View allAll Photos Tagged nasehat
mereka bilang aku pemilih dan kesepian
terlalu keras menjalani hidup
beribu nasehat dan petuah yang diberikan
berharap hidupku bahagia
aku baik baik saja
menikmati hidup yang aku punya
hidupku sangat sempurna
I’m single and very happy
mengejar mimpi mimpi indah
bebas lakukan yang aku suka
berteman dengan siapa saja
I’m single and very happy
mereka bilang sudah saatnya karena usia
untuk mencari sang kekasih hati
tapi kuyakin akan datang pasangan jiwaku
pada waktu dan cara yang indah
waktu terus berjalan tak bisa kuhentikan
kuinginkan yang terbaik untuk hidupku
by : Oppie Andaresta
Bagi yang solat pasti sering banget membaca Al-Ashr karena pendek banget jadi cepet hehehe :D . Ternyata dibalik surat pendek itu, mempunyai kandungan yang sangat dahsyat untuk merenungi hidup.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Mungkin sering kita lewati, tetapi walaupun pendek sekali, ternyata mengandungi cara kita sukses untuk diri sendiri dan mensukseskan orang lain dan juga sukses di dunia akhirat.
Jadi manusia semuanya berada dalam kerugian kecuali yang memiliki empat sifat: (1) berilmu, (2) beramal sholeh, (3) berdakwah, dan (4) bersabar.
“Seandainya Allah menjadikan surat ini sebagai hujjah pada hamba-Nya, maka itu sudah mencukupi mereka.” (Syaikh Muhammad At Tamimi dalam Kitab Tsalatsatul Ushul)
"...Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Al-Baqarah : 201)
Source: www.rumaysho.com
Photographer : Greenboy a.k.a Budakijau
::foto ini terhasil dengan single exposure,minor editing auto contrast & cropping only::
Exif :
Single Exposure
12 Jan 2012,19:47PM
Shot in NEF
Process : CS3
Apacture : 30sec f8
Filter : GND0.9s
Exposure Program : M
Matering Mode: Pattern
ISO Sensitivity : 1VE under 200
Flash: No
Focal Lenght : 16mm
Exposure Bias : -0.3VE
Camera: Nikon D300s
Lens : Sigma 10-20mm f4
White Balance : 5560k
Picture Control : Greenboy Landscape
keep in touch : www.facebook.com/greenboyoriginal or www.flickr.com/photos/budakijau or www.http://500px.com/GreenboyOriginal
Nasehat Imam Al-Ghozali
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Iimam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan Sholat". Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat. Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukaiperasaan saudaranya sendiri.
I asked Ramon Manihuruk (12 years old), a son of a buffaloherd at Pangururan Village, with a little Batak language dialect. "what are you going to be in the future?". Without space he answered "Police, Sir !!". Then I asked why u like Police Officer?. He said "I see they have a gallant uniform". I just smile proudly. While, many success people from Batak used to live in daily life like Ramon, then their going to bigger city and succeed. Some of them become Pilot, Doctor, famous Lawyer, great musician, Politician even Minister.
I just give him my best advice. "Be a good student and obey your parent. and one important thing, build your village".
Aku bertanya kepada Ramon Manihuruk (12 Tahun) seorang anak pengembala kerbau di salah satu desa di Pangururan.
Aku bertanya kepadanya dengan sedikit menirukan logat Batak :
"Kelak kalau kau besar nanti mau jadi apa kau dek" -
tanpa fikir-fikir lalu dia menjawab dengan cepat "POLISI...!!! " katanya.
Lalu aku bertanya lagi. "Kenapa kau suka dengan Polisi..?" dia balas menjawab "Gagah ku tengok seragamnya Oom"
Aku hanya bisa tersenyum bangga, karena sebenarnya tidak sedikit putra daerah yang berasal dari Tanah Batak dulunya hidup seperti Ramon..., lalu mereka merantau dan berhasil. Banyak diantara mereka menjadi Pilot, Dokter terkenal, Pengacara ternama, Musisi handal, politikus bahkan Menteri.
Dan aku hanya memberikan nasehat terbaik untuknya :
"Kau sekolah lah baik-baik dan patuh kepada kedua orang tua mu....
Dan yang penting jangan lupa kau bangun desa kau"
Shot during recent outing with Dr Jamal , Wan Badang, Dr Ali from Malaysia,
Johnny Siahaan and Dr.Anwar from Medan - North Sumatra.
Please feel free to visit my Toba Series
All rights reserved. Copyright © Budie Herfian. This image are protected under international authors copyright laws and may not be downloaded, reproduced, copied, transmitted or manipulated without my written explicit permission.
Inget ya adik kecil... . . #nasehat #akhwat #remaja #adik #kecil . . *laki2 juga bisa menimbulkan fitnah via Instagram ift.tt/1mp6Z4y
NASEHAT PENTING DARI SEORANG 'ALIM Berkata fadhilatusy Syaikh Al 'allamah Muqbil al-Wâdi'i rahimahullah : "Aku nasihati seluruh saudaraku di jalan Allah, hendaklah mereka tidak bermalas malasan... Subhânallâh !Orang orang komunis memaksakan ideologi mereka kepada orang lain dengan meriam dan peluru, demikian pula Amerika dan orang-orang Nashrani.Kaum Syiah Rafidhah pun turut memaksakan khurafat mereka dengan meriam dan peluru.Sementara Anda wahai muslim, hanya duduk bersembunyi di pojok rumah dan meninggalkan kaum muslimin bertindak serampangan tanpa petunjuk !!! ️Tidakkah Anda tahu, ada diantara kaum muslimin yang belum bisa membaca surat al-Fatihah dengan baik ?! ️Tidakkah Anda tahu, ada diantara kaum muslimin yg tidak bisa membedakan antara seorang ulama dengan tukang ramal ?! Tidakkah Anda tahu, ada seorang muslim yang tidak mampu membedakan antara muslim dan komunis ?! Mereka sangat membutuhkan da'i yang mau mengabdikan dirinya hanya untuk Allah , "Dan siapakah orang yang lebih baik ucapannya daripada orang yang mengajak ke jalan Allah dan beramal shalih kemudian mengatakan sesungguhnya aku termasuk kaum muslimin" (QS Fushshilat : 33) Siapa yang mengatakan kepada anda bahwa anda tidak bisa berdakwah kecuali di bawah panji fulan atau fulan ?! Ajaklah manusia kepada kitabullah ,ambillah dari (Shahih Bukhari )dan (Shahih Muslim)! Dan Ajarkan mereka : bagaimana cara berwudhu, bagaimana mereka beribadah kepada Allah, bagaimana mereka shalat, bagaimana mereka berdoa, bagaimana mereka menghadapi kaum komunis dan Ba'tsi (apakah) anda akan membiarkan anak– anak kaum muslimin belajar di sekolah-sekolah yang para pengajarnya adalah orang orang fasik?! Tentunya tidak. Dakwah ini selayaknya masuk ke jajaran pemerintahan, bahkan juga sepatutnya masuk ke semua tempat. Kaum muslimin itu hendaknya saling mendukung dan menghormati saudara mereka , Jika berkunjung maka mereka menyembelihkan binatang (sebagai hidangan) dan memuliakan mereka dengan benar-benar. Bersambung... via Instagram ift.tt/21HOk7p
TANDA-TANDA ZUHUD. Berkata Imam Al-Fudhoil bin ‘Iyadh rohimahulloh: ﻋﻼﻣﺔ ﺍﻟﺰﻫﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ، ﺃﻥ ﻻ ﺗﺤﺐ ﺛﻨﺎﺀ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻭﻻ ﺗﺒﺎﻟﻲ ﺑﻤﺬﻣﺘﻬﻢ ، ﻭﺇﻥ ﻗﺪﺭﺕ ﺃﻻ ﺗﻌﺮﻑ ﻓﺎﻓﻌﻞ ، ﻭﻻ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻻ ﺗﻌﺮﻑ ، ﻭﻣﺎ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻻ ﻳﺜﻨﻰ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻭﻣﺎ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻥ ﻛﻨﺖ ﻣﺤﻤﻮﺩﺍً ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ. “Tanda-tanda zuhud terhadap dunia dan terhadap manusia ialah: engkau tidak suka manusia memuji diri engkau, dan engkau tidak perduli dengan cercaan mereka, dan jika engkau mampu untuk tidak dikenal maka lakukanlah, karena tidak ada dosa bagi engkau untuk tidak dikenal, dan tidak ada dosa bagi engkau untuk tidak dipuji atasmu, DAN TIDAK ADA DOSA BAGI ENGKAU UNTUK MENJADI TERCELA DI HADAPAN MANUSIA JIKA ENGKAU TERPUJI DI SISI ALLAH.” . . Hilyatul Awliya, Abu Nu'aim (8/90). . Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu 'Abduh عَفَا اللّٰهُ عَنْهُ. WA Ahlus Sunnah Karawang | ift.tt/1uO6u5u Diarsipkan oleh Happy Islam ift.tt/1JJ1Nyd Sep 15th, 2015 #zip #ahlussunnah #salafy #zuhud #faedah #fawaid #happyislam #nasehat #salafy #islam #quran #sunnah #quote #kutipan #katamutiara #quotes via Instagram ift.tt/1l27Asj
Di dalam kitab Al 'Awashim Wal Qowashim, Ibnul Wazir berkata: "Pencari Wajah Allah : Tidak takut untuk dikomentari kelemahan-kelemahan ucapannya Tidak takut untuk ditunjukkan kebatilan pendapatnya Bahkan dia mencintai Al Haq darimanapun datangnya Menerima petunjuk dari siapapun yang membawanya. Bersikap tegas di atas kebenaran dan nasehat lebih disukainya daripada berbasa-basi membela pendapat rusaknya." Temanmu adalah siapa yang selalu membimbingmu kepada kebenaran bukan siapa yang selalu menbenarkanmu." Al Awashim Wal Qowashim Fidzdzab 'An Sunnati Abil Qasim Libnil Wazir 1/244) Tim Salafy Cirebon WhatsApp Salafy Cirebon #taqwa #ukhuwah #sahabat #nasehat #quote #nasehat #katamutiara #salaf #salafy #cinta #ikhlas via Instagram ift.tt/1NWTFfk
Anda Selalu Bisa Memilih
“Hidup ini begitu Indah Karena banyaknya pilihan yang ada di depan mata semua bergantung kepada kita”
Ketika bangun pagi Anda selalu punya pilihan untuk menyikapi hari tersebut dengan suka cita atau dengan beban yang berat.
