaTengah #Indonesia | #Photo by @Poetrafoto #Photography, #Fotografer Wedding #Indonesian Wedding #Photographer based in #Jogja #Yogyakarta

 

*visit our Wedding #Photos on Wedding Photographer Indonesia Website

*check our #WeddingBlog on Wedding Photographer Indonesia Blog

*like our FB page on Indonesian Wedding Photographer FB Page

*follow our Pinterest on Wedding Photographer Indonesia Pinterest

*subscribe our Youtube on Wedding Photographer Indonesia Videos

*follow our twitter+instagram+line: @Poetrafoto

*HP+WhatsApp: 081229776789

Dalam suatu perkawinan tidak jarang bagi seorang wanita yang

mengeluhkan bahwa dia tidak bisa merasakan apa yang namanya orgasme,

terkadangprinsip seorang wanita adalah hanya sebagai

pelayan bagi suaminya dalam berhubungan seks, mereka tidak ambil

pusing apakah dia bisa orgasme atau tidak. Inilah yang akan menjadi

bomerang bagi dirinya sendiri yang pada akhirnya secara tidak langsung

berdampak pada kehidupan seks mereka sendiri. Bagi seorang pria, seks

adalah yang utama dalam suatu perkawinan, pria yang baik adalah pria

yang memberi kesempatan pada pasangannya untuk bersama-sama menikmati

orgasme, jadi tidak adil kalau seorang pria hanya mementingkan dirinya

sendiri tanpa peduli apakah pasangannya puas atau tidak. Pria yang

bijak senantiasa membangun keintiman seksual jauh sebelum berfikir

mengajak pasangannya ke tempat tidur. Setiap saat dia akan bersikap

romantis dan dengan sabar melakukan rangsangan- rangsangan halus tapi

sering. Dalam benaknya selalu berfikir memposisikan dirinya sebagai

seorang penggoda yang romantis. Upaya memperdalam pengetahuan seksual

kaum wanita pun menjadi bagian yang

harus dikembangkan. Sehingga dari sana akan muncul suatu pengalaman

seksual yang menakjubkan, Seorang pria yang bisa memberikan kepuasan

di tempat tidur pada pasangannya akan mendapatkan pelayanan lebih

dalam kehidupan sehari-hari dari pasangannya yaitu kesetiaan dan kasih

saying total.

Ada beberapa cara yang biasa kaum pria lakukan untuk membuat wanita

bertekuk lutut

adalah : ANTISIPASI Betapa pentingnya antisipasi seorang pria untuk

memahami kepuasan seksual seorang wanita, seliar apapun wanita yang

dihadapinya, dia akan memerlukan alat bantu untuk membangkitkan hasrat

seksualnya. Antisipasi seks adalah suatu proses dimana aktivitas

seksual dapat dilakukan melalui hal-hal sederhana. Misalnya melakukan

kegiatan yang memberikan kesan mendalam bagi seorang wanita. Pria yang

pengertian akan membantu pekerjaan rumah pasangannya dan memberikan

surprise untuk pasangannya yang tentunya sangat berkesan bagi wanita.

Sebagai contoh, seorang pria mengajak pasangannya ke kamar mandi yang

tentunya sudah dipersiapkan sebelumnya dengan dan memberikan

kesempatan pada wanita untuk memanjakan dirinya dalam bak mandi, dalam

hal ini pria tidak seolah-olah tidak tertarik pada seks dan sengaja

membuat wanita sendirian dalam bak mandi dengan membisikkan bahwa dia

punya kejutan untuk wanita tersebut. Setelah mandi pria menggandeng

perut wanita

ke tempat pembaringan, kamar dibikun redup, dengan musik lembut.

Kemudian si pria mengurut-urut tubuh si wanita mulai dari kaki menuju

ke atas dengan berusaha tidak menyentuh daerah sensitive wanita.

Setelah beberapa saat melakukan pengurutan, usapan, elusan dan pelukan

serta cumbuan lalu si pria merenggut seluruh pakaian si wanita hingga

tertanggal semua. Dengan memancing penasaran semacam itu, gelora

birahi wanita akan terus meninggi sehingga pada klimaksnya si wanita

akan mendapatkan kepuasan total yang jarang ia temukan sebelumnya.

Tampaknya cara di atas sangat ribet, perlu kesabaran untuk

melaksanakannya, namun efeknya sangat luar biasa. Si wanita akan

selalu mengenang kehebatan si pria tidak hanya untuk satu malam saja.

