View allAll Photos Tagged Ustadz

Nikkor 20mm ƒ2.8D I Tasik Huffaz,Darul Quran.

9 Exposure HDR,Apperture at f18 ISO at 200

 

Hit Explore # 2 (best position) on 30th Mac 2009 (Monday)

Thanks everyone for the comments & favs!!

 

Salam,kpd Ustadz Annamir & Ustadz Buyie,maaf lah dtg ke DQ tak bgtau..tak xde plan pun nk ke sana,saya berhanyut bersama isteri..cadangnya nak singgah Fraser Hill semalam,otw tadi singgah kejap DQ,first time ke sana..redah je..hehe..next time saya ke sana saya bgtau..lg pun saya xde no tel..lepas ni kena minta..

 

View On Black

Abdul Somad Batubara (born May 18, 1977), also known as Ustadz Abdul Somad, is an Indonesian Islamic preacher and ulama from Asahan, North Sumatra. He lectures on various religious issues, especially regarding hadith studies and Islamic jurisprudence. He is very famous in Indonesia today since his lectures often broadcast through the YouTube channel and other social media. Every time he lectures anywhere, people are very enthusiastic to come and listen, hundreds to thousands.

 

On October 31 to November 4 2018, he gave public religious lectures in some places in Jabodetabek (Greater Jakarta), Indonesia. I attended his lectures three times. I not only heard the lecture, but also took a close photo like this one :)

 

This photo: Ustadz Abdul Somad on Pondok Pesantren Quraniyyah, Jurang Mangu, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Indonesia. Closing lecture on November 4, 2018.

 

lomographic redscale film

Ustadz Abdul Somad also authors several books, among them are translations. Some books he authored have become best sellers in Indonesia, the most popular and the best is 37 Masalah Populer (37 Popular Problems).

 

When I got a chance to meet Ustadz Abdul Somad, I also had him sign one of my books collection, it was difficult to get it because of the guards who was protecting him from crowd people. Thanks to Tafaqquh Team (Ustadz Abdul Somad's team) who allowed me and helped me to get the signature.

  

Here is my books collection of Ustadz Abdul Somad books, including the signed book of 37 Masalah Populer (37 Popular Problems).

  

p.s. I already read some of them, and the rest books is still untouched waiting to be read ^^

 

APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP INI..?

 

🍃BBG AL ILMU🍃

  

🌴🌴🌴

Kita hidup di gunung merindukan​ pantai…

Kita hidup di pantai merindukan​ gunung…

 

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan..

Di musim hujan kita tanya kapan kemarau..

 

Diam di rumah pengennya pergi…

Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…

 

🌴🌴🌴

Waktu tenang cari keramaian…

Waktu ramai cari ketenangan…​

 

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…

 

Ternyata SESUATU itu tampak indah karena belum kita miliki…

 

🌴🌴🌴

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, tapi mengabaikan​ apa yang sudah kita miliki…

 

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…

dengan rahmat yang sudah kita miliki…

 

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini..??

Menutupi telapak tangan saja sulit…

 

Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutupla​h “BUMI” dengan Daun,

 

🌴🌴🌴

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana

Bumi inipun akan tampak buruk…

 

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…

 

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…

 

🌴🌴🌴

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…

 

Karena hidup adalah :

WAKTU yang dipinjamkan,

dan HARTA adalah Amanah yang dipercayakan…

yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

 

🌴🌴🌴

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…

Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…

Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…

Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal…

Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang…

 

Selamat meraih kebaikan di hari ini…

 

#copas

 

Diposting ulang oleh,

Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى

Mau DVD Original #CintaSubuh Trilogy?

Dateng yuk, ke acara ini:

 

Bismillah...

HADIRILAH...

Persembahan kami untuk keluarga Indonesia.

TERBUKA UNTUK SEMUA USIA DAN AKTIVITAS.

.

📚 Seminar

👳 #1Rumah1GuruNgaji

 

Menghadirkan Nara Sumber dari berbagai bidang profesi, diantaranya :

.

✅ Ustadz Efendi Anwar Lc

Ketua Yayasan Tahsin dan Tahfidz Al Utsmani

.

✅ Film Maker Muslim

Production House yang telah sukses berdakwah lewat film-film inspiratif.

(Pemutaran Cinta Subuh 3)

.

✅ Agastya Harjunadhi

Penggagas Iqra Institute dan Omah Peradaban.

.

✅ Faisal Azhar Harahap

Kepala Sekolah Antariksa serta penggagas program #1Rumah1GuruNgaji.

 

Catat Waktu dan Tempat

.

📆 Tanggal : 14 Oktober 2015, bertepatan dengan tanggal merah libur Tahun Baru 1437 Hijriyah.

.

⌚ Jam : 08.00 - 15.00 WIB ⛳

.

Lokasi : Masjid Asyifa Jl. Tambak Jakarta Selatan (10 Menit dari Stasiun Manggarai)

 

Cara pendaftaran :

Nama_L/P_Domisili_No.Hp

Kirim ke 081284439848

.

🎁 Fasilitas Acara

▫Gratis Buku Tahsin & Tajwid Utsmani bagi peserta yang beruntung

▫ Goodiebag Indonesia Mengaji

▫ Makan Siang

.

📝 Pendaftaran tidak dikutip biaya. Namun kami membuka kesempatan baik bagi sahabat yang ingin berinvestasi kebaikan. Informasi investasi dapat dibuka pada link berikut :

www.dropbox.com/s/gq7r911g9qepb4m/Proposal.pdf?dl=0

 

Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Jazakallah Khairan Katsiran

Wassalamualaikum Wr Wb

.

🚀 Roket Antariksa

 

234 Likes on Instagram

 

12 Comments on Instagram:

 

achie453: 😭😭😭😭😭 tau ada acara ini.. Ga akan pergi.

 

filmmakermuslim: Yaaaah @achie453 semoga next event bisa ketemu...

 

nurmeinaf: mau bangt dvdnyaaaa 😭, pesen bisaa @filmmakermuslim

 

haysminan: Pm

  

WAKTU DZIKIR PAGI-SORE . . Apakah dzikir-dzikir yang datang dalam hadits yaitu dzikir pagi dan sore dikerjakan sebelum shalat atau setelahnya ? Samahatusy Syaikh Bin Baaz rahimahullah menjawab : Perkara ini bebas, yakni sebelum atau setelah shalat.Jika dijalankan sebelum tenggelamnya matahari di waktu ashar bagus. Ataupun dijalankan setelah tenggelam matahari juga bukan masalah. Allah berfirman : . فسبحان الله حين تمسون و حين تصبحون . "Maka bertasbihlah kepada Allah tatkala kalian berada di waktu sore dan tatkala kamu di waktu pagi." (QS Ar-Ruum 17) Allah berfirman : . سبح بحمد ربك قبل طلوع الشمس و قبل الغروب . "Bertasbihlah dengan memuji Rabmu sebelum terbitnya matahari dan sebelum tenggelamnya" (QS Qoof 39) Maksudnya bahwa tasbih dan tahlil serta seluruh dzikir-dzikir yang di syari'atkan adalah di akhir siang dan di awal malam.Ini berkenaan dzikir sore. Dan berkenaan dzikir pagi ,itu (dilakukan) di awal siang sebelum shubuh atau setelah shalat shubuh atau setelah terbit matahari. Semuanya bebas alhamdulillah. Sumber tanya jawab : situs Syaikh bin baz rahimahullah ift.tt/1SlVU1V Alih bahasa : Al Ustadz Abu Usamah Irfan - hafidzahullah ⛅️☁️ F.S.S ☁️⛅️ * Arsip Agustus 2015 Diarsipkan oleh www.happyislam.com Gambar dari ift.tt/1OuJQoY #doa #dzikir #sore #pagi #fatwa #islam #islamic #sunnah #salaf #akutidaktakut #salafy via Instagram ift.tt/1SlVU1W

ALLAH MAHA PENGAMPUN, NAMUN JANGAN TERPERDAYA Ampunan Allah sangat Luas, Allah adalah Yang Maha Pengampun, namun jangan Terperdaya oleh Syaitan dan Hawa Nafsu sehingga Bermudah-mudahan untuk Berbuat Dosa. Sikap Seorang Mukmin adalah Memadukan antara Amal Sholih dengan Perasaan khawatir Amalnya tidak Diterima. Dan Orang-orang yang Memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan Hati yang Takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Q.S alMukminuun:60) Ibunda Kaum Beriman, Aisyah Radhiyallaahu Anha pernah bertanya kepada Nabi tentang Ayat tersebut: (Apakah yang dimaksud dalam ayat ini) adalah Seseorang yang Mencuri, Berzina, dan Minum Khamr, kemudian Dia Takut kepada Allah? Rasul menyatakan: Bukan Wahai Putri Abu Bakr, wahai Putri as-Shiddiq, akan tetapi (yang dimaksud dalam Ayat tersebut) adalah Seorang yang Sholat, Shaum, dan Bershodaqoh, kemudian Dia Takut kepada Allah (H.R atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, dishahihkan alHakim dan disepakati adz-Dzahaby) Al-Hasan al-Bashri Rahimahullah menyatakan: Seorang Mukmin menggabungkan antara Perbuatan Baik dengan Perasaan Takut, sedangkan Orang Munafik menggabungkan antara Perbuatan Buruk dengan Perasaan Aman (Santai; Tenang-tenang saja)(Tafsir Ibn Katsir). Salah satu Sifat Penduduk Surga adalah Mereka Merasa Khawatir akan Adzab Allah dan Terus Berupaya Mempersembahkan Ibadah yang Terbaik kepada Allah قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (26) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (27) إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ (28) (Penduduk Surga) berkata: Sesungguhnya Kami dahulu Sewaktu Berada di tengah-tengah Keluarga kami merasa Takut (akan diadzab). Maka Allah Memberikan Karunia kepada kami dan Memelihara kami dari Adzab Neraka. Sesungguhnya Kami dahulu MenyembahNya. Sesungguhnya Dialah yang Melimpahkan Kebaikan lagi Maha Penyayang (Q.S atThuur:26-28). Dikutip dari Buku "Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat." Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah. #akhirat #surga #neraka #ayat #tafsir #taubat #istighfar #muslim #muslimah #islam #quran #sunnah #hadits #salaf #kisah #renungan via Instagram ift.tt/1n1o1WU

norkandirblog.wordpress.com/2016/12/26/2376/

*Assalamu’alaykum…*_(Mohon baca secara menyeluruh untuk hindari kesalah fahaman)_

*”.SILAHKAN YANG MAU UCAPKAN SELAMAT NATAL.;)”*

 

(Oleh : Ust.Yusuf Mansur)

 

Bertahun-tahun biasanya kujawab secara offline tentang 25 Desember dan 1 Januari…

 

Karena menghargai beberapa relasiku yang berprofesi sebagai misionaris…

 

Mereka tahu dakwahku tapi kami saling menghargai…

 

Mohon maaf setulusnya, bila tulisan ini akan tidak disukai sebagian dari sahabat-sahabat muslim…tapi sudah saatnya harus dijelaskan terbuka secara ilmu ke-TAUHID-an..

Membaca berita seorang muslim modern menantang *Ustadz Yusuf Mansur* (Official) untuk menunjukan dalil pelarangan mengucapkan SELAMAT NATAL…

 

Berharap tulisan ini bukan hanya menjawab tantangannya, tetapi untuk diketahui saudaraku muslimin dan muslimat *yang tidak ingin syahadatnya gugur..*

Kupasan berdasarkan ilmu TAUHID…

 

Bila kita mengucapkan…

 

… kalimat *SELAMAT ULANG TAHUN* kepada seseorang, berarti *kita mengakui* bahwa dia lahir di tanggal itu..Bila kita mengucapkan…

 

…kalimat *SELAMAT ATAS PELANTIKAN JABATAN,* berarti kita mengakui *dirinya sebagai pejabat baru…*Bila kita mengucapkan…

 

…kalimat *SELAMAT ATAS KEMENANGAN PERTANDINGAN,* berarti kita *mengakui lawan sebagai pemenang…*

Ternyata kata *SELAMAT* bermakna *PENGAKUAN*

Kalau banyak pertanyaan, bukankah mengucapkan *SELAMAT NATAL* hanya merupakan sebuah *ucapan* saja…

*⚠Wahai saudaraku,❗*

 

…Seorang muslim dinilai dari *ucapannya…*

Bukankah *SYAHADAT* juga hanya *UCAPAN..?*

 

..tapi mengapa setelah berucap *SYAHADAT* …seseorang menjadi *muslim…?*

Bukankah *BISMILLAH* juga *hanya UCAPAN..?*

 

..tapi mengapa hewan yang disembelih *tanpa mengucap BISMILLAAH, dagingnya haram* dimakan…?

Bukankah *AQAD NIKAH* juga hanya *UCAPAN..?*

 

..tapi mengapa *setelah diucapkan, suami halal menggauli istri* …

Bukankah kata CERAI juga hanya UCAPAN..?

 

..tapi mengapa bila suami mengucapkan kata ini terhadap istrinya baik secara bercanda maupun tidak, maka akan jatuh hukum CERAI bagi istrinya…

Saat kita mengucapkan SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU, atau hari raya agama lain, disitulah awal kita MENGAKUI keberadan Tuhan lain yang berarti kita mengakui adanya beberapa Tuhan.

 

Berarti sudah tidak sesuai dengan SYAHADAT yang diucapkan dan Surat Al Ikhlas ayat 1 serta beberapa ayat lainnya.

 

Padahal meng-ingkari 1 AYAT QUR’AN saja…sudah dikategorikan sebagai orang kafir yang sebenar-benarnya…

“Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya…”

 

[ Qur’an Surat An Nisa (4) ayat 151 ]

Inilah ayat-ayat yang menegaskan TERHAPUSNYA SYAHADAT yang pernah diucapkan dikarenakan ucapan selamat hari raya umat lain…

Sesungguhnya telah KAFIR lah orang-orang yang berkata/mengakui, “Sesungguhnya ALLAH ialah Al Masih putra Maryam, padahal Al Masih sendiri berkata ” Hai Bani Israil, sembahlah ALLAH Tuhan-ku dan Tuhan-mu…”

 

[ Qur’an Surat Al Maidah (5) ayat 72 ]

“…Janganlah kamu mengatakan TUHAN itu tiga, berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya ALLAH Tuhan yang Maha Esa. Maha Suci ALLAH dari mempunyai anak…”

 

[ Qur’an Surat An Nisa (4) ayat 171 ]

“Dan mereka berkata, “Tuhan yang maha pemurah mempunyai anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat MUNKAR”

 

[ Qur’an Surat Maryam (19) ayat 88-89 ]

Saudaraku umat Nasrani dan para pendeta,

 

Perbedaan kita hanya pada nabi Isa, padahal bagi kami Nabi Isa adalah salah satu Rasul yang utama.

 

Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah terbukti dalam Sejarah, bahwa tanggal 25 Desember itu hari kelahiran Janus dan Mitra, Sang Dewa Matahari.

 

Bunda Maryam melahirkan Nabi Isa disaat pohon kurma berbuah, yang berarti disaat musim panas tetapi 25 Desember adalah musim dingin…

Wahai para pendeta dan missionaris…

 

Kamipun meng-imani Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa…

 

Bahkan Nabi kami, Muhammad memiliki paman dari istri yang seorang pendeta nasrani bernama Waraqah…

 

Jadi Islam sangat paham bagaimana toleransi yang benar…

Wahai para penganut nasrani.

 

Silakan saja rayakan natal sesuai keyakinan…

 

Karena bagi kami…”UNTUKMULAH AGAMAMU dan UNTUKULLAH AGAMAKU”

Tapi tegas kusampaikan.

 

Jangan paksa pegawai muslim berpakaian santa.

 

Sebagaimana kami tidak pernah pula memaksa para misionaris menggunakan peci dan sorban disaat Iedul Fitri…

Jangan paksa undang pejabat muslim hadiri natal di gereja…

 

Sebagaimana kami tidak pernah memaksa para pendeta hadir pada Sholat Iedul Fitri…

Saudaraku umat muslim,

 

*Silakan saja ucapkan SELAMAT NATAL* ..

 

Silakan saja gunakan topi Santa…

*⚠Tapi jangan menyesal …*

 

bila sholat kita batal.

 

mati pun bukan sebagai muslim

 

*Karena SYAHADAT KITA SUDAH GUGUR…*Saudaraku,

 

Kajilah Qur’an……karena semua pertanyaan hidup sudah ada jawabannya didalam.

Kalau penjelasan panjang ini masih meragukan hati…

 

Periksa saja SHOLAT SHUBUH kita, apakah sudah berjama’ah di masjid setiap hari..?

Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaykum..

 

Sebarkan Status Ini…! Ini Merupakan Kepedulian Kita akan aqidah Ummat Islam..!

Membagikan = Peduli

 

Tidak Membagikan = Tidak Peduli

Salam #Tauhid

  

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setiap amal memiliki masa semangat dan setiap semangat memiliki penurunan, maka barangsiapa yang ketika turun semangat terarah kepada sunnahku, dia akan mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang ketika turun semangat terarah kepada selainnya, maka dia akan binasa.” (HR. Ahmad dan al-Baihaqy, dan dinilai shahih oleh al-Albany) Sabda Nabi shallallahu alaihi was sallam kepada Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma: “Janganlah engkau seperti si fulan, dia dahulu biasa mengerjakan shalat malam lalu dia meninggalkannya.” (HR. al-Bukhary dan Muslim) Nabi juga bersabda: "Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah yang paling kontinu walaupun sedikit.” (HR. al-Bukhary dan Muslim) Dikutip dari forumsalafy.net *) Diantara faedah kajian Cimahi bersama Ustadz Abu Yasir Wildan hafizhahullah. via Instagram ift.tt/1QoJOQu

  

Pengantar Redaksi : Jauh sebelum kasus penistaan agama oleh Ahok mencuat, HTI telah lebih dini menyerukan keharaman pemimpin kafir. Karena itu, menistakan Islam atau tidak, Ahok—juga kalangan non-Muslim lainnya—tidak layak dipilih menjadi pemimpin di tengah-tengah mayoritas umat Islam di negeri ini. Mengapa? Apa alasannya? Apakah masih relevan mengangkat isu pemimpin kafir saat ini? Bukankah ini negara demokrasi dan siapapun berpeluang untuk menjadi pemimpin, termasuk non-Muslim? Bukankah juga pemimpin itu yang penting kinerjanya, bukan preferensi agamanya? Untuk menjawab beberapa persoalan di atas, kali ini Redaksi mewawancarai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), M. Ismail Yusanto. Berikut hasil wawancaranya.HTI sejak dini menyerukan “Tolak Pemimpin Kafir”. Mengapa slogan yang terkesan “menohok” itu dipilih? Mengapa bukan karena alasan lain misalnya pemimpin zalim, tukang gusur, bermulut lancang?

Mungkin saja secara politik penolakan terhadap Ahok lebih tepat menggunakan istilah pemimpin zalim, tukang gusur, bermulut lancang dan sebagainya ketimbang penyebutan istilah kafir. Sebagian orang malah menyebut, ini tidaklah strategis. Namun, secara teologis-ideologis, penyebutan itu lebih dekat pada hakikat masalah. Maksudnya, alasan utama penolakan terhadap kepemimpinan Ahok adalah memang karena dia kafir. Surah an-Nisa’ ayat 41 jelas sekali mengharamkan umat untuk mengangkat orang kafir menjadi pemimpin di negeri Muslim. Meski dalam redaksi berita, ayat ini mengandung celaan. Maknanya adalah larangan, yakni larangan untuk memberikan jalan kepada orang kafir untuk menguasai kaum Muslim. Kekuasaan atau kepemimpinan merupakan jalan terbesar untuk itu. Kata “lan” dalam ayat ini menunjukkan larangan ini bersifat tegas. Artinya, haram kaum Muslim menyerahkan kekuasaan kepada orang kafir. Meski umpamanya Ahok tidak korup, bertindak santun atau berkinerja bagus, sepanjang masih kafir, tetap saja harus ditolak.

Penyebutan istilah kafir ini juga lebih dekat ke hakikat dakwah. Inti dakwah adalah seruan ke jalan Islam. Islam telah dengan tegas mengharamkan pemimpin kafir. Istilah kafir itu sendiri adalah istilah al-Quran. Bila Allah menyebut istilah kafir, dan mengharamkan orang kafir menjadi pemimpin bagi umat Islam, mengapa kita enggan mengabarkan ketentuan ini? Ingat, salah satu makna berpegang teguh pada al-Quran adalah dengan menjadikan istilah-istilah al-Quran sebagai ukuran kita menilai dan memandang suatu masalah.

Misalnya dalam masalah LGBT. Bila kita berpegang teguh pada al-Quran, pasti dengan mudah mendudukkan status perbuatan itu, dan tidak akan bingung seperti yang terjadi pada sebagian kelompok masyarakat yang menilai fenomena LGBT sebagai refleksi kebebasan dan sebagainya. Merujuk ayat 28 surah al-Ankabut, perbuatan seperti yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth (sodomi) itu disebut dengan istilah fâkhisyah. Fâkhisyah itu tidak bisa diartikan lain kecuali keburukan. Imam Ibnu Katsir mengartikan fâkhisyah sebagai ‘amal al-khabîtsah (perbuatan yang amat keji).

