Back to album

Gereja Katedral Ijen, Malang

Gereja Ijen merupakan salah satu gereja Katolik yang terkenal dan berada di pusat Kota Malang. Alamat resminya berada di Jalan Guntur 2 Malang, tetapi karena berada tepat di sudut jalan yang berdekatan dengan Jalan Ijen sehingga banyak yang menyebutnya sebagai Gereja Ijen. Karena letaknya yang strategis dan arsitekturnya yang bergaya Neo-Gothik Eropa itu sering menjadi pusat perhatian yang melintasinya. Bahkan, lokasi ini merupakan tempat favorit bagi para fotografer dan pengamat arsitektur. Kalau Anda ingin mengunjungi gereja ini tidak perlu bingung karena banyak angkot yang melintasi gereja ini. Untuk menuju gereja ini, dari Terminal Arjosari atau Landungsari Anda bisa menggunakan angkutan umum ADL. Dengan ongkos sebesar hanya Rp 3.000, Anda akan langsung turun tepat di depan Gereja Ijen.

 

 

Gereja Katolik ini memang merupakan salah satu peninggalan kolonial Belanda bersama dengan bangunan–bangunan lain yang terletak di Jalan Ijen. Penyebutan kathedral sendiri berasal dari letaknya yang berada di tengah–tengah kota dan menjadi Area Keuskupan Utama. Sehingga selain dikenal dengan nama Gereja Ijen dan Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel, gereja ini juga kerap disebut dengan Gereja Kathedral Malang. Banyak pula yang menyebut Gereja Ijen sebagai salah satu kathedral terindah di Indonesia.

 

 

Sebelumnya di Kota Malang hanya terdapat satu gereja Katolik yaitu Gereja Hati Kudus Yesus di Kayutangan yang dibangun tahun 1905. Karena banyaknya umat yang beribadah dan pelayanan pada satu gereja tidak mencukupi, maka Msgr. Clemens van der Pas O. Carm membangun Gereja Katolik Jawa di Jalan Semeru pada tahun 1929 dan sekarang menjadi Gereja Kristen Kalam Kudus. Gereja Katedral yang dirancang oleh arsitek Rijksen en Estourgie dan dibangun oleh pemborong NV Bouwundig Buerau Siten en Louzada ini mulai dibangun pada 11 Februari 1934 dan diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1934. Letak bangunan gereja tersebut di depan Boeringplein (Taman Boering) sehingga terdapat ruang luar yang cukup besar di depan gereja tersebut. Sayang sekarang ruang luar di depan gereja tersebut sekarang makin sempit, sehingga kesan monumental gerejanya terasa berkurang.

 

 

Awalnya gereja ini bernama Theresiakerk atau Gereja Santa Theresia. Baru pada tahun 1961, gereja ini berganti nama menjadi Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel. Gereja Ijen merupakan bangunan sejarah dengan arsitektur yang menarik untuk dikunjungi. Gereja yang terletak di kawasan dulunya merupakan kompleks pemukiman orang Belanda di Kota Malang. Gereja ini pernah direnovasi pada 27 Juli 2002. Di wilayah Paroki Kathedral Santa Theresia kemudian didirikan sekolah dasar berbahasa Belanda (HIS) di Jalan Semeru, Sekolah Dasar ‘Ongko Loro’ (Inlandsche Schoolen 2e Klasse) di Betek pada tahun 1930, Taman Kanak-kanak (Frobelschool) dan SD Santa Ursula di Jalan Panderman dan tahun 1936 didirikan AMS (Algemeene Middelbare School) Santa Albertus (Dempo) di Jalan Talang.

 

 

Gereja Ijen ini merupakan perwujudan arsitektur Neo-Gothik khas Belanda, sehingga merupakan peninggalan kuno bersejarah. Gereja Ijen ini dikenal sebagai landmark Kota Malang dan merupakan salah satu bangunan yang elegan, cantik serta kokoh. Bangunan ini juga mendapat sebutan sebagai arsitektur bergaya Neo-Gotik Belanda. Gaya arsitektur itu disebut Neo-Gothik karena merupakan pengaruh dari gaya Gothik. Pada arsitektur gaya Gothik yang asli, langit-langit bangunan dibuat dari batu alam dan merupakan kesatuan konstruksi sebagai penyangga atap.