Ketika berada di kemacetan anda punya pilihan untuk mengeluh atau menikmati duduk di mobil sambil mendengarkan lagu.
Ketika dimarahi atasan Anda bisa memilih untuk membencinya atau menganggapnya sebagai guru yang memberi nasehat kepada muridnya.
Kalau seseorang mengatakan saya tidak punya pilihan dalam hidup ini dan akhirnya mencoba mengakhiri hidupnya berarti orang tersebut belum memaknai hidupnya dengan baik dan benar.
Ingatlah apa yang Anda alami saat ini selalu lihat dari perspektif yang positif.Jangan terlalu cepat merespons dengan hal yang negatif yang justru memperkeruh situasi dan merusak pola pikir Anda.
Jika Anda dilanda kebingungan sehingga tidak tahu ada pilihan lain tenangkan sejenak pikiran Anda.
Ambil waktu untuk melakukan refleksi diri dengan melihat satu masalah dari dua pandangan.
Pilihan Anda untuk melihat sisi positif akan mengubah hidup Anda dan keputusan Anda.
Ingat ! keputusan besar dimulai dari pikiran kita sendiri dan bijaksanalah.
Semoga bermanfaat...
#NASEHAT #SEJUK NAN #INDAH KETIKA MENENTUKAN #PASANGAN HIDUP #Ustadz berikan ana nasehat.... (Pinta seorang ikhwan) "Taqwallah.... Ya Taqwallah adalah nasehat yang paling baik.... Wahai akhy.... Jikalau engkau mencari pasangan hidup/ #istri, maka tidak cukup hanya berjilbab/ bercadar saja. Akan tetapi carilah seorang wanita yang Memiliki Pemahaman Ilmu Agama, agar ketika antum berdakwah diluar sana, antum tidak disibukkan dengan mengajari istri antum yang tidak / belum memahami agama. Sehingga tanggung jawab antum semakin besar & waktu antum banyak terbuang hanya untuk mengurusi istrimu. Dan jikalau antum sudahh memiliki ma'isyah yang halal meskipun kecil, maka seriusilah/ konsistenlah & bersabarlah dalam melakukannya...." . (Nasehat al Ustadz Adnan ketika perjalanan pulang dari tambak ke rumah). . Dari al Ustadz Abdurrahim Pangkep -hafizhahullah- Di kutip grup Whatsapp WSI Desember 2014 Diarsipkan oleh www.happyislam.com di #evernote via Instagram ift.tt/20Cxil9
MUNGKIN SAJA Mungkin saja apa yang kita lakukan selama ini percuma. Amalan yang dikira baik tapi malah tercatat buruk oleh malaikat. Entah karena kurang ikhlas atau menjalankannya asal aja. Mungkin saja yang terkumpul hanyalah dosa. Menyelipkan amalan ahsan dengan berbangga. Merendahkan manusia. Baru sadar kalau sombong dan ujub bikin merana. Mungkin saja ilmu kita sebatas coretan pena. Akhlak baik jadi langka, karena sering buat hati manusia terluka. Lupa jika baikhnya aklak adalah salah satu tujuan diutusnya Nabi yang mulia. Lupa pula jika akhlak adalah sebab yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga selain taqwa. Heran, kenapa masih saja berleha-leha?! Mungkin kita selama ini mengira bahwa kabar iman baik-baik saja, tapi nyatanya ia hitam legam tak mampu menyerap cahaya. Ghurur, tertipu oleh diri kita. Mungkin saja kita lebih senang dengan penilaian orang daripada penilaian Allah, Rabbul a'la. Padahal pengetahuan-Nya meliputi segala hal, janji-Nya lebih kekal dan lebih indah. Diakui, kita memang makhluk yang sering lupa. Alhamdulillah nafas masih tersisa. Segera berubah, kita harus menang! Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan bertawakal sebab rintangan di depan siap menghadang. Allahul musta'an #Rehat Di kamar bersama dratf TA, 19 Jumadil Akhirah 1437 #renungan #self #reminder #coretan #nasehat #diri #ikhlas #tauhid #quote #semangat #optimis #senin via Instagram ift.tt/1Rzb9Co
PAHIT... Terkadang nasehat terasa pahit bagi seorang hamba. Sangat tidak mengenakkan sebab diri tak melangkah di atas jalan yang sama. Kenapa pahit? Tak ada yang pantas untuk disalahkan kecuali diri seorang, sebab terlalu lama bermain dengan lumpur dosa bermuara nista. Inilah kebenaran dan keselamatan, mau tidak mau harus diterima, meski diawali dengan keberatan, harus dipaksakan ! ❝Kebenaran itu pahit bagi kebanyakan manusia kecuali orang yang Allah berikan taufik pada mereka.❞. -ImamRabee- by ASK Kepada Allah, minta dan terus minta. Semoga diberikan hidayah-Nya. Memberikan nasehat bukanlah upaya untuk menyakiti, tapi upaya untuk pembersihan diri. Bukankah muslim bagai satu tubuh? Yup, seperti tangan satu membersihkan tangan lainnya meski terkadang harus digosok hingga terasa sakit. Bukan salah tangannya, melainkan noda membandel yang susah dibersihkan. Pokoknya harus terus digosok hingga bersih cemerlang, itulah wujud kasih sayang. Allahu a'lam bishshawab Bandung, 24 Jumadil Awal 1437 Fawaaid lainnya, silakan kunjungi www.happyislam.com #medicine #ukhuwah #dosa #islam #quran #sunnah #ahlussunnah #salaf #salafy #nasehat #renungan #sore #obat #write #notes #health #heart #sehat #website #blog #web via Instagram ift.tt/21bal95
Conoh kata ucapan menyambut bulan ramadhan yang penuh keberkahan.. gambar kata mutiara islam dan bijak juga daat anda susun dengan cara mudah dengan mengutip dari al-qur'an maupun hadis..
Bunga Cantik di Tengah Padang Rumput
Siapa di antara anda yang belum pernah mendengar pepatah yang mengatakan “Tak kenal maka tak cinta?”. Tentu semuanya sudah pernah mendengarnya, baik pada waktu pelajaran peribahasa di Mata Ajaran Bahasa Indonesia atau dalam pergaulan sehari-hari karena pepatah ini kerap kali digunakan orang. Sekarang, malah ada sedikit perubahan dan penambahan kata dalam pepatah tersebut. Yaitu menjadi "Tak Kenal Maka TaÂ’aruf."
Berbedakah keduanya ?
Dari kedua kalimat tersebut, sebenarnya ada perbedaan arti meski hanya sedikit dan tipis sekali. Taruh sebuah permisalan. Jika anda bertemu dengan seseorang yang tidak anda kenal sama sekali, tentu anda ingin mengenalnya lebih jauh dan keinginan untuk mengenalnya itu begitu kuat muncul dalam diri anda. Anda ingin tahu siapa namanya, dimana dia tinggal, apa kegiatannya dan segala sesuatu yang menyelingkupi kehidupan teman baru anda itu. Dalam kondisi seperti ini maka pepatah ‘yang baru’ akan diterapkan, “Tak Kenal Maka TaÂ’aruf.”
Tahukah anda bahwa sebenarnya dalam proses perkenalan itu telah terjadi sebuah proses lain yang juga berkembang dalam diri kita. Yaitu sebuah proses pemilahan kelompok teman. Pada waktu kita mulai melancarkan rangkaian pertanyaan padanya tanpa kita sadari yang kita cari adalah kesamaan dan kesesuaian dalam beberapa hal yang sekiranya akan menjadi perekat perkenalan tersebut.
