View allAll Photos Tagged hibah
The story of a Pakistani born lady from Pakistan, who survived war in the Gulf countries, lived as a refugee in a desert and then went on to making her way to NASA is definitely heart-warming. That is in a nutshell, the tale of Hibah Rahmani, a remarkable lady who has defied all odds and secured...
www.techalert.pk/2017/02/19/odds-pakistan-born-lady-leadi...
Models: Hibah Salaria, Kali Mae, Liz Sealion.
Koni-Omega Rapid, Wide Omegon 58mm f5.6, Rollei IR400, Vivitar 285HV flash
A 1958 Chevrolet Del Rey in display at Denfest 2016. As far as I know, as based from information inside car's window, this car is owned by an intellectual who received this car by an American Navy officials who formerly stationed here.
Chevrolet Del Ray tahun model 1958, dipajang di Denfest 2016. Berdasarkan informasi yang ditampilkan di dalam jendela mobil, mobil ini dimiliki oleh seorang profesor asli Bali yang menerima hibah mobil dari seorang anggota AL Amerika Serikat yang pernah ditempatkan di Bali
A 1958 Chevrolet Del Rey in display at Denfest 2016. As far as I know, as based from information inside car's window, this car is owned by an intellectual who received this car by an American Navy officials who formerly stationed here.
Chevrolet Del Ray tahun model 1958, dipajang di Denfest 2016. Berdasarkan informasi yang ditampilkan di dalam jendela mobil, mobil ini dimiliki oleh seorang profesor asli Bali yang menerima hibah mobil dari seorang anggota AL Amerika Serikat yang pernah ditempatkan di Bali
norkandirblog.wordpress.com/2016/09/02/jangan-ragu-menjad...
Jangan Ragu Menjadi Ahli Hadits
Jangan Ragu Menjadi Ahli Hadits
Hidup hanya sekali maka hiduplah yang berarti. Apapun kesibukan seseorang, hal itu tidak menghalanginya untuk menjadi ahli hadits. Meskipun dia kuliah di perguruan tinggi umum atau teknik karena desakan orang tuanya, meskipun dia sibuk bisnis karena tuntutan hutang dan keluarga, meskipun dia orang miskin yang melarat tidak memiliki bekal, meskipun dia cacat tidak bisa bergerak bebas. Sebab ilmu adalah hibah dari Allah dan akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah-lah pemilik karunia yang agung.
Jika ada seseorang yang memiliki keinginan kuat belajar ilmu syar’i sementara orang tua dan biaya mendukung, maka jangan sia-siakan umurnya untuk mempelajari dunia dan meninggalkan ilmu syar’i, tetapi pilihlah dunia ilmu syar’i. Sebab, di sana banyak saudara kita yang kuat keinginannya untuk mendalami agama tetapi situasi, kondisi, lingkungan, orang tua, atau keluarga menghalangi-halangi dan menghambat mereka.
Ingatlah apa yang telah Allah persiapkan untuk para ahli hadits agar hati kita tentram dan tidak goyah karena hembusan bisikan setan.
Dari Jarir, dia berkata, “Aku melihat al-A’masy dalam mimpi setelah kematiannya, maka aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Abu Muhammad, bagaimana keadaan kalian?’ Dia menjawab, ‘Kami selamat berkat ampunan Allah. Alhamdulillahi rabbil ‘âlamîn.’”
Yunus bin Muhammad al-Mu’addib berkata, “Hammad bin Salamah meninggal saat shalat di masjid.”
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin al-Mubarak membuka kedua matanya ketika hendak meninggal lalu tertawa seraya membaca:
“Untuk yang seperti ini hendaklah orang-orang mengupayakannya.”
Dari al-Hasan bin Imran bin Uyainah bin Abu Imran putra saudara Sufyan bin Uyainah, dia bercerita, “Aku berhaji bersama pamanku Sufyan bin Uyainah pada akhir haji yang dilakukannya pada 197 H. Ketika kami berada di Jam’ (Muzdalifah), dan dia telah selesai shalat, maka dia tidur di atas tidurnya. Kemudian dia berkata, “Aku telah menempati tempat ini selama 70 tahun, dan aku berdoa setiap tahun, ‘Ya Allah janganlah Engkau jadikan akhir masaku di tempat ini,’ tetapi hari ini aku malu kepada Allah karena sedemikian banyaknya aku memohon itu kepada-Nya.’ Kemudian dia pulang lalu meninggal di tahun itu pada hari Sabtu, awal Rajab tahun 198 H dan dimakamkan di al-Hajun.
Ali al-Madini berkata:
رَأَيْتُ خَالِدَ بنَ الحَارِثِ فِي النَّومِ، فَقُلْتُ: مَا فَعَلَ اللّٰهُ بِكَ؟ قَالَ: غَفَرَ لِي، عَلَى أَنَّ الأَمْرَ شَدِيْدٌ. قُلْتُ: فَمَا فَعلَ يَحْيَى القَطَّانُ؟ قَالَ: نَرَاهُ كَمَا يُرَى الكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ فِي أُفُقِ السَّمَاءِ
“Aku bermimpi bertemu dengan Khalid bin al-Harits, lalu aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah diperbuat Allah terhadapmu?’ Dia menjawab, ‘Dia mengampuniku, tetapi perkaranya sangat berat.’ Aku bertanya lagi, ‘Apa yang dilakukan Yahya al-Qaththan?’ Dia menjawab, ‘Kami melihatnya sebagaimana bintang yang bersinar dilihat di langit.’”
Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, “Aku bermimpi bahwa Adam meninggal lalu jenazahnya diusung oleh orang-orang. Pada pagi harinya aku tanyakan kepada ahli ilmu mengenai mimpi itu, lalu dia menjawab, ‘Ini adalah kematian orang paling berilmu dari penduduk bumi, karena Allah telah mengajari Adam semua nama (ilmu).’ Tidak lama kemudian Imam asy-Syafi’i meninggal, semoga Allah merahmatinya.”
Dari Abu Rafi’, anak dari putri Yazid bin Harun, dia berkata, “Aku berada di sisi Ahmad bin Hanbal, dan saat itu di sisinya ada dua orang –aku mengiranya mengatakan, ada dua orang syaikh–. Salah satu dari keduanya berkata, ‘Wahai Abu Abdillah, aku melihat Yazid bin Harun dalam mimpi, lalu aku katakan kepadanya, ‘Wahai Abu Khalid, apa yang telah diperbuat Allah padamu?’ Dia menjawab, ‘Allah mengampuniku dan memberi syafaat kepadaku, tetapi Dia mencelaku.’ Aku berkata, ‘Aku mengetahui Allah mengampunimu dan memberi syafaat kepadamu, tetapi karena apa Dia mencelamu?’ Dia menjawab, ‘Allah berkata kepadaku, ‘Wahai Yazid, apakah kamu menceritakan hadits dari Jarir bin Utsman?’ Aku menjawab, ‘Wahai Rabb-ku, aku tidak mengenalnya kecuali kebaikan.’ Dia berkata, ‘Wahai Yazid, sungguh dia membenci al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib.’
Abu Rafi’ melanjutkan, “Sementara orang kedua bercerita, ‘Adapun aku pernah melihat Yazid bin Harun dalam mimpi lalu aku bertanya kepadanya, ‘Apakah Mungkar dan Nakir telah mendatangimu?’ Dia menjawab, ‘Ya, demi Allah. Keduanya bertanya kepadaku, ‘Siapakah Rabb-mu? Apa agamamu?’ Lalu aku katakan, ‘Apakah orang sepertiku pantas diberi pertanyaan seperti ini, padahal aku mengajarkan manusia tentang hal ini sewaktu di dunia???’ Keduanya mengatakan kepadaku, ‘Kamu benar, maka tidurlah sebagaimana pengantin baru.’”
Muhammad bin Yusuf al-Bukhari berkata, “Aku dan sahabatku menunaikan haji bersama Yahya bin Ma’in. Kami memasuki Madinah pada hari Jum’at, dan dia meninggal pada malam itu. Ketika kami berada di pagi hari, orang-orang mendengar kedatangan Yahya dan kematiannya, lalu mereka berkumpul dan datang pula Bani Hasyim seraya berkata, ‘Kami akan mengeluarkan papan-papan yang dahulu digunakan untuk memandikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Namun, kebanyakan orang tidak menyukai dan tidak setuju. Bani Hasyim berkata, ‘Kami lebih berhak dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada kalian, dan dia pantas dimandikan di atasnya.’ Papan-papan pun dikeluarkan dan dia dimandikan di atasnya, serta dimakamkan pada hari Jum’at bulan Dzulqa’dah 233 H.”
Ja’far bin Muhammad bin Kazal berkata, “Ketika dia dinaikkan di atas papan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka seorang lelaki berseru, ‘Inilah orang yang memberantas kedustaan dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Jumlah kaum pelayat yang mengiringi jenazah Imam Ahmad bin Hanbal melimpah ruah yang belum pernah ada sebelumnya di masa jahiliyyah. Abdul Wahhab al-Warraq berkata, “Kami belum pernah mendengar bahwa ada orang banyak berkumpul di masa jahiliyyah dan Islam seperti pada saat pemakaman Imam Ahmad. Kami mendapat kabar bahwa yang hadir di tempat itu dihitung secara shahih, ternyata jumlahnya sekitar satu juta, dan kami menghitung di pemakaman ada sekitar 60.000 wanita.”
Abu Nashr bin Makula berkata, “Aku bermimpi seakan-akan aku bertanya tentang keadaan ad-Daruquthni di akhirat, maka aku diberi jawaban, ‘Dia dipanggil Imam di surga.’”
Al-Hasan bin Asy’ats al-Qurasyi berkata, “Aku melihat al-Hakim dalam mimpi sedang menunggang kuda dalam kondisi yang indah dan dia berkata, ‘Selamat.’ Aku bertanya, ‘Wahai Abu Abdillah, karena apa?’ Dia menjawab, ‘Karena menulis hadits.’”
Ahmad bin Yunus al-Maqdisi al-Amin berkata, “Aku bermimpi seakan-akan aku berada di Masjid ad-Dair dan di dalamnya terdapat beberapa orang laki-laki yang berpakaian putih-putih yang menurut dugaanku mereka adalah para malaikat. Lalu masuklah al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi, lalu mereka semua berseru, ‘Kami menjadikan Allah sebagai saksi bahwa engkau termasuk golongan kanan!’ dua atau tiga kali.”