Keintiman yang dibangun dengan cara tersebut akan menghasilkan

malam-malam panas yang dihiasi oleh berbagai kegiatan seksual yang

menakjubkan. Masalah seksual sebenarnya sangat manusiawi, sama halnya

dengan mengerjakan pekerjaan lainnya. Memerlukan kerja keras dan

ketabahan dalam menghadapi berbagai kendala yang menyertainya. Untuk

mendapatkan keberhasilan yang diharapkan disamping kerja keras dan

ketabahan, juga perlu sekali pembentukan karakter kuat untuk

mewujudkannya. MEMBANTUNYA SANTAI Untuk mendapatkan kepuasan seksual

sepenuhnya, seorang wanita sangat membutuhkan istirahat yang cukup

dalam kesehariannya. Oleh karena itu untuk memenuhinya, seorang pria

perlu membantu mencapai status rileksasi tertinggi yang dibutuhkannya.

Ada beberapa cara yang sering dilakukan pria berpengalaman untuk

membuat wanita merasa rileks yaitu dengan tidak terburu-buru ketika

berhadapan dengannya, perlakukan dia dengan lembut dan penuh

kesabaran. Selanjutnya raba-raba dan elus-elus rambut dan wajahnya,

bisikan kata rayuan di telinganya. Kemudian sentuh dia sambil

mengucapkan kata-kata yang menyejukkan. Jika cara ini dilakukan dengan

sabar dan teliti wanita yang paling tegang sekali pun akan berubah

menjadi makhluk yang paling santai. MENCUMBU SELURUH TUBUH Banyak pria

yang beranggapan salah tentang cumbuan, mereka

menganggap bahwa hanya bagian tertentu saja yang perlu dicumbu yang

dianggap sensitif. Padahaluntuk mendapatkan hasil yang maksimal agar

wanita bisa mendapatkan kepuasan orgasme total seorang pria yang

berpengalaman pasti melakukan cumbuan di seluruh bagian tubuh yang

ada. Titik- titik releksasi ada pada hampir seluruh tubuh, sehingga

pada saatnya klimaks akan membuat seorang wanita merasa tubuhnya

menjadi sesuatu yang benar-benar terpuaskan. Hangati setiap bagian

tubuhnya dengan sentuhan dan pelukan dengan lembut. Sentuhlah bagian

tubuh wanita dari ujung kaki hingga kepala, dengan sentuhan yang

lembut secara menyeluruh akan membuat seorang wanita merasa siap untuk

memulai pertempuran yang sesungguhnya karena itu saatnya seorang pria

memulai permainan seks yang diharapkan. BUTUH DOMINATOR Hampir setiap

wanita mengharapkan seorang pria yang mampu mengendalikan dirinya yang

tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dalam setia

permainan seks, seorang wanita sangat membutuhkan seorang pria yang

perkasa yang bisa mengendalikan setiap permainan seks. Wanita tidak

mengharapkan apabila pasangannya menjadi mlempem dan tidak bisa

mengedalikannya terutama urusan ranjang. Bagaimana seorang pria bisa

mengendalikan dalam permainan seks yaitu dengan cara penguasaan setiap

permaianan yang baik. Wanita sangat mengharapkan permaianan yang tidak

kasar tetapi juga tidak terlalu lemah, pada dasarnya wanita juga

membutuhkan suatu dorongan seksual yang bisa membantunya

mencapai titi klimaks yang diharapkan. Dengan kepuasan yang dicapai

maka wanita akan takhluk dan sangat mendampakan pada penguasaan pria

yang menjadi pasangannya. REST AFTER SEX Untuk mendapatkan hubungan

seks yang memiliki kualitas intimisasi yang menguntungkan kedua belah

pihak sebaiknya diakhiri percumbuan, kaum pria akan mengubah dominasi

yang dipegangnya menjadi penyerahan kekuasaan atas kenikamatan yang

diperoleh dari pasangannya. Suatu bentuk rasa terima kasih atas

pelayanan badani total dari wanita yang menjadi pasangannya, caranya

adalah pada saat penetrasi berakhir, sebaiknya seorang pria tidak

langsung menghentikan permainan begitu saja. Walaupun secara birahi

sudah berhenti namun dia masih tetap melakukan beberapa gerakan

romantis misalnya mencium, memeluk, merapa, serta memberikan ciuaman

lembut sebagai tanda terima kasih kepada pasangannya dengan membisikan

kata-kata mesra dengan penuh perasaan. Hal yang paling dibenci oleh

wanita adalah apabila sehabis penetrasi berakhir si pria langsung

menghentikan aktivitas seks dan meninggalkan pasangannya begitu saja

atau langsung tertidur tanpa peduli pada pasangannya.