“Eh.. suka baca buku nggak ?” atau “Oh, kamu tinggal disana yah ? Hmm, aku punya teman di sana, kenal sama A nggak yah, dia tinggal di blok Z.”
Proses perekat hubungan inilah pada banyak orang diartikan sebagai sebuah proses “Tak Kenal maka Tak Cinta.”. Tidak ada yang menyadari bahwa sebenarnya tidak melulu arti pemahaman sebuah perkenalan akan berakhir dengan sesuatu yang manis seperti yang diharapkan dalam pepatah tersebut. Ada kalanya, setelah sebuah perkenalan terjadi, lalu pengenalan diri masing-masing berlanjut pada hal yang lebih jauh, sebuah hubungan ‘perkenalan’ bisa jadi ikut berakhir pula seiring dengan perpisahan yang terjadi dalam sebuah pertemuan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Sudah menjadi sebuah kebutuhan manusia untuk dapat memperoleh kepercayaan dan rasa aman dalam dirinya. Inilah yang terjadi dalam proses pemilahan kelompok teman yang baru kita kenal. Yup. Ada sebuah proses lain dalam sebuah perkenalan yang tanpa kita sadari telah menggiring kita untuk melakukan sebuah pemilahan yang sangat bersifat subjektif karena kebutuhan kita akan rasa percaya dan dan rasa aman tersebut.
Tanpa kita sadari kita mulai melakukan pemilahan dan pencarian data apakah dia cukup bermanfaat sebagai seorang teman ataukah tidak, ada sebuah istilah yang mungkin lebih pas tapi konotasinya pada beberapa orang mungkin menyakitkan telinga yang sensitif, yaitu “seberapa pantas orang yang baru anda kenal itu bisa menjadi teman anda”.
“Seberapa pantas…”, terdengar sangat arogan dan tidak bersahabat yah? Tapi meski terdengar sangat tidak sopan, memang itulah yang sesungguhnya terjadi dalam sebuah proses perkenalan. Dalam alam pikiran sederhana, bagaimana mungkin kita akan bisa meletakkan rasa percaya kita pada seseorang yang tidak kita kenal? Dalam alam pikiran sederhana, bagaimana mungkin kita akan merasa aman pada seseorang yang tidak kita kenal? Sekali lagi, dalam alam pikiran sederhana, bagaimana mungkin kita akan memberikan rasa sayang, rasa cinta kita pada seseorang yang tidak kita kenal. Bukankah “Tak kenal maka Tak Cinta ?”
Dan disinilah letak ketertakjubanku pada peristiwa yang aku alami yang justru membuatku berpikir, tidak selamanya mungkin sebuah pertemuan dengan seseorang yang kita belum kita kenal akan melahirkan keinginan untuk ta’aruf, dan rasa sayang bisa saja terjadi tanpa didahului sebuah perkenalan yang memuat sebuah isian biodata yang harus diisi dalam blangko pencernaan pikiran biasa (tanya nama, alamat dan sebagainya).
Peristiwa yang pertama adalah sebuah peristiwa di sebuah bis kota yang melaju lamban di jalan raya yang macet di pinggir kota Jakarta yang memang sudah sangat padat setiap jalur badan jalannya dengan kendaraan yang berseliweran setiap harinya.
Hari cukup panas ketika itu dan bau keringat penumpang mulai menyebar menimbulkan sebuah perasaan tidak nyaman. Di sebelahku duduk seorang gadis berjilbab yang bertubuh agak besar. Dia sedang asyik membaca sebuah buku. Kulirik buku di tangannya dan mengenalinya sebagai salah satu buku yang sering aku lihat di pajang di toko buku.
Secara iseng (sungguh ini pertanyaan iseng karena aku mulai jenuh dengan masa menunggu kemacetan lalu lintas) aku mulai bertanya tentang apa judul buku yang dia baca. Gadis itu memperlihatkan judulnya padaku. Lalu aku mulai melontarkan pertanyaan apa isi buku tersebut dengan gaya sok akrab dan gadis itu melayani pertanyaanku dengan sabar dan penuh senyum.
Hmm, tampaknya dia mulai mengerti akan ketidak nyamanan yang aku alami dalam bis kota yang padat itu dan keterasingan untuk segera terbebas dari tempat dudukku yang keras sehingga dengan penuh keikhlasan gadis itu memberikan waktunya untuk menjawab pertanyaanku. Tanpa kami sadari kami terlibat sebuah diskusi menarik dan asyik.
Aku memang senang membaca dan lebih senang lagi jika diajak seseorang untuk bertukar pikiran tentang sebuah topik dari sebuah materi yang pernah aku baca atau aku ketahui. Hingga tak terasa tujuan akhir telah tiba. Gadis itu harus turun lebih dahulu dariku dan apa yang dia lakukan kemudian membuatku cukup ternganga dan sangat berkesan pada pertemuan dengannya.
“Aku ingin memberikan buku ini padamu.”
Subhanallah. Aku tahu dalam pembicaraan kami tadi bahwa buku itu belum dua jam yang lalu dibelinya di toko buku. Bahkan sampai halaman pertengahan pun gadis itu belum usai membacanya. Bagaimana mungkin dia akan memberikannya begitu saja padaku padahal tadi baru saja dia katakan bahwa dia menginginkan buku itu sejak lama sehingga dia menabung sedikit demi sedikit uang sakunya untuk dapat membeli buku itu.
“Tidak. Aku tidak menginginkannya. Buku itu milikmu, kamu belum selesai membacanya, bacalah dulu sampai selesai.” Aku menolaknya dengan keras.
“Tapi aku ingin memberikan buku ini padamu.” Gadis itu tetap bersikeras.
“Tidak.“
“Terimalah. Anggap ini hadiahku untukmu, kamu memang pantas menerimanya. Ayo, terimalah buku ini sebagai kenang-kenangan dariku karena aku tidak tahu kapan lagi kita akan bertemu di waktu yang akan datang.”
Duhai. Kalimatnya menimbulkan rasa haru yang mendalam, aku termangu sejenak tapi segera tersadar bahwa ini bukan saat yang tepat untuk jadi melankolis. “Tidak. Aku tidak bisa menerimanya.”
“Terimalah hadiahku ini. Kamu belum membacanya kan, bacalah, aku sudah membacanya sebagian dan isinya sangat menarik, sedangkan kamu belum membacanya sama sekali, aku ingin kamu membacanya juga dan bacalah sampai akhir.”
“Kenapa?“ Aku bertanya dengan bodoh. Sungguh aku tidak tahu kenapa gadis itu bersikeras memberikan buku barunya padaku.
“Kenapa kamu ingin memberikan buku barumu padaku, padahal kamu menginginkan buku ini sejak lama. Kenapa?”
“Karena aku sayang padamu. Aku ingin memberikan yang terbaik untukmu dan saat ini yang aku miliki adalah buku baruku ini. Percayalah padaku bahwa aku menyayangi kamu karena Allah semata sehingga jika saat ini kamu menginginkan yang lain dariku, seperti mataku, rambutku, tanganku, semua akan kuberikan padamu detik ini juga karena aku sayang padamu karena Allah semata.”
Aku makin ternganga. Belum ada satu jam kami berbincang dan diskusi tapi rasa sayang yang dia miliki padaku sudah demikian mendalamnya sementara namanya saja aku sama sekali tidak tahu karena dia memang hanya kujadikan seorang teman untuk membunuh waktu jenuhku di dalam kendaraan tersebut.
Ada sebuah rasa haru yang kian membuncah dalam dadaku mendengar untaian kalimat terakhirnya sekaligus melahirkan sebuah dorongan untuk menerbitkan mutiara bening dari sudut kelopak mataku. Aku tidak sanggup berkata apa-apa karena terbalut haru dan buku itu sudah berpindah tangan, diletakkan gadis itu di dalam genggamanku sementara dia bersiap untuk turun dari kendaraan. Pada perhentian selanjutnya gadis itu mulai berdiri menepi.
“Mbak..makasih yah. Aku tidak tahu bagaimana harus membalasnya bahkan kita belum sempat berkenalan. Mbak juga tidak tahu siapa aku.” Gadis itu hanya tersenyum ramah mendengar kalimatku yang mungkin terdengar sangat bodoh.
“Itu tidak penting. Yang aku tahu kamu adalah saudariku dalam islam. Semoga kita bisa bertemu di lain kesempatan dengan masing-masing dalam kondisi yang lebih baik.”
Kemudian bis berhenti dan setelah mengucapkan salam, gadis berjilbab itu melesat turun sambil melambaikan tangannya padaku. Aku membalas salamnya sambil tersenyum dan setelah dia menghilang dari pandanganku aku mulai membaca judul bukunya.
“Menjadi Muslimah yang kaffah.”
Hmm, mungkin dia memberikan buku itu karena aku belum berjilbab. Yup. Kejadiannya memang sudah lama sekali, sewaktu aku masih kuliah dulu dan masih banyak mempertimbangkan banyak hal sehingga belum timbul keinginan kuat untuk menutupi auratku secara lengkap dengan sebuah hijab yang semestinya.