Jadi, menyampaikan istilah-istilah dalam al-Quran seperti fâkhisah, mu’min, munâfiq, jihâd, amr ma’rûf nahy mungkar, kâfir dan sebagainya sangatlah penting. Pasalnya, istilah itu mengandung pemikiran atau pemahaman tertentu. Sebaliknya, mengingkari istilah dalam al-Quran sama artinya kita menghindar dari pengertian yang dikandung oleh al-Quran. Sikap seperti ini tentu saja tidak sesuai dengan spirit dakwah itu sendiri.

Penyebutan istilah kafir ini juga lebih dekat ke hakikat solusi atau penyelesaian masalah. Kita tahu, orang kafir bisa terpilih menjadi pemimpin politik di negeri yang penduduknya mayoritas Muslim ini karena ada partai yang mencalonkan, kemudian calon itu dipilih oleh rakyat dalam Pemilu. Partai itu bisa mencalonkan orang kafir karena menurut peraturan perundangan yang ada memang hal itu dibolehkan. Jadi, andai tidak ada partai yang mencalonkan, dan andai pun dicalonkan tetapi tidak dipilih oleh rakyat, tentu orang kafir tidak akan bisa terpilih menjadi pemimpin. Apalagi bila dibuat aturan yang melarang, tentu tidak akan mungkin orang kafir bakal menjadi pemimpin di negeri mayoritas Muslim ini.

 

Ada yang mengatakan, slogan “tolak pemimpin kafir” itu SARA dan membahayakan masyarakat Indonesia. Bagaimana Ustadz?

SARA itu kan singkatan dari Suku – Agama – Ras – Antar Golongan. Suku, maksudnya mempertentangkan antarsuku-suku yang di Indonesia yang memang sangat banyak. Misalnya antara suku Jawa dengan Sunda, atau antara Jawa dan luar Jawa, dan lain sebagainya. Ras adalah mempertentangkan Cina dengan Pribumi, atau antara Cina dengan Arab atau dengan yang lainnya. Antar Golongan artinya mempertentangkan antara golongan kaya dan miskin, golongan sipil dan ABRI dan semacamnya.

Dalam pandangan Islam, memperten-tangkan suku dan ras dilarang karena manusia memang diciptakan Allah bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal, bukan untuk saling bertentangan. Juga tidak boleh mempertentangkan antar golongan karena, dalam konteks ekonomi, pasti ada yang kaya dan miskin. Itu merupakan realitas masyarakat yang sebagiannya merupakan qadhâ atau takdir Allah. Dalam konteks profesi pasti ada yang memilih sipil dan non-sipil. Apalagi bila mereka semua yang bersuku Jawa, Padang, Sunda, atau yang Cina, Arab atau pribumi, atau yang sipil dan militer adalah Muslim, maka lebih tidak boleh lagi dipertentangkan.

Adapun mengenai agama, bukan kita mau mempertentangkan, tetapi memang watak antaragama itu pasti bertentangan. Lihat saja, Muslim menyatakan Allah itu ahad (esa), sedangkan orang Kristen mengatakan Tuhan itu satu dari tiga. Soal ketentuan halal-haram pasti juga berbeda. Begitu pun terkait masalah kepemimpinan. Islam tegas melarang memilih pemimpin dari kalangan orang kafir. Mengapa? Karena tugas pokok dan fungsi kepemimpinan dalam Islam adalah menerapkan syariah secara kâffah dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Bagaimana kita bisa mengharap orang kafir bisa melakukan tugas ini bila ia sendiri tidak paham amar makruf nahi mungkar dan tidak mengimani syariah? Sikap ini harus dipahami sebagai ketundukan umat Islam pada ketentuan agama. Tidak boleh dianggap SARA.

Di negeri Muslim seperti Indonesia, soal keterkaitan politik seperti Pemilu, Pilkada atau Pilpres, bahkan juga dalam pergantian pejabat di berbagai instansi Pemerintah, faktor agama mestinya harus dipandang sebagai hal yang biasa. Islam itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika politik negeri ini bahkan sejak sebelum merdeka. Lihatlah ada Sarikat Islam, ada Muhammadiyah, NU dan lain sebagainya yang turut mewarnai perjuangan kemerdekaan. Sebelumnya ada P. Diponegoro, Imam Bonjol dan lainnya. Semua itu menunjukkan bahwa Islam itu tak pernah lepas dari masalah politik. Bahkan heboh penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta, juga dipicu oleh soal agama.

  

Soal keharusan pemimpin itu harus bertakwa, sebuah idiom agama, juga dicantumkan secara resmi dalam peraturan perundangan. Misalnya dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Pasal 6 disebutkan, syarat-syarat untuk menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia nomer 1 adalah bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meski pengertian takwa di situ dimaknai secara umum, bukan dalam pengertian Islam, faktanya ajaran Islam memberikan tuntunan yang sangat jelas tentang kriteria takwa. Kalau dia kafir kan berarti tidak memenuhi kriteria takwa itu. Karena itu aneh sekali bila umat Islam menginginkan pemimpin yang bertakwa lantas dituduh SARA.

Meski umat Islam menolak pemimpin kafir, tidak berarti kita boleh berlaku semena-mena terhadap orang kafir. Kita dilarang menyerang atau menyakiti orang kafir tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariah. Bila sikap seperti ini dipegang teguh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penolakan terhadap pemimpin kafir.

 

Masalahnya, sekarang ini eranya demokrasi modern. Propaganda tolak pemimpin kafir itu sudah tidak cocok. Bagaimana?

Siapa bilang tidak cocok? Lihatlah, di negara sekular seperti AS yang disebut sebagai kampiunnya demokrasi, juga Jerman, faktor agama dalam memilih pemimpin tetap saja diperhatikan. Di AS, WASP (White – Anglo – Saxon – Protestant) menjadi referensi utama dalam memilih presiden. Karena itu selalu saja presiden AS terpilih adalah dari kulit putih. Obama yang kulit hitam adalah perkecualian. Itu pun terjadi setelah 220 tahun AS merdeka. Juga umumnya presiden AS beragama Kristen Protestan, bukan Kristen Katolik, apalagi Islam. Butuh waktu 171 tahun untuk John F Kennedy, yang beragama Katolik, bisa jadi presiden di sana.

Bukan hanya di AS, di Jerman pun preferensi agama juga cukup kuat. Partai yang sekarang memerintah di sana adalah Partai Kristen Demokrat, CDU, pimpinan Kanselir Angela Merkel. Lihatlah, nama partainya saja pakai Kristen. Di Indonesia malah tidak ada partai yang eksis yang menggunakan nama agama, termasuk Islam. Partai berasas Islam seperti PKS, PBB dan PPP tak ada satu pun yang menggunakan nama Islam. Kalau di AS dan Jerman, juga negara-negara lain, agama boleh menjadi referensi dalam memilih pemimpin, mengapa di Indonesia yang mayoritas Muslim, tidak boleh?

Yang penting itu bagaimana kinerjanya. Jadi kalau pemimpin kafir itu kinerjanya lebih baik, ya mengapa tidak? Kalau ada yang bilang begitu, bagaimana?

Siapa bilang agama seseorang tidak terkait kinerjanya? Coba tanyakan hal itu kepada penduduk AS, mengapa Presiden AS harus Kristen Protestan? Bukankah Katolik juga sama-sama Kristen? Apa hubungan keprotestanan dan kekatolikan pemimpin dengan kinerja? Mereka pasti punya jawaban.

Islam juga sangat mementingkan kinerja dalam memilih pemimpin. Kinerja itu terkait dengan tugas pokok dan fungsi pemimpin dalam pandangan Islam, yakni kemampuan dalam menerapkan syariah dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Dengan itu akan terwujud rahmatan lil alamin berupa kemajuan dalam seluruh lapangan kehidupan, keadilan, kesejahteraan, kedamaian dan ketenteraman serta kesucian. Inilah ukuran kinerja pemimpin menurut Islam.

Oleh karena itu Islam mengharamkan pemimpin kafir justru karena kekafirannya itu memastikan ia tidak akan mungkin bisa mewujudkan kinerja yang dikehendaki itu. Iya, kan? Bagaimana bisa ia diharapkan bisa menerapkan syariah dan melakukan amar makruf nahi mungkar jika dia sendiri tidak paham, bahkan tidak percaya pada syariah serta tidak mengerti mana yang makruf dan mana yang mungkar?

 

Pemimpin kafir yang penting membawa kemaslahatan bagi umat Islam. Ahok, misalnya, dia membangun masjid besar di Balaikota, sesuatu yang tidak dilakukan pemimpin Muslim sebelumnya. Dia juga mengumrahkan banyak orang, dsb. Bagaimana, Ustadz?

Kalaulah itu semua dianggap kebaikan, itu hanya bagian kecil dari kebaikan atau rahmat yang dikehendaki oleh Islam. Penerapan syariah akan mencakup seluruh aspek kehidupan. Bukan hanya aspek ibadah mahdhah; tetapi juga politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Terwujudnya kesejahteraan, keadilan, kedamaian, ketenteraman serta kesucian adalah sebagian dari rahmat yang dimaui oleh Islam. Jadi, tidak bisa hanya karena Ahok mengumrahkan para pengurus masjid, membangun mushalla atau masjid, apalagi masjid di Balaikota itu faktanya bukan dia yang usahakan, melainkan Ibu Sylviana Murni yang sekarang menjadi calon Wagub, lantas kita sebut ia telah melakukan banyak kemajuan.

Mestinya, kita menilai kinerja dengan ukuran-ukuran yang lebih substansial. Lihatlah, bila kita merujuk pada Perda No. 2/2012 tentang RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2013-2017, nyata sekali kegagalan Ahok. Di antaranya, jumlah orang miskin di DKI terus makin meningkat. Pada September 2015, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mencapai 368.670 orang, atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk. Lalu pada bulan Maret 2016 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen. Artinya, ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin. Kesenjangan kaya miskin juga makin meningkat. Ini ditunjukkan dengan naiknya indek gini DKI yang sekarang menjadi 0,46; lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 0,41. Serapan anggaran semester pertama tahun 2016 pun sangat rendah, baru sekitar 33%, sama seperti tahun lalu, terendah di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ekonomi DKI juga terus menurun. Pertumbuhan triwulan I 2016 hanya sebesar 5,62 persen secara tahunan (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu 6,48 persen (yoy). Problem akut seperti banjir dan macet juga tetap saja tak tertangani dengan baik.Ada yang mengatakan, seruan tolak pemimpin kafir itu membahayakan kebhinekaan. Komentar Ustadz?Seruan itu (Tolak Pemimpin Kafir, red.) mestinya harus juga dianggap sebagai bagian dari kebhinekaan itu, yakni sebagai seruan agama (Islam). Saya sangat yakin, seruan itu tidak akan membahayakan bila ditanggapi secara tepat. Justru yang berbahaya adalah bila ditanggap secara salah, seperti yang dilakukan Ahok. Jujur saja, demo besar 4 November lalu itu kan terjadi karena tanggapan yang tidak tepat terhadap al-Maidah 51. Ahok telah gagal menanggapi hal itu, khususnya pemaknaan ayat-ayat dalam al-Quran, sebagai bagian dari kebhinekaan yang harus dihormati.

 

Ada pula anggapan, larangan menjadikan orang kafir sebagai wali itu jika dalam kondisi perang, kalau dalam kondisi damai tidak dilarang?

Ingat, larangan pemimpin kafir bukan hanya ada dalam surah al-Maidah ayat 51. Ada juga ada di surah an-Nisa’ ayat 141, juga di banyak ayat lain. Itu semua berlaku umum dalam seluruh keadaan, bukan hanya dalam kondisi perang.

  

Ada juga anggapan, tidak boleh pemimpin kafir itu kalau dia memusuhui umat Islam. Kalau tidak memusuhi pemimpin kafir boleh. Betulkah?

Kalau orang kafir itu memusuhi umat Islam, ia bukan hanya tidak boleh menjadi pemimpin, tetapi bahkan harus diperangi.

  

Apakah cukup kalau pemimpinya Muslim?

Tidak cukup. Setiap pemimpin Muslim wajib memimpin secara adil, yakni melaksanakan syariah secara kâffah dan menegakkan amar makruf nahi mungkar. Oleh karena itu, kepada pemimpin Muslim harus terus diserukan tentang kewajiban ini melalui dakwah fikriyah dan dakwah siyâsiyah. []

 

via Abad Khilafah | Mengembalikan Kegemilangan Islam ift.tt/2hZ0Jzb

MAAF, MUNGKIN RUH KITA BERBEDA Telah shahih dari hadits Abu Huroiroh Rodhiallohu 'anhu bahwa Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam bersabda: «الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ . فما تعارف منها ائتَلَف . وما تناكَر منها اختلف» رواه البخاري ومسلم. "Ruh-ruh bagaikan tentara yang tersusun. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah". [HR. Bukhori-Muslim] Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-'Ilmiyyah Wal Ifta menjelaskan dalam fatwa nomor 15129 Hadits ini dijelaskan oleh Nabi terpilih Shollallohu 'Alaihi Wasallam padanya bahwa ruh-ruh para makhluk yang bersatu dan bercerai laksana ruh-ruh yang tersusun apabila saling berhadapan dan saling berjumpa, dan yang demikian berdasarkan apa yang telah ditetapkan padanya dari kebahagian dan kesengsaraan, dan jasad-jasad yang padanya ada ruh-ruh akan saling berjumpa di dunia sehingga akan bersatu dan bercerai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan padanya baik saling mengenal atau saling mengingkari, sehingga Anda dapat lihat jiwa yang derma lagi baik akan cinta kepada yang semisalnya dan akan condong kepadanya, sedangkan yang jahat akan berkawan dengan yang sejenis dan akan condong kepadanya serta akan menjauh dari setiap yang berlawanan dengannya. Dan dinukilkan di dalam "Al-Fath" (juz 3, Hal: 199) dari Al-Khoththobi bahwa beliau berkata: Boleh jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan, dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya sedangkan yang jelek semisal itu pula akan condong kepada yang sejenisnya, para ruh akan saling mengenal sehingga hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikan maupun kejelekan, maka apabila telah cocok akan saling mengenal, dan APABILA BERBEDA MAKA AKAN SALING MENGINGKARI . Dikutip dari Grup WA Forum Berbagi Faedah Diterjemahkan oleh Ustadz Sholehudin hafizhahullah #ArsipLama Diarsipkan oleh @happyislamcom 14/4/2015 * Judul dari kami #hadits #ruh #friendship via Instagram ift.tt/1TEhG1R

Incredible India : a Photographic Tour 2010

2nd Day ~ New Delhi

 

Qutub Minar

 

Portrait of a religious teacher. I met him in a small mosque not far from main entrance of Qutub Minar complex.

Wahai sahabatku... Jika engkau melihatku dalam kemaksiatan atau dalam kesalahan... Nasehati aku, dan luruskan arah jalanku.

 

Jangan khawatir itu akan mengganggu perasaanku, atau menyempitkan dadaku.

 

Aku rela merasakan sempitnya hidup sesaat di dunia... Daripada aku rasakan sempitnya hidup di akherat sepanjang masa.

 

Sumber : Ustadz Musyaffa Adaariniy

Tag ke sahabat-sahabatmu yaaa... 😊

 

314 Likes on Instagram

 

18 Comments on Instagram:

 

khadaniaaa_05: @shareilmu165

 

rizqi_rahayu: Gitu lim wkwk @iqlimahkhadania

 

dienanggita: Ya?@anggitaaawr

 

sevinurjannah: @syifafauziah614 @fariska.zahrah95 @onjheny99

  

  

Akhirnya Arcandra Tahar diberhentikan dari jabatan Menteri ESDM. Pria yang pernah menjadi Presdir Petroengineering itu resmi memegang rekor “menteri dengan masa jabatan tercepat” dalam sejarah pemerintahan negeri ini.

 

Arcandra tersandung status dwi-kewarganegaraan yang dikantonginya. Pria ini diketahui memegang paspor AS dan Indonesia sekaligus. Pria asal Padang ini sudah melakukan naturalisasi menjadi warga AS pada Maret 2012. Namun entah motif apa ia kemudian menerima jabatan menteri ESDM menggantikan Sudirman Said. Padahal tindakannya itu melanggar sejumlah undang-undang.

 

Arcandra dinilai melanggar UU No 6/2011 tentang Keimigrasian, UU No 12/2006 tentang Kewarganegaraan, serta UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara karena dinilai melawan hukum dan membohongi Presiden dan rakyat Indonesia terkait status kewarganegaraannya.

 

Pasal 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyebutkan, warga negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri, tidak menolak, atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain.

 

Presiden Jokowi sendiri sebelum pemberhentian Arcandra, menolak memberikan komentar ihwal dwi-kewarganegaraan menterinya itu. Publik bisa melihat di layar kaca bagaimana Jokowi ngeles saat wartawan menanyakan hal tersebut. Ia malah meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjawab pertanyaan pers. Di layar televisi, publik juga bisa melihat Pratikno terkejut ditunjuk Jokowi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Memperlihatkan pemerintah gagap mempertanggungjawabkan blunder kebijakan pengangkatan sang Menteri ESDM.

 

Skandal kewarganegaraan Arcandra justru terkuak dari publik dan media massa. Di jejaring sosial beredar status dwi-kewarganegaraan Arcandra. Setelah itu menjadi bola panas politik yang menghantam Arcandra dan Presiden Jokowi.

 

Ada dua hal yang menjadi catatan buruk pemerintahan Jokowi dalam kasus Arcandra; pertama, kecerobohan atau amat mungkin kesengajaan mengangkat Arcandra menjadi menteri ESDM yang sudah memiliki kewarganegaraan ganda. Memperlihatkan buruknya administrasi dan menggampangkan persoalan reshuffle kabinet.

 

Rezim Jokowi lupa bahwa di era keterbukaan informasi sekarang ini berbagai informasi yang tersimpan rapat bisa dengan mudah dibongkar dan jadi konsumsi publik.

 

Kedua, setelah bergulirnya informasi kewarganegaraan ganda Arcandra, publik jadi bisa menakar setebal apa rasa nasionalisme para pejabat negara; benarkah mereka membela kepentingan bangsa dan rakyat banyak, ataukah justru membela kepentingan partai, presiden, asing dan aseng?

Menko Maritim yang mantan Menkopolhukam Luhut Pandjaitan misalnya justru mengancam siapa saja yang mengganggu Arcandra. “Saya back-up habis Pak Tahar, orang Texas yang tiba-tiba datang kesini. Yang macam-macam dengan Pak Tahar saya bilang buldoser saja,” ujar Luhut sembari bercanda di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa, (2/8).

 

Ngeri! Sudah jelas sang menteri bersumpah setia pada negara asing dan melanggar sekian undang-undang dalam negeri, pihak yang mengkritisi justru diancam akan dibuldoser. Apakah ini sikap nasionalisme dan cinta tanah air?

 

Sementara itu Menkumham Yasonna memberikan pembelaan status Arcandra. “Jadi secara legal formal belum ada proses pencabutan kewarganegaraan melalui SK Menkumham kepada pak Arcandra,” kata Yasonna kala itu.

 

Dia menegaskan bahwa Arcandra saat ini berstatus WNI. Dia juga masuk ke Indonesia menggunakan paspor Indonesia. Setelah menjadi Menteri ESDM, Arcandra kemudian mengucapkan sumpah setia kepada bangsa dan negara Indonesia.

 

Ini juga mengherankan. Bagaimana bisa seorang menteri hukum berlagak pilon tidak paham undang-undang? Lagi-lagi, inikah yang namanya cinta tanah air?

 

Mantan Ketua BIN dan juga anggota Wantimpres Jokowi, AM Hendropriyono mati-matian membela keputusan pengangkatan Arcandra. Ia memuji-muji Arcandra dan mencaci maki para pengkritik status kewarganegaraan Arcandra. Dalam akun twitternya Hendropriyono berceloteh: 3. Maka pengetahuannya luas. Kalau dia tdk merantau dgn cara begitu bisa cuma jd katak dlm tempurung seperti yg pada clometan di medsos itu. 14. Soal dwikewarganegaraan Archandra sudah selesai masalahnya. Dia org yang sangat tepat yang dibutuhkan bangsa kita. 15. Yang pada meributkan itu apa lebih pintar dari Archandra? Tong kosong memang nyaring bunyinya

 

Hendropriyono berkata persoalan kewarganegaraan ganda bukan tindak pidana, sehingga tak perlu diributkan. Dalam akun twitternya ia menulis: 9. Soal dwikewarganegaraan, Loh emangnya kenapa orang Mempunyai dwikenegaraan, bukan tindak pidana! Hanya jika hal itu diketahui, maka dia harus ditanya mau terus jadi WNI atau tidak? Kan dia sudah pilih jadi WNI, terus apa lagi?

Hendropriyono mungkin pura-pura lupa bahwa dulu Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara terkait pelanggaran keimigrasian.