  

”Make a wish!” Rico menyeru Laura, ketika nyanyian ulang tahun berakhir ceria membahana.

 

Mendengar seruan itu, para waiter Restoran Altitude yang berdiri mengelilingi menyurut, pergi.

 

”Hmm, tak terasa 32 helai umurku tercabut hari ini,” keluh Laura.

 

”Aku mencintaimu, Laura. Sangat!” Rico mengecup kening Laura semesra kecupan Leonardo Di Caprio kepada Kate Winslet. Namun Rico tentu tak membayangkan kapal Titanic tenggelam pada puncak kemesraan mereka.

 

”Terima kacih,” sambut Laura manja.

 

Kue telah terpotong. Laura mengangkat dan siap mengucap keinginan. Namun tiba-tiba air matanya menetes, menggelincir ke pipi.

 

Rico yang menganggap haru kebahagiaan menyelimuti Laura, menyambut potongan kue dengan senyuman. Dia usap air mata Laura dengan selembar tisu. Lembut, penuh pengertian.

 

Sejenak Laura terdiam, belum mampu berkata-kata. Rico penasaran. ”Apa keinginanmu?”

 

Api di jambang meja tempat mereka bercengkerama jadi saksi ketegangan wajah Laura. ”Maafkan aku, Rico,” ujar Laura, lalu terdiam lagi.

 

”Kenapa, Beib?” Rico menyampaikan rayuan iba.

 

Laura menatap tajam wajah Rico. ”Rico, menikahlah dengan Tasya!”

 

Rico terkesiap. Dia tak menyangka kalimat itu meluncur dari mulut Laura, saat membayangkan langkah menyingkirkan segala rintangan bagi pernikahan mereka.

 

”Kamu bercanda, Beib?”

 

”Tidak, Rico. Aku serius. Inilah akhir cinta kita yang kuinginkan. Ini untuk kebahagiaan kamu, orang tuamu, serta Oma. Lebih dari itu, untuk kebahagiaan sahabatku, Tasya.

 

”Aku telah bertemu mamamu. Berdua dari hati ke hati, kami lama berbincang. Mamamu dengan bijak dan jujur, beserta permohonan maaf, meminta aku mundur dari kehidupan kamu. Meminta aku tak melanjutkan jalinan cinta kita ke pelaminan.

 

”Alasannya klasik dan rasional. Aku dapat menerima dengan akal dan perasaan; mereka tak ingin nama baik keluarga islami, berada, dan terhormat tercemar. Apalagi berpotensi terusmenerus dipergunjingkan.

 

”Walau tak terucap, aku yakin keluargamu beranggapan, kamu yang tampan, kaya, dan berpendidikan, akan mudah menemukan gadis pendamping yang memenuhi kriteria mereka. Mengapa memilih aku? Pasti orang tuamu malu karena video mesumku dan Deril beredar luas.

 

”Kejadian itu sangat memalukan. Aku telah mempertontonkan aurat yang seharusnya rapat kusembunyikan. Inilah realitas yang harus kita pahami. Paling tidak, aku harus menyadari kejadian itu membuat kehidupan banyak orang menjadi tak nyaman.”

 

Laura tertunduk sejenak. Setelah itu pandangannya menembus temaram ruangan, mengantarkan ke kenangan amat-sangat pedih dan menyakitkan. Kejadian yang dalam sekejap mengubah nasibnya, dari gemerlap yang menjanjikan menjadi suram yang mengaburkan masa depan.

 

***

 

Waktu itu Gizka menggelar pesta di Kafe Tisi Bandung, ajang rendezvous pilihan kaum milenial. Ia merayakan keberhasilan menerbitkan album solo, koleksi lagu hip-hop spesialisasinya.

 

Laura tak menyia-nyiakan kesempatan bertemu para penyanyi kreatif, teman lamanya. Dia mengajak Deril, sang kekasih, anak muda lulusan Arsitektur ITB seumuran, yang juga pemusik.

 

Semula Laura ingin meniti karier di bidang tarik suara, tetapi keindahan tubuh dan kecantikan wajah membuat dia tak bisa menolak tawaran jadi model dan terjun ke dunia entertainment dengan bayaran menggiurkan.