Sebagian murid Ibnul Qayyim menceritakan bahwa sebelum meninggal, Ibnul Qayyim bermimpi melihat gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan bertanya kepadanya tentang kedudukannya. Syaikhul Islam mengatakan bahwa kedudukannya melebihi kedudukan para tokoh lalu berkata, “Kamu sebentar lagi akan menyusul kami, dan kamu berada pada tingkatan Ibnu Khuzaimah.”
Diriwayatkan bahwa saat sakit yang mengantarkan kematian Abu Zur’ah ar-Razi, para ahli hadits berdatangan untuk menjenguknya. Hadir pula pada waktu itu Abu Hatim ar-Razi. Mereka memandang bahwa Abu Zur’ah sedang sekarat, sehingga mereka ingin mengikuti sunnah dengan mentalqinnya. Salah seorang dari mereka membaca sanadnya tetapi terputus, lalu digantikan yang lain dengan sanadnya tetapi juga terputus. Yang lain memilih diam, karena kewibawaan Abu Zur’ah sebagai syaikh besar. Akhirnya, berkatalah Abu Hatim ar-Razi, ‘Telah menceritakan kepadaku fulan, dari fulan, dari fulan…’ tetapi terhenti karena lupa. Tiba-tiba terdengar suara parau, ‘Telah mengabarkan kepadaku fulan, dari fulan, dari fulan, dari Muadz bin Jabal bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ»
“Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah lâ ilaha illallâh, maka dia akan masuk surga.” Seketika itu Abu Zur’ah wafat.
Semoga Allah merahmati mereka semua dan membalas jasa-jasa mereka dalam menjaga agama.[]
* Dinukil dari Mungkinkah Aku Hafal Satu Juta Hadits Seperti Imam Ahmad? hal. 134-140 cet Pustaka Syabab karya Abu Zur’ah Ath-Thaybi. Untuk takhrij dan referensi silahkan merujuk ke buku aslinya. Marketing Pustaka Syabab 085730 219 208.
Artikel: thaybah.id
Nor Kandir
Artikel norkandirblog.wordpress.com
I have to thank one of my best friends for letting me take this amazing picture AND for letting me put it up on my photostream. So, thank youu Hibah! :*
Pengertian Asuransi Syariah
“Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang, melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah” Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem di mana para peserta mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi / premi yang mereka bayar yang digunakan untuk membayar klaim atas musibah yang dialami oleh peserta yang lain.
Konsep Asuransi Syariah
Dalam Asuransi Syariah ada istilah Tabarru’ yang merupakan sumbangan (dalam definisi Islam = Hibah - Dana Kebajikan). Ada beberapa perbedaan istilah antara Asuransi Syariah dengan asuransi konvensional.
Pada Asuransi Syariah peserta asuransi melakukan risk sharing (berbagi risiko) dengan peserta yang lainnya. Sementara pada asuransi konvensional, para peserta melakukan risk transfer (transfer risiko) kepada perusahaan asuransi. Maka, jika nasabah Asuransi Syariah mengajukan klaim, dana klaim berasal dari rekening tabarru’ (kebajikan) seluruh peserta. Berbeda dengan klaim asuransi konvensional yang berasal dari perusahaan asuransinya.
Ada beberapa perbedaan istilah antara Asuransi Syariah dengan asuransi konvensional.
1. Mengubah kontrak di mana peserta adalah pihak yang menanggung risiko bersama, bukan perusahaan.
2. Pengelola atau operator (perusahaan asuransi) bukanlah pemilik dana melainkan hanya mengelola saja.
3. pengelola tidak boleh menggunakan dana-dana tersebut jika tidak ada kuasa dari peserta.
Asas Asuransi Syariah :
1. Merupakan jaminan bersama.
2. Penyertaan dalam sebuah skema yang disetujui bersama.
3. Membantu satu sama lain dengan menggunakan rekening yang telah ditentukan (rekening tabarru’) untuk membayar kerugian yang akan timbul.
Prinsip Asuransi Syariah :
1. Merupakan tanggung jawab bersama.
2. Saling membantu dan bekerja sama.
3. Perlindungan bersama
Anda tinggal diwilayah Jogja , Kulon Progo , Gunung Kidul, Sleman , Bantul , Solo , Klaten , Kartosuro , Karanganyar , Wonogiri , Kebumen , Cilacap , Sragen , Purworejo, Magelang , Muntilan dan sekitarnya ?
Ingin mengetahui penjelasan lengkap seputar Produk Prudential , Program Asuransi , Peluang Karir & Arahan secara Intensif ? silakan Kontak saya : SMS / Call ke HP 081 2277 1607 atau Chatting Online di Internet melalui Yahoo Messenger : YM id : wiwit_gt888
Bagi anda yg Tinggal di Kota besar lain atau LUAR NEGERI , silahkan menghubungi saya melalui SMS / Call ke HP +6281 2277 1607 atau Chatting Online di Internet melalui Yahoo Messenger : YM id : wiwit_gt888 dan email : wiwitprayitno@gmail.com
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
WAWANCARA
Lauti Nia Astri Sutedja, Plt. Atdik Kairo:
28 Januari kemarin, KBRI baru saja meresmikan asrama Indonesia. Berbagai pertanyaan muncul di benak publik Masisir akan kehadiran asrama mahasiswa yang, diharapkan mampu membangun kemaslahatan. Tidak hanya itu, selain proses pembangunan yang bisa dinilai agak telat, dikhawatirkan asrama ini tak kunjung difungsikan oleh pengelola. Akibatnya, kehadiran asrama ini bisa jadi tidak begitu dinantikan atau bahkan terlupakan untuk sementara waktu.