Aku sangat terkesan dengan peristiwa itu karena di kampus, teman-teman akhwat lain lebih banyak yang memilih untuk tidak menaruh kepercayaan dan kasih sayang sebesar seperti yang diberikan oleh gadis tadi. Di kampus mereka memberlakukan sebuah jarak dalam membina hubungan denganku yang notabene sebenarnya memiliki agama yang sama dengan mereka hanya saja aku belum berjilbab. Image muslimah sebagai sebuah kelompok eksklusif dalam kepalaku telah hancur lebur dalam hitungan detik dengan kehadiran gadis berjilbab itu.
Sekarang aku alhamdulillah sudah mengenakan jilbab, sudah berkeluarga dan sudah dikaruniai dua orang jundi yang manis. Kesibukan sehari-hari dalam urusan pekerjaanku sebagai ibu rumah tangga hampir tidak menyisakan waktu luang bagiku. Lebih dari itu, kadang timbul sebuah proses pemilihan teman dalam bergaul yang terus terjadi tanpa aku sadari.
Jika ibu-ibu lain di sekitar rumahku sering berkumpul di depan pagar rumahnya maka bisa dikatakan aku jarang sekali ikut berkumpul dengan mereka. Jika ada acara pertemuan antar ibu-ibu di lingkungan rumahku, entah itu arisan rt, pengajian bulanan, pertemuan bulanan antar warga, atau bahkan acara resmi seperti selamatan atau kenduri, bisa dipastikan aku hanya hadir pada saat acara resmi itu berlangsung saja. Setelah acara resmi selesai, ketika piring gelas mulai dikumpulkan di tengah tikar, aku memilih untuk segera mengundurkan diri ketimbang ikut bergerombol bersama ibu-ibu yang lain membuat pembicaraan dan acara baru di luar acara inti.
Hmm, aku tetap berusaha untuk bergaul akrab, ikut tersenyum dan bersenda gurau atau berdiskusi dengan teman-teman ibu-ibu rumah tangga yang lain dalam konteks acara yang aku ikuti masih berlangsung. Setelah itu, setelah acara itu selesai, aku lebih memilih untuk mengundurkan diri lebih karena alasan menghindari kemudharatan.
Sudah bukan menjadi rahasia lagi apa yang dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga jika mereka berkumpul dan mulai saling bercengkerama di luar sebuah acara yang terkoordinir. Mereka akan membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat dan inilah yang aku hindari. Terlibat dalam pergaulan seperti itu bagiku seperti memakan sebuah buah simalakama. Dimakan dalam arti kita melibatkan diri; kita akan terpengaruh dengan atmosfere mereka karena mau tidak mau kita akan mengeluarkan suara dan terlibat dalam pembicaraan mereka yang kelak kita akan menyesalinya sendiri. Pilihan kedua adalah tidak memakannya, yaitu kita tetap diam jadi pendengar dan itu artinya kita membiarkan isi pembicaraan mereka itu akan masuk ke telinga kita tanpa sebuah perlawanan, mengendap di dalam hati dan secara tidak sadar akan menimbulkan sebuah diskusi dengan diri sendiri yang lebih banyak melahirkan sebuah su'udzon dan ketidak nyamanan.
Ada sebuah pembenaran yang aku pegang dalam keputusanku untuk melakukan apa yang menurutku saat ini baik bagiku, yaitu mencegah sebuah kemudharatan itu lebih utama ketimbang menyebarkan manfaat. Hmm, benarkah pembenaran ini? WallahuÂ’alam.
Nah, dalam kesibukan memilih teman dalam pergaulan sehari-hari itulah terjadi peristiwa kedua yang juga sangat menyentuh hati dan memberi kesan yang sangat mendalam bagiku. Kejadiannya terselip dalam peristiwa rutinitas sehari-hari dan dalam waktu yang tidak terduga. Yaitu waktu shubuh.
Ada sebuah kebahagiaan tersendiri yang aku rasakan menjelang waktu shubuh. Yaitu kesempatan untuk berjalan menikmati suasana damai menjelang shubuh berdua saja dengan suamiku. Masjid tujuan kami letaknya lumayan jauh dari rumah dan waktu yang terhampar di selang perjalanan menuju masjid itu biasanya diisi dengan percakapan ringan yang lepas dari rasa kesal, jenuh dan bosan akan rutinitas pekerjaan dan kegiatan.
Yang ada hanyalah senda gurau atau curhat yang diiringi nasehat ringan diseling canda. Biasanya, setelah melakukan shalat shubuh berjamaah di masjid kami segera bergegas menuju rumah karena tugas rutinitas sehari-hari telah menunggu. Itu sebabnya waktu berangkat menuju masjid itu menjadi lebih istimewa (menjadi makin istimewa karena kadang kesehatanku yang sering terganggu dan kemalasan akibat kelelahan akan tugas sehari-hari membuat acara manis ini menjadi kian sulit dilakukan).
Hari itu, seperti biasa aku segera melipat perlengkapan shalatku dan mulai bersiap-siap untuk pulang ketika ada seseorang yang menyapaku. Seorang wanita tua yang tampak tersenyum dan memberiku salam. Aku membalas salamnya sambil ikut tersenyum.
“Apa kabar nak? kenapa sudah lama sekali tidak kelihatan?” sambil beringsut, aku mendekati ibu tua itu dan duduk di hadapannya sambil menyalaminya dengan sopan.
“Sakit bu. Saya sudah beberapa hari ini sakit jadi tidak bisa pergi kemana-mana termasuk ke masjid ini. Tapi alhamdulillah sekarang sudah sehat kembali. Ibu sendiri gimana kabarnya?”
“Alhamdulillah sehat nak.” Ibu itu masih memandangiku sambil tersenyum lembut sekali. Tiba-tiba dia meraih kedua pergelangan tanganku dan memegangnya dengan sangat erat.
“Ibu rindu sekali melihat kedatanganmu.. sudah hampir setengah bulan tidak melihat kamu hadir di sini.” Aku hanya tersenyum tapi dalam hati tak urung heran. Setengah bulan, artinya ibu itu menghitungnya. Artinya lagi, ibu ini tentu jamaah tetap di kala waktu shubuh di masjid ini…wah… bagaimana aku bisa tidak tahu akan kehadiran ibu ini setiap kali aku shalat disini. Hmm, mungkin karena aku selalu tergesa untuk pulang karena memikirkan pekerjaan rumah tangga yang terasa sudah antri untuk dikerjakan. Duh, betapa tidak pedulinya aku pada lingkunganku selama ini. Kalimat ibu itu mulai terasa seperti sindiran bagiku.
“Ibu selalu berdoa agar kamu sehat nak… sungguh, ibu mencintai kamu karena Allah dan selalu berharap bisa bertemu kamu di sini, di masjid ini meski ibu sendiri juga tidak yakin karena ibu sudah sangat tua dan makin rapuh.”
Subhanallah….
Kali ini aku sungguh-sungguh merasa terharu. Selama ini aku tidak pernah memperhatikan apa yang terjadi pada lingkungan sekitarku. Aku sibuk dengan urusan keseharianku sendiri, aku sibuk dengan diriku sendiri sedangkan ibu tua di hadapanku, yang mungkin hidupnya lebih susah, lebih kompleks permasalahannya, lebih rumit hal tentang kesehariannya, tetap memiliki kemampuan untuk memperhatikan lingkungannya.
Hmm.. tahukah anda. Kedua peristiwa berkesan di atas itu sebenarnya sebuah nasehat yang sangat manis dari Allah untukku. Subhanallah. Kadang, sebuah nasehat itu tidak melulu hanya berupa sebuah tausiyah panjang lebar tentang hamparan hadits dan ayat.
Sebuah nasehat bisa juga berupa perbuatan. Sama seperti perbuatan gadis berjilbab di bis kota di atas. Dengan memperlihatkan keramahan dan kesantunan serta keikhlasannya (sampai sekarang aku tidak pernah sekalipun lagi berjumpa dengannya, semoga Allah merahmatiNya selalu, amin), aku jadi tergugah akan keindahan ukhuwah dalam islam dan kemanisan budi pekerti muslimah sesungguhnya. Lebih dari itu, muncul semangat untuk benar-benar mewujudkan jati diri sebagai “Muslimah yang kaffah”, seperti nasehat yang diberikan dalam buku yang diberikannya secara cuma-cuma padaku.
Begitu juga dengan ibu tua di dalam masjid itu (hik..hik..aku tidak pernah berjumpa lagi dengannya, dan aku sampai detik ini tidak tahu siapa namanya, dimana dia tinggal dan informasi apapun tentang dia. Semoga beliau tetap dalam lindungan Allah SWT). Dengan kelembutan seorang ibu yang bijak, dia mengingatkan aku agar merindukan “masjid” selalu sesibuk apapun kegiatanku... ibu itu juga mengingatkan aku bahwa penilaian akan lingkunganku selama ini sebenarnya tidak selamanya benar. Bukankah di tengah hamparan rumput hijau di tengah padangpun selalu terselip bunga berwarna cantik yang harum baunya meski keberadaan bunga tersebut kecil mungil nyaris tak terlihat?