 

Pesta usai. Deril mengajak Laura ke hotel. Di hotel, Deril tak sabar untuk segera mencumbu Laura. Entah kenapa, Laura seperti setengah sadar ketika bersedia memenuhi ajakan Deril.

 

Mereka bercumbu dan Deril merekam seluruh adegan.

 

”Mengapa kaulakukan itu, Deril?”

 

”Yah, sebagai koleksi pribadi. Untuk mengenang kemesraan kita, ketika aku jauh dari kamu.”

 

Beberapa kali Laura meminta dihapus. Namun Deril meyakinkan akan menyimpan dalam file pribadi yang terkunci dengan sandi tak mungkin orang lain buka.

 

Mula-mula aman-aman saja. Namun tak lama terjadilah sesuatu yang tak diharapkan. Laura menangis dan berteriak, ”Ada yang meminta uang sepuluh miliar?! Bagaimana rekaman itu bisa di tangan Donny, teman kamu pencandu narkoba itu?”

 

Deril menjelaskan, ”Waktu itu aku menonton rekaman seorang diri. Pas aku tinggal sebentar ke kamar, Donny datang. Dia mungkin menyaksikan dan merekam dengan flash disk.”

 

”Ya, ampun, Deril! Sekarang dia minta tebusan sebesar itu. Mengancam akan mengedarkan kalau tidak dibayar. Kita dapat duit dari mana? Masya Allah!”

 

Deril dan Laura tak memenuhi permintaan. Rekaman pun beredar; publik mudah mengunduh dari internet. Jadi kasus besar. Deril diputus pengadilan bersalah dan dipenjara tanpa bisa menuntut Donny karena ketiadaan bukti yang mencukupi.

 

***

 

Laura sedih setiap kali melewati jalan protokol yang bertabur baliho raksasa. Semua iklan sabun ternama dengan model dia satu per satu diturunkan.

 

Namun kehidupan terus berjalan. Suatu hari, saat bersama sang ibu di Coffee Shop Grand Hyatt Nusa Dua Bali, seorang anak muda tampan menghampiri. Dia memperkenalkan diri, membawa buket, mengaku bernama Rico Branoto. Dia ingin menjalin hubungan cinta. Oh, semua itu hanya kenangan.

 

Laura terenyak ketika Rico bicara, ”Oh, itu maksud kamu selama beberapa bulan ini mendekatkan saya dengan Tasya?! Tidak, Laura. Kita segera harus menikah! Apa pun konsekuensinya. Tak ada yang bisa menghalangi. Aku tak mau kehilangan kamu!”

 

”Rico, sejak perkenalan kita tiga tahun lalu, aku tahu kamu tertarik padaku, kemudian mencintai dan tak peduli tentangan keluargamu. Aku bahagia kaucintai secara tulus. Tapi itu aku tak bahagia. Setelah perkawinan nanti, aku harus berada di tengah orang-orang terpandang yang mencibir, memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala, bukan sebagai model, melainkan gadis mesum yang tak layak bersama mereka. Itu siksaan batin bagiku. Biarlah musibah jadi ganjaran yang mengubah dan mengajari aku bersikap menantang kehidupan. Bukan lagi sebagai selebritas, figur publik, melainkan perempuan yang terpuruk. Namun aku tak akan menyerah. Aku akan mengabdikan diri bagi kepentingan bernilai moral lebih tinggi.”

 

”Pengabdian apa?” tanya Rico.

 

”Mungkin ini hikmah. Sejak berniat bertobat, aku merasa mendapat berkah. Datang beberapa tawaran yang kurasa lebih mendatangkan maslahat dalam kehidupan daripada terus jadi artis.”

 

”Oh ya? Kalau begitu, kau patut bersyukur.”

 

”Salah satu berkah itu datang dari papamu!”

 

”Hah! Kapan kamu bertemu Papa?”

 

”Setelah aku menerima dan menyetujui permintaan keluargamu untuk tak menikah dengan kamu, mamamu memelukku, menangis, dan menyampaikan papamu akan memberikan uang yang cukup untuk membiayai sisa hidupku. Aku menolak. ‘Bapak saya almarhum selalu memberikan kail, bukan ikan.’Mamamu pun bilang, ‘Oh, kalau soal itu, lebih baik bicara langsung dengan papa Rico.’Lalu bertemulah kami bertiga; aku, Tasya, dan papamu. Pertama, aku perkenalkan Tasya yang baru saja lulus sebagai dokter spesialis neurologi dan psikiatri yang ingin mendirikan klinik terapi untuk mengatasi kelainan orientasi seksual yang disebut LGBT. Dari sudut pandang medis, LGBT seharusnya bisa disembuhkan melalui cognitive theraphy. Namun perlu investasi tak sedikit. Aku berharap papamu bisa membantu. Bukan pemberian, melainkan pinjaman modal yang akan kami kembalikan.”