 

Saat itu Kapolri Jenderal Pol Da’i Bachtiar di depan Komisi II DPR juga menjelaskan, Ba’asyir diduga melanggar Undang-Undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian. UU itu, kata Kapolri, masih berlaku untuk Ba’asyir yang kembali ke Indonesia tahun 1999. Diakui oleh Kapolri, ada beberapa warga Indonesia yang lari ke Malaysia dan beralih kewarganegaraan, tetapi umumnya bersifat permanen residen.

 

Pada 2 September 2003, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sempat divonis 4 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena karena kasus keimigrasian tersebut.

 

Hingga, pada 10 November 2003 putusan banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menurunkan hukuman jadi 3 tahun penjara. Keterlibatan Ba’asyir dalam aksi makar tidak terbukti. Ia terbukti hanya melanggar imigrasi. Lalu pada 3 Maret 2004 Ba’asyir divonis 1 tahun 6 bulan penjara oleh Pengadilan Tingkat Kasasi MA.

 

Lalu bagaimana dengan Arcandra Tahar? Bila demi nasionalisme dan cinta tanah air Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mendekam dalam penjara, akankah Arcandra bernasib sama?

Kegaduhan kasus sang mantan menteri ESDM menjadi sinyal bahwa di kalangan elit eksekutif slogan nasionalisme, cinta tanah air hanya retorika kosong. Bagi mereka slogan itu hanya digunakan untuk membela kepentingan kelompok dan menggiling pihak yang mengkritisi mereka, terutama kelompok Islam yang memperjuangkan syariah.

 

Lebih mengkhawatirkan lagi bila reshuffle kabinet yang dilakukan presiden justru untuk memuluskan kepentingan asing. Kecurigaan ada orderan asing dalam tampak dalam kasus pengangkatan Arcandra, belum genap 20 hari menjabat menteri ESDM ia sudah meloloskan izin ekspor konsentrat untuk Freeport. Kebijakan ini segera mengundang pertanyaan dan kecaman dari berbagai pihak. Tapi kala itu pemerintah bergeming.

Mengamini keputusan sang menteri.

 

Jabatan kementerian ESDM adalah jabatan yang amat strategis, apalagi untuk negeri seperti Indonesia dengan sumberdaya enerji dan mineral yang berlimpah. Dimana saat ini lebih dari 80 persen enerji migas di tanah air justru dikuasai asing. Apalagi Indonesia sudah sejak lama bermitra dengan sejumlah perusahaan migas asing yang menjadi anggota kartel minyak dunia yang dikenal dengan nama Seven Sisters. Ketujuh perusahaan itu adalah Standard Oil of New Jersey (ESSO), Standard Oil of New York (SOCONI sekarang menjadi Mobil Oil), Standard Oil of California (sekarang Chevron), Royal Dutch Shell, British Anglo-Persian Oil Company (APOC sekarang menjadi BP), Gulf Oil, Texaco.

 

Esso kemudian merger dengan Mobil Oil sehingga menjadi ExxonMobil. Sedangkan Chevron gabung dengan Texaco menjadi CHEVRONTEXACO. Dalam teori perang modern, menguasai ladang migas menjadi sangat vital. Ia menjadi bagian dari strategi perang asimetris, perang dengan strategi menguasai musuh yang memiliki sumberdaya yang lebih unggul. Dan di Indonesia, rakyat bisa melihat nyata betapa sekian pemerintah yang telah berkuasa terus menerus memberikan prioritas kepada berbagai perusahaan asing untuk mengeskplorasi kekayaan alam negeri sendiri. Sama artinya menyerahkan leher bangsa untuk digorok bangsa asing. Lalu mereka masih berteriak-teriak cinta tanah air dan penegakkan nasionalisme. Padahal hakikatnya adalah komprador pemburu rente. Sungguh tak tahu malu. [IJ – LS DPP HTI]

 

via Abad Khilafah | Mengembalikan Kegemilangan Islam ift.tt/2baxPrU

norkandirblog.wordpress.com/2016/09/01/cita-citaku-hafal-...

Cita-Citaku Hafal Al-Qur’an Sebelum Wisuda Teknik

 

Cita-Citaku Hafal Al-Qur’an Sebelum Wisuda Teknik

 

Target Halafan Al-Qur’an

 

SURAT KE

 

NAMA SURAT

 

HAFAL

 

TINGKATAN DHOBIT

 

SELURUH

 

SEBAGIAN

 

I

 

II

 

III

 

IV

 

V

 

1

 

Al-Fatihah

 

 

 

2

 

Al-Baqoroh

 

 

 

3

 

Ali Imron

 

 

 

4

 

An-Nisa

 

 

 

5

 

Al-Maidah

 

 

 

6

 

Al-An’am

 

 

 

7

 

Al-A`rof

 

 

 

8

 

Al-Anfal

 

 

 

9

 

At-Taubah

 

 

 

10

 

Yunus

 

 

 

11

 

Huud

 

 

 

12

 

Yusuf

 

 

 

13

 

Ar-Ro’d

 

 

 

14

 

Ibrohim

 

 

 

15

 

Al-Hijr

 

 

 

16

 

An-Nahl

 

 

 

17

 

Al-Isro’

 

 

 

18

 

Al-Kahfi

 

 

 

19

 

Maryam

 

 

 

20

 

Thoha

 

 

 

21

 

Al-Anbiya

 

 

 

22

 

Al-Hajj

 

 

 

23

 

Al-Mukminun

 

 

 

24

 

An-Nur

 

 

 

25

 

Al-Furqon

 

 

 

26

 

Asy-Syuaro’

 

 

 

27

 

An-Naml

 

 

 

28

 

Al-Qosos

 

 

 

29

 

Al-Ankabut

 

 

 

30

 

Ar-Rum

 

 

 

31

 

Luqman

 

 

 

32

 

As-Sajdah

 

 

 

33

 

Al-Ahzab

 

 

 

34

 

Saba’

 

 

 

35

 

Fatir

 

 

 

36

 

Yasin

 

 

 

37

 

Ash-Shoffat

 

 

 

38

 

Shood

 

 

 

39

 

Az-Zumar

 

 

 

40

 

Al-Ghofir

 

 

 

41

 

Al-Fussilat

 

 

 

42

 

Asy-Syuuro

 

 

 

43

 

Az-Zukhruf

 

 

 

44

 

Ad-Dukhon

 

 

 

45

 

Al-Jatsiyah

 

 

 

46

 

Al-Ahqof

 

 

 

47

 

Muhammad

 

 

 

48

 

Al-Fath

 

 

 

49

 

Al-Hujurot

 

 

 

50

 

Qoof

 

 

 

51

 

Adz-Dzariat

 

 

 

52

 

Ath-Thur

 

 

 

53

 

An-Najm

 

 

 

54

 

Al-Qomar

 

 

 

55

 

Ar-Rohman

 

 

 

56

 

Al-Waqi’ah

 

 

 

57

 

Al-Hadid

 

 

 

58

 

Al-Mujadilah

 

 

 

59

 

Al-Hasyr

 

 

 

60

 

Al-Mumtahanah

 

 

 

61

 

Ash-Shof

 

 

 

62

 

Al-Jumuah

 

 

 

63

 

Al-Munafiqun

 

 

 

64

 

At-Taghobun

 

 

 

65

 

Ath-Tholaq

 

 

 

66

 

At-Tahrim

 

 

 

67

 

Al-Mulk

 

 

 

68

 

Al-Qolam

 

 

 

69

 

Al-Haqqoh

 

 

 

70

 

Al-Ma’arij

 

 

 

71

 

Nuh

 

 

 

72

 

Al-Jin

 

 

 

73

 

Al-Muzammil

 

 

 

74

 

Al-Muddatstsir

 

 

 

75

 

Al-Qiyamah

 

 

 

76

 

Al-Insan

 

 

 

77

 

Al-Mursalat

 

 

 

78

 

An-Naba’

 

 

 

79

 

An-Naziat

 

 

 

80

 

Abasa

 

 

 

81

 

At-Takwir

 

 

 

82

 

Al-Infithor

 

 

 

83

 

Al-Muthoffifin

 

 

 

84

 

Al-Insyiqoq

 

 

 

85

 

Al-Buruj

 

 

 

86

 

Ath-Thoriq

 

 

 

87

 

Al-‘Ala

 

 

 

88

 

Al-Ghosyiyah

 

 

 

89

 

Al-Fajr

 

 

 

90

 

Al-Balad

 

 

 

91

 

Asy-Syam

 

 

 

92

 

Al-Lail

 

 

 

93

 

Adh-Dhuha

 

 

 

94

 

Al-Insyiroh

 

 

 

95

 

At-Tin

 

 

 

96

 

Al-Alaq

 

 

 

97

 

Al-Qodar

 

 

 

98

 

Al-Bayyinah

 

 

 

99

 

Az-Zalzalah

 

 

 

100

 

Al-Adiyat

 

 

 

101

 

Al-Qoriah

 

 

 

102

 

At-Takastur

 

 

 

103

 

Al-‘Asr

 

 

 

104

 

Al-Humazah

 

 

 

105

 

Al-Fil

 

 

 

106

 

Al-Quroisy

 

 

 

107

 

Al-Maun

 

 

 

108

 

Al-Kautsar

 

 

 

109

 

Al-Kafirun

 

 

 

110

 

An-Nashr

 

 

 

111

 

Al-Lahab

 

 

 

112

 

Al-Ikhlas

 

 

 

113

 

Al-Falaq

 

 

 

114

 

An-Naas

 

 

   

Inilah program cita-citanya yang harus dia selesaikan sebelum wisuda. Dia bertekad sebelum wisuda, hafalan Al-Qur’annya selesai dan Hadits Arbain karya An-Nawawi. Sebagai buktinya, dia membuat tabel Target Hafalan Al-Qur’an. Terkesima kita melihatnya. Namun, masih ada di dalam hatinya rasa pesimishingga ia berbisik, “Namun, hal ini sepertinya mustahil. Aku tidak mungkin bisa menyelesaikannya. Mata kuliyah teknik amat sulit dan sukar, belum lagi tugas yang melimpah-ruah, asistensi, dan target IP cumloude untuk lanjut studi S2 di Saudi. Ditambah lagi, aku telah terserang MERIANG* dan PILEK** sehingga ingin segera merajut tali pernikahan.”

 

[*MERINDUKAN KASIH SAYANG]

 

[**PENYAKIT INGIN LEKAS KAWIN]

 

Si dia di sini barangkali adalah kenalan kita, teman kita, atau bahkan kita sendiri. Di tahun-tahun terakhir ini tidak dipungkiri lagi semarak kajian Sunnah di mana-mana sehingga nuansa semangat mempelajari agama semerbak di kampus-kampus, terutama kampus teknik. Nah, melalui tulisan ini, saya hendak memberi sedikit motivasi kepada si dia agar tetap optimis menatap masa depan yang masih rahasia Ilahi.

 

Pembaca Budiman, mari kita mendengarkan perkataan seorang Imam ahli tafsir, ahli hadits, ahli qiro’ah, ahli fiqih, ahli zuhud, dan ahli ibadah, serta ahli arudh pada zamannya, Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thobari tatkala berkata kepada murid-muridnya.

 

Beliau berkata, “Apakah kalian bersemangat untuk menulis tafsir Al-Qur’an?”

 

Muri-murid beliau menjawab, “Berapa jumlah halamannya?”

 

Beliau menjawab, “30.000 halaman.”

 

“Wah, umur akan habis sebelum menyelesaikannya,” ujar mereka.

 

Akhirnya, beliau meringkasnya hanya sekitar 3.000 halaman. Beliau mendiktekan kitab tafsir tersebut selama 7 tahun, dimulai sejak tahun 283 H hingga tahun 290 H. Kemudian, beliau bertanya lagi kepada mereka,

 

“Apakah kalian bersemangat menulis sejarah dunia sejak Adam hingga zaman kita hari ini?”

 

“Berapa jumlah halamannya?” tanya mereka. Beliau pun menjawab seperti jawaban pertama dan mereka pun menjawab dengan jawaban yang sama. Maka, beliau bekata,

 

“Inna lillahi. Sungguh, cita-cita besar itu telah mati!”

 

Maka, beliau pun meringkasnya seperti yang beliau lakukan terhadap kitab tafsir. Beliau selesai menyusun dan menelitinya kembali dan selesai membacakannya pada hari Rabu, tiga hari menjelang akhir bulan Rabi’ul Akhir tahun 303 H.

 

Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an adalah pekerjaan yang mulia. Adakah perkataan yang lebih mulia daripada Kalam Allah? Sungguh, perumpamaan perkataan Allah Subhanahu wa Ta’ala dibanding seluruh perkataan yang ada bagaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dibanding seluruh makhlukNya. Tidaklah seseorang menyibukkan diri dengan Al-Qur’an melainkan Dia akan memberi dengan pemberian yang lebih utama melebihi apa yang Dia berikan kepada orang-orang yang berdzikir dan meminta kepadaNya.

 

Sesungguhnya Neraka itu darokat (bertingkat ke bawah) dan Surga itu darojat (bertingkat ke atas). Setiap penduduk Surga akan diseru, “Bacalah Al-Qur’an dengan mentartilkan bacaanmu lalu naiklah. Sesungguhnya tempatmu di Surga adalah di akhir ayat yang kamu baca sewaktu di dunia!” Atau yang semakna dengan itu. Lantas, Adakah jenis manusia yang bacaannya lebih banyak selain Ahlul Qur’an? Para penghafal Al-Qur’an menghabiskan waktunya untuk menghafalnya, mentadabburi makna ayat-ayatnya, mengamalkannya, lalu memurojaah hafalannya agar tidak hilang. Setiap huruf Al-Qur’an yang mereka baca diganjar dengan satu hasanah dan satu hasanah itu dilipatgandakan menjadi 10 hasanah. Sebab, alif laam miim bukanlah satu huruf. Namun, alif adalah satu huruf, laam adalah satu huruf, dan miim adalah satu haruf. Maka, seseorang yang telah membaca alim laam miim akan mendapatkan 30 hasanah. Barangsiapa datang dengan satu hasanah, maka baginya sepuluh yang semisalnya. Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyesal tidak memperbanyak waktu untuk menyelami makna-makna Al-Qur’an, yaitu tatkala beliau berkata, “Sungguh, selama di penjara ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membukakan bagiku banyak sekali makna-makna Al-Qur’an dan prinsip-prinsip ilmu yang banyak diinginkan oleh mayoritas ulama. Aku menyesal telah telah menyia-nyiakan kebanyakan waktuku bukan untuk membahas makna-makna Al-Qur’an.”

 

Barangkai si dia memiliki keyakinan bahwa dia merasa cukup dengan menghadiri kajian-kajian ilmu dengan duduk manis mendengarkan ceramah ustadz ditambah lagi dengan adanya kajian-kajian agama di radio yang bisa didengarkan dengan mudah sehingga lebih memperkuat keyakinannya akan kecukupan mendapatkan ilmu dari keduanya. Memang benar, ini adalah perkara yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya tetapi bila mencukupkan diri hanya dengan itu saja, maka jelas ini keliru. Memang, dia paham dan mengerti bahkan miah-miah apa yang disampaikan ustadz. Namun, untuk berdakwah tidaklah cukup dengan pemahaman saja. Sebab, dakwah butuh hujjah-hujjah, atsar-atsar para shohabat dan tabi’in, serta pendapat para imam yang harus dia hafalkan dan yang paling penting di antara itu adalah hafalan Al-Qur’an. Dengan itulah, hati mad’u bisa tertawan dan apa yang dia sampaikan dengan hafalannya semakin membuat mad`u yakin, meskipun ini tidaklah mutlak.

 

Terakhir, saya akhiri risalah ini dengan doa penduduk Surga. Semoga saya, antum, dan Si Fulan itu dikumpulkan di dalam Surga Firdaus yang merupakan pertengahan Surga dan Surga yang paling tinggi. Dari sanalah sumber sungai-sungai Surga, baik sungai air tawar, sungai susu yang tidak pernah berubah rasanya, sungai khomr yang lezat bagi peminumnya, atau sungai madu yang tersaring dan di atas Surga Firdauslah terdapat `Arsy ar-Rohman yang Maha Agung. Serta, semoga kita dinikahkan dengan bidadari bermata jeli yang belum tersentuh sebelumnya oleh jin dan manusia yang kerudungnya lebih indah daripada dunia dan seisinya dan aroma wanginya akan memenuhi dunia bila menoleh kepadanya.

 

“Doa mereka di dalamnya ialah:subhaanakallahummadan salam penghormatan mereka ialah:salaamDan penutup doa mereka ialah:alhamdulillahirabbil aalamiin.”[1]

 

Surabaya, Mei 2011

 

Nor Kandir

 

Artikel norkandirblog.wordpress.com

   

[1]QS. Yuunus [10]: 10.

  

#NASEHAT #SEJUK NAN #INDAH KETIKA MENENTUKAN #PASANGAN HIDUP #Ustadz berikan ana nasehat.... (Pinta seorang ikhwan) "Taqwallah.... Ya Taqwallah adalah nasehat yang paling baik.... Wahai akhy.... Jikalau engkau mencari pasangan hidup/ #istri, maka tidak cukup hanya berjilbab/ bercadar saja. Akan tetapi carilah seorang wanita yang Memiliki Pemahaman Ilmu Agama, agar ketika antum berdakwah diluar sana, antum tidak disibukkan dengan mengajari istri antum yang tidak / belum memahami agama. Sehingga tanggung jawab antum semakin besar & waktu antum banyak terbuang hanya untuk mengurusi istrimu. Dan jikalau antum sudahh memiliki ma'isyah yang halal meskipun kecil, maka seriusilah/ konsistenlah & bersabarlah dalam melakukannya...." . (Nasehat al Ustadz Adnan ketika perjalanan pulang dari tambak ke rumah). . Dari al Ustadz Abdurrahim Pangkep -hafizhahullah- Di kutip grup Whatsapp WSI Desember 2014 Diarsipkan oleh www.happyislam.com di #evernote via Instagram ift.tt/20Cxil9

  

Pengantar Redaksi :

 

Istilah toleransi dalam kehidupan beragama terlanjur dianggap istilah yang positif. Dalam batas-batas tertentu mungkin iya. Namun, dalam perkembangannya akhir-akhir ini, istilah toleransi ternyata dibajak oleh kalangan sekular-liberal sekadar menjadi alat yang digunakan untuk menyerang Islam dan kaum Muslim. Mengapa begitu? Apa alasannya? Apa pula efek dari propagandakan tolerenasi beragama bagi Islam dan kaum Muslim? Lalu bagaimana sebetulnya Islam mendudukkan toleransi beragama di hadapan para pemeluk agama lain?Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, kali ini Redaksi mewawancarai Ketua DPP HTI, KH Shiddiq al-Jawi di seputar isu dan wacana toleransi beragama. Ustadz, apakah penggunaan istilah toleransi terlihat sering merugikan Islam dan umat Islam?

 

Ya, sering. Misalnya pada saat Perayaan Natal, banyak para pejabat Muslim bahkan termasuk Presiden, yang menghadiri acara perayaan Natal dengan alasan toleransi. Padahal bagi seorang Muslim, turut merayakan peringatan Natalan hukumnya haram. Mengapa? Karena turut serta merayakan Natalan bagi seorang Muslim adalah perbuatan menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bil kuffâr) yang telah diharamkan Islam. Rasulullah saw. telah bersabda dalam hadits riwayat Abu Dawud, “Man tasyabbha bi qawm[in] fahuwa minhum.” Artinya, siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk ke dalam golongan mereka.

Jadi seharusnya, dalam hal Natalan ini, toleransi pejabat pemerintah yang Muslim cukup ditunjukkan dengan membiarkan kaum Nasrani merayakannya, yaitu tidak melarangnya, bukan turut serta merayakannya. Kalau toleransi diartikan turut merayakan, berarti istilah toleransi sudah melampaui batas, sudah sesat dan menyesatkan. Jelas ini merugikan Islam dan umat Islam.

Apa saja contoh kasus toleransi yang digunakan untuk menghambat Islam?

 

Kasusnya banyak. Selain perayaan Natal oleh pejabat Muslim tadi, masih ada kasus Kristenisasi, Ahmadiyah dan LGBT. Dalam pandangan Islam, tiga hal tersebut adalah sesuatu yang haram dan mungkar. Seorang Muslim tidak boleh membiarkan atau memberikan toleransi terhadap tiga fenomena tersebut di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim di Indonesia. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis riwayat Muslim, “Man ra’a minkum munkar[an] fal-yughayyirhu biyadihi, fa in lam yastathi’ fabilisânihi fa in lam yastathi’ fa-biqalbihi wa dzâlika adh’aful îmân.” Artinya, siapa saja yang menyaksikan suatu kemungkaran, hendaklah dia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika dia tak mampu, ubahlah dengan ucapannya. Jika tak mampu juga, ubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.

Itulah sabda Nabi saw. yang mewajibkan perubahan atas kemungkaran. Artinya, tidak boleh ada toleransi yang tujuannya membiarkan atau melestarikan kemungkaran.