Kehadiran mereka berdua adalah penyejuk dahaga di tengah perjalanan panjang dan membosankan karena keterasingan yang monoton.
Kehadiran mereka adalah pendorong semangat ketika ghirah mulai kendur karena rutinitas keseharian yang mulai menegangkan urat syaraf. Hmm.. wallahuÂ’alam.
Aku jadi teringat sebuah hadits yang mengatakan bahwa :
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Dari kitab shahih Muslim, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
Begitu besar rasa persaudaraan yang terkandung dalam hadits tersebut hingga tidak ada pemilahan kelompok di dalamnya yang berdasarkan pada beragam suku, ras, golongan, bangsa dan warna kulit. Semuanya adalah keluarga. “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (al Hujurat:10).
Mencintai disini adalah menginginkan segala kebaikan yang dia miliki untuk turut pula dirasakan oleh saudaranya.
“Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai kebaikan dirinya sendiri.” (Dari riwayat Nasa’i).
Kebaikan disini adalah kebaikan “menurut syariat” seperti ilmu yang bermanfaat, amal yang shaleh, dan akibat yang positif. Tidak ada tempat di sini untuk penilaian yang bersifat subjektif yang sering kita berlakukan jika kita memilih teman tanpa kita sadari. Sama seperti nasehat halus yang diberikan oleh gadis di bis kota itu padaku. Sementara teman-teman akhwat menolak kehadiranku yang “berbeda” dengan mereka yang berjilbab lebar, maka gadis itu dengan penuh keikhlasan mengajarkan aku arti ukhuwah sesungguhnya dan tanpa sadar memberiku semangat untuk “mengenal islam (agama perdamaian) lebih jauh”. Subhanallah.
Semoga kita semua bisa belajar untuk bisa pula menjadi suri tauladan seperti kedua tokoh “nyata” yang aku temui di dalam hidupku itu. Sungguh Maha Kuasa Allah yang telah memberiku pelajaran yang sangat berharga.
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau.
Engkau yang menciptakan ku dan aku adalah hambaMu.
Aku terikat dalam perjanjian dengan-Mu sekemampuanku.
Aku berlindung kepada-MU dari segala kejahatan yang telah aku lakukan.
Aku mengakui nikmat-nikmat-MU kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku, karena tak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa, kecuali engkau” (HR. Bukhari)
Ade Anita
kafemuslimah.com
Rias dan Pernikahan Adat Tradisional Jawa –
www.narendraswari.com/rias-pengantin-tradisional/
Pernikahan merupakan peristiwa penting dan sacral dalam kehidupan manusia. Hampir semua pernikahan Adat Tradisional di Indonesia memang terkesan rumit dan ribet, namun memiliki makna ( Filosofi ) yang mendalam. Sehingga membuat banyak pihak yang tetap berupaya melestarikan (nguri-uri) dan menjaga tradisi warisan leluhur ini, ada pula yang muali menyederhanakan/meringkas dengan tetap memakai nuansa Adat masing-masing.
Demikian juga Tata cara Pernikahan Tradisional Adat Jawa. Tata cara Pernikahan dalam adat Jawa sendiri sebenarnya masih terbagi banyak versi menurut daerahnya, yang paling populer adalah Adat Pernikahan Jogja / Yogyakarta dan Adat Pernikahan Solo / Surakarta
Berikut adalah urutan Tata Cara Pernikahan Tradisional Adat Jawa secara umum/garis besarnya.
A. Tata cara sebelum hari “H”-nya:
Jadi agak jauh sebelum pelaksanaan pernikahannya sendiri, ada proses yang harus ditempuh, yaitu :
a. Nontoni
Dalam situasi modern seperti sekarang, mungkin acara ini tidak terlalu relevan lagi.
Nonton = melihat, jadi merupakan upacara untuk melihat calon pasangannya. Ini berkaitan dengan kebiasaan masa lalu, orang yang akan menikah tidak selalu sudah saling mengenal. Maka perlu ada proses untuk saling melihat siapa calonnya. Umumnya hal ini diprakarsai pihak calon pengantin pria. Keluarga si perjaka yang akan diperjodohkan melakukan penyelidikan diam-diam/rahasia ...(dalam bahasa Jawa : dom sumuruping banyu)... tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu. Setelah adanya “penyeldikan rahasia” dan jelas ttg kondisi gadis yg diincarnya.... diupayakan untuk “mempertemukan” kedua calon ini meski hanya sekilas. Calon Pria bersama keluarga akan bertamu pada keluarga calon wanita... pada saat itu gadis yang diincarnya akan muncul sambil menghidangkan minuman... Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah diantara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.
b. Lamaran
Tahap inilah secara resmi, keluarga/orang tua perjaka calon pengantin melamar atau meminang gadis pilihannya (jaman dulu pilihan orang tuanya sih..) Pada masa sekarang mungkin acara ini tinggal formalitas saja, karena perjaka dan gadis biasanya sudah saling mengenal dan berpacaran.
Pada kesempatan inilah bertemu kedua pihak keluarga dan dibicarakan rencana untuk meresmikan pernikahan , menentukan “hari baik”.
Tatacaranya kurang lebih sebagai berikut:
Hari dan tanggal yang telah ditetapkan dan dikomunikasikan, utusan dari pihak calon mempelai pria datang ke rumah calon mempelai putri dengan membawa buah tangan berupa jajan/penganan yang terbuat dari ketan (wajik, jadah, rengginang, jenang dsb), yang mengandung makna agar seperti ketan yang lengket sehingga dua pihak ini ke depan menjadi lebih dekat dan akrab....
Setelah duduk dengan tenang, maka wakil dari pihak pria menyampaikan maksud kedatangannya yaitu untuk melamar putri dari keluarga ini. Bila lamaran diterima maka kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan acara selanjutnya yaitu upacara peningsetan.
c. Peningsetan
Peningsetan atau singsetan berasal dari kata “singset” (Jawa) artinya ikat kuat, jadi peningsetan dimaksud sebagai upacara pengikat kedua belah pihak terhadap rencana yang disepakati.
Tatacaranya kurang lebih :
Pihak keluarga pria datang ke keluarga pihak putri dengan menghantar/membawa tukon, berupa : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang sesuai dengan kemampuan ekonominya, juga makanan/jajanan seperti pada waktu lamaran : jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup.
Dalam uapacara meriah, untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur . Pada acara inilah penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.
Pada zaman sekarang ketiga tahap ini mungkin sudah banyak diringkas dan disederhanakan, namun harapannya maknanya tetap selalu diingat.
B. Tatacara sekitar hari “H”
Dimaksudkan adalah Acara pada tahap pelaksanaan pernikahan itu sendiri, biasanya dimulai 1 hari sebelum Ijab kabul sbb
a. Pasang Tarub
Mantu atau menikahkan anak atau pernikahan adalah hari yang penting dan bahagia, biasanya tuan rumah akan mengundang orang lain untuk ikut mendoakan dan merasakan kebahagiaan itu. Karena akan banyak yang datang maka harus ditambah tempat berupa tratag/tenda. Karena ini hari bahagia, maka tenda/rumah haruslah dihias dengan meriah dan penuh makna. Pada kesempatan inilah orangtua melakukan upacara pasang tarub yaitu dengan memasang “bleketepe”/anyaman daun kelapa yang biasanya utk atap dan perhiasan yang lain, tentu saja secara simbolis, karena seterusnya akan diselesaikan oleh petugas lainnya. Secara adat yang dipasang untuk menghiasi tempat pesta antara lain terdiri dari: Dua batang/ tandan pisang raja yang sudah tua (mulai masak), 2 tandan kelapa gading, untaian padi, tebu hitam/wulung, daun beringin, daun dadap srep, daun lang-alang dsb.
Kalau mau dituruti, masih banyak “uba-rampe” yang disediakan dalam upacara ini, semua mengandung makna, nasehat, doa dan harapan.
b. Nyantri
Nyantri = menjadi santri, yaitu calon pengantin pria dititipkan untuk tinggal dekat dengan keluarga pihak putri. Ini dimaksudkan agar nanti pada saat upacara di hari “H” itu berjalan lancar karena pengantin prianya sudah siap. Disamping itu juga agar calon pengantin pria mengenal lebih dekat dengan keluarga pengantin putri.
c. Upacara Siraman
Siraman berasal dari kata siram yang berarti mandi. Maka siraman adalah memandikan calon pengantin dengan maksud untuk membershkan diri agar menjadi suci dan murni untuk menyambut atau mengahdapi uapacara pernikahan yang sakral itu.