 

”Papa setuju?”

 

”Tak sepenuhnya! Beliau mengusulkan kerja sama joint venture; 70 persen saham milik papamu. Papamu minta kesepakatan itu kami rahasiakan. Dia bertanya, apa peran serta posisiku dan Tasya. Kubilang, Tasya akan jadi dokter kepala. Aku, selama klinik dibangun, akan ambil kursus hospital management. Kelak, jadi kepala klinik. Di tengah pembicaraan, papamu bertanya status Tasya. Kubilang, ‘Masih singgel, Om. Dia sibuk sekolah, lupa pacaran. Dia ambil S-1 di Akuntansi UKI, melanjutkan S-2 di UI sekalian mengajar. Setelah tabungan dia cukup, ambil Kedokteran UI.’Kusampaikan, lewat konsuling dengan Tasyalah aku tegar kembali, setelah pernah berniat bunuh diri. ‘Carikan jodoh, Om. Dia tak kalah cantik dari saya kan? Atau buat Rico saja,’candaku.”

 

Laura menatap Rico, lalu bicara lagi, ”Kelihatannya papamu nggak menolak.”

 

Rico terdiam. Dia pun memikirkan Tasya. Berbagai kemungkinan memendar di kepala. Selain cantik, Tasya terpelajar dan pintar. Sejenak kemudian Rico memandang Laura, lalu bertanya, ”Kehidupan apa yang akan kamu jalani?” ”Sementara atau seterusnya aku akan jadi single parent. Mengadopsi anak atau cari donor untuk bayi tabung. Tentu tidak di Indonesia, karena masih ilegal.”

 

Rico menyahut, ”Di sini bisa legal kalau aku yang jadi donor!”

 

”Maksudmu?”

 

”Kita menikah diam-diam di depan penghulu, tanpa surat dan dokumentasi. Hanya untuk Tuhan, menghindari zina,” kata Rico.

 

”Bagaimana mungkin kita merahasiakan?” tanya Laura. ”Kalau ketahuan, rencana investasi klinik bersama papamu bisa buyar. Aku tak mau jadi pecundang; berjanji, lalu berkhianat.”

 

”Demi cintaku padamu, aku setuju usulmu! Namun itu sebagai imbalan agar bisa menikahimu secara rahasia,” tegas Rico.

 

”Kamu bersedia menikah dengan Tasya?”

 

”Iya! Namun apakah Tasya bersedia?”

 

”Demi aku, dia mau.”

 

Mereka pun berjabat tangan, lalu erat berpelukan. Rico berpesan agar Laura menyimpan rahasia: dua kali pernikahan.

 

”Kalau ini sebuah kemungkinan, aku mau. Bila kita dikaruniai anak, baru kita buka: itu anak kita, kelak jika sudah besar,” sahut Laura.

 

”Aku akan menikahi Tasya di Belanda. Di Masjid Al-Ikhlas Badhovedorp, supaya Oma yang tinggal di sana bisa hadir. Beliau sudah tak bisa beranjak jauh dari kursi roda. Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, akan kuhadirkan Ustaz Bustomi ke Makkah untuk jadi penghulu. Syukur beliau bisa menghadirkan Sheikh Abdul Rahman Al-Sudais, imam besar Kakbah, sebagai saksi. Setelah itu kita bertiga umrah. Lalu aku dan kamu ijab kabul di depan Kakbah.”

 

***

 

Usai umrah, Laura Mayangsari sendirian di pesawat Garuda ke Jakarta. Meninggalkan Rico dan Tasya yang akan berbulan madu di Paris. Ingatan Laura melayang ke kota itu, kota romantis yang dulu sering dia singgahi bersama Rico. (28)

 

– Nugroho Suksmanto, menulis cerpen dan novel.

 

[1] Disalin dari karya Nugroho Suksmanto

[2] Pernah tersiar di surat kabar “Suara Merdeka” edisi Minggu 24 Maret 2019.

 

The post Cinta Laura appeared first on Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara.

 

via Kliping Sastra Indonesia | Literasi Nusantara bit.ly/2U0uR4v

1 3 4 5 6 7 ••• 67 68