Menanggapi keresahan publik, kswmesir.org melaksanakan kewajibannya memenuhi fungsi pokok sebagai pers –fungsi informasi. Dikirimlah Tim untuk mewawancarai pihak KBRI, selaku wakil pemerintah Indonesia di Mesir agar tidak muncul lebih banyak dugaan tak berdasar. Pada kesempatan ini, Tim mewawancarai Plt. Atdik Kairo, Bu Nia. Berikut hasil liputannya:
Bisa diceritakan, Bu, awal mula adanya pembangunan asrama Indonesia?
Ide awal dibangunnya asrama digagas tahun 2008 oleh A.M. Fachir. Beliau adalah mantan Dubes Indonesia untuk Mesir tahun 2007-2011. Setelah turun jabatan, ide ini dilanjutkan sampai masa kepemimpinan Nurfaizi Suwandi. Dan jadilah asrama Indonesia.
Jangan-jangan latar belakang pembangunan asrama tidak murni untuk Masisir....
Pembangunan ini dilandasi oleh upaya agar Masisir bisa lebih fokus belajar, karena sudah tidak memikirkan tempat tinggal. Selain itu lokasinya pun lebih dekat dengan kampus. Lebih penting dari itu, pembangunan asrama Indonesia dipandang sangat perlu. Melihat angka kriminalitas di Mesir yang kian meningkat dari tahun ke tahun.
Bagaimana kabar anggaran tersedia?
Soal anggaran memang menjadi masalah. Maka dari itu, setelah mendapatkan sebidang tanah, Pak Fachri mengumpulkan dana terlebih dahulu. Saat itu baru terkumpul 19 milyar. Kemudian bertepatan dengan kunjungan Presiden SBY saat OKI di Mesir, dibahaslah lagi mengenai proyek ini. Dalam kesempatan ini pula pak SBY sempat meninjau lokasi pembangunan.
Kendalanya apa?
Permasalahan yang muncul terletak pada birokrasi. Kala itu undang-undang tidak mengatur pasal pemberian hibah ke negara lain. Yang ada hanya mengatur penerimaan hibah. Sehingga pencairan dana untuk pembangunan asrama tidak memiliki dasar hukum. Namun, dengan kekuasaan SBY sebagai presiden, ditekenlah keppres no.8 tahun 2014 mengenai pemberian hibah bangunan.
Adakah sumber pendanaan lain selain pemerintah pusat?
Tentu. Pembangunan ini dibantu oleh Sumatra Utara sebanyak 5 milyar. Banyak provinsi juga menyumbangkan, ya. Namun sekali lagi statusnya adalah sumbangan, bukan iuran. Karenanya, kami sendiri tidak mematok seberapa jumlah minimalnya. Terserah mau berapa.
Seperti apa perhatian SBY mengenai pembangunan asrama Indonesia?
Dalam rapat yang berlangsung tanggal 25 Februari 2014, pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR menyepakati usulan dana hibah untuk pembangunan asrama. Khusus asrama, telah dianggarkan 2,94 juta dolar AS. Sebenarnya saat rapat tidak hanya membahas pembangunan asrama Indonesia di Mesir. Tapi juga bersamaan dengan kesepakatan untuk memberikan hibah kepada masjid IMAAM Centers di Maryland, Washington, DC, Amerika Serikat sebesar 3 juta dolar AS.
Seperti apa gambaran singkat proses penggarapannya?
Tahun 2011 Pak fachir menghadap Grand Syeikh al-Azhar meminta sebidang tanah untuk dibangun di atasnya asrama mahasiswa. Dapatlah tanah yang di Hay sadis untuk pembangunan. Pada 2012 baru mulai pembangunan fisik. Namun belum nampak signifikan. Tahun 2013 pembangunan baru bisa dinilai masif. Nah, 2014 Pak SBY meresmikan asrama ini di Jakarta. Kemudian di akhir 2015 seluruh bangunan siap digunakan. Perlu diketahui juga, semua tahapan pembangunan berada dibawah tanggung jawab al-Azhar, kita hanya memberi dana dan menerima laporan berkala. Terakhir, kemarin tanggal 28 Januari kita serah terima kunci kepada pihak al-Azhar.
Siapa yang akan mengelola asrama?
Pihak pengelola sepenuhnya kami serahkan ke al-Azhar. Adapun kapan mulai bisa ditempati, kami menunggu hasil pembicaraan dari al-Azhar. Tapi yang jelas, kita akan tetap mengawal proses ini.
Seberapa besar kapasistas asrama Indonesia?
Total ada empat bangunan dan satu gedung untuk dapur umum. Di lantai bawah juga ada hall yang cukup luas, kira-kira cukup untuk menyelenggarakan acara Masisir. Adapun daya tampung gedung sebanyak 1.400 mahasiswa.
Kami dengar ada pembagian kuota. Betul?