 

 

Ciri khas dari gaya Gothik adalah lengkungan yang bertemu melancip ke atas dan memberikan ekspresi ke atas yang sangat sesuai dengan bangunan ibadah. Penggambaran gereja sebagai Domus Ecclesiae, bahwa subyek adalah umat Allah yang menjalin hubungan vertikal dengan Allah maupun horizontal dengan manusia, adanya penggambaran itulah menyebabkan fasad setiap gereja selalu sama, bagian atap menjulang tinggi dan meruncing. Penerapan dengan konsisten prinsip simetris terhadap sumbu dan bukaan fasad bangunan dengan menggunakan konsep perulangan Golden Section menjadikan bangunan berkesan monumental.

 

 

Selain konsep perulangan, Gereja Ijen ini berukuran cukup besar dengan ketinggian ruang sangat mengagumkan dan merupakan salah satu simbol gereja Katolik. Gereja Ijen terlihat kokoh karena pengaruh material modern yang digunakan yaitu baja. Hampir tiap gereja katedral memiliki bentuk dasar denah yang hampir sama yaitu berbentuk salib. Ruang altar menempati bagian atas batang salibnya. Arah bangunan dari segi panjang diletakkan pada sumbu timur-barat untuk mengurangi terik matahari langsung. Gaya Eropa diterapkan pada bangunan ini, hal itu terlihat dari bentuk denah, material yang didatangkan langsung dari Eropa.

 

 

Yang paling menarik dari Gereja Ijen ini yaitu arsitekturnya yang memukau. Sangat khas dengan ragam hias Belanda kuno. Dua menara tinggi mengapit pintu masuk utama yang berhiaskan salib besar. Di menara sisi kanan, terdapat jam kuno berwarna coklat muda. Untuk masuk gereja ini, Anda bisa melalui pintu depan atau pun pintu belakang melalui jalan di sebelah kiri gereja. Jika Anda ingin mendengarkan kisah–kisah menarik mengenai gereja ini, ada baiknya Anda melalui pintu belakang.

 

 

Gereja Ijen (Theresiakerk) sekitar tahun 1940Gereja Ijen (Theresiakerk) sekitar tahun 1940

Begitu memasuki gedung, Anda akan langsung disuguhi lukisan–lukisan yang berjajar cantik di dinding gereja. Lukisan–lukisan ini mengisahkan perjalanan Yesus Kristus serta Bunda Maria, disertai dengan keterangan berdasarkan kitab suci. Beberapa patung juga berdiri di beberapa titik ruang gereja. Salah satu yang paling memikat adalah patung Santa Theresia yang terletak di dekat pintu masuk. Patung ini terkesan sangat damai dengan membawa seikat bunga berwarna cerah dan salib. Di belakang gereja berdiri pula patung Bunda Maria sedang menggendong Yesus Kristus saat masih berusia balita. Patung ini dikelilingi tanaman–tanaman hias dan berbentuk seperti altar.

 

 

Situasi di sekitar salah satu gereja tertua di Kota Malang ini cukup lengang. Meskipun banyak kendaraan berlalu lalang, jarang terdengar kebisingan khas jalan utama lainnya. Saat teramai adalah ketika jadwal misa atau pun hari besar Katolik lainnya. Bagian depan gereja akan penuh dengan kendaraan umat gereja. Juga gereja ini sering digunakan kalangan umat Katolik Malang untuk mengadakan acara pernikahan. Mungkin karena letaknya yang agak menjorok ke dalam, walaupun banyak kendaraan yang terparkir di depan gereja, sangat jarang terjadi kemacetan.

 

 

Di seberang Gereja Ijen ini terdapat dua patung yang menggambarkan kisah heroik para pelajar mempertahankan kemerdekaan. Nama jalan di mana patung itu berdiri pun menjadi Jalan Pahlawan TRIP untuk mengenang kegigihan mereka. Memang pada masa perang kemerdekaan, lokasi di Jalan Ijen ini pernah menjadi ajang pertempuran antara Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dan Belanda. Pasukan TRIP terdiri dari para pelajar di antaranya dari SMA St. Albertus turut berjuang mempertahankan Kota Malang pada Agresi Militer Belanda I pada 31 Juli 1947. (Sumber: jalan2.com

5,332 views
4 faves
0 comments
Uploaded on October 24, 2015