Namun sekarang, atas nama toleransi, umat Islam dipaksa membiarkan kemungkaran-kemungkaran itu. Kristenisasi, yang berarti upaya pemurtadan orang Islam untuk menjadi orang Kristen, didiamkan saja oleh pemerintah. Ahmadiyah yang memurtadkan orang Islam karena meyakini ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw. juga didiamkan oleh Pemerintah.

LGBT juga demikian. Walau jelas-jelas haram, dan menjijikkan tentunya, tetap ada sebagian umat Islam yang mendukung LGBT atas nama toleransi.

Walhasil, dengan istilah toleransi, suatu kemungkaran yang mestinya diubah atau dihilangkan, malah dibiarkan, dilestarikan dan terus eksis. Ini jelas menghambat Islam.

Ada beragam alasan untuk membenarkan toleransi model itu. Misal, untuk keharmonisan masyarakat, kita harus menghormati agama lain, kelompok lain. Tidak boleh satu ajaran mendominasi. Masyarakat negeri ini beragam bukan hanya Islam. Menurut ustadz, bagaimana?

Begini. Sebenarnya yang berkembang saat ini adalah toleransi model Barat, bukan toleransi ala Islam. Toleransi Barat ini latar belakang kemunculannya adalah konflik antara agama Katolik dan Protestan dalam masyarakat Barat pada era Reformasi, kira-kira abad ke-16 Masehi. Menurut Prof. Muhammmad Ahmad Mufti dalam kitabnya Naqdu at-Tasâmuh al-Librâli (Kritik Terhadap Toleransi Liberal), ide toleransi Barat didasarkan pada 3 (tiga) gagasan pokok: sekularisme (al-lâdiniyyah), relativisme (an-nisbiyyah) dan pluralisme-demokrasi (at ta’addudiyah wa ad dimuqrathiyyah).

Sekularisme menjadi syarat mutlak bagi terwujudnya toleransi. Sebabnya, kalau agama campur tangan dalam urusan masyarakat, yaitu negara menggunakan suatu agama untuk mengatur masyarakat, maka yang terjadi adalah dominasi satu agama atas agama lain. Dominasi satu agama ini tidak akan dapat dihentikan, kecuali dengan jalan memisahkan agama dari negara.

Relativisme menjadi konsekuensi logis sekularisme. Relativisme merupakan pandangan bahwa kebenaran masing-masing agama itu relative. Tidak ada kebenaran sebuah agama yang absolute. Karena itu tidak boleh ada pemaksaan suatu keyakinan agama kepada penganut agama lain. Pandangan ini tak mungkin ada, kecuali setelah ada sekularisme, yaitu setelah agama dipisahkan dari urusan negara.

Adapun pluralisme-demokrasi, merupakan cara pandang liberal terhadap kemajemukan masyarakat baik kemajemukan secara agama, politik, budaya, dan asal usul, sedemikian sehingga masing-masing kelompok dianggap mempunyai hak legal untuk eksis di tengah kemajemukan yang ada.

Nah, dengan memahami tiga ide dasar itu, kita bisa menjelaskan dan mendudukkan berbagai alasan yang sering dipakai untuk menjustifikasi toleransi ala Barat yang ada saat ini. Misalnya kalau dikatakan toleransi perlu agar “tidak boleh satu ajaran mendominasi”, ini berarti akar idenya adalah relativisme agama. Kalau dikatakan bahwa “harus menghormati agama lain” atau “masyarakat ini beragam bukan hanya Islam” maka akar idenya adalah pluralisme-demokrasi. Demikiran seterusnya.

Bagaimana pandangan Islam terhadap ide-ide yang mendasari toleransi ala Barat tersebut?

 

Ketiga ide tersebut tidak relevan untuk umat Islam dan sekaligus bertentangan dengan Islam. Saya katakan tidak relevan dengan umat Islam karena tiga ide tersebut lahir dalam konteks sosio-historis masyarakat Eropa yang Kristiani, yaitu lahir pada Era Reformasi Gereja abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Saat itu terjadi konflik antara raja yang berkolaborasi dengan agamawan Katolik, melawan kelompok reformasi dari golongan Protestan, seperti kelompok Martin Luther King. Jadi ide toleransi Barat itu sungguh tidak lahir dari rahim sejarah umat Islam yang berpegang pada akidah dan syariah Islam. Maka dari itu, menerapkan ide toleransi Barat yang didasarkan pada tiga ide tadi, yaitu sekularisme, relativisme dan pluralisme-demokrasi, jelas tidak relevan sama sekali dengan umat Islam. Kalau toleransi ala Barat itu tetap diterapkan di tengah masyarakat Muslim, jelas itu suatu bentuk pemaksaan, atau tepatnya penjajahan, yang justru paradoks dengan semangat toleransi yang selalu digembar-gemborkan Barat. Wong mau menerapkan ide toleransi kok malah melalui jalan pemaksaan, lalu di mana toleransinya?

Selain tak relevan dengan umat, tiga ide tersebut juga bertentangan dengan Islam itu sendiri. Sekularisme bertentangan dengan Islam, karena Islam tidak mengenal pemisahan agama dari Negara. Sebaliknya, Islam mempunyai sistem pemerintahan yang diwajibkan Islam atas umat Islam, yaitu Khilafah. Relativisme juga bertentangan dengan Islam, karena al-Quran menyatakan dengan penuh ketegasan, bahwa hanya agama Islam sajalah yang benar dan diridhoi Allah (QS Ali Imran [3]: 19). Pluralisme-demokrasi juga bertentangan dengan Islam. Pasalnya, meski Islam mengakui kemajemukan (pluralitas) sebagai realitas empirik, misalnya manusia itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (QS al-Hujurat: 13), Islam berbeda secara fundamental dengan demokrasi dalam hal cara pandang dan pengaturan atas kemajemukan masyarakat. Dalam demokrasi, pengaturan kemajemukan dijalankan menurut hukum buatan manusia, bukan menurut hukum suatu agama tertentu. Sebaliknya, dalam Islam, kemajemukan masyarakat diatur hanya dengan syariah Islam semata.

Apakah penggunaan toleransi selama ini dilakukan dengan standar ganda? Seperti apa bisa diberikan contohnya?

 

Memang, kalau saya cermati, toleransi di Indonesia diterapkan dengan standar ganda. Tidak ada standar tunggal yang baku dan diterapkan dalam segala keadaan secara adil. Celakanya, standar ganda tersebut banyak merugikan Islam dan umat Islam. Misalnya, saat Nyepi di Bali, umat Islam yang tidak merayakan Nyepi dipaksa untuk tidak beraktivitas seharian penuh, dengan alasan toleransi. Jadi standarnya adalah, “pihak minoritas menghormati agama mayoritas”. Anehnya, pada saat bulan Ramadhan, ada seruan agar “yang berpuasa harus menghormati yang tidak berpuasa”. Ini benar-benar logika aneh bin ajaib, karena seharusnya standarnya adalah “pihak minoritas menghormati agama mayoritas”. Mestinya, “yang tidak berpuasa menghormati yang puasa.” Jadi terbukti toleransi di Indonesia mempunyai standar ganda, yaitu standar pertama “pihak minoritas harus menghormati agama mayoritas” seperti kasus Nyepi di Bali. Lalu standar kedua, “pihak mayoritas harus menghormati yang minoritas” seperti kasus seruan Ramadhan tadi. Ini gila, bukan?

Contoh lain standar ganda toleransi adalah kasus penghapusan tujuh kata Piagam Jakarta, yaitu hapusnya kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Umat Islam sering dipuji sudah bersikap toleran dengan menerima penghapusan tersebut. Padahal jelas penghapusan itu merugikan Islam dan umat Islam. Alasan penghapusan saat itu, sebagaimana disebut Endang Saifuddin Anshari dalam bukunya Piagam Jakarta, karena “ada golongan non-Islam dari Indonesia Timur yang tidak setuju dan akan memisahkan diri kalau tujuh kata itu tidak dihapus.” Ini sungguh aneh karena berarti standarnya adalah “golongan mayoritas harus bersikap toleran terhadap golongan minoritas.” Bukankah standarnya seharusnya “golongan minoritas harus bersikap toleran terhadap golongan mayoritas”? Bukankah seharusnya bangsa Indonesia Timur yang non-Islam itu yang justru toleran terhadap kewajiban menjalankan syariah Islam itu?

Apakah di balik penggunaan toleransi itu ada phobia Islam, phobia syariah dan stigma negatif terhadap Islam?

 

Oh, jelas sekali itu. Penjelasannya begini. Tadi sebelumnya sudah saya jelaskan, bahwa toleransi yang ada sekarang adalah toleransi ala Barat, bukan toleransi yang islami. Maka dari itu, tiga ide pokok yang menjadi dasar toleransi Barat yakni sekularisme, relativisme dan pluralisme-demokrasi sudah pasti menjadi asumsi atau anggapan dasar untuk toleransi saat ini walau sifatnya implisit. Nah, karena landasan toleransi saat ini adalah sekularisme, maka wajar kalau mereka sangat anti terhadap Islam atau syariah atau Khilafah. Mengapa? Karena semua itu jelas akan dianggap bertentangan dengan prinsip sekularisme. Demikian juga karena toleransi yang ada sekarang asasnya adalah relativisme, maka para penganjur toleransi walaupun orang Islam, tidak akan mungkin menganggap Ahmadiyah adalah suatu penyimpangan atau kemungkaran. Mengapa demikian? Karena para penganjur toleransi itu memandang jika Ahmadiyah dianggap menyimpang dari ajaran Islam, berarti itu bentuk pemaksaan agama kepada kaum Ahmadiyah. Begitu juga karena landasan toleransi sekarang adalah pluralisme-demokrasi, yang mengharuskan pengaturan kehidupan berdasar aturan non agama, maka wajar kalau para penganjur toleransi menjadi phobia terhadap syariah.

Jadi, yang menjadi masalah adalah, ide toleransi yang ada sekarang adalah toleransi ala Barat yang liberal, yang didasarkan pada sekularisme, relativisme, dan pluralisme-demokrasi, yang ujung-ujungnya akan membawa pada sikap anti terhadap Islam.

Bagaimana Islam mengatur keragaman dan mengatur non-Muslim dan agama selain Islam?

 

Dalam hal pengaturan keragaman atau kemajemukan masyarakat, secara garis besar ada dua ketentuan syariah Islam. Pertama: Jika yang diatur itu umat Islam, maka yang menjadi aturan adalah syariah Islam. Maka dari itu, umat Islam harus tunduk kepada syariah Islam dalam segala hal yang terkait dengan kehidupan mereka, misalnya adat-istiadat, bahasa, cara berbusana, kesenian, perkawinan, makanan, dan sebagainya.

Kedua: Jika yang diatur adalah umat non-Islam seperti penganut Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, dan sebagainya, maka aturan yang diterapkan ada dua macam. Jika menyangkut kehidupan umum, misalnya dalam bidang kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya, maka umat non-Islam harus tunduk kepada syariah Islam. Adapun jika menyangkut kehidupan pribadi, seperti agama, ibadah, makanan, pakaian, dan perkawinan, maka umat non-Islam dibolehkan menjalankan agamanya masing-masing. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam. WalLâhu a’lam. (ABAD KHILAFAH Network)

 

via Abad Khilafah | Mengembalikan Kegemilangan Islam ift.tt/2bt3TYH

Bismillah,

bantu sebarkan ya, jazakumullah khayran

=================

Berikut sedikit penjelasannya.

 

Hadits Shahih [Taysîr Mushthalah al-Hadîts karya Mahmûd ath-Thahân]

 

Mukaddimah

 

Berita (khabar) yang dapat diterima bila ditinjau dari sisi perbedaan tingkatannya terbagi kepada dua klasifikasi pokok, yaitu Shahîh dan Hasan. Masing-masing dari keduanya terbagi kepada dua klasifikasi lagi, yaitu Li Dzâtihi dan Li Ghairihi. Dengan demikian, klasifikasi berita yang diterima ini menjadi 4 bagian, yaitu:

 

Shahîh Li Dzâtihi (Shahih secara independen)

Hasan Li Dzâtihi (Hasan secara independen)

Shahîh Li Ghairihi (Shahih karena yang lainnya/riwayat pendukung)

Hasan Li Ghairihi (Hasan karena yang lainnya/riwayat pendukung)

 

Dalam kajian kali ini, kita akan membahas seputar bagian pertama di atas, yaitu Shahîh Li Dzâtihi (Shahih secara independen)

  

Definisi Shahîh

 

Secara bahasa (etimologi), kata ﺢﻴﺤﺼﻟﺍ (sehat) adalah antonim dari kata ﻢﻴﻘﺴﻟﺍ (sakit). Bila diungkapkan terhadap badan, maka memiliki makna yang sebenarnya (haqiqi) tetapi bila diungkapkan di dalam hadits dan pengertian-pengertian lainnya, maka maknanya hanya bersifat kiasan (majaz).

Secara istilah (terminologi), maknanya adalah:

Hadits yang bersambung sanad (jalur transmisi) nya melalui periwayatan seorang periwayat yang ‘adil, Dlâbith, dari periwayat semisalnya hingga ke akhirnya (akhir jalur transmisi), dengan tanpa adanya syudzûdz (kejanggalan) dan juga tanpa ‘illat (penyakit)

 

Penjelasan Definisi

 

- Sanad bersambung : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya telah mengambil periwayatan itu secara langsung dari periwayat di atasnya (sebelumnya) dari permulaan sanad hingga akhirnya.

 

- Periwayat Yang ‘Adil : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya memiliki kriteria seorang Muslim, baligh, berakal, tidak fasiq dan juga tidak cacat maruah (harga diri)nya.

 

- Periwayat Yang Dlâbith : Bahwa setiap rangkaian dari para periwayatnya adalah orang-orang yang hafalannya mantap/kuat (bukan pelupa), baik mantap hafalan di kepala ataupun mantap di dalam tulisan (kitab)

 

- Tanpa Syudzûdz : Bahwa hadits yang diriwayatkan itu bukan hadits kategori Syâdz (hadits yang diriwayatkan seorang Tsiqah bertentangan dengan riwayat orang yang lebih Tsiqah darinya)

 

- Tanpa ‘illat : Bahwa hadits yang diriwayatkan itu bukan hadits kategori Ma’lûl (yang ada ‘illatnya). Makna ‘Illat adalah suatu sebab yang tidak jelas/samar, tersembunyi yang mencoreng keshahihan suatu hadits sekalipun secara lahirnya kelihatan terhindar darinya.

 

Syarat-Syaratnya

 

Melalui definisi di atas dapat diketahui bahwa syarat-syarat keshahihan yang wajib terpenuhi sehingga ia menjadi hadits yang Shahîh ada lima:

 

Pertama, Sanadnya bersambung

Ke-dua, Para periwayatnya ‘Adil

Ke-tiga, Para periwayatnya Dlâbith

Ke-empat, Tidak terdapat ‘illat

Ke-lima, tidak terdapat Syudzûdz

 

Bilamana salah satu dari lima syarat tersebut tidak terpenuhi, maka suatu hadits tidak dinamakan dengan hadits Shahîh.

 

Contohnya

 

Untuk lebih mendekatkan kepada pemahaman definisi hadits Shahîh, ada baiknya kami berikan sebuah contoh untuk itu.

Yaitu, hadits yang dikeluarkan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitabnya Shahîh al-Bukhâriy, dia berkata: (‘Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, dia berkata, Malik memberitakan kepada kami, dari Ibn Syihab, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahnya, dia berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam telah membaca surat ath-Thûr pada shalat Maghrib)

 

Hadits ini dinilai Shahîh karena:

 

Sanadnya bersambung, sebab masing-masing dari rangkaian para periwayatnya mendengar dari syaikhnya. Sedangkan penggunaan lafazh ﻦﻋ (dari) oleh Malik, Ibn Syihab dan Ibn Jubair termasuk mengindikasikan ketersambungannya karena mereka itu bukan periwayat-periwayat yang digolongkan sebagai Mudallis (periwayat yang suka mengaburkan riwayat).

 

Para periwayatnya dikenal sebagai orang-orang yang ‘Adil dan Dlâbith. Berikut data-data tentang sifat mereka itu sebagaimana yang dinyatakan oleh ulama al-Jarh wa at-Ta’dîl : ‘Abdullah bin Yusuf : Tsiqah Mutqin. Malik bin Anas : Imâm Hâfizh. Ibn Syihab : Faqîh, Hâfizh disepakati keagungan dan ketekunan mereka berdua. Muhammad bin Jubair : Tsiqah. Jubair bin Muth’im : Seorang shahabat

 

Tidak terdapatnya kejanggalan (Syudzûdz) sebab tidak ada riwayat yang lebih kuat darinya.

 

Tidak terdapatnya ‘Illat apapun.

 

Hukumnya

 

Wajib mengamalkannya menurut kesepakatan (ijma’) ulama Hadits dan para ulama Ushul Fiqih serta Fuqaha yang memiliki kapabilitas untuk itu. Dengan demikian, ia dapat dijadikan hujjah syari’at yang tidak boleh diberikan kesempatan bagi seorang Muslim untuk tidak mengamalkannya.

 

Makna Ungkapan Ulama Hadits “Hadits ini Shahîh” “Hadits ini tidak Shahîh”

 

Yang dimaksud dengan ucapan mereka “Hadits ini Shahîh” adalah bahwa lima syarat keshahihan di atas telah terealisasi padanya, tetapi dalam waktu yang sama, tidak berarti pemastian keshahihannya pula sebab bisa jadi seorang periwayat yang Tsiqah keliru atau lupa.

 

Yang dimaksud dengan ucapan mereka “Hadits ini tidak Shahîh” adalah bahwa semua syarat yang lima tersebut ataupun sebagiannya belum terealisasi padanya, namun dalam waktu yang sama bukan berarti ia berita bohong sebab bisa saja seorang periwayat yang banyak kekeliruan bertindak benar.

 

Apakah Ada Sanad Yang Dipastikan Merupakan Sanad Yang Paling Shahih Secara Mutlak?

 

Pendapat yang terpilih, bahwa tidak dapat dipastikan sanad tertentu dinyatakan secara mutlak sebagai sanad yang paling shahih sebab perbedaan tingkatan keshahihan itu didasarkan pada terpenuhinya syarat-syarat keshahihan, sementara sangat jarang terelasisasinya kualitas paling tinggi di dalam seluruh syarat-syarat keshahihan. Oleh karena itu, lebih baik menahan diri dari menyatakan bahwa sanad tertentu merupakan sanad yang paling shahih secara mutlak. Sekalipun demikian, sebagian ulama telah meriwayatkan pernyataan pada sanad-sanad yang dianggap paling shahih, padahal sebenarnya, masing-masing imam menguatkan pendapat yang menurutnya lebih kuat.

 

Diantara pernyataan-pernyataan itu menyatakan bahwa riwayat-riwayat yang paling shahih adalah:

 

Riwayat az-Zuhriy dari Salim dari ayahnya (‘Abdulah bin ‘Umar ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Ishaq bin Rahawaih dan Imam Ahmad.

Riwayat Ibn Sirin dari ‘Ubaidah dari ‘Aliy (bin Abi Thalib) ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Ibn al-Madiniy dan al-Fallas.

Riwayat al-A’masy dari Ibrahim dari ‘Alqamah dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Yahya bin Ma’in.

Riwayat az-Zuhriy dari ‘Aliy dari al-Husain dari ayahnya dari ‘Aliy ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Abu Bakar bin Abi Syaibah.

Riwayat Malik dari Nafi’ dari Ibn ‘Umar ; ini adalah pernyataan yang dinukil dari Imam al-Bukhariy.

 

Kitab Yang Pertama Kali Ditulis Dan Hanya Memuat Hadits Shahih Saja

 

Kitab pertama yang hanya memuat hadits shahih saja adalah kitab Shahîh al-Bukhâriy, kemudian Shahîh Muslim. Keduanya adalah kitab yang paling shahih setelah al-Qur’an. Umat Islam telah bersepakat (ijma’) untuk menerima keduanya.

 

Mana Yang Paling Shahih Diantara Keduanya?

 

Yang paling shahih diantara keduanya adalah Shahîh al-Bukhâriy, disamping ia paling banyak faidahnya. Hal ini dikarenakan hadits-hadist yang diriwayatkan al-Bukhariy paling tersambung sanadnya dan paling Tsiqah para periwayatnya. Juga, karena di dalamnya terdapat intisari-intisari fiqih dan untaian-utaian bijak yang tidak terdapat pada kitab Shahîh Muslim.

 

Tinjauan ini bersifat kolektif, sebab terkadang di dalam sebagian hadits-hadits yang diriwayatkan Imam Muslim lebih kuat daripada sebagian hadits-hadits al-Bukhariy.

 

Sekalipun demikian, ada juga para ulama yang menyatakan bahwa Shahîh Muslim lebih shahih, namun pendapat yang benar adalah pendapat pertama, yaitu Shahîh al-Bukhâriy lebih shahih.

 

Apakah Keduanya Mencantumkan Semua Hadits Shahih Dan Komitmen Terhadap Hal itu?