Biasanya disediakan tempat khusus yang didekorasi sedemikian rupa untuk upacara siraman ini, ditempatkan di situ temapayan/gentong/bejana besar berisi air kembang dan siwur/gayung , tempat duduk utk calon mempelai. Sediakan pula kendi yang berisi air nanti untuk membilas siraman oleh kedua orang tua calon memempelai.
Tata Upacaranya kurang lebih:
Calon mempelai/pengantin melakukan sungkeman kepada orang tua (pinisepuh),
Kemudian diantar ke sendang/tempat siraman yang telah disediakan
Satu persatu, bergantian pinisepuh menyirami calon pengantin dengan air bunga setaman dari bejana yang tersedia. Yang terakhir adalah orang tua kandung dan membilas dengan air kendi, setelah itu kendi dibanting hinga pecah oleh orang tua dengan berkata: “Wus pecah pamore !”
Usai Siraman Calon pengantin ini dibawa kembali ke kamar rias dan mulai dipingit. Oleh perias calon pengantin ini akan dipotong/dicukur “sinim”nya. Sinom = rambut lembut di kening....
d. Dodol dhawet
Usai Siraman dan pemotongan sinom, dilanjutkan dengan acara Dodol Dhawet= jualan dhawet/cendol oleh kedua orang tua calon mempelai putri. Pembelinya adalah seluruh hadirin dan panitia yang ada disitu. Maksudnya acara ini kurang lebih: agar Acara pernikahan yang akan dilaksanakan berjalan lancar, meriah seperti orang minum dhawet....
e. Midodareni
Malam menjelang Ijab sering disebut dengan Midodareni, berasal dari kata widadari atau bidadari. Biasanya diadakan kenduri dan tirakatan. Jaman dulu pengantin putri dirawat kecantikanya secara menyeluruh... Maksudnya sebenarnya mempersiapkan diri secara total lahir dan batin.
Upacara Ijab
Yaitu pengesahan pernikahan sesuai dengan agama yang dianut pengantin, dalam Islam: Ijab Kabul, dalam Kristen Katolik : Sakramen Perkawinan dsb. Inilah upacara yang paling sakral sebenarnya dalam upacara pernikahan.
. Panggih/Temu manten
Acara menggambarkan pertmuan pengantin pria dan pengantin putri. Setelah Ijab, pengantin pria kembali ke tempat penantian, pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Dilakukan persiapan seperlunya. Setelah siap, maka dilakukan acar ini. Pengantin Putri menunggu dari dalam gerbang, pengantin pria datang dari luar dengan iringan gendhing Kodok Ngorek, lalu:
• Balangan suruh (lempar sirih)
Mempelai saling melempar sirih
• Wiji dadi, Injak telor
Pengantin Pria menginjak telur dan Pengantin putri kemudian mencuci kaki pengantin pria
• Timbang/pangkon,
Kedua mempelai dipangku oleh ayah mempelai putri, ditimbang, ternyata sama beratnya, artinya, sejak saat ini tidak ada pilih kasih lagi
• Tanem
Mendudukkan kedua pengantin di tahta yang tersedia, diberi kepercayaan untuk hidup mandiri sebagai keluarga.
Tampa kaya/Kacar-kucur
Pengantin pria menuangkan biji-bijian ke pangkuan pengantin putri, lambang penyerahan dan tanggungjawab pengantin pria terhadap keluarganya.
• Dhahar klimah
Saling menyuapi,... saling melayani untuk setia dalam suka dan duka.
• Sungkeman/Ngabekten
Sungkem kedua mempelai kepada orang tua.
Narendraswari Rias Pengantin – di Jogja / Yogyakarta
CP. 0856 4333 0420 / 0811 255 608
Beralamat di Jl. Srandakan KM. 1 Jodog RT. 04 Pandak, Bantul Yogyakarta, Indonesia
Bekerjasama dengan :
FOTO & VIDEO PROSESI ADAT PERNIKAHAN KLASIK TRADISIONAL JAWA bersama UWASIS PHOTOGRAPHY dan CHAN ANDI PHOTO – Melayani Moment Pemotretan Pernikahan Adat Jawa di Seluruh Indonesia – CP : 0857 4359 8263 | 0852 0088 4609 ) www.weddingbookjogja.com
Sikap Baik Dalam Mendengarkan Ibnu 'Abbas Rodhiallohu'anhu berkata: teman dudukku mempunyai tiga hak atasku: ▪️Aku mengarahkan pandanganku kepadanya bila dia menghadap ▪️Aku memberikan tempat yang luas baginya dimajelis bila dia duduk ▪️Aku memerhatikan dia bila dia berbicara. ['Uyunul Akhbar,1/307]. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban rohimahulloh dengan sanadnya sampai Mu'adz bin Sa'id Al Awar Rohimahulloh dia berkata: Aku pernah duduk di samping Atho bin Abi Robah Rohimahulloh. Seorang laki laki kemudian menyampaikan sebuah hadits, lalu ada seorang laki laki dari kaum itu ikut mengucapkannya, Mu'adz berkata: Atho pun marah, dia berkata: sikap macam apa ini? Sungguh aku benar benar mendengarkan hadits itu dari orang ini, padahal aku lebih tau tentang hadits itu. Namun aku tampakkan kepadanya seakan akan aku tidak mengetahui apa apa. Dia berkata juga: Sesungguhnya seorang pemuda menyampaikan sebuah hadits lalu aku mendengarkannya seakan akan aku belum mengetahuinya. Padahal aku benar benar telah mendengarkan hadits itu sebelum dia dilahirkan. [Raudhatul 'Uqala,hal.72, Tadzkiratus Sami',hal.105] Al Hasan Rohimahulloh berkata: Bila engkau duduk, maka hendak engkau lebih semangat untuk mendengarkan daripada bicara. Pelajarilah cara mendengarkan yang baik sebagaimana engkau mempelajari cara berbicara dengan baik. Dan janganlah engkau memotong pembicaran seseorang. [Tadzkiratus Sami', hal 105] Diambil dari At tajul Mafqud,Karya Faishal bin Abduh Qa'id Al Hasyidi,hal 70-72. Majalah Asy syariah No 38/IV/1429 H/2008 #listen #quiet #silent #nasehat #quote #simple Gambar dari #google via Instagram ift.tt/1X7L8ff
MUHASABAH..!! . . APAKAH SUDAH BENAR ISTIGHFAR KITA? . . Berkata asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah: “Dan adapun orang yang mengatakan: ‘Astaghfirullah’ (aku meminta ampun kepada Allah), namun hanya dengan lisannya. . . Sementara ia masih terus bergelimang dalam kemaksiatan dengan perbuatannya, maka sungguh ia berdusta, tidak bermanfaat sedikitpun istighfar baginya. . Berkata al Fudhail bin Iyyadh rahimahullah: "Istighfar dengan tanpa meninggalkan (kemaksiatan), adalah taubatnya para pendusta.” Berkata yang lainnya: “Istighfar kita butuh dengan istighfar.” Yakni barang siapa yang beristighfar (meminta ampun kepada Allah), namun ia tidak meninggalkan kemaksiatan, maka istighfar orang tersebut merupakan dosa, yang butuh kepada istighfar berikutnya. Maka lihatlah hakikat istighfar kita… Agar supaya kita bukan termasuk para pendusta, yang ia beristighfar dengan lisan-lisan mereka. Namun mereka masih senantiasa bergelimang dalam kemaksiatan.“ al Khuthabul al Minbariyyah fil Munasabat al Ashriyyah (1/226) Forum Salafy Purbalingga #repost #taubat #islam #quran #sunnah #salafy #nasehat #muhasabah #reminder #renungan via Instagram ift.tt/25vf0aO
"dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun(bertahajud), sebagaiamalan tambahan untukmu , semoga tuhanmu mengangkat derajatmu ketempat terpuji"
[Al-Isra:73]
.
Bagi kebanyakan orang, bangun di sebagian malam untuk melaksanakan sholat adalah suatu yang sangat berat. Di sinilah Allah menguji ketaatan kita.
.
Tips untuk melaksanakan sholat tahajud:
1. Pelajari fadillah dari sholat tahajud.
2. Tekadkan dalam hati untuk bangun malam dan melaksanakan sholat.
3. Tidur lebih awal,jangan begadang.
4. Siapkan Alarm atau minta bantuan orang lain untuk membangunkan (yg udah nikah ya suruh pasanganya untuk saling mengingatkan, kalo yg jomblo ya, silahkan berusaha). 5. Berdoa kepada Allah untuk bisa melaksanakan Sholat malam.
Mari ingatkan diri kita, keluarga, saudara, sahabat, dan teman -teman kita.
#islam #hijrah #sekarangakutahu #muslim #dakwah #muslim #tahajud #tausiyah #nasehat
#repost @mimbardigital
347 Likes on Instagram
4 Comments on Instagram:
dianty2588: For share 😊 @yozone23
deka_valentina: sekedar info melalui wa ad grup yg bsa membantu yaitu kutub (komunitas tahajud) komunitas yang bsa membantu membangunkan untuk bisa sholat tahajud, sistemnya mc berantai, mudah2an bermanfaat.
deka_valentina: ig nya @komunitastahajjud
andiibnuhabib: @aliatunnisa
Berikut contoh kata ucapan untuk orang yang malas sholat tarawih. Ada banyak kata mutiara bulan ramadhan yang bisa anda gunakan namun gambar di atas cukup mewakili..