Dari kapasitas yang tersedia, ada mix Indonesia-Mesir. Sebanyak 50% atau 700-nya akan diisi oleh mahasiswa Indonesia. Sisanya untuk mahasiswa Mesir.
Bagaimana Masisir bisa menempati asrama Indonesia?
Prosedur untuk itu belum jelas. Karena kita harus bicara dan negosiasi terlebih dahulu dengan pihak pengelola, dalam hal ini al-Azhar. Kabar yang bisa kita pegang saat ini, bagi mahasiswa Mesir yang akan tinggal di asrama Indonesia tentu ada screening. Yaitu bagi mahasiswa yang berprestasi atau asisten dosen. Sedangkan Mahasiswa Indonesia, nanti akan kita minta masukan dari kawan-kawan soal ini.
Seperti apa tanggapan Masisir mendengar adanya isu pembangunan asrama?
Berdasarkan kabar yang saya dengar di KBRI, tentunya mahasiswa menyambut baik adanya pembangunan asrama. Namun tidak semua bisa ditampung di sini. Karena kemampuan kita baru segitu –empat gedung. Kedepannya nanti tetap ada usaha untuk membangun asrama putri.
Selain memberikan keamanan serta kenyamanan mahasiswa, apa nilai positif dari asrama ini?
Mengambil sudut pandang hubungan internasional, tentu saja wujud asrama mahasiswa akan mempererat hubungan kedua negara, walaupun sifatnya akan tetap fluktuatif. Namun kita tahu bahwa al-Azhar memiliki peran besar dalam menciptakan generasi kita yang unggul dalam keislaman. Jadi pembangunan asrama ini kita jadikan dalam rangka balas jasa pula. Dengan demikian, hubungan Indonesia-Mesir akan semakin kaya.
#Tim terdiri dari: Pandhu Dewanata, Furqon Kaha, Muna Ni'ami.
Photo and promo shoot, “The Only Sure Way to Make it to Broadway,” inspired by a 1977 subway ad, is produced at the disused section of the Bowery station on Thu., October 7, 2021.
Danny Burstein & Bahiyah Hibah (“Moulin Rouge.”)
(Marc A. Hermann / MTA)
Photo and promo shoot, “The Only Sure Way to Make it to Broadway,” inspired by a 1977 subway ad, is produced at the disused section of the Bowery station on Thu., October 7, 2021.
Jordan Fisher, Avery Sell, Rob McClure, Bahiyah Hibah, Stephanie Torns, Andrea Macasaet, Danny Burstein, Maiesha McQueen, Adrianna Hicks, Paul Schaefer, Julia Udine.
(Marc A. Hermann / MTA)
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
Juraidin, Trigona bee farmers or kelulut in Pelat Village, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. From his sincerity to develop the cultivation and from the guiding from Kanoppi NGO, he received grant fund from world bank to be made as the center trigona bee cultivation in Sumbawa.
Juraidin petani lebah madu trigona atau madu kelulut yang berhasil di Desa Pelat, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Berkat kesungguhannya mengembangkan budidaya secara terpadu dan pendamipingan dari LSM Kanopi, ia menerima dana hibah dari Bank Dunia untuk dijadikan sebagai pusat budidaya lebah trigona di Sumbawa.
Photo by Donny Iqbal/CIFOR-ICRAF
If you use one of our photos, please credit it accordingly and let us know. You can reach us through our Flickr account or at: cifor-mediainfo@cgiar.org and m.edliadi@cgiar.org
Minister Counsellor for Economic-Investment-Infrastructure, Dr Steven Barraclough, visited Bandung, the capital of West Java, to check on the developments of the Sanitation Hibah project under the Indonesia Infrastructure Initiative (IndII). Dr Barraclough also presented an award to Bandung Mayor Mr. Ridwan Kamil for his leadership in Best Performing Sanitation Hibah Program 2015. Dr. Barraclough also visited the Mayor’s Command Center in City Hall.
Photo Credit: DFAT | Timothy Tobing
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
regional.kompasiana.com/2013/09/11/kristenisasi-marak-di-...
Awal bulan lalu, Satpol PP dan Wilayatul Hibah (WH) Aceh Barat menggerebek sebuah rumah di jalan Blang Pulo, desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Rumah yang digerebek itu diduga sebagai pusat pengendalian aksi misionaris atau upaya pemurtadan warga muslim di wilayah Pantai Barat Aceh. Polisi PP dan WH menangkap 5 orang misionaris dari 12 orang yang diduga melakukan kegiatan pemurtadan agama, dimana diketahui bahwa telah terdapat 2 kelompok muslim yang dibabtis dan dikirim ke Medan. Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) sangat menyayangkan dan prihatin atas peristiwa ini, dimana Aceh yang dikenal sebagai negeri syariah harus mengalami peristiwa seperti ini, oleh karenanya MIUMI sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut.