 

Imam al-Bukhariy dan Imam Muslim tidak mencantumkan semua hadits ke dalam kitab Shahîh mereka ataupun berkomitmen untuk itu. Hal ini tampak dari pengakuana mereka sendiri, seperti apa yang dikatakan Imam Muslim, “Tidak semua yang menurut saya shahih saya muat di sini, yang saya muat hanyalah yang disepakati atasnya.”

 

Apakah Hanya Sedikit Hadits Shahih Lainnya Yang Tidak Sempat Mereka Berdua Muat?

 

Ada ulama yang mengatakan bahwa hanya sedikit saja yang tidak dimuat mereka dari hadits-hadits shahih lainnya. Namun pendapat yang benar adalah bahwa banyak hadits-hadits shahih lainnya yang terlewati oleh mereka berdua. Imam al-Bukhariy sendiri mengakui hal itu ketika berkata, “Hadits-hadits shahih lainnya yang aku tinggalkan lebih banyak.”

 

Dia juga mengatakan, “Aku hafal sebanyak seratus ribu hadits shahih dan dua ratus ribu hadits yang tidak shahih.”

 

Berapa Jumlah Hadits Yang Dimuat Di Dalam Kitab ash-Shahîhain?

 

Di dalam Shahîh al-Bukhariy terdapat 7275 hadits termasuk yang diulang, sedangkan jumlahnya tanpa diulang sebanyak 4000 hadits.

Di dalam Shahîh Muslim terdapat 12.000 hadits termasuk yang diulang, sedangkan jumlahnya tanpa diulang sebanyak lebih kurang 4000 hadits juga.

 

Dimana Kita Mendapatkan Hadits-Hadits Shahih Lainnya Selain Yang Tidak Tercantum Di Dalam Kitab ash-Shahîhain?

 

Kita bisa mendapatkannya di dalam kitab-kitab terpercaya yang masyhur seperti Shahîh Ibn Khuzaimah, Shahîh Ibn Hibbân, Mustadrak al-Hâkim, Empat Kitab Sunan, Sunan ad-Dâruquthniy, Sunan al-Baihaqiy, dan lain-lain.

Hanya dengan keberadaan hadits pada kitab-kitab tersebut tidak cukup, tetapi harus ada pernyataan atas keshahihannya kecuali kitab-kitab yang memang mensyaratkan hanya mengeluarkan hadits yang shahih, seperti Shahîh Ibn Khuzaimah.

 

Seputar Kitab al-Mustadrak karya al-Hâkim, Shahîh Ibn Khuzaimah dan Shahîh Ibn Hibbân

 

al-Mustadrak karya al-Hâkim

Sebuah kitab hadits yang tebal memuat hadits-hadits yang shahih berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh asy-Syaikhân (al-Bukhari dan Muslim) atau persyaratan salah satu dari mereka berdua sementara keduanya belum mengeluarkan hadits-hadits tersebut.

 

Demikian juga, al-Hâkim memuat hadits-hadits yang dianggapnya shahih sekalipun tidak berdasarkan persyaratan salah seorang dari kedua Imam hadits tersebut dengan menyatakannya sebagai hadits yang sanadnya Shahîh. Terkadang dia juga memuat hadits yang tidak shahih namun hal itu diingatkan olehnya. Beliau dikenal sebagai kelompok ulama hadits yang Mutasâhil (yang menggampang-gampangkan) di dalam penilaian keshahihan hadits.

 

Oleh karena itu, perlu diadakan pemantauan (follow up) dan penilaian terhadap kualitas hadits-haditsnya tersebut sesuai dengan kondisinya. Imam adz-Dzahabi telah mengadakan follow up terhadapnya dan memberikan penilaian terhadap kebanyakan hadits-haditsnya tersebut sesuai dengan kondisinya. Namun, kitab ini masih perlu untuk dilakukan pemantauan dan perhatian penuh. (Salah seorang yang juga mengadakan pemantauan dan studi terhadap hadits-hadits yang belum diberikan penilaian apapun oleh Imam adz-Dzhabi dan memberikan penilaian yang sesuai dengan kondisinya adalah Syaikh. Dr. Mahmud Mirah -barangkali sekarang ini sudah rampung-)

 

Shahîh Ibn Hibbân

 

Sistematika penulisan kitab ini tidak rapih (ngacak), ia tidak disusun per-bab ataupun per-musnad. Oleh karena itulah, beliau menamakan bukunya dengan “at-Taqâsîm Wa al-Anwâ’ ” (Klasifikasi-Klasifikasi Dan Beragam Jenis). Untuk mencari hadits di dalam kitabnya ini sangat sulit sekali. Sekalipun begitu, ada sebagian ulama Muta`akhkhirin (seperti al-Amir ‘Alâ` ad-Dîn, Abu al-Hasan ‘Ali bin Bilban, w.739 H dengan judul al-Ihsân Fî Taqrîb Ibn Hibbân) yang telah menyusunnya berdasarkan bab-bab.

 

Ibn Hibbân dikenal sebagai ulama yang Mutasâhil juga di dalam menilai keshahihan hadits akan tetapi lebih ringan ketimbang al-Hâkim. (Tadrîb ar-Râwy:1/109)

 

Shahîh Ibn Khuzaimah

 

Kitab ini lebih tinggi kualitas keshahihannya dibanding Shahîh Ibn Hibbân karena penulisnya, Ibn Khuzaimah dikenal sebagai orang yang sangat berhati-hati sekali. Saking hati-hatinya, dia kerap abstain (tidak memberikan penilaian) terhadap suatu keshahihan hadits karena kurangnya pembicaraan seputar sanadnya.

 

Apa Saja Hadits Yang Sudah Dipastikan Shahîh Dari Hadits-Hadits Yang Diriwayatkan Oleh Imam al-Bukhari Dan Muslim?

 

Sebagaimana yang telah kita singgung sebelumnya, bahwa Imam al-Bukhari dan Muslim tidak memuat pada kedua kitab Shahih mereka selain hadits-hadits yang shahih dan umat Islam telah menerima kedua kitab tersebut secara penuh.

Oleh karena itu, apa saja hadits-hadits yang telah dipastikan shahih dan yang diterima oleh umat Islam itu?

 

Jawabnya: Bahwa hadits yang diriwayatkan keduanya dengan sanad yang bersambung, maka ialah yang dipastikan shahih.

 

Sedangkan hadits yang dibuang pada permulaan sanad (jalur trasmisi hadits)nya satu orang periwayat atau lebih -yang dinamai dengan hadits al-Mu’allaq- dimana jenis ini di dalam shahih al-Bukhari agak banyak namun hanya terdapat pada bagian tarjamah bab (penamaan babnya) dan muqaddimahnya saja sedangkan di bagian inti bab tidak ada sama sekali. Sementara yang di dalam shahih Muslim, tidak ada satupun yang jenis itu kecuali satu hadits saja di dalam bab tentang Tayammum yang belum sempat beliau sambung sanadnya di tempat yang lain dari kitabnya itu; terhadap hadits-hadits yang kriterianya seperti hal tersebut, maka penilaian terhadapnya dan menyikapinya adalah sebagai berikut:

 

Hadits yang diriwayatkan dengan shîghah al-Jazm (bentuk ucapan pasti), seperti dengan ungkapan ﻝﺎﻗ (Qâla/berkata); ﺮﻣﺃ (Amara/memerintahkan) dan ﺮﻛﺫ (Dzakara/menyebutkan); maka penilaian terhadap keshahihannya didasarkan pada sumbernya (orang yang dinisbatkan kepadanya). [Artinya, bila di dalam riwayat itu dinyatakan, misalnya ﻥﻼﻓﻝﺎﻗ (si fulan berkata), maka berarti perkataan itu adalah shahih bersumber dari si fulan yang mengatakannya itu]

 

Hadits yang diriwayatkan tidak dengan shîghah al-Jazm seperti dengan ungkapan ﻯﻭﺮﻳ (yurwa/diriwayatkan [masa sekarang]); ﺮﻛﺬﻳ (yudzkar/disebutkan [masa sekarang]); ﻰﻜﺤﻳ (yuhka/dihikayatkan [masa sekarang]); ﻱﻭﺭ (ruwiya/diriwayatkan [masa lampau]) dan ﺮﻛﺫ (dzukira/disebutkan [masa lampau]), maka berarti hadits itu tidak dapat dinisbatkan keshahihannya dari sumbernya itu (orang yang dinisbatkan kepadanya), namun sekalipun demikian, tidak ada satupun di dalamnya hadits yang lemah karena ia sudah dimuat di dalam kitab yang bernama ash-Shahîh.

Tingkatan Keshahihan

 

Pada bagian yang lalu telah kita kemukakan bahwa sebagian para ulama telah menyebutkan mengenai sanad-sanad yang dinyatakan sebagai paling shahih menurut mereka. Maka, berdasarkan hal itu dan karena terpenuhinya persyaratan-persyaratan lainnya, maka dapat dikatakan bahwa hadits yang shahih itu memiliki beberapa tingkatan:

 

Tingkatan paling tingginya adalah bilamana diriwayatkan dengan sanad yang paling shahih, seperti Malik dari Nafi’ dari Ibn ‘Umar.

 

Yang dibawah itu tingkatannya, yaitu bilamana diriwayatkan dari jalur Rijâl (rentetan para periwayat) yang kapasitasnya di bawah kapasitas Rijâl pada sanad pertama diatas seperti riwayat Hammâd bin Salamah dari Tsâbit dari Anas.

 

Yang dibawah itu lagi tingkatannya, yaitu bilamana diriwayatkan oleh periwayat-periwayat yang terbukti dinyatakan sebagai periwayat-periwayat yang paling rendah julukan Tsiqah kepada mereka (tingkatan Tsiqah paling rendah), seperti riwayat Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah.

 

Dapat juga rincian diatas dikaitkan dengan pembagian hadits shahih kepada tujuh tingkatan:

 

Hadits yang diriwayatkan secara sepakat oleh al-Bukhari dan Muslim (Ini tingkatan paling tinggi)

Hadits yang diriwayatkan secara tersendiri oleh al-Bukhari

Hadits yang dirwayatkan secara tersendiri oleh Muslim

Hadits yang diriwayatkan berdasarkan persyaratan keduanya sedangkan keduanya tidak mengeluarkannya

Hadits yang diriwayatkan berdasarkan persyaratan al-Bukhari sementara dia tidak mengeluarkannya

Hadits yang diriwayatkan berdasarkan persyaratan Muslim sementara dia tidak mengeluarkannya

Hadits yang dinilai shahih oleh ulama selain keduanya seperti Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibbân yang bukan berdasarkan persyaratan kedua imam hadits tersebut (al-Bukhari dan Muslim).

 

Pengertian Persyaratan asy-Syaikhân

 

Sebenarnya, kedua imam hadits, al-Bukhari dan Muslim tidak pernah menyatakan secara jelas (implisit) perihal persyaratan yang disyaratkan atau ditentukan oleh mereka berdua sebagai tambahan atas persyaratan-persyaratan yang telah disepakati di dalam menilai hadits yang shahih pada pembahasan sebelumnya. Akan tetapi para ulama peneliti melalui proses pemantauan (follow up) dan analisis terhadap metode-metode yang digunakan oleh keduanya mendapatkan apa yang dapat mereka anggap sebagai persyaratan yang dikemukakan oleh keduanya atau salah seorang dari keduanya.

 

Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan persyaratan asy-Syaikhân atau salah satu dari keduanya adalah bahwa hadits tersebut hendaklah diriwayatkan dari jalur Rijâl (para periwayat) dari kedua kitab tersebut atau salah satu darinya dengan memperhatikan metode yang digunakan keduanya di dalam meriwayatkan hadits-hadits dari mereka.

 

Makna Kata “Muttafaqun ‘Alaih”

 

Maksudnya adalah hadits tersebut disepakati oleh kedua Imam hadits, yaitu al-Bukhari dan Muslim, yakni kesepakatan mereka berdua atas keshahihannya, bukan kesepakatan umat Islam. Hanya saja, Ibn ash-Shalâh memasukkan juga ke dalam makna itu kesepakatan umat sebab umat memang sudah bersepakat untuk menerima hadits-hadits yang telah disepakati oleh keduanya. (‘Ulûm al-Hadîts:24)

  

Apakah Agar Dinilai Shahih, Hadits Tersebut Harus Merupakan Hadits ‘Azîz ?

 

Hadits ‘Aziz adalah hadits yang diriwayatkan pada setiap level periwayatannya (thabaqat sanad) tidak kurang dari dua orang periwayat. Dalam hal ini, apakah agar suatu hadits dinyatakan shahih, maka syaratnya harus paling tidak diriwayatkan oleh tidak kurang dari dua periwayat pada setiap level periwayatannya?.

 

Pendapat yang benar, bahwa hal itu tidak disyaratkan sebab di dalam kedua kitab shahih (ash-Shahîhain) dan selain keduanya juga terdapat hadits-hadits shahih padahal ia bukan hadits ‘Aziz itu, tetapi malah hadits Gharîb (yang diriwayatkan pada oleh seorang periwayat saja).

 

Ada sementara kalangan ulama seperti ‘Ali al-Jubaiy, tokoh mu’tazilah dan al-Hâkim yang mengklaim hal itu namun pendapat mereka ini bertentangan dengan kesepakatan umat Islam.

 

Sumber :

jacksite.wordpress.com/2007/07/04/ilmu-hadits-definisi-ha...

Ditulis oleh Abu Al Jauzaa

=========================

Setiap Sunnah Yang Shahih Yang Berasal Dari Rasulullah Wajib Diterima, Walaupun Sifatnya Ahad

PENJELASAN KAIDAH KEDUA : SETIAP SUNNAH YANG SHAHIH YANG BERASAL DARI RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM WAJIB DITERIMA. WALAUPUN SIFATNYA AHAD.

 

Oleh

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

 

Hadits ahad adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits mutawatir atau tidak memenuhi sebagian dari syarat-syarat mutawatir.[1]

 

Para ulama ummat ini pada setiap generasi, baik yang mengatakan bahwa hadits ahad menunjukkan ilmu yakin maupun yang berpendapat bahwa hadits ahad menunjukkan zhann, mereka berijma’ (sepakat) atas wajibnya mengamalkan hadits ahad. Tidak ada yang berselisih di antara mereka melainkan kelompok kecil yang tidak masuk hitungan, seperti Mu’tazilah dan Rafidhah.[2]

 

Syaikh Muhammad al-Amin bin Muhammad Mukhtar asy-Syinqithi rahimahullah (wafat th. 1393 H) mengatakan: “Ketahuilah, bahwa penelitian yang kita tidak boleh menyimpang dari hasilnya bahwa hadits ahad yang shahih harus diamalkan untuk masalah-masalah Ushuluddin, sebagaimana ia diambil dan diamalkan untuk masalah-masalah hukum/furu’. Maka, apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sanad yang shahih mengenai Sifat-Sifat Allah, wajib diterima dan diyakini dengan keyakinan bahwa sifat-sifat itu sesuai dengan ke-Mahasempurnaan dan ke-Maha-agungan-Nya sebagaimana firman-Nya:

 

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

“...Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Mahamelihat.” [Asy-Syuura: 11]

 

Dengan demikian, Anda menjadi tahu bahwa penerapan para ahli kalam dan pengikutnya bahwa hadits-hadits ahad itu tidak bisa diterima untuk dijadikan dalil dalam masalah-masalah ‘aqidah seperti tentang Sifat-Sifat Allah, karena hadits-hadits ahad itu tidak menunjukkan kepada hal yang yakin melainkan kepada zhann (dugaan) sementara masalah ‘aqidah itu harus mengandung keyakinan. Ucapan mereka itu adalah bathil dan tertolak. Dan cukuplah sebagai bukti dari kebathilannya bahwa pendapat ini mengharuskan menolak riwayat-riwayat shahih yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdasarkan hukum akal semata.” [3]

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pemakai bahasa Arab terbaik dan terfasih, beliau telah dikaruniai jawaami’ul kalim (kemampuan mengungkap kalimat ringkas dengan makna yang padat, kalimat sarat makna) dan ditugaskan untuk menyampaikannya. Dengan begitu, tidaklah dapat dibayangkan -baik secara syar’i maupun ‘aqli- bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan membiarkan masalah ‘aqidah menjadi samar dan penuh syubhat, sebab ‘aqidah merupakan bagian ter-penting dari seluruh rangkaian ajaran agama. Sehingga bila beliau menjelaskan masalah furu’ secara detail, mustahil beliau j tidak melakukan hal yang sama pada masalah ushul (pokok).[4]

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menjelaskan masalah ushul (‘aqidah) dengan detail (rinci) dengan sejelas-jelasnya. Karena itu seorang Muslim wajib menerima apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun derajat haditsnya adalah ahad, tidak mencapai mutawatir. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia berada di tepi jurang kebinasaan.” [5]

 

PENJELASAN KAIDAH KELIMA : Berserah Diri (Taslim), Patuh Dan Taat Hanya Kepada Allah Dan Rasul-Nya, Secara lLahir Dan Bathin. Tidak Menolak Sesuatu Dari Al-Qur-an Dan As-Sunnah Yang Shahih, (Baik Menolaknya Itu) Dengan Qiyas (Analogi), Perasaan, Kasyf (Iluminasi Atau Penyingkapan Tabir Rahasia Sesuatu Yang Ghaib), Ucapan Seorang Syaikh, Ataupun Pendapat Imam-Imam Dan Yang Lainnya.”

 

Imam Muhammad bin Syihab az-Zuhri rahimahullah (wafat th. 124 H) berkata:

 

مِنَ اللهِ الرِّسَالَةُ، وَعَلَى الرَّسُوْلِ الْبَلاَغُ، وَعَلَيْنَا التَّسْلِيْمُ.

 

“Allah yang menganugerahkan risalah (mengutus para Rasul), kewajiban Rasul adalah menyampaikan risalah, dan kewajiban kita adalah tunduk dan taat.” [6]

 

Kewajiban seorang Muslim adalah tunduk dan taslim secara sempurna, serta tunduk kepada perintahnya, menerima berita yang datang dari beliau j dengan penerimaan yang penuh dengan pembenaran, tidak boleh menentang apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perkataan bathil, hal-hal yang syubhat atau ragu-ragu, dan tidak boleh juga dipertentangkan dengan perkataan seorang pun dari manusia.

 

Penyerahan diri, tunduk patuh dan taat kepada perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan kewajiban seorang Muslim. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak. Taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti taat kepada Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

 

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

 

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka.” [An-Nisaa': 80]

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak ber-iman hingga mereka menjadikanmu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [An-Nisaa': 65]

 

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka adalah ucapan: ‘Kami mendengar dan kami taat.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [An-Nuur: 51]

 

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

 

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

 

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh ia telah sesat, denga kesesatan yang nyata.” [Al-Ahzaab: 36]

 

Seorang hamba akan selamat dari siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala bila ia mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak boleh mengambil kepada selain beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pemutus hukum dan tidak boleh ridha kepada hukum selain hukum beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Apapun yang Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam putuskan tidak boleh ditolak dengan pendapat seorang guru, imam, qiyas dan lainnya.

 

Sesungguhnya seorang Muslim tidak akan selamat dunia dan akhirat, sebelum ia berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menyerahkan apa yang belum jelas baginya kepada orang yang mengetahuinya. Hal tersebut artinya, berserah diri kepada nash-nash Al-Qur-an dan As-Sunnah. Tidak menentangnya dengan pena’wilan yang rusak, syubhat, keragu-raguan dan pendapat orang.

 

Ada sebuah riwayat, yaitu ketika beberapa Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk-duduk di dekat rumah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba di antara mereka ada yang menyebutkan salah satu dari ayat Al-Qur-an, lantas mereka bertengkar sehingga semakin keras suara mereka, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dalam keadaan marah dan merah mukanya, sambil melemparkan debu seraya bersabda:

 

مَهْلاً يَا قَوْمِ، بِهَذَا أُهْلِكَتِ اْلأُمَمُ مِنْ قَبْلِكُمْ، بِاِخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، وَضَرْبِهِمُ الْكُتُبَ بَعْضَهَا بِبَعْضٍ، إِنَّ الْقُرْآنَ لَمْ يَنْزِلْ يُكَذِّبُ بَعْضُهُ بَعْضاً، بَلْ يُصَدِّقُ بَعْضُهُ بَعْضاً فَمَا عَرَفْتُمْ مِنْهُ، فَاعْمَلُوْا بِهِ، وَمَا جَهِلْتُمْ مِنْهُ فَرُدُّوْهُ إِلَى عَالِمِهِ.

 

“Tenanglah wahai kaumku! Sesungguhnya cara bertengkar seperti ini telah membinasakan umat-umat sebelum kalian, yaitu mereka menyelisihi para Nabi mereka serta berpendapat bahwa sebagian isi kitab itu bertentangan dengan sebagian yang lain. Ingat! Sesungguhnya Al-Qur-an tidak turun untuk mendustakan sebagian dengan sebagian yang lainnya, bahkan ayat-ayat Al-Qur-an sebagian membenarkan sebagian yang lainnya. Karena itu apa yang telah kalian ketahui, maka amalkanlah dan apa yang kalian tidak ketahui serahkanlah kepada yang paling mengetahui.”[7]

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

 

اَلْمِرَاءُ فِي الْقُرْآنِ كُفْرٌ.