NASEHAT UNTUK PEMUDA DI AWAL JALAN MENUJU KEISTIQOMAHAN Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apa nasihat Anda untuk seorang pemuda di awal-awal jalan menuju keistiqamahannya? Jawaban: Nasihat kami untuk pemuda ini, yang mana dia berada dalam arah tujuan yang selamat , insya Allah, 1. Senantiasa meminta kepada Allah Ta'ala, ats-Tsabat (kekokohan) dan ash-Shawab (kebenaran) 2. Memperbanyak membaca al-Qur'an dengan tadabbur (merenungkan maknanya), karena al-Qur'an memiliki pengaruh yang besar dalam hati apabila seseorang membacanya dengan mentadabburinya. 3. Bersemangat untuk senantiasa melakukan amalan ketaatan, tidak merasa malas dan bosan, karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah dari sikap merasa lemah dan sikap malas. 4. Bersemangat untuk senantiasa bergaul dengan orang-orang yang baik, dan menjauh dari berteman dengan orang-orang yang jelek. 5. Hendaknya menasehati dirinya ketika dirinya terpengaruh dengan hal-hal tadi. Dengan mengatakan kepada dirinya, "Sesungguhnya jarak ini masih jauh, dan perjalanan ini masih panjang." Hendaknya ia menasehati dan menguatkan dirinya, karena surga ditutupi dengan hal-hal yang dibenci dan neraka dihiasi dengan syahwat. 6. Hendaknya menjauhi teman-teman yang buruk, walaupun ia merupakan teman lamanya. Karena teman yang buruk akan berpengaruh kepadanya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perumpamaan teman yang buruk seperti tukang pandai besi, bisa jadi ia akan menyebabkan terbakar bajumua, atau engkau akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya." Liqa'ul Babil Maftuh 23/70 Alih bahasa: Ustadz Abdulaziz Taufiq Thalab Ilmu Syari Diarsipkan di ift.tt/1RBWxmi #istiqomah #nasehat #salaf #quote #hadits #sunnah #salafy #sunday #happyislam via Instagram ift.tt/1TMHKEw
Bismillah
Bahaya Menyerupai Orang Kafir
Mengikuti Gaya Orang Kafir (Tasyabbuh)
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Saat ini muslim tidak lagi punya kekhasan sendiri. Yang ada dari gaya dan penampilan bahkan akhlak dan tingkah lakunya hanya ingin mengikuti gaya barat atau gaya orang kafir. Coba kita lihat dari model rambut, cara berpakaian dan penampilan muda-mudi saat ini, sudah sama dengan gaya Ronaldo, Roberto dan Jenifer. Begitu pula termasuk perayaan seperti Ultah dan New Year yang pemuda muslim rayakan semuanya diimpor dari ajaran non-muslim, bukan ajaran Islam sama sekali. Benarlah disebutkan dalam hadits, umat Islam selangkah demi selangkah akan mengikuti jejak non muslim.
Sunnatullah, Orang Muslim akan Mengikuti Jejak Orang Kafir
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
Ibnu Taimiyah menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa umat Islam ada yang kelak akan mengikuti jejak Yahudi dan Nashrani dalam sebagian perkara. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 27: 286.
Syaikhul Islam menerangkan pula bahwa dalam shalat ketika membaca Al Fatihah kita selalu meminta pada Allah agar diselamatkan dari jalan orang yang dimurkai dan sesat yaitu jalannya Yahudi dan Nashrani. Dan sebagian umat Islam ada yang sudah terjerumus mengikuti jejak kedua golongan tersebut. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 1: 65.
Imam Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.” (Syarh Muslim, 16: 219)
Larangan Tasyabbuh
Walau itu sudah jadi sunnatullah, namun bukan berarti mengikuti jejak ahli kitab dan orang kafir jadi boleh. Bahkan secara umum kita dilarang menyerupai mereka dalam hal yang menjadi kekhususan mereka. Penyerupaan ini dikenal dengan istilah tasyabbuh.
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi no. 2695. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kenapa sampai kita dilarang meniru-niru orang kafir secara lahiriyah? Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
أَنَّ الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ
“Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir” (Majmu’ Al Fatawa, 22: 154).
Di tempat lain dalam Majmu’ Al Fatawa, beliau berkata,
فَإِذَا كَانَ هَذَا فِي التَّشَبُّهِ بِهِمْ وَإِنْ كَانَ مِنْ الْعَادَاتِ فَكَيْفَ التَّشَبُّهُ بِهِمْ فِيمَا هُوَ أَبْلَغُ مِنْ ذَلِكَ ؟!
“Jika dalam perkara adat (kebiasaan) saja kita dilarang tasyabbuh dengan mereka, bagaimana lagi dalam perkara yang lebih dari itu?!” (Majmu’ Al Fatawa, 25: 332)
Macam-Macam Tasyabbuh
Tasyabbuh dengan orang kafir ada dua macam: (1) tasyabbuh yang diharamkan, (2) tasyabbuh yang mubah (boleh).
1- Tasyabbuh yang haram adalah segala perbuatan yang menjadi kekhususan ajaran orang kafir dan diambil dari ajaran orang kafir, tidak diajarkan dalam ajaran Islam.
Terkadang tasyabbuh seperti ini dihukumi dosa besar, bahkan ada yang bisa sampai tingkatan kafir tergantung dari dalil yang membicarakan hal ini. Tasyabbuh yang dilakukan bisa jadi karena memang ingin mencocoki ajaran orang kafir, bisa jadi karena dorongan hawa nafsu, atau karena syubhat bahwa hal tersebut mendatangkan manfaat di dunia atau di akhirat.
Bagaimana jika melakukannya atas dasar tidak tahu seperti ada yang merayakan ulang tahun (Ultah) padahal ritual seperti ini tidak pernah diajarkan dalam Islam? Jawabnya, kalau dasar tidak tahu, maka ia tidak terkena dosa. Namun orang seperti ini harus diberitahu. Jika tidak mau nurut, maka ia berarti berdosa.
2- Tasyabbuh yang dibolehkan adalah segala perbuatan yang asalnya sebenarnya bukan dari orang kafir. Akan tetapi orang kafir melakukan seperti ini. Maka tidak mengapa menyerupai dalam hal ini, namun bisa jadi luput karena tidak menyelisihi mereka. Contohnya adalah seperti membiarkan uban dalam keadaan putih. Padahal disunnahkan jika warnanya diubah selain warna hitam. Namun jika dibiarkan pun tidak terlarang keras.
Namun perlu diperhatikan bahwa ada syarat bolehnya tasyabbuh dengan orang kafir:
1- Yang ditiru bukan syi’ar agama orang kafir dan bukan menjadi kekhususan mereka.
2- Yang diserupai bukanlah perkara yang menjadi syari’at mereka. Seperti dalam syari’at dahulu dalam rangka penghormatan, maka disyari’atkan sujud. Namun dalam Islam telah dilarang.
3- Syari’at menjelaskan bolehnya bersesuaian dalam perbuatan tersebut, namun khusus untuk amalan tersebut saja. Seperti misalnya dahulu Yahudi melaksanakan puasa Asyura, umat Islam pun melaksanakan puasa yang sama. Namun juga diselisihi dengan menambahkan puasa pada hari kesembilan dari bulan Muharram.
4- Menyerupai orang kafir di sini tidak sampai membuat kita menyelisihi ajaran Islam. Misalnya, orang kafir sekarang berjenggot. Itu bukan berarti umat Islam harus mencukur jenggot supaya berbeda dengan orang kafir karena memelihara jenggot sudah menjadi perintah bagi pria muslim.
5- Menyerupai orang kafir di sini bukan dalam perayaan mereka. Misalnya, orang kafir merayakan kelahiran Isa (dalam natal), maka bukan berarti kita pun harus merayakan kelahiran Nabi Muhammad (dalam Maulid Nabi). Jadi tidak boleh tasyabbuh dalam hal perayaan orang kafir.
6- Tasyabbuh hanya boleh dalam keadaan hajat yang dibutuhkan, tidak boleh lebih dari itu.
Lihat bahasan dalam Kitab Sunan wal Atsar fin Nahyi ‘an At Tasyabbuh bil Kuffar, oleh Suhail Hasan, hal. 58-59. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 2025.
Wallahul muwaffiq.
@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh-KSA, 20 Shafar 1434 H
---------------------
rumaysho.com/jalan-kebenaran/mengikuti-gaya-orang-kafir-t...
----------------------
almanhaj.or.id/content/3698/slash/0/kewajiban-iltizam-den...
----------------------
muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/bahaya-menyerupai-orang-k...