Melihat peristiwa di atas, sebagai warga muslim tentu saya prihatin atas keadaan tersebut. Mengingat Aceh merupakan “serambi Mekah” dimana Islam di nusantara diyakini masuk dari wilayah ini. Namun keprihatinan saya itu, semakin besar setelah menyadari bahwa syariah Islam yang menjadi salah satu keistimewaan Aceh hanyalah dijadikan slogan atau hanya “trademark” Aceh agar terlihat lebih “bersih” dan islami. Maaf, mungkin ini hanyalah pendapat saya pribadi, namun saya menyatakan hal itu bukan tanpa alasan yang jelas. Di Aceh sejauh pengetahuan saya, tidaklah sebersih yang orang lain kira. Salah seorang sahabat kompasiana sempat menulis dalam sebuah artikelnya berjudul “Prostitusi di Serambi Makkah” oleh Tabrani Yunis yang menggambarkan dengan gamblang kondisi sosial dan moral Aceh yang sangat jauh dari keacehannya. Belum lagi apabila ditinjau dari sudut politik dan birokrasi Aceh kini yang memang sungguh memprihatinkan, dimana para elit Aceh dan partai berkuasa hidup dengan bermewah-mewah, korupsi merajalela, kekuasaan yang diamanahkan dari rakyat Aceh diterjemahkan dalam bentuk teror dan intimidasi demi memaksakan kehendak dan melanggengkan kekuasaan. Sementara itu, figur pemersatu Aceh yang diharapkan, meskipun telah ditunjuk oleh DPRA cenderung menikmati keadaan itu semua dan lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai figur pemersatu. Jika kita melihat dan membaca tujuan dari dibentuknya lembaga Wali Nanggroe salah satunya adalah untuk meninggikan dinul islam, mewujudkan kemakmuran rakyat, menegakkan keadilan dan menjaga perdamaian. Jelas tergambar bahwa Wali Nanggroe telah gagal dalam menjalankan amanahnya jauh sebelum ia resmi dilantik.
Kembali ke persoalan “kristenisasi”, Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak untuk beragama merupakan hak asasi manusia. Selanjutnya Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama. Merujuk pada pasal-pasal di atas, kebebasan beragama adalah hak asasi setiap manusia yang artinya tidak boleh adanya unsur paksaan untuk memeluk agama tertentu. Persoalannya adalah, bagaimana ketika orang-orang yang telah dibabtis tersebut memilih secara sadar untuk memeluk agama/berpindah agama ke agama yang dibawa oleh para misionaris tersebut? Apakah pelarangan dan penangkapan terhadap para misionaris itu bukanlah merupakan pelanggaran terhadap UUD? dan juga Hak Asasi Manusia?
Bagi saya pribadi, agama merupakan persoalan keyakinan dan pilihan hidup, sehingga tidak boleh dipaksakan oleh siapapun juga, karena agama adalah cara kita untuk “dekat” dengan Sang Pencipta. Persoalan orang terpanggil untuk berpindah agama ke agama lainnya juga perlu dilihat penyebabnya secara adil. Mungkin mereka merasakan adanya ketidakadilan dalam kehidupannya, kemarahan karena kondisi sosialnya, atau mungkin juga karena merasa ketidakhadiran figur yang diharapkan untuk setidaknya memberi kekuatan dan keyakinan terhadap agama yang dipeluknya. Bukankah meninggikan dinul Islam menjadi tugas seorang figur Pemersatu? lalu jika benar, dimanakah ia berada ketika para orang-orang yang “labil” ini membutuhkannya?
Oleh sebab itu, sebaiknya Wali Nanggroe mulai kembali kepada fitrah tugasnya sebagai seorang Wali Aceh untuk melindungi dan menegakkan Islam di Bumi Serambi Mekah dengan meninggalkan berbagai persoalan duniawi dan politik yang membusukkan jiwa dan penuh tipu muslihat untuk selanjutnya kembali kepada tugas utamanya sebagai pemersatu dan penegak dinul Islam di Aceh.
MANCHESTER HIGH GIRLS CELEBRATE SUPERB GCSE RESULTS..Hibah Kamran achieved nine grade 9 GCSE’s as pupils at Manchester High School for girls had plenty to celebrate today, with superb results across a broad range of subjects and a third of students attaining grades 7-9 (A-A*) in all of their GCSEs..Image ©Licensed to Jon Parker Lee.Picture by Jon Parker Lee
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
Sekretaris Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia Frances Adamson berkunjung ke Jakarta pada 20-21 November 2017. Pada kunjungannya, Sekretaris Adamson bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan perwakilan Komisi I DPR RI, serta berkunjung ke Universitas Bina Nusantara, Masjid Jami' Al-Makmur Cikini, dan juga melihat langsung program Hibah Sanitasi WASH.
Photo and promo shoot, “The Only Sure Way to Make it to Broadway,” inspired by a 1977 subway ad, is produced at the disused section of the Bowery station on Thu., October 7, 2021.
Bahiyah Hibah (“Moulin Rouge,”) Paul Schaefer (“The Phantom of the Opera,”) and Jordan Fisher (“Dear Evan Hansen.”)
(Marc A. Hermann / MTA)
Juraidin showing the honey produce by trigona bee or kelulut in Pelat Village, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. From his sincerity to develop the cultivation and from the guiding from Kanoppi NGO, he received grant fund from world bank to be made as the center trigona bee cultivation in Sumbawa.
Juraidin menunjukan madu yang dihasilkan lebah trigona atau kelulut di Desa Pelat, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Berkat kesungguhannya mengembangkan budidaya secara terpadu dan pendamipingan dari LSM Kanoppi, ia menerima dana hibah dari Bank Dunia untuk dijadikan sebagai pusat budidaya lebah trigona di Sumbawa.