 

“Bertengkar dalam masalah Al-Qur-an adalah kufur.”[8]

 

Imam ath-Thahawi (wafat th. 321 H) rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang mencoba mempelajari ilmu yang terlarang, tidak puas pemahamannya untuk pasrah (kepada Al-Qur-an dan As-Sunnah), maka ilmu yang dipelajarinya itu akan menutup jalan baginya dari kemurnian tauhid, kejernihan ilmu pengetahuan dan ke-imanan yang benar.”[9]

 

Penjelasan ini bermakna, larangan keras berbicara tentang masalah agama tanpa ilmu.

 

Orang yang berbicara tanpa ilmu, tidak lain pasti mengikuti hawa nafsunya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

 

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mem-punyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertang-gungjawabannya.” [Al-Israa': 36]

 

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

 

“ ...Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim.” [Al-Qashash: 50]

 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّبِعُ كُلَّ شَيْطَانٍ مَرِيدٍ كُتِبَ عَلَيْهِ أَنَّهُ مَنْ تَوَلَّاهُ فَأَنَّهُ يُضِلُّهُ وَيَهْدِيهِ إِلَىٰ عَذَابِ السَّعِيرِ

 

“Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaithan yang jahat, yang telah ditetapkan terhadap syaithan itu bahwa barangsiapa yang berkawan dengannya, tentu ia akan menyesatkannya, dan mem-bawanya ke dalam adzab Neraka.” [Al-Hajj: 3-4]

 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

 

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

 

“Katakanlah: ‘Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan per-buatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yang tidak kamu ke-tahui.’” [Al-A’raaf: 33]

 

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang anak-anak kaum musy-rikin yang meninggal dunia, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

 

وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ.

 

“Allah-lah Yang Mahatahu apa yang telah mereka kerjakan.” [10]

 

Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوا الْجَدَلَ.

 

“Tidaklah suatu kaum akan tersesat setelah mendapat hidayah kecuali apabila di kalangan mereka diberi kebiasaan berdebat.”

 

Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan firman Allah Azza wa Jalla:

 

مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ

 

“...Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar...” [Az-Zukhruf: 58] [11]

 

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma,[12] ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ اْلأَلَدُّ الْخَصِمُ.

 

‘Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras membantah.’”[13]

 

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang tidak taslim kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka telah berkurang tauhidnya. Orang yang berkata dengan ra’yunya (logikanya), hawa nafsunya atau taqlid kepada orang yang mempunyai ra’yu dan mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk dari Allah, maka berkuranglah tauhidnya menurut kadar jauhnya ia dari ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya ia telah menjadikan sesembahan selain Allah Ta’ala.

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

 

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat ber-dasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka, siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka, mengapa kamu tidak mengambil pe-lajaran?” [Al-Jaatsiyah: 23][14]

 

[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]

_______

Footnote

[1]. Lihat an-Nukat ‘alaa Nuz-hatin Nazhar Syarah Nukhbatil Fikr (hal. 70-71) oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Ali al-Atsari.

[2]. Lihat Manhajul Imaam asy-Syafi’i fii Itsbaatil ‘Aqiidah (I/112) oleh Dr. Muhammad bin ‘Abdul Wahhab al-‘Aqiil.

[3]. Mudzakkirah fii Ushuulil Fiqh (hal 124), cet. III/Maktabatul ‘Ulum wal Hikam, th. 1425 H.

[4]. Lihat al-Madkhal li Diraasatil ‘Aqiidah al-Islaamiyyah ‘alaa Madzhab Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal 28) oleh Dr. Ibrahim bin Muhammad al-Buraikan, cet. II/ Darus Sunnah, th. 1414 H.

[5]. Al-Ibaanah libni Baththah (I/260 no. 97).

[6]. HR. Al-Bukhari di dalam Kitaabut Tauhiid. Lihat Fat-hul Baari (XIII/503).

[7]. HR. Ahmad (II/181, 185, 195, 196), ‘Abdurrazaq dalam al-Mushannaf (no. 20367), Ibnu Majah (no. 85), al-Bukhari fii Af’aalil ‘Ibaad (hal. 43), al-Baghawi (no. 121) sanadnya hasan, dari Sahabat ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya Radhiyallahu anhu. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam Tahqiiq Musnad Imaam Ahmad (no. 6668, 6702).

[8]. HR. Ahmad (II/286, 300, 424, 475, 503 dan 528), Abu Dawud (no. 4603), dengan sanad yang hasan. Dishahihkan oleh al-Hakim (II/223) dan disetujui oleh adz-Dzahabi, dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Lihat juga Syarhus Sunnah lil Imam al-Baghawi (I/261).

[9]. Lihat Syarhul ‘Aqiidah ath-Thahaawiyyah, takhrij dan ta’liq Syu’aib al-Arnauth dan ‘Abdullah bin ‘Abdul Muhsin at-Turki (hal. 233).

[11]. HR. Al-Bukhari dalam Shahiihnya (no. 1384) dan Muslim dalam Shahiihnya (no. 2659), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.

[10]. HR. At-Tirmidzi (no. 3253), Ibnu Majah (no. 48), Ahmad (V/252, 256), ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir dan al-Hakim (II/447-448), dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi. Menurut Syaikh al-Albani ha-dits ini hasan sebagaimana perkataan Imam at-Tirmidzi, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib (no. 141).

[11]. Beliau adalah Ummul Mukminin. Nama lengkapnya ‘Aisyah bintu Abi Bakar ash-Shiddiq, isteri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dinikahi di Makkah pada waktu berusia enam tahun. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam hidup bersamanya di Madinah ketika dia berusia sembilan tahun pada tahun kedua Hijriyah dan tidak menikah dengan perawan selainnya. Dia Radhiyallahu anhuma adalah isteri yang paling dicintainya di antara isteri-isteri lainnya. Dia banyak menghafal hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan wanita yang paling cerdas dan paling ‘alim.

[12]. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam wafat saat ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berusia 18 tahun. ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma wafat pada tahun 58 H dalam usia 67 tahun. Dimakamkan di Baqi’, Madinah an-Nabawiyyah.

Lihat al-Ishaabah fii Tamyiizish Shahaabah karya Ibnu Hajar al-‘Asqalani (IV/ 359, no. 704), cet. Daarul Fikr.

[13]. HR. Al-Bukhari (no. 2457 dan 4523), al-Fat-h (VIII/188), Muslim (no. 2668), at-Tirmidzi (no. 2976), an-Nasa-i (VIII/248) dan Ahmad (VI/55, 62, 205).

[14]. Lihat penjelasannya di dalam kitab Syarhul ‘Aqiidah ath-Thahaawiyyah, takhrij dan ta’liq oleh Syu’aib al-Arnauth dan ‘Abdullah bin ‘Abdul Muhsin at-Turki (hal. 228-235)

============================

 

HADITS-HADITS DHA’IF DAN MAUDHU’

 

Hadits-hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam ada yang shahih, hasan, dha’if (lemah), dan maudhu’ (palsu).

 

Dalam kitab haditsnya, Imam Muslim menyebutkan di awal kitab sesuatu yang memperingatkan tentang hadits dha’if, memilih judul: “Bab larangan menyampaikan hadits dari setiap apa yang didengar.” Berdasarkan sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam,

 

“Cukuplah seseorang sebagai pendusta, jika ia menyampaikan hadits dari setiap apa yang ia dengar.” (HR. Muslim)

 

Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim, menyebutkan: “Bab larangan meriwayatkan dari orang-orang dha’if (lemah).” Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam,

 

“Kelak akan ada di akhir zaman segolongan manusia dari umatku yang menceritakan hadits kepadamu apa yang kamu tidak pernah mendengarnya, tidak juga nenek moyang kamu, maka waspadalah dan jauhilah mereka.” (HR. Muslim)

 

Imam lbnu Hibban dalam kitab Shahih-nya menyebutkan: “Pasal; Peringatan terhadap wajibnya masuk Neraka orang yang menisbatkan sesuatu kepada Al-Mushthafa (Muhammad), sedangkan dia tidak mengetahui kebenarannya.” Selanjutnya beliau menyebutkan dasarnya, yaitu sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Salam,

 

“Barangsiapa berbohong atasku (dengan mengatakan) sesuatu yang tidak aku katakan, maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di Neraka.” (HR. Ahmad, hadits hasan)

 

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Salam memperingatkan dari hadits-hadits maudhu’ (palsu), dengan sabdanya,

 

“Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di Neraka.” (Muttafaq ‘alaih)

 

Tetapi sungguh amat disayangkan, kita banyak mendengar dari para syaikh hadits-hadits maudhu’ dan dha’if untuk menguatkan madzhab dan kepercayaan mereka. Di antaranya seperti hadits,

 

“Perbedaan (pendapat) di kalangan umatku adalah rahmat.”

 

Al-Allamah lbnu Hazm berkata, “ltu bukan hadits, bahkan ia hadits batil dan dusta, sebab jika perbedaan pendapat (khilafiyah) adalah rahmat, niscaya kesepakatan (ittifaq ) adalah sesuatu yang dibenci. Hal yang tak mungkin diucapkan oleh seorang muslim.”

 

Termasuk hadits makdzub (dusta) adalah:

 

“Belajarlah (ilmu) sihir, tetapi jangan mengamalkannya.”

 

“Seandainya salah seorang di antara kamu mempercayai (meski) terhadap sebongkah batu, niscaya akan bermanfaat baginya.”

 

Dan masih panjang lagi deretan hadits-hadits maudhu’ lainnya.

 

Adapun hadits yang kini banyak beredar:

 

“Jauhkanlah masjidku dari anak-anak kecil dan orang-orang gila.”

 

Menurut Ibnu Hajar adalah hadits dha’if, lemah. Ibnu Al-Jauzi berkata, hadits itu tidak shahih. Sedang Abdul Haq mengomentari sebagai hadits yang tidak ada sumber asalnya.

 

Penolakan terhadap hadits tersebut lebih dikuatkan lagi oleh ada-nya hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam :

 

“Ajarilah anak-anakmu shalat, saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun.” (HR. Ahmad, hadits shahih)

 

Mengajar shalat tersebut dilakukan di dalam masjid, sebagaimana Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengajar para sahabatnya. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajar dari atas mimbar, sedang anak-anak ketika itu berada di masjid Rasul, bahkan hingga mereka yang belum mencapai baligh.

 

Tidak cukup pada akhir setiap hadits kita mengatakan, “Hadits riwayat At-Tirmidzi” atau lainnya. Sebab kadang-kadang, beliau juga meriwayatkan hadits-hadits yang tidak shahih . Karena itu, kita harus menyebutkan derajat hadits: shahih, hasan atau dha’if. Adapun meng-akhiri hadits dengan mengatakan, “Hadits riwayat Al-Bukhari atau Muslim” maka hal itu cukup. Karena hadits-hadits yang diriwayatkan oleh kedua imam tersebut senantiasa shahih.

 

Hadits dha’if tidak dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam , karena adanya cacat dalam sanad (jalan periwayatan) atau matan (isi hadits).

 

Jika salah seorang dari kita pergi ke pasar, lalu melihat daging yang gemuk segar dan daging yang kurus lagi kering, tentu ia akan memilih yang gemuk segar dan meninggalkan daging yang kurus lagi kering.

 

Islam memerintahkan agar dalam berkurban kita memilih binatang sembelihan yang gemuk dan meninggalkan yang kurus. Jika demikian, bagaimana mungkin diperbolehkan mengambil hadits dha’if dalam masalah agama, apalagi masih ada hadits yang shahih…?

 

Para ulama hadits memberi ketentuan, bahwa hadist dha’if tidak boleh dikatakan dengan lafazh: Qoola Rasuulullaahi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam (Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda), karena lafazh itu adalah untuk hadits shahih. Tetapi hadits dha’if itu harus diucapkan dengan lafazh “ruwiya” (diriwayatkan), dengan shighat majhul (tidak diketahui dari siapa). Hal itu untuk membedakan antara hadits dha’if dengan hadits shahih.

 

Sebagian ulama kontemporer berpendapat, hadits dha’if itu boleh diambil dan diamalkan, tetapi harus memenuhi kriteria berikut:

 

Hadits itu menyangkut masalah fadha’ilul a’maal (keutamaan-keutamaan amalan)

Hendaknya berada di bawah pengertian hadits shahih.

Hadits itu tidak terlalu amat lemah (dha’if).

Hendaknya tidak mempercayai ketika mengamalkan, bahwa hadits itu berasal dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam .

 

Tetapi, saat ini orang-orang tak lagi mematuhi batasan syarat-syarat tersebut, kecuali sebagian kecil dari mereka.

 

CONTOH HADITS MAUDHU’

 

Hadits maudhu‘ (palsu):“Sesungguhnya Allah menggenggam segenggam dari cahaya-Nya, lalu berfirman kepadanya, ‘Jadilah Muhammad’.”

Hadits maudhu‘:“Wahai Jabir, bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah cahaya Nabimu.”

Hadits tidak ada sumber asalnya:“Bertawassullah dengan martabat dan kedudukanku.”

Hadits maudhu‘. Demikian menurut AI-Hafizh Adz-Dzahabi:“Barangsiapa yang menunaikan haji kemudian tidak berziarah kepadaku, maka dia telah bersikap kasar kepadaku.”

Hadits tidak ada sumber asalnya. Demikian menurut Al-Hafizh Al-’lraqi.“Pembicaraan di masjid memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”

Hadits maudhu’. Demikian menurut AI-Ashfahani:“Cinta tanah air adalah sebagian daripada iman.”

Hadits maudhu’, tidak ada sumber asalnya:“Berpegang teguhlah kamu dengan agama orang-orang lemah.”

Hadits tidak ada sumber asalnya:“Barangsiapa yang mengetahui dirinya, maka dia telah menge-tahui Tuhannya.”

Hadis tidak ada asal sumbernya:“Aku adalah harta yang tersembunyi.”

Hadits maudhu’:“Ketika Adam melakukan kesalahan, ia berkata, ‘Wahai Tuhan-ku, aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad agar Eng-kau mengampuni padaku.”

Hadits maudhu’:“Semua manusia (dalam keadaan) mati kecuali para ulama. Semua ulama binasa kecuali mereka yang mengamalkan (Ilmunya). Semua orang yang mengamalkan ilmunya tenggelam, kecuali me-reka yang ikhlas. Dan orang-orang yang ikhlas itu berada dalam bahaya yang besar.”

Hadits maudhu‘. Lihat Silsilatul Ahaadits Adh-Dha’iifah, hadits no. 58:“Para sahabatku laksana bintang-bintang. Siapa pun dari mere-ka yang engkau teladani, niscaya engkau akan mendapat petun-juk.”

Hadits batil. Lihat Silsilatul Ahaadits Adh-Dhaiifah, no. 87:“Jika khatib telah naik mimbar, maka tak ada lagi shalat dan perbincangan.”

Hadits batil. Ibnu AI-Jauzi memasukkannya dalam kelompok hadits-hadits maudhu‘:“Carilah Ilmu meskipun (sampai) di negeri Cina.”

 

Sumber : File CHM dari Buku Jalan Golongan yang Selamat Karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu Bagian 41-42

abangdani.wordpress.com/2010/07/07/hadits-dhaif-lemah-mau...

 

Kaedah yang benar transliterasi bahasa arab ke bahasa Indonesia* Tanya: Bismillah, kami selaku orang tua murid di sekolah pondok sering menerima beberapa surat dari sekolah tentang berbagai hal terkait kegiatan dalam proses belajar mengajar di sekolah, yang ingin kami tanyakan bagaimana cara penulisanan yang benar secara kaidah dari bahasa Arab yang ditulis dalam huruf latin bahasa Indonesia karena terkadang kami menemukan tulisan “Allah” (dengan huruf a) dan terkadang tertulis “Alloh” (dengan huruf o) begitu pula tulisan “Rasulullah” terkadang tertulis “Rosululloh” dan masih banyak yang lainnya, dan kadang-kadang kami coba bandingkan dengan tulisan-tulisan para ustadz di majalah ataupun situs-situs salafy sebagai rujukan namun akan lebih afdhal jika dapat diberi penjelasan secara langsung, jazakallahu khoiron. Jawab: Oleh Ustadz Askari hafizhahullah Ini pelajaran Bahasa Indonesia, kalau dalam tulisan Arab, tetap tidak ada perubahan الله itu tetap seperti itu. الله lamnya di mufakham, di tafkhim. الله dibaca berat (tafkhim). Kecuali kalau sebelumnya majrur (مَجْرُوْر), maka dibaca ringan (tarqiq), billahi bukan billohi, tapi billahi. Jadi kalau bismillah (بِسمِ اللَّهِ) bagaimana? Jangan bilang bismillohi, bismillahi, muraqaq, di tarqiq. Tulisan? Ya seperti itu, tulisannya tidak ada yang berubah. Yang menjadi masalah kalau di bahasa Indonesiakan. Ini tulisan الله “a” atau “o”, ya kembalikan kepada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Silahkan tanyakan kepada ahli Bahasa Indonesia. Barakallahufiikum. Cuma setahu saya, saya juga tidak pernah belajar khusus masalah ini cuma setahu saya, الله itu tulisannya a, tapi kalau dibaca Allah, tetap dibaca seperti ada o nya. Wallahu a’lam. ift.tt/1pwpfdL —---------- Didukung oleh: AppSalafy appsalafy.salafymedia.com/ =====*****===== Publikasi: 📖 WA Salafy Solo 📮Channel Salafy Solo ift.tt/1qyhIwo Rajab 1437 H via Instagram ift.tt/1pwpfdN

Gambaran Perjalanan Umroh 9 Hari – Berikut akan kami paparkan perjalanan secara ringkas gambaran perjalanan Umroh 9 hari di Rabbani Tour (Travel Umroh Bandung), sebagai berikut (sewaktu-waktu rute perjalanan & destinasi dapat berubah-ubah).

 

[caption id="attachment_247" align="aligncenter" width="960"] Gambaran Perjalanan Umroh 9 Hari[/caption]

 

Hari Pertama JAKARTA – JEDDAH – MADINAH

 

Calon jamaah Umroh akan diberangkatkan dari Indonesia (Bandara Internasional Soeta Cengkareng) menuju bandara King Abdul Aziz – Jeddah. Adapula langsung menuju Madinah, jika memang demikian tinggal naik bus menuju hotel di Madinah sekitar 5-15 menitan. Dilanjut perjalanan memakai bus menuju Madinah, Check in ke hotel yg sudah ditentukan.

 

Hari Kedua MADINAH

 

Di hari ke-2, Anda akan dibawa tour di sekitaran Masjid Nabawi. Alangkah baiknya harus dipandu oleh pembimbing apabila akan berangkat ke Mesjid, karena ini merupakan pertama kalinya menginjakan kaki di Madinah. Pembimbing akan mengarahkan dimana arah & lokasi Mesjid. Di hari kedua ini Anda akan mengunjungi beberapa tempat, antara lain: Raudah (biasanya jamaah wanita ditemani muttawif wanita dan dilakukannya setelah Isya) Ziarah makam Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar bin Khattab, kemudian dilanjut berziarah ke makam Baqi’, Masjid Abu Bakar, Masjid Ali & Al Ghomama.

 

Hari Ketiga MADINAH

 

Di hari ke-3 Anda akan diajak Tour/Ziarah dgn memakai Bus menuju Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Jabal Uhud, berkunjung ke kebun Kurma & ziarah ke Khandaq.

 

Hari keempat MADINAH – MAKKAH

 

Di hari ke-4 keluar dari hotel lalu berangkat naik bus dari Madinah sekitar ba’da Dzuhur menuju Makkah untuk prosesi Umroh, singgah terlebih dahulu di Masjid Bir Ali untuk Miqat (niat umroh) setibanya di Makkah dilanjut ke Masjidil Haram untuk langsung melaksanakan Umroh Pertama (Rabbani Tour menyediakan 2x jadwal Umroh, adapaun Umroh kedua opsional tergantung Fiqih yg Anda fahami)

 

Hari Kelima MAKKAH

 

Khusus di hari ke-5 program bebas, Rabbani Tour memberikan keleluasaan para jamaah Umroh agar bisa lebih banyak beribadah kepada Allah SWT di Masjidil Haram.

 

Hari Keenam MAKKAH

 

Di hari ke-6 dari Gambaran perjalanan Umroh 9 Hari, Anda akan dibawa ziarah di sekitaran kota Makkah, seperti mengunjungi Ma’la, Jabal Rahmah-Padang Arafah, Jabal tsur, Muzdhalifah, Mina dan Masjid Ji’ronnah untuk pengambilan Miqot bagi jamaah yg menginginkan Umroh ke-2 kalinya (Opsional)

 

Hari Ketujuh MAKKAH

 

Di hari ke-7 jamaah masih dipersilahkan untuk memperbanyak beribadah di Masjidil Haram, jika jamaah ingin melaksanakan Umroh yg ke-3 kali kami dari tim Rabbani Tour akan membantu untuk mengambil Miqot di Masjid Tanim. Tan’im itu merupakan perbatasan antara Makkah dari arah Madinah, yg terletak sebelah utara Makkah, jarak tan’im dan bab umroh Mekkah kurang lebih 7 km.

 

Hari Kedelapan MAKKAH – JEDDAH

 

Di hari ke-8 setelah melaksanakan thawaf wada & Check Out dari Hotel Makkah, Anda akan melakuka perjalanan ke Jeddah yg dilanjutkan City Tour dengan tujuan ke Masjid Terapung & Laut Merah. Setelah itu dilanjut menuju Balad Qornish (pusat perbelanjaan di Jeddah) yg kemudian dilanjutkan menuju Bandara King Abdul Aziz untuk persiapan pulan ke tanah air.

 

Hari Kesembilan Tiba di JAKARTA

 

Setibanya di Bandara Internasional di Jakarta maka akan disambut oleh petugas dari Rabbani Tour, insya Alloh demikian Gambaran Perjalanan Umroh 9 Hari itu akan dibimbing oleh seorang ustadz dari tim Asatidz Rabbani Tour. Adapun sebelum pemberangkatan, semua calon jamaah akan dibimbing ketika Manasik Umroh maupun teknis detailnya perjalanan.

 

Segera daftarkan DIRI & KELUARGA Anda ke Rabbani Tour, agar perjalanan Umroh Anda Aman, Nyaman dan pastinya Mabrur…insya Alloh. Silahkan dilihat PAKET UMROH yg kami tawarkan, PAKET UMROH PLUS dari RABBANI TOUR, rincian BIAYA UMROH RABBANI TOUR. Rabbani Tour – Sahabat Anda Munuju Baitulloh.

Repost from @daqumovie - Cinta Subuh 2 : Maha Cinta (2015)

 

Sutradara : M. Amrul Ummami

Penulis Naskah : M. Ali Ghifari

Produser Pelaksana : Andre M. Addin

Sinematografi : Ryan Kurniawan & M. Amrul Ummami

Editor : M. Amrul Ummami

Musik : Yaser Abdallah

Motion Graphic : Bima Satria

 

Pemain :

Hidayatur Rahmi sebagai Ratih

Andre M. Addin sebagai Angga

Diyan Novita sebagai Septi

Yadi Guccy sebagai Ustadz Sapta

M. Ali Ghifari sebagai Ali

Argi Razka Ummami sebagai Argi

 

Sinopsis :

Ratih, seorang muslimah dari keluarga yang taat beragama, jatuh hati pada Angga dan mereka pun terhanyut dalam hubungan cinta yang salah... .

Cinta Subuh 2 : Maha Cinta adalah prequel dari Cinta Subuh pertama. Disini penonton akan lebih mendalami karakter Ratih dan bagaimana perasaannya pada Angga.

.

Lewat film ini, insyaAllah kita bisa mengambil hikmah, tentang hubungan dengan lawan jenis dan bagaimana menghadapinya ketika virus merah jambu datang.

.

Cinta Subuh 2 Maha Cinta bisa ditonton di:

youtu.be/vgmV7BP1bEQ

 

#cintasubuh #cintasubuh2 #mahacinta #filmpendek #inspirasi #daqumovie

 

418 Likes on Instagram

 

17 Comments on Instagram:

 

instagram.com/adriyandwi.ad: Film yg menginspirasi pemuda pemudi muslim..

 

iininayatun: @arridho_gusti liat di youtobe yaa

 

wil_danar: @filmmakermuslim izin share link video CINTA SUBUH yang di youtube yah kak

 

filmmakermuslim: Silahkan @wil_danar

  

 

Bismillah

 

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat

 

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

 

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

 

Mungkin saja Anda menjawab, "Tidak."

 

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda: "Ya," bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.

 

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

 

Bukankah demikian, Saudaraku?

 

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

 

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

 

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

 

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

 

Bukankah demikian, Saudaraku?

 

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

 

"Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung." (Muttafaqun 'alaihi)

 

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, "Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan."

 

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-'Ash radhiyallahu 'anhu, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

 

'Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.'" (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

 

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

 

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

 

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

 

عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

 

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir'aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya." (Muttafaqun 'alaihi)

 

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

 

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

 

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

 

Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain." (Hr. Muslim)

 

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

 

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

 

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

 

Demikianlah seterusnya.

 

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

 

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

 

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

 

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun 'alaihi)

 

Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

 

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

 

"Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku." (Hr. At-Tirmidzi)

 

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

 

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

 

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

 

"Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok." (Muttafaqun 'alaihi)

 

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

 

"Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)

 

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

 

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

 

"Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu." (Hr. At-Tirmidzi)

 

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

 

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

 

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

 

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

 

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

 

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

 

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

 

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

 

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

 

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

 

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

 

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

 

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

 

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

 

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

 

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun 'alaihi)

 

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

 

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

 

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

 

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

 

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, 'Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

 

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

 

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

 

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

 

Anda berhasil menemukannya?

 

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,

 

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

 

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya." (Qs. al-Baqarah: 228)

 

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

 

Shahabat Abdullah bin 'Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, "Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta'ala telah berfirman,

 

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

 

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf.’

 

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,

 

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

 

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’" (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

 

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

 

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

 

Aisyah radhiyallahu 'anha mengisahkan,

 

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

 

"Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid." (Hr. Bukhari)

 

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

 

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

 

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

 

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

 

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

 

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

 

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

 

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a'lam bish-shawab.

 

Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri

 

Artikel www.pengusahamuslim.com

 

===

catatan kaki:

[1] Para ulama pensyarah hadits menjelaskan bahwa bubur daging adalah makanan paling istimewa di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih-lebih bubur daging mudah pembuatannya dan selanjutnya mudah pula menelannya

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

JANGAN SEMBARANGAN DALAM MENGAMBIL #ILMU [ MELURUSKAN SYUBHAT: YANG BENAR KITA AMBIL, YANG BATIL KITA TOLAK ]** Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata, “AGAMA itu tidak diambil 🔺dari #MULABBISIN (orang-orang yang membikin rancu pemahaman) 🔺yang mengaku-ngaku saja, 🔺tidak pula dari orang yang jelas-jelas berada dalam kesesatan. Namun, ilmu itu diambil dari AHLUL ILMI yang 🔸terpercaya, 🔸adil, 🔸berloyal/saling mencinta karena Allah, 🔸saling membenci karena Allah, 🔸menolak kebatilan, 🔸dan mengajak kepada al-Haq dan hidayah yang lurus. Maka mereka (pencari ilmu) hendaknya MEMILIH, bertatsabbut (memastikan/kroscek), dan tidak tergesa-gesa mendengar dan membaca (karya) semua yang datang dan tampil. Karena banyak dari mereka (para pencari ilmu) masih dalam marhalah (tingkatan) pemula, ️belum bisa membedakan antara yang haq dengan yang batil. Maka jika mereka membaca (karya) orang-orang semisal yang aku sebutkan (di atas), maka orang-orang tersebut akan mengeluarkan mereka dari #Manhaj Allah kepada manhaj orang-orang tersebut yang bejat. Maka, waspadalah dari ucapan yang menyesatkan: “Silakan Membaca #Kitab Apa Saja, Mendengar Dari Banyak Orang, YANG BENAR KITA AMBIL, YANG BATIL KITA TOLAK”. [Dari kitab Daf’i Baghyi ‘Adnan] WA Miratsul Anbiya Indonesia *Judul dari #Admin* Edisi: مجموعة الأخوة السلفية MUS Klik “JOIN” bit.ly/ukhuwahsalaf بسم الله #UPDATE INFO KAJIAN 2 HARI CIMAHI & #BANDUNG 1. In syaa Alloh pada hari Sabtu, 27 Rabi'uts Tsani 1437H/ 6 Feb 16 akan diadakan Kajian di Masjid Agung Cimahi pukul 15:30 s/d 17:00 WIB, bersama Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak حفظه الله تعالى 2. Senin 29 Rabi'uts Tsani 1437 H/ 8 Feb 2016 di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Balai Kota Bandung Jl. Wastu kancana no 27 Kota Bandung, Ba'da dzuhur s/d Qobla' Maghrib bersama Al-Ustadz Qomar Su'aidi, Lc حفظه الله تعالى Penyelenggara: Yayasan Ali bin Abi Thalib Informasi: 0856 2411 5115/ 0852 9496 5919 TERBUKA UNTUK UMUM #MUSLIM & #MUSLIMAH Dengankan via radio streaming #Download #Radio Islam #Indonesia di Playstore. Barakallahu fiikum #info #kajian #talim #ilmiah #islam #ahlussunnah via Instagram ift.tt/1L3ZR3V

Namanya Ainul Basori. Namun dia terlalu muda untuk menyelami hidupnya dengan mata batin. Setelah bapaknya yang tukang bengkel sepeda pancal menyerah untuk membiayainya melanjutkan ke SMA, Ainul Basori gelap mata. Tiga April lalu, seusai ujian nasional, siswa SMPN 3 Nguling, Pasuruan, Jawa Timur, ini nenggak Sprite oplos Bodrek. Nyaris tewas dia di rumah neneknya.

 

Gigih Novianto (17) pun terlalu muda untuk dipaksa gigih berkelahi melawan nasib. Akibat perceraian orangtuanya, ia harus putus sekolah. Dia juga harus hidup sebatang kara, karena ibunya jadi TKW dan bapaknya kabur.

 

Gigih, akhirnya, tak segagah namanya. Dia mati bunuh diri. Warga Desa Cileng, Poncol, Magetan, Jawa Timur, ini menenggak racun dioplos minuman suplemen rasa madu.

 

Abdul Khoir (17) pun tak bisa dipaksa menjadi hamba yang baik. Walaupun dia sekolah dan nyantri sekaligus. Perceraian orangtuanya membuat dia bagai layang-layang putus. Malu meneruskan sekolah dan nyantri karena tak mampu membayar lagi.

 

Sebelum gantung diri Mei lalu, warga Dusun Legok, Desa Sidomukti, Mayang, Jember, Jawa Timur ini menggurat curhat dalam Bahasa Madura yang artinya:

 

"Saya lebih baik mati daripada tidak dibiayai sekolah, daripada saya ini menjadi sampah keluarga. Saya ini kakak yang tidak diperhatikan. Saya lebih baik mati daripada membebani keluarga. Saya minta maaf jika ada kesalahan.’’

 

Ainul, Gigih, Abdul, bukannya tak hafal hadits Nabi yang disampaikan guru mereka: "Ilmu itu pemimpin, dan amal adalah pengikutnya."

 

Ustadz mereka juga kerap mengutip titah Khalifah Umar bin Abd al-Aziz: "Barangsiapa melakukan suatu pekerjaan tanpa ilmu pengetahuan tentang itu maka apa yang dia rusak lebih banyak daripada apa yang dia perbaiki."

 

Demikian juga peringatan Imam Hasan Basri: "Orang yang beramal tapi tidak disertai dengan ilmu pengetahuan tentang itu, bagaikan orang yang melangkahkan kaki tetapi tidak meniti jalan yang benar. Orang yang melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu itu, maka dia akan membuat kerusakan yang lebih banyak daripada perbaikan yang dilakukan.’’

‘’Salah satu sinyal akan datangnya hari kiamat,’’ kata Nabi, ‘’adalah dijadikannya orang-orang jahil sebagai rujukan’’.

 

‘’Manusia mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Mereka lalu dimintai fatwa, mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.’’ (HR Bukhari).

 

Ainul, Gigih, Abdul, dan ribuan belia anak negeri lainnya ingin jadi generasi berpendidikan. Mereka berusaha membekali diri dengan kekayaan ilmu, yang menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, Bab Ilmu, terdiri ilmu fardu a’in (’ilmu agama’) dan ilmu fardu kifayah (‘ilmu dunia’).

 

Mereka, seperti ditulis dalam surat Abdul, tidak ingin jadi beban keluarga dan sampah masyarakat.

Sayangnya, entah dimana kita semua tatkala Ainul, Gigih, dan Abdul, tak kuasa lagi menahan diri dari rasa malu untuk meminta-minta beasiswa. Sehingga mereka pikir kematian lewat jalan pintas barangkali lebih ramah ketimbang dunia.

 

Mereka memang tidak mengalami kesulitan dalam membaca (disleksia). Menurut hasil sebuah studi yang diungkap dalam pertemuan American Association of Suicidology di Bethesda, April 2002, para remaja disleksia lebih sering berpikir maupun mencoba bunuh diri. Namun, mereka masih kesulitan bila harus membaca kehidupan sendirian.

 

Jangan! Jangan sampai ada lagi anak negeri yang bunuh diri karena tak punya biaya melanjutkan studi. Karena mereka sesungguhnya adalah amanah buat kita semua.

Menurut Prof Didin Hafidhuddin dalam bukunya ‘’Zakat Dalam Perekonomian Modern’’ (GIP, 2002), siswa dhuafa dapat dikategorikan sebagai mustahik ibnu sabil. Mereka layak diprioritaskan memperoleh beasiswa dari dana zakat maupun infak pendidikan.

 

Beasiswa Anda, insya Allah menyelamatkan satu nyawa dan kehidupannya. pane fadlan

 

NASEHAT UNTUK PEMUDA DI AWAL JALAN MENUJU KEISTIQOMAHAN Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apa nasihat Anda untuk seorang pemuda di awal-awal jalan menuju keistiqamahannya? Jawaban: Nasihat kami untuk pemuda ini, yang mana dia berada dalam arah tujuan yang selamat , insya Allah, 1. Senantiasa meminta kepada Allah Ta'ala, ats-Tsabat (kekokohan) dan ash-Shawab (kebenaran) 2. Memperbanyak membaca al-Qur'an dengan tadabbur (merenungkan maknanya), karena al-Qur'an memiliki pengaruh yang besar dalam hati apabila seseorang membacanya dengan mentadabburinya. 3. Bersemangat untuk senantiasa melakukan amalan ketaatan, tidak merasa malas dan bosan, karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah dari sikap merasa lemah dan sikap malas. 4. Bersemangat untuk senantiasa bergaul dengan orang-orang yang baik, dan menjauh dari berteman dengan orang-orang yang jelek. 5. Hendaknya menasehati dirinya ketika dirinya terpengaruh dengan hal-hal tadi. Dengan mengatakan kepada dirinya, "Sesungguhnya jarak ini masih jauh, dan perjalanan ini masih panjang." Hendaknya ia menasehati dan menguatkan dirinya, karena surga ditutupi dengan hal-hal yang dibenci dan neraka dihiasi dengan syahwat. 6. Hendaknya menjauhi teman-teman yang buruk, walaupun ia merupakan teman lamanya. Karena teman yang buruk akan berpengaruh kepadanya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perumpamaan teman yang buruk seperti tukang pandai besi, bisa jadi ia akan menyebabkan terbakar bajumua, atau engkau akan mendapatkan bau yang tidak sedap darinya." Liqa'ul Babil Maftuh 23/70 Alih bahasa: Ustadz Abdulaziz Taufiq Thalab Ilmu Syari Diarsipkan di ift.tt/1RBWxmi #istiqomah #nasehat #salaf #quote #hadits #sunnah #salafy #sunday #happyislam via Instagram ift.tt/1TMHKEw

bit.ly/1iZrWSk

 

Bisnis Syariah – Kini, Dewi tak hanya terlihat lebih religius, tapi juga makin serius memperdalam ilmu agama. Dewi mengatakan tak semudah yang terpikir olehnya dalam menjalankan syariat agama, seperti shalat.

 

“Aku diminta ustadz shalat setiap azan selesai. Aku pikir gampang, tapi nggak semudah itu ternyata,” ujarnya.

 

Selain shalat, kini Dewi juga makin tekun dan serius memperdalam agama, Salah satunya adalah memahami Al-Quran. Dewi mengungkapkan memahami bacaan Quran menjadi PR-nya untuk mengenal Islam lebih dalam.

 

“Yang jelas saya ingin bisa paham Al-Quran sekarang. Saya yakin, di sana ada banyak jawaban yang saya cari dari hidup,” tutur wanita kelahiran 3 April 1980 ini.

 

Apakah semua itu dilakukan Dewi karena ingin menjadi ustazah?

 

“Saya jadi ustazah? Wah jauh banget. Buat saya sampai kapan pun saya selalu menjadi murid,” ujar wanita kelahiran Brazil 35 tahun itu tegas.

 

Menurut wanita yang fasih berbahasa Inggris ini, bahwa untuk menjadi seorang ustazah butuh wawasan yang luas soal agama. Sedangkan Dewi, merasa kalau dirinya belum mampu karena pengetahuannya tentang Islam masih sangat minim.

 

Mantan istri Surya Saputra dan Glenn Fredly ini juga mengaku, tak kuat dengan tanggung jawab yang harus diemban sebagai seorang ustazah.

 

“I love be student. Sesuatu yang sangat menyenangkan dan tanggung jawabnya jauh lebih sedikit,” tambah pemain film ’99 Cahaya di Langit Eropa Part 2’ (2014), ‘Haji Backpacker’ (2014) dan ’99 Cahaya di Langit Eropa: The Final Edition’ (2014) ini pasti.

 

Menurut Dewi, mempelajari agama itu sangat penting. Dan sudah seharusnya sebagai umat muslim mendalami ajaran agamanya. Lantaran hal itu, Dewi ingin terus dan terus belajar mengenal dan memahami agama yang dianutnya.

 

“Saya akan terus dan terus belajar Islam sampai kapan pun. Karena belajar itu dianjurkan sampai kita keliang lahat,” ujar wanita blasteran Inggris-Indonesia ini serius. (mlt)

 

Sob, dateng yuk ke #WisudaAkbar6 @daarul_quran "Indonesia Menghapal". Kita ketemu dengan dua ustadz keren ini. 😆 Syech Shamsan Imam Masjid Quba dan ustadz M. Anwar Sani, Direktur PPPA Daarul Qur'an.

InsyaAllah, bang @andreaddin

dan tim @daqumovie juga bakal hadir. Kita ketemu disana yaa...

Hari Ahad, 22 Nopember 2015 jam 07.00 - 15.00 di Masjid Istiqlal Jakarta.

 

www.wisudaakbar.com

 

Repost dari @anwarsani_moza

 

146 Likes on Instagram

  

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

Seorang fans dengan kostum ustadz harus rela berjoget didepan penonton setelah gagal menebak hoax dari Sendy

Aa Gym (Abdullah Gymnastiar) dalam sebuah demonstrasi besar di Jakarta.

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

Bismillah

 

Kendalikan Lisan

 

Lidah adalah anggota badan yang benar-benar perlu dijaga dan dikendalikan. Sesungguhnya lidah adalah penerjemah hati dan pengungkap isi hati. Oleh karena itulah, setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan istiqamah, beliau mewasiatkan untuk menjaga lisan. Dan lurusnya lidah itu berkaitan dengan kelurusan hati dan keimanan seseorang. Di dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malik , dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Iman seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga hatinya istiqamah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah, sehingga lisannya istiqamah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. (H.R. Ahmad, no. 12636, dihasankan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin, 3/13).

Dan di dalam Tirmidzi (no. 2407) dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lesan, “Takwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqaomah, maka kami juga istiqamah, jika engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang. (H.R. Tirmidzi, no. 2407; dihasankan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin, 3/17, no. 1521) (Jami’ul ‘Uluum wal Hikam, 1/511-512)

Oleh karena itulah, sepantasnya seorang mukmin menjaga lidahnya. Tahukah Anda jaminan bagi orang yang menjaga lidahnya dengan baik? Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya. (H.R. Bukhari, no. 6474; Tirmidzi, no. 2408; lafazh bagi Bukhari).

Beliau juga menjelaskan, bahwa menjaga lidah merupakan keselamatan.

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ قَالَ أَمْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ

Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, dia berkata, “Aku bertanya, wahai Rasulallah, apakah sebab keselamatan?” Beliau menjawab, “Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmu”. (H.R. Tirmidzi, no.2406)

Yaitu janganlah engkau berbicara kecuali dengan perkara yang membawa kebaikanmu, betahlah tinggal di dalam rumah dengan melakukan ketaatan-ketaatan, dan hendaklah engkau menyesali kesalahanmu dengan cara menangis. (Lihat Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi).

Imam An-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) berkata, “Ketahuilah, sepantasnya bagi setiap mukallaf (orang yang berakal dan baligh) menjaga lidahnya dari seluruh perkataan, kecuali perkataan yang jelas mashlahat padanya. Ketika berbicara atau meninggalkannya itu sama mashlahat-nya, maka menurut Sunnah adalah menahan diri darinya. Karena perkataan mubah bisa menyeret kepada perkataan yang haram atau makruh. Bahkan, ini banyak atau dominan pada kebiasaan. Sedangkan keselamatan itu tiada bandingannya. Telah diriwayatkan kepada kami di dalam dua Shahih, Al-Bukhari (no. 6475) dan Muslim (no. 47), dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.”

Aku katakan: hadits yang disepakati shahihnya ini merupakan nash yang jelas bahwa sepantasnya seseorang tidak berbicara, kecuali jika perkataan itu merupakan kebaikan, yaitu yang nampak mashlahat-nya. Jika dia ragu-ragu tentang timbulnya mashlahat, maka dia tidak berbicara.

Dan Imam Asy-Syafi’i telah berkata, ‘Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum dia berbiacra hendaklah berpikir, jika nampak jelas mashlahat-nya dia berbicara, dan jika dia ragu-ragu, maka dia tidak berbicara sampai jelas mashlahat-nya.’” [Al-Adzkaar, 2/713-714, karya Imam An-Nawawi, tahqiiq dan takhriij Syaikh Salim Al-Hilaali, penerbit Dar Ibni Hazm, cet. 2, th. 1425 H / 2004 M].

Selain itu, bahwa lidah merupakan alat yang mengungkapkan isi hati. Jika Anda ingin mengetahui isi hati seseorang, maka perhatikanlah gerakan lidahnya, isi pembicaraannya, hal itu akan memberitahukan isi hatinya, baik orang tersebut mau atau enggan.

Diriwayatkan bahwa Yahya bin Mu’adz berkata, “Hati itu seperti periuk yang mendidih dengan isinya, sedangkan lidah itu adalah gayungnya. Maka, perhatikanlah seseorang ketika berbicara, karena sesungguhnya lidahnya itu akan mengambilkan untukmu apa yang ada di dalam hatinya, manis, pahit, tawar, asin, dan lainnya. Pengambilan lidahnya akan menjelaskan kepadamu rasa hatinya.” [Hilyatul Au'iyaa', 10/63, dinukil dari Aafaatul Lisaan fii Dhauil Kitab was Sunnah, hlm, 159, karya Dr. Sa'id bin 'Ali bin Wahf Al-Qahthani]

Perkataan Para Salaf Tentang Hifzhul Lisan

Sesungguhnya, para Salaf dahulu biasa menjaga dan menghisab lidahnya dengan baik. Dan diriwayatkan dari mereka perkataan-perkataan yang bagus berkaitan dengan lidah dan pembicaraan. Kami sampaikan di sini sebagiannya agar kita dapat memetik manfaat darinya.

Diriwayatkan, bahwa ‘Umar bin Al-Khaththab berkata, “Barangsiapa banyak pembicaraannya, banyak pula tergelincirnya. Dan barangsiapa banyak tergelincirnya, banyak pula dosanya. Dan barangsiapa banyak dosa-dosanya, neraka lebih pantas baginya.” [Riwayat Al-Qudhai di dalam Musnad Asy-Syihab, no. 374; Ibnu Hibban di dalam Raudhatul 'Uqala', hlm. 44. Dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz 1, hlm. 339, karya Imam Ibnu Rajab, dengan penelitian Syu’aib Al-Arnauth dan Ibrahim Bajis; penerbit Ar-Risalah; cet: 5; th: 1414 H/ 1994 M]

Diriwayatkan, bahwa Ibnu Mas’ud pernah bersumpah dengan nama Allah, lalu mengatakan, “Di muka bumi ini, tidak ada sesuatu yang lebih pantas menerima lamanya penjara daripada lidah!” [Riwayat Ibnu Hibban di dalam Raudhatul 'Uqala', hlm. 48. Dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz 1, hlm. 340]

Diriwayatkan, bahwa Ibnu Mas’ud berkata, “Jauhilah fudhuulul kalam (pembicaraan yang melebihi keperluan). Cukup bagi seseorang berbicara, menyampaikan sesuai kebutuhannya.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz. 1, hlm. 339]

Syaqiq mengatakan, “‘Abdullah bin Mas’ud ber-talbiyah di atas bukit Shofa, kemudian mengatakan, ‘Wahai lidah, katakanlah kebaikan niscaya engkau mendapatkan keberuntungan, diamlah niscaya engkau selamat, sebelum engaku menyesal.’ Orang-orang bertanya, ‘Wahai Abu ‘Abdurrahman, ini adalah suatu perkataan yang engkau ucapkan sendiri, atau engkau dengar?’ Dia menjawab, ‘Tidak, bahkan aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثَرُ خَطَايَا إِبْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

‘Mayoritas kesalahan anak Adam adalah pada lidahnya.‘” (HR. Thabarani, Ibnu ‘Asakir, dan lainnya. Lihat Silsilah Ash-Shahihah, no. 534).

Diriwayatkan, bahwa Ibnu Buraidah mengatakan, “Aku melihat Ibnu ‘Abbas memegangi lidahnya sambil berkata ‘Celaka engkau, katakanlah kebaikan, engkau mendapatkan keberuntungan. Diamlah dari keburukan, niscaya engkau selamat. Jika tidak, ketahuilah bahwa engaku akan menyesal.’” [Aafatul Lisaan, hlm. 161]

Diriwayatkan, bahwa An-Nakhai berkata, “Manusia binasa pada fudhuulul maal (harta yang melebihi kebutuhan) dan fudhuulul kalam.” [Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, juz 1, hlm. 339]

Diriwayatkan, bahwa ada seseorang yang bermimpi bertemu dengan seorang alim besar. Kemudian orang alim itu ditanya tentang keadaannya, dia menjawab, “Aku diperiksa tentang satu kalimat yang dahulu aku ucapkan. Yaitu aku dahulu pernah mengatakan, ‘Manusia sangat membutuhkan hujan!’ Aku ditanya, ‘Tahukah engkau, bahwa Aku (Allah) lebih mengetahui terhadap mashlahat hamba-hamba-Ku?” [Aafatul Lisaan, hlm. 160-161]

Diriwayatkan, bahwa seorang Salaf mengatakan, “Seorang mukmin itu menyedikitkan omongan dan memperbanyak amalan. Adapun orang munafik, dia memperbanyak omongan dan menyedikitkan amalan.”

Diriwayatkan, bahwa seorang Salaf mengatakan, “Selama aku belum berbicara dengan satu kalimat, maka aku menguasainya. Namun jika aku telah mengucapkannya, maka kalimat itu menguasaiku.”

Diriwayatkan, bahwa seorang Salaf mengatakan, “Diam adalah ibadah tanpa kelelahan, keindahan tanpa perhiasan, kewibawaan tanpa kekuasaan, Anda tidak perlu beralasan karenanya, dan dengannya aibmu tertutupi.” [Lihat Hashaaidul Alsun, hlm. 175-176]

Kesimpulannya adalah bahwa kita diperintahkan berbicara yang baik, dan diam dari keburukan. Jika berbicara hendaklah sesuai dengan keperluannya. Wallahul Musta’an.

MASHAADIR:

1- Aafaatul Lisaan fii Dhauil Kitab was Sunnah, karya Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani

2- Al-Adzkaar, karya Imam An-Nawawi, tahqiiq dan takhriij Syaikh Salim Al-Hilaali, penerbit Dar Ibni Hazm, cet. 2, th. 1425 H / 2004 M

3- Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, karya Imam Ibnu Rajab, dengan penelitian Syu’aib Al-Arnauth dan Ibrahim Bajis; penerbit Ar-Risalah; cet: 5; th: 1414 H/ 1994 M)

4- Hashaaidul Alsun, karya Syaikh Husain Al-’Awaisyah, penerbit. Darul Hijrah. Dan lain-lain.

Penulis: Ustadz Abu Isma’il Muslim Atsari

Artikel www.muslim.or.id

 

artikel

muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/kendalikan-lisan.html

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

norkandirblog.wordpress.com/2016/09/02/mewujudkan-impian-...

Mewujudkan Impian Menjadi Ahli Hadits Masa Kini*

 

Mewujudkan Impian Menjadi Ahli Hadits Masa Kini*

ara ulama menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu perlu tadarruj (tahapan-tahapan). Sayangnya kita melihat penuntut ilmu masa kini inginnya yang instan-instan. Inginnya belajar setahun langsung jadi ustadz, syaikh, atau ahli hadits. Akhirnya keinginan mereka tidak tercapai karena menyalahi kurikulum kaum salaf, sehingga mereka pun jenuh, bosan, dan meninggalkan belajar, bahkan tidak ingin belajar lagi selama-lamanya. Kesalahan besar yang terjadi pada mereka adalah keinginan mereka untuk menaiki tangga al-hafizh dalam sekali lompatan dan loncatan, hingga dia terjatuh dan hancur semangat dan keinginannya untuk belajar. Padahal seharusnya dia menapaki tangga itu satu demi satu, sedikit demi sedikit.

 

Imam az-Zuhri (w. 124 H) berkata:

 

الْعِلْمُ وَادٍ، فَإِنْ هَبَطْتَ وَادِيًا فَعَلَيْكَ بِالتُّؤَدَةِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْهُ، فَإِنَّكَ لَا تَقْطَعُ حَتَّى يَقْطَعَ بِكَ

 

“Ilmu adalah lembah. Jika kamu menuruni lembah, maka kamu harus berjalan perlahan sampai keluar darinya. Sebab, kamu tidak akan bisa melintasinya hingga ia yang melintasimu.”

 

Imam az-Zuhri juga berkata:

 

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ إِنْ أَخَذْتَهُ بِالْمُكَاثَرَةِ غَلَبَكَ وَلَمْ تَظْفَرْ مِنْهُ بِشَيْءٍ، وَلَكِنْ خُذْهُ مَعَ الْأَيَّامِ وَاللَّيَالِي أَخْذًا رَفِيقًا تَظْفَرْ بِهِ

 

“Sungguh jika kamu mengambil ilmu ini dengan jumlah banyak, maka kamu akan kalah dan tidak mendapatkan apa-apa. Namun, ambillah bersama siang dan malam secara halus, maka kamu akan mendapatkannya.”

 

Tadarruj ini sangat menentukan dalam mewujudkan impian seseorang untuk menjadi al-hafizh. Mari kita bersama-sama mewujudkan impian itu.

 

Penulis akan menyebutkan 9 tadarruj yang sangat penting diketahui dan dilangkahi.

 

Perdalam Bahasa Arab

 

Hadits berbahasa Arab, maka mustahil bila ada seseorang yang ingin ahli dalam hadits tetapi tidak tahu bahasa Arab. Ibaratnya ada seseorang yang ingin mengambil mutiara di dasar laut tetapi tidak tahu-menahu tentang menyelam dan berenang, lalu dipaksakan. Kira-kira apa yang terjadi setelah itu?

 

Memang benar, tanpa belajar bahasa Arab pun seseorang tetap mampu menghafal hadits. Hanya saja, menempuh jalan ini akan menimbulkan efek samping yang akut seperti cepat futur, lambat menghafal, hafalan tidak kuat, banyak mengeluh, tidak bisa mengambil manfaat dari hafalan, dan yang lebih berat dari itu kebanyakan pemahamannya menyimpang dari maksud hadits.

 

Imam asy-Sya’bi (w. 105 H) berkata:

 

النَّحْوُ فِي الْعِلْمِ كَالْمُلْحِ فِي الطَّعَامِ لاَ يَسْتَغْنِى عَنْهُ

 

“Nahwu bagi ilmu bagaikan garam bagi makanan yang pasti dibutuhkan.”

 

Kedudukan bahasa Arab bagi ahli hadits seperti kedudukan air bagi kehidupan di mana tidak ada kehidupan tanpa air, begitu pula tidak ada hadits tanpa bahasa Arab.

 

Imam asy-Syafi’i (w. 204 H) berkata:

 

الْعِلْمُ بِهِ عِنْدَ الْعَرَبِ كَالْعِلْمِ بِالسُّنَّةِ عِنْدَ أَهْلِ الْفِقْهِ

 

“Ilmu bahasa Arab bagi orang Arab seperti ilmu sunnah bagi ahli fiqih.”

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) berkata:

 

إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى لَمَّا أَنْزَلَ كِتَابَهُ بِاللِّسَانِ الْعَرَبِي وَجَعَلَ رَسُوْلَهُ مُبَلِّغاً عَنْهُ لِلْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ بِلِسَانِهِ الْعَرَبِي وَجَعَلَ السَّابِقِيْنَ إِلَى هَذَا الدِّيْنِ مُتَكَلِّمِيْنَ بِهِ، لَمْ يَكُنْ سَبِيْلٌ إِلَى ضَبْطِ الدِّيْنِ وَمَعْرِفَتِهِ إِلاَّ بِضَبْطِ اللِّسَانِ. وَصَارَتْ مَعْرِفَتُهُ مِنَ الدِّيْنِ، وَصَارَ اعْتِبَارُ التَكَلُّمِ بِهِ أَسْهَلَ عَلَى أَهْلِ الدِّيْنِ فِي مَعْرِفَةِ دِيْنِ اللّٰهِ وَأَقْرَبَ إِلَى إِقَامَةِ شَعَائِرِ الدِّيْنِ وَأَقْرَبَ إِلَى مُشَابَهَتِهِمْ لِلسَّابِقِيْنَ الْأَوَّلِيْنَ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ وَالْأَنْصَارِ فِي جَمِيْعِ أُمُورِهِمْ

 

“Sesungguhnya Allah ta’ala ketika menurunkan Kitab-Nya dengan bahasa Arab dan menjadikan Rasul-Nya menyampaikan al-Kitab dan as-Sunnah dengan bahasa Arab serta menjadikan orang-orang terdahulu masuk Islam berbicara dengan bahasa ini, maka tidak ada jalan untuk mendalami agama ini dan mengenalnya kecuali dengan mendalami bahasa ini. Jadilah mempelajarinya bagian dari agama dan jadilah mempraktikkan berbicara dengannya lebih mempermudah ahli agama dalam mempelajari agama Allah, lebih dekat kepada menegakkan syiar-syiar agama, dan lebih dekat kepada menyerupai orang-orang terdahulu yang masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar dalam semua aspek urusan mereka.”

 

Syaikh al-Albani (w. 1420 H) berkata, “Al-Kitab dan as-Sunnah tidak mungkin bisa dipahami –begitu pula cabang dari keduanya– kecuali lewat jalan bahasa Arab.”

 

Kesimpulannya, sebelum menempuh perjalanan ilmiah hadits hendaknya menempuh dulu jalan bahasa Arab dan hal ini tidak bisa ditawar-tawar bagi yang memang ingin ahli dibidang hadits baik hafalan, riwayat, maupun dirayah. Bahkan, mempelajari bahasa Arab adalah yang pertama kali sebelum mempelajari ilmu-ilmu yang lain.

 

Imam Abu Bakar al-Baihaqi (w. 458 H) berkata:

 

وَيَنْبَغِي لِمَنْ أَرَادَ طَلَبَ الْعِلْمِ وَلَمْ يَكُنْ مِنْ أَهْلِ لِسَانِ الْعَرَبِ أَنْ يَتَعَلَّمَ اللِّسَانَ أَوَّلًا وَيَتَدَرَّبَ فِيهِ

 

“Sepatutnya bagi seseorang yang ingin menuntut ilmu sementara dia bukan ahli berbahasa Arab untuk pertama kalinya dengan mempelajari bahasa Arab dan mempraktikannya.”

 

Siapa yang menguasai bahasa Arab maka ilmu-ilmu yang lain akan terasa mudah baginya. Ibarat ada gudang berisi sejumlah perbendaharaan melimpah baik harta, makanan, barang berharga, dan warisan-warisan yang memiliki pintu terkunci rapat. Siapa yang memiliki kuncinya, berarti semua perbendaharaan di dalamnya bisa dimilikinya. Kunci itu tidak lain adalah bahasa Arab.

 

Abu Hayyan mengisahkan dalam kitab Muhâdharâtul Ulamâ`: telah menceritakan kepada kami al-Qadhi Abu Hamid Ahmad bin Biysr. Dia berkata, “Pada suatu hari al-Farra`–ahli bahasa Kufah– berada di samping Muhammad bin al-Hasan –ahli fiqih Kufah–. Mereka berdiskusi tentang fiqih dan nahwu. Al-Farra` unggul dalam nahwu daripada fiqih, sementara Muhammad bin al-Hasan unggul dalam fiqih daripada nahwu. Al-Farra` berkata, ‘Tidaklah seseorang diberi nikmat mahir bahasa Arab lalu menginginkan ilmu lain melainkan akan mudah baginya.’ Muhammad bin al-Hasan menimpali, ‘Sungguh kamu telah diberi nikmat itu. Kalau begitu, aku akan bertanya kepadamu tentang masalah fiqih.’ Dia menjawab, ‘Datangkanlah, dengan berkah dari Allah.’ Dia bertanya, ‘Apa pendapatmu tentang seseorang yang shalat lalu lupa dalam shalatnya, lalu dia lupa lagi sehingga sujud sahwi dua kali?’ Al-Farra` berpikir sesaat lalu menjawab, ‘Tidak masalah.’ Muhammad bin al-Hasan bertanya, ‘Kenapa bisa begitu?’ Dia menjawab:

 

لِأَنَّ التَّصْغِيْرَ عِنْدَنَا لَيْسَ لَهُ تَصْغِيْرٌ، وَإِنّمَا سَجْدَةُ السَّهْوِ تَمَامُ الصّلَاةِ وَلَيْسَ لِلتَّمَامِ تَمَامٌ

 

‘Karena tashghir (sesuatu yang diperkecil) di sisi kami tidak bisa lagi ditashghir. Sesugguhnya sujud sahwi adalah untuk menyempurnakan shalat sementara sesuatu yang telah sempurna tidak bisa disempurnakan lagi.’ Akhirnya Muhammad bin al-Hasan berkata:

 

مَا ظَنَنْتُ أَنَّ آدَمِيًّا يُلِدُ مِثْلَكَ

 

‘Aku tidak menyangka bahwa ada keturunan Adam yang melahirkan orang sepertimu.’”

 

Pembahasan ini adalah pembahasan yang sangat penting. Namun sayang penulis tidak akan berpanjang lebar di sini karena penulis suka untuk menghindari pengulangan-pengulangan. Bagi yang suka bisa merujuk ke buku penulis Ada Apa dengan Bahasa Arab? Di sana penulis jelaskan berbagai hal tentang bahasa Arab meliputi sejarahnya, perhatian kaum salaf terhadapnya, metode mempelajarinya, dan hal-hal penting lainnya yang mencukupi insya Allah. Silahkan dirujuk.[]

 

Untuk 8 tadarruj berikutnya, silahkan baca langsung di buku aslinya hal 36-104.[]

   

* Dinukil dari Mungkinkah Aku Hafal Satu Juta Hadits Seperti Imam Ahmad? hal. 31-36 cet Pustaka Syabab karya Abu Zur’ah Ath-Thaybi. Untuk takhrij dan referensi silahkan merujuk ke buku aslinya. Marketing Pustaka Syabab 085730 219 208.

   

Nor Kandir

 

Artikel norkandirblog.wordpress.com

     

AYUDHA WEDDING & EVENT Layanan Lengkap Acara Pernikahan & Pesta Tlp. 02292910999 www.pesta-wedding.info accessories pengantin, akustik, alat pesta, anting, appertizer, artikel pernikahan, backdrop, baju pengantin, beskap, birthday party decoration, bolu pernikahan, breakfast, buffe, buku nikah, bunga, catatan sipil, catering, catering bandung, catering di bandung, catering maklun, catering murah, catering nasi box, catering pernikahan, catering pernikahan di bandung, Catering prasmanan, catering termurah, Dekorasi Balon Birthday Party, Dekorasi Balon Ulang Tahun, Dekorasi Birthday Party, dekorasi pelaminan, dekorasi pernikahan, dekorasi pesta, Dekorasi Styrofoam Ulang Tahun, dekorasi ulang tahun, dekorasi wedding, dessert, dinner, eo, eo bandung, event organizer, fotografi bandung, gathering, gelang, gelung, genset, gown, grosir kebaya, hiburan, jajanan pasar, jas, kaytara, kebaya, kesenian, kolase, konde, kua, kue ulang tahun, kursi lipat, kursi susun, lampu bunga tempel, lebe, lengser, lunch, mahkota, maincourse, makanan, make up, malam bainai, malam pertama, manik, MC, menu, midodareni, minuman, mobil pengantin, nasi box, nasi kotak, nasi kuning, nasi uduk, ngaras, nikah massal, pagar ayu, pagar bagus, paket pelaminan, panggung, partisi, payet, pelaminan adat betawi, pelaminan internasional, pengantin, penghulu, peragola, perencana pernikahan, perlengkapan pengantin, pernikahan artis, pernikahan bandung, pesta nujuh bulanan, pilar jalan, prasmanan, prewed, pusat kebaya, Pusat Penyewaan Tenda, rapat, rias artis, rias glamour, rias natural, rias pengantin, Rias Pengantin Bandung, rundown pernikahan, salon rias, sanggar rias, Sarana Pesta, seminar, sesepuh, sewa tenda dekorasi, sewa alat, sewa alat pesta, sewa sound, sewa tenda, siger, singa depok, siraman, snack box, sound system, standing flower, sungkeman, taman, tenda, tenda bandung, tenda dekor, tenda murah bagus, tenda perkawinan, tenda plafon, tenda sarnavil, tiara, touch up, tumpeng, upacara adat, ustadz, Wedding cake, wedding gallery, wedding organizer, wedding organizer bandung, wisuda, wo, wo bandung, cheerleader, akustik, band, sulap, degung, nayaga, lengser, usher, umbrella girl, serving, cleaning service, parodi, product launching, sport event, rias pengantin, sanggar rias, kebaya modern, disc jockey, dj bandung, perencana acara, pembuat pelaminan

1 3 4 5 6 7 ••• 53 54