Khianatnya mata adalah mencuri pandang ke arah apa-apa yang tidak halal dipandang. Mujahid t berkata menafsirkan ayat ini: “Pandangan mata kepada apa yang Allah I larang.” (Ma’alimut Tanzil/ Tafsir Al-Baghawi, 4/83) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan mendapatkannya, tidak mustahil. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram) dan zinanya lisan dengan berbicara, sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan. Sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Berkata Muslim ibnul Walid Al-Anshari: "Aku peroleh untuk hatiku satu pandangan yang menyenangkan mataku Namun ternyata pandangan itu menjadi kesengsaraan dan bencana bagiku Tidaklah berlalu padaku sesuatu yang lebih berbahaya daripada hawa nafsu Maha Suci lagi Maha Tinggi Dzat yang telah menciptakan hawa nafsu" (Adhwa`ul Bayan, Al-Imam Asy-Syinqithi, 6/191) Seorang penyair berkata: Setiap kejadian berawal dari pandangan dan api yang besar itu berasal dari percikan api yang dianggap kecil Berapa banyak pandangan mata itu mencapai ke hati pemiliknya seperti menancapnya anak panah di antara busur dan tali busurnya Selama seorang hamba membolak-balikkan pandangannya menatap manusia, dia berdiri di atas bahaya (Pandangan adalah) kesenangan yang membinasakannya, hunjaman yang memudharatkan. Maka tidak ada ucapan selamat datang terhadap kesenangan yang justru mendatangkan bahaya. (Ad-Da`u wad Dawa`, hal. 234) Sumber: asysyariah.com ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah hafizhahallah Nasehat untuk diri Semoga Allah beri hidayah bagi kita semua. via Instagram ift.tt/1WgRzvD
UNTUKMU YAA SYABAB Asy Syaikh Robi' bin Hadiy Al Madkholiy Hafizhohulloh berkata: "Aku menasehatkan kepada seluruh pemuda salafi di mana pun mereka berada, di mana pun mereka tinggal, hendaknya mereka mempelajari manhaj salaf dan hendaknya mereka mengetahui kemuliaan Ahlus sunnah wal jama'ah, hendaknya mereka menempatkan (para ulama ahlus sunnah) sebagai orang-orang yang telah memberikan nasehatnya sekaligus sebagai orang-orang yang berpengalaman, apa yang mereka katakan -demi Allah- pasti akan terwujud pada diri orang yang mengambil perkataan mereka tersebut ataupun pada diri orang yang menyelisihinya.! Maka siapapun yang menyelisihi mereka biasanya akan jatuh dalam kebatilan dan jatuh dalam kejelekan. Namun siapa yang mengambil faedah dari mereka niscaya dia selamat sejahtera, padahal tidak ada satupun perkara yang dapat menandingi keselamatan dan kesejahteraan.! Bila tokoh-tokoh salaf semisal Ayub As-Sikhtiyani, Ibnu Sirin, atau Mujahid dan selain mereka merasa tidak mampu (bertahan) mendengarkan satu kata bahkan setengah kata saja YANG TERUCAP DARI AHLU BATHIL, mereka pun tidak suka kalian berdebat dengan ahlul bid'ah karena perdebatan dapat menjatuhkanmu ke dalam fitnah. Mereka adalah orang-orang baik, orang-orang cerdas, orang yang telah memberikan nasehatnya. Maka aku nasehatkan kepada para pemuda hendaknya mereka mengambil faidah dari: Pertama: Kitabullah Kedua: Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Ketiga: Pengarahan dan bimbingan serta sikap-sikap salafus salih. Mauqif Ash Shohih min Ahlu Bida' Alih bahasa ASAF Syarhus Sunnah #nasehat #manhaj #istiqomah #sabar #islam #sunnah #salaf #salafy #ahlussunnah via Instagram ift.tt/1ogreD5
Bismillah,
Nasehat untuk saya pribadi dan juga kita semua
------------------
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, beliau berkata bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Salam bersabda :
"Sesungguhnya Allah benci terhadap ja'dhari, jawadh, orang yang suka berteriak-teriak di pasar (sakhab), laksana bangkai di malam hari, namun bak keledai di siang hari. Dia mahir urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat" (Al Baihaqi dalam sunan Kubra 10/194 dan Ibnu Hibban (Mawarid) no. 1975 hal. 485 dan Lihat silsilah Ahaditsah Shahihah No. 195, 1/171)
Ja'dhari = Sifat keras, kasar dan sombong.
Jawadh = yang suka mengumpulkan harta dan kikir
Sakhaab = suka berteriak, berslisih dan sombong
Adapun yang dimaksud laksana bangkai pada malam hari dan bagaikan keledai pada siang hari adalah sebuah ungkapan untuk menggambarkan orang yang bekerja seperti keledai sepanjang siang untuk mencari dunia kemudian tidur sepanjang malam seperti bangkai yang tidak bergerak.
(Lihat silsilah Ahaditsah Shahihah No. 195, 1/171)
Sedangkan yang dimaksud dengan mahir dalam urusan dunia adalah mahir dalam perkara2 yang menjauhkannya dari Allah Azza Wa Jalla karena sibuk mencari dunia. Bodoh dalam masalah akhirat, maksudnya tidak mengetahui perkara2 yang mendekatkan diri kepada Allah di akhirat (Lihat Faidhul Qadir Syarah Al jami'Ush Shagir 2/275)
Bismillah
Dakwah Salaf berdiri di atas 3 pilar utama:
(1) Memurnikan Ibadah untuk Allah ta'ala dan memerangi kesyirikan.
(2) Taat dan tunduk kepada pemimpin muslim dalam perintah yg bukan maksiat.
(3) Menghidupkan Sunnah, dan memerangi bid'ah.
Tiga hal ini bisa disimpulkan dari Hadits Irbadh -rodhiallohu anhu-, yang disebut sebagai NASEHAT PERPISAHAN NABI -shollallohu alaihi wasallam-, beliau bersabda di dalamnya: "Aku BERWASIAT kepada kalian:
(1) agar BERTAQWA kepada Allah ta'ala,
(2) dan MENDENGAR juga TAAT (kepada penguasa), walaupun dia seorang budak (hitam) dari Habasyah, karena orang yang hidup (lama) dari kalian akan melihat banyak perselisihan.
(3) Dan Waspadalah kalian terhadap semua 'PERKARA-PERKARA BARU (dlm agama)', karena itu adalah kesesatan".
[HR. Attirmidzi: 2676, dishohihkan oleh Syeikh Albani]
Say No To Maho Maho alias manusia homo kini kian nampak. Mereka kini tak malu untuk terang-terangan mengaku. Model penyimpangan seks nan menjijikkan ini kini disuarakan. Lagi-lagi HAM menjadi tempat perlindungan. Pembaca yang budiman, sungguh heran diri ini ketika fenomena maho kian hari kian nyata. Perilaku laknat warisan kaum luth bisa-bisanya diminat. Tidakkah mereka punya akal sehat? Namun inilah kenyataan. Ketika bocah-bocah bau kencur sudah berbangga dengan akhlak bejat, 'bocah gay' bukan suatu yang jelek untuk disemat. Lebih tragis lagi. Kampus-kampus yang dipandang tempat orang-orang pintar dan kritis, kini menjadi lahan subur bagi maho laknat menyuarakan pelegalannya. Lebih edan lagi ternyata payung para mahasiswa maho adalah lembaga kampus yang diperkuat barisan dosen-dosen pegiat suara kaum laknat. Jangan remehkan maho! Mereka terus dan terus merekrut korban. Tidak segan untuk merenggut dan menghancurkan kesucian. Segala cara dan jalan akan mereka tempuh demi mendapat korban berkencan. Di sisi lain, mereka terus berkampanye dan bersuara. Mendapat kesetaraan hak dan pelegalan hukum menjadi tujuan. Lalu apakah kita diam? Tentu tidak! Mari kita tangkal pergerakan maho laknat dengan ilmu dan amal. Bukan dengan serampangan dan cara preman. Kita tebarkan kepada umat bekal ilmu yang bermanfaat, yaitu Ilmu yang bersumber kepada Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman salafush shalih insya Allah selamat. Lindungi diri kita, keluarga dan orang-orang dekat kita dari maho dan kita katakan pada dunia, "Say no to maho". Wa Sedikit Faidah Saja (SFS) Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram bit.ly/1OMF2xr #saynolgbt #lgbt #faedah #nasehat Fawaaid lainnya : www.happyislam.com via Instagram ift.tt/1PO9eqw
Bismillah
Nasehat untuk saya pribadi dan kita semua
-----------
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Salam memberikan jaminan rumah di surga bagi yang mau meninggalkan perdebatan yang batil karena Allah Azza Wa Jalla. Nabi bersabda :
"Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran surga bagi orang yang mau meninggalkan perdebatan walaupun dia adalah orang yang benar. Aku juga menjamin sebuah rumah di pertengahan surga bagi yang mau meninggalkan berdusta walaupun dalam bersenda gurau. Aku juga menjamin sebuah rumah di surga yang tinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang bagus" (Abu Dawud 4/253 lihat Jami'ul Ushul 11/754)