Photo by Donny Iqbal/CIFOR-ICRAF
If you use one of our photos, please credit it accordingly and let us know. You can reach us through our Flickr account or at: cifor-mediainfo@cgiar.org and m.edliadi@cgiar.org
On the Twentieth Century
American Airlines Theatre
Cast List:
Kristin Chenoweth
Peter Gallagher
Andy Karl
Mark Linn-Baker
Michael McGrath
Mary Louise Wilson
Phillip Attmore
Justin Bowen
Preston Truman Boyd
Paula Leggett Chase
Ben Crawford
Rick Faugno
Jenifer Foote
Bahiyah Hibah
Drew King
Analisa Leaming
Kevin Ligon
Erica Mansfield
James Moye
Linda Mugleston
Mamie Parris
Andy Taylor
Jim Walton
Richard Riaz Yoder
Production Credits:
Scott Ellis (Direction)
Warren Carlyle (Choreographer)
Kevin Stites (Music Director)
David Rockwell (Set Design)
William Ivey Long (Costume Design)
Donald Holder (Lighting Design)
Jon Weston (Sound Design)
Larry Hochman (Orchestrations)
David Krane (Dance & Incidental Music)
John Miller (Music Coordinator)
Paul Huntlyey (Hair & Wig Design)
Scott Taylor Rollison (Production Stage Manager)
Matthew Lacey (Stage Manager)
Anne Ford-Coates (Make-Up Design)
Aurora Productions (Production Manager)
Other Credits:
Book & Lyrics by Betty Comden and Adolph Green
Music by Cy Coleman
Additonal Material by Marco Pennette
Additional Lyrics by Amanda Green
Photos by Joan Marcus
Minister Counsellor for Economic-Investment-Infrastructure, Dr Steven Barraclough, visited Palembang, the capital of South Sumatra, to check on the developments of the Water Hibah, sAIIG, and WWTP infrastructure projects. During his visit, Dr Barraclough also attended meetings with Palembang Mayor Harnojoyo, South Sumatra Governor Alex Noerdin, local media and local business leaders.
Photo Credit: DFAT | Timothy Tobing
Juraidin, Trigona bee farmers or kelulut in Pelat Village, Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara. From his sincerity to develop the cultivation and from the guiding from Kanoppi NGO, he received grant fund from world bank to be made as the center trigona bee cultivation in Sumbawa.
Juraidin petani lebah madu trigona atau madu kelulut yang berhasil di Desa Pelat, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Berkat kesungguhannya mengembangkan budidaya secara terpadu dan pendamipingan dari LSM Kanopi, ia menerima dana hibah dari Bank Dunia untuk dijadikan sebagai pusat budidaya lebah trigona di Sumbawa.
Photo by Donny Iqbal/CIFOR-ICRAF
If you use one of our photos, please credit it accordingly and let us know. You can reach us through our Flickr account or at: cifor-mediainfo@cgiar.org and m.edliadi@cgiar.org
Kementerian Kesehatan RI menerima hibah sebanyak 330 unit refrigerator vaksin dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin, menerima secara langsung hibah yang diserahkan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji. Selanjutnya Refrigerator vaksin ini didisttibusikan ke 232 kabupaten/kota di 32 provinsi di Indonesia untuk menambah kapasitas cold chain di level provinsi dalam mendukung layanan imunisasi. - Kemenkes RI/Satria Loka Widjaya
Luar biasa Kyai kita ini. Suatu hari, dia tolak zakat dari seorang pengusaha kontraktor yang sengaja mendatanginya. Padahal, kondisi pesantren yang dikelola Pak Kyai di pelosok Bogor itu, sungguh memprihatinkan. Kalau saja Pak Kyai mau menerima zakat si pengusaha, maka dua lokal kelas yang lebih mirip kandang ayam itu bisa ditembok.
Dengan halus Kyai kita menampik amplop tebal yang disorongkan pengusaha. Alasannya sederhana saja, Pak Kyai merasa tidak bisa membedakan apakah dana itu berasal dari bagian fee atau mark up proyek.
Benar, Rasulullah Saw telah berpesan, ‘’Bersihkanlah hartamu dengan zakat, dan obatilah sakit kalian dengan bersedekah, dan tolaklah olehmu bencana-bencana itu dengan do’a". (HR. Khatib dari Ibnu Mas’ud).
Tapi, maksud membersihkan harta adalah menyisihkan sebagian darinya yang bukan menjadi hak si empunya melainkan milik kaum dhuafa (mustahik).
Dengan zakat dan sedekah, orang Islam diajak untuk membersihkan diri dari dominasi sifat-sifat kebinatangan yang inheren dalam diri setiap insan, semisal bakhil (QS.4:37).
Bakhil, kikir, pelit, medit, koret, kucrit, menjauhkan dari surga dan mendekatkan ke neraka. Hattasifat ini dimiliki seorang pakar ibadah sekalipun. Rasulullah SAW berwasiat: “Orang pemurah dekat dengan Allah, manusia, dan dengan surga, serta jauh dari neraka. Orang bakhil jauh dari Allah, manusia, dan jauh dari surga serta dekat dengan neraka. Orang jahil (bodoh) tapi pemurah, lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah yang bakhil” (HR Turmudzi).
Jadi, membersihkan harta sama sekali berbeda dengan money laundering.
Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw telah berwasiat, ‘’Sesuatu yang dishadaqahkan seseorang dari yang baik-baik -- dan Allah tidak akan menerima shadaqah kecuali yang baik-- tiada lain shadaqah itu pasti diterima Ar Rahman dengan tangan kanan-Nya; dan jika shadaqah itu berupa sebiji korma, maka akan berkembang dalam tapak tangan Ar Rahman sehingga ia membesar melebihi gunung, sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara mahar atau anak onta.” (HR. Ibnu Majah dan An-Nasai).
Dalam Kitab ‘’Shahih Bukhari’’ terdapat bab khusus yang menguraikan bahwa zakat hanyalah dari harta yang halal dan bersih.
Selain baik dari segi kualitas zat, harta ZIS (zakat, infak, sedekah) dipersyaratkan baik (halal) secara perolehan atau sumber pemilikannya. Bagaimana mungkin ZIS berupa harta haram, sedangkan fungsinya justru untuk membersihkan kekayaan. Ibarat hendak mengepel lantai kotor, tentulah harus digunakan lap yang bersih.
Syekh Taqiyuddin An Nabhani dalam Kitab ‘’Nizhamul Iqtishody fil Islam’’ menjelaskan bahwa syariat Islam telah menetapkan sumber pemilikan harta individu yang sah, yaitu hasil bekerja, warisan, hak hidup (hak individu yang tidak mampu mendapatkan harta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya), pemberian negara kepada rakyat, dan perolehan secara cuma-cuma seperti hibah, hadiah, wasiat, diyat, mahar (bagi wanita), serta harta temuan (rikaz).
Kehalalan sumber zakat, mendahului keutamaan kuantitasnya. Ketika Nabi Muhammad SAW menyerukan penghimpunan dana dan logistik untuk mengirim ekspedisi jihad, para sahabat berbondong-bondong datang menyerahkan sebagian hartanya. Di antaranya Abdurrahman bin Auf, yang berkata, ‘’Aku mempunyai uang 4000 dirham. Yang 2000 untuk nafkah keluargaku, 2000 lagi untuk kuinfakkan.’’
‘’Semoga Allah menerima yang engkau infakkan, dan memberkahi yang engkau sisakan untuk keluargamu,’’ sambut Nabi.
Lalu datang seorang Anshar membawa dua gantang kurma. ‘’Wahai Rasulallah,’’ katanya sembari menghapus keringat di wajahnya, ‘’aku baru saja mendapat upah dua gantang kurma. Ini yang segantang aku infakkan, sisanya kuberikan untuk keluargaku.’’
Menyaksikan kesederhanaan pemberian orang Anshar itu, orang-orang munafik tertawa terbahak-bahak. ‘’Ho, ho, ho, ini ada orang mau melawan pedang dan tombak dengan segantang kurma,’’ ledek mereka.
Nabi murka pada kelakuan munafikin. Bersamaan dengan itu turunlah ayat 79 Surat At Taubah yang mencela perbuatan kaum itu dan memuji pengorbanan sahabat Nabi betapapun sederhananya. (aya hasna)
Muhammad Iqbal Tawakal (Next Generation) dan Otty Widyasari (Akumassa.org) memperlihatkan sertifikat penerima hibah Cipta Media Bersama. Next Gen akan mengadakan rating tingkat video game oleh komunitas dan mengadakan penyuluhan untuk guru dan orang tua di Bandung. Akumassa akan mengawasi pemberitaan media melalui komunitas yang berpendapat tentang kandungan di media tersebut.
BANDA ACEH - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Hasbi Abdullah meminta maaf kepada seluruh masyarakat Aceh terkait pembagian dana Bantuan Sosial, yang mengakibattkan kericuhan di Kantor Gubernur Aceh.
"Kami mohon maaf terkait permasalahan itu, kami harapkan masyarakat bisa sabar dan jangan melakukan hal-hal yang anarkis yang bisa membuat kerugian pada diri sendiri," kata Hasbi Abdullah kepada wartawan, Sabtu (28/12), di Banda Aceh.
Dana hibah dan bantuan sosial (bansos), Hasbi menjelaskan, akan menjadi masalah besar, serta mengakibatkan seluruh pejabat terkait, baik Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh menjadi tersangka, jika dibagikan diluar ketentuan hukum yang berlaku.
Minister Counsellor for Economic-Investment-Infrastructure, Dr Steven Barraclough, visited Bandung, the capital of West Java, to check on the developments of the Sanitation Hibah project under the Indonesia Infrastructure Initiative (IndII). Dr Barraclough also presented an award to Bandung Mayor Mr. Ridwan Kamil for his leadership in Best Performing Sanitation Hibah Program 2015. Dr. Barraclough also visited the Mayor’s Command Center in City Hall.
Photo Credit: DFAT | Timothy Tobing
Minister Counsellor for Economic-Investment-Infrastructure, Dr Steven Barraclough, visited Bandung, the capital of West Java, to check on the developments of the Sanitation Hibah project under the Indonesia Infrastructure Initiative (IndII). Dr Barraclough also presented an award to Bandung Mayor Mr. Ridwan Kamil for his leadership in Best Performing Sanitation Hibah Program 2015. Dr. Barraclough also visited the Mayor’s Command Center in City Hall.
Photo Credit: DFAT | Timothy